Anda di halaman 1dari 13

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL

ANSIETAS/KECEMASAN
TUJUAN TINDAKAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWTAN
Pasien mampu: 1. Mendiskusikan ansietas: SP1: asesmen ansietas dan latihan relaksasi:
1. mengenal ansietas penyebab, proses 1) Bina hubungan saling percaya
2. mengatasi ansietas terjadi, tanda dan gejala, a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai nama
melalui tehnik akibat panggilan yang disukai
relaksasi 2. Melatih teknik relaksasi
b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian ansietas agar proses penyembuhan
3. memperagakan dan fisik, pengendalian
menggunakan tehnik pikiran & emosi lebih cepat
relaksasi untuk 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian ansietas
mengatasi ansietas 3) Bantu pasien mengenal ansietas:
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
b) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
c) Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas
4) Latih teknik relaksasi:
a) Tarik napas dalam
b) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot

SP2: evaluasi asesmen ansietas, manfaat teknik relaksasi dan latihan hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari) dan kegiatan spiritual
1) Pertahankan rasa percaya pasien
a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
b) Asesmen ulang ansietas dan kemampuan melakukan teknik relaksasi
2) Membuat kontrak ulang: latihan pengendalian ansietas
3) Latihan hipnotis diri sendiri (lima jari) dan kegiatan spiritual
Keluarga mampu: 1. Mendiskusikan kondisi SP1 keluarga: penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:
pasien: ansietas, 1) Bina hubungan saling percaya
1. mengenal masalah penyebab, proses a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
ansietas pada terjadi, tanda dan gejala, b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan ansietas pasien dan cara
anggota akibat merawat agar proses penyembuhan lebih cepat
keluarganya 2. Melatih keluarga
merawat ansietas pasien 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan cara merawat ansietas pasien
2. mera 3. Melatih keluarga 3) Bantu keluarga mengenal ansietas:
wat anggota keluarga melakukan follow up a) Menjelaskan ansietas, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, serta akibatnya
yang mengalami b) Menjelaskan cara merawat ansietas pasien: tidak menambah masalah (stres) dengan sikap
ansietas positif, memotivasi cara relaksasi yg telah dilatih perawat pada pasien
3. memf c) Sertakan keluarga saat melatih teknik relaksasi pada pasien dan minta untuk memotivasi
ollow up anggota pasien melakukannya
keluarga yang
mengalami ansietas

SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara merawat dan


follow up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan salam, menanyakan peran keluarga
merawat pasien & kondisi pasien
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien hipnotis diri sendiri (lima jari) dan kegiatan
spiritual
4) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien yang perlu dirujuk (lapang persepsi
menyempit, tidak mampu menerima informasi, tanda-tanda fisik semakin meningkat) dan
cara merujuk pasien
KEPUTUSASAAN
TUJUAN TINDAKAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWTAN
Pasien: 1) Diskusi tentang kejadian SP I : Assesmen keputusasaan dan latihan berfikir positif melalui penemuan harapan dan
1) Mampu mengenal yang membuat putus asa, makna hidup
masalah perasaan/pikiran/ 1) Bina hubungan saling percaya
keputusasaannya perilaku yang berubah a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai nama
2) Mampu 2) Latihan berfikir positif panggilan yang disukai
memberdayakan diri melalui penemuan b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian perasaan putis asa agar proses
dalam aktivitas harapan dan makna
3) Mampu menggunakan hidup penyembuhan lebih cepat
keluarga sebagai 3) Latihan melakukan 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian
sumber daya aktivitas untuk perasaan putus asa
menumbuhkan harapan 3) Bantu pasien mengenal keputusasaan:
dan makna hidup a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaan sedih/ kesendirian/
keputusasaannya.
b) Bantu pasien mengenal penyebab putus asa
c) Diskusikan perbedaan antara perasaan dan pikiran klien terhadap kondisinya dengan
kondisi real kondisi klien
d) Bantu pasien menyadari perilaku akibat putus asa
e) Dukung klien untuk mengungkapkan pengalaman yang mendukung pikiran, perasaan dan
perilaku positif
4) Latih restrukturisasi pikiran melalui latihan berpikir positif dengan mengidentifikasi harapan
dan penemuan makna hidup

SP 2 Pasien : Evaluasi assesmen keputusaan, manfaat berfikir positif, dan latihan


melakukan aktivitas untuk menumbuhkan harapan dan makna hidup
1) Pertahankan rasa percaya pasien
a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
b) Asesmen ulang keputusasaan dan kemampuan melakukan restrukturisasi pikiran
2) Membuat kontrak ulang: cara mengatasi keputusaaan
3) Diskusikan aspek positif diri sendiri, keluarga, dan lingkungan
4) Diskusikan kemampuan positif diri sendiri
5) Latih satu kemampuan positif
6) Tekankan bahwa kegiatan melakukan kemampuan positif berguna untuk menumbuhkan
harapan dan makna hidup

Keluarga mampu: 1) Mendiskusikan kondisi SP1 keluarga: penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:
pasien: keputusaan, 1) Bina hubungan saling percaya
1) mengenal masalah penyebab, proses terjadi, a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
keputusasaan pada tanda dan gejala, akibat b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan keputusasaan pasien dan cara merawat agar
anggota keluarganya 2) Melatih keluarga proses penyembuhan lebih cepat
merawat pasien dengan
2) merawat anggota ansietas 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan cara merawat pasien dengan
keluarga yang 3) Melatih keluarga keputusasaan
mengalami melakukan follow up 3) Bantu keluarga mengenal putus asa pada pasien:
keputusasaan a) Menjelaskan keputusasaan, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, serta akibatnya
b) Menjelaskan cara merawat pasien dengan putus asa: menumbuhkan harapan positif
3) memfollow up
anggota keluarga yang melalui restrukturisasi pikiran melalui penemuan harapan dan makna hidup serta melatih
mengalami kemampuan positif
keputusasaan c) Sertakan keluarga saat melatih restrukturisasi pikiran dan latihan kemampuan positif

SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara merawat dan follow up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan salam, menanyakan peran keluarga
merawat pasien & kondisi pasien
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien melatih kemampuan positif
4) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien yang perlu dirujuk (muncul ide
bunuh diri atau perilaku pengabaian diri) dan cara merujuk pasien
HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL
TUJUAN TINDAKAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWTAN
Klien mampu: 1. Mendiskusikan harga SP1: Asesmen harga diri rendah dan latihan melakukan kegiatan positif:
1. meningkatkan diri rendah : penyebab, 1) Bina hubungan saling percaya
kesadaran tentang proses terjadinya a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai nama
hubungan positif masalah, tanda dan panggilan yang disukai
antara harga diri dan gejala dan akibat b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian ansietas agar proses penyembuhan
pemecahan masalah 2. Membantu pasien lebih cepat
yang efektif mengembangkan pola 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian ansietas
2. melakukan pikir positif 3) Bantu pasien mengenal harga diri rendah:
keterampilan positif 3. Membantu a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
untuk meningkatkan mengembangkan kembali b) Bantu pasien mengenal penyebab harga diri rendah
harga diri harga diri positif melalui c) Bantu klien menyadari perilaku akibat harga diri rendah
3. melakukan pemecahan melalui kegiatan positif d) Bantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas keadaan evaluasi diri yang positif yang
masalah dan terdahulu
melakukan umpan 4) Bantu pasien mengidentifikasi strategi pemecahan yang lalu, kekuatan, keterbatasan serta
balik yang efektif potensi yang dimiliki
5) Jelaskan pada pasien hubungan antara harga diri dan kemampuan pemecahan masalah yang
4. menyadari hubungan
efektif
yang positif antara 6) Diskusikan aspek positif dan kemampuan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan
harga diri dan 7) Latih satu kemampuan positif yang dimiliki
kesehatan fisik 8) Latih satu kemampuan positif
Tekankan bahwa kegiatan melakukan kemampuan positif berguna untuk menumbuhkan
harga diri positif
SP 2 Pasien : Evaluasi assesmen harga diri rendah, manfaat latihan melakukan
kemampuan positif 1, melatih kemampuan positif 2
1) Pertahankan rasa percaya pasien
a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
b) Asesmen ulang harga diri rendah dan kemampuan melakukan kegiatan positif
2) Membuat kontrak ulang: cara mengatasi harga diri rendah
3) Latih satu kemampuan positif ke 2
4) Evaluasi efektifitas melakukan kegiatan positif untuk meningkatkan harga diri
5) Tekankan kembali bahwa kegiatan melakukan kemampuan positif berguna untuk
menumbuhkan harga diri

Keluarga mampu: 1. Mendiskusikan kondisi SP1 keluarga: penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:
1. mengenal masalah pasien: keputusaan, 1) Bina hubungan saling percaya
harga diri rendah penyebab, proses a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
pada anggota terjadi, tanda dan gejala, b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan keputusasaan pasien dan cara merawat agar
keluarganya akibat
proses penyembuhan lebih cepat
2. merawat anggota 2. Melatih keluarga
keluarga yang merawat pasien dengan 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan cara merawat pasien dengan
mengalami harga diri harga diri rendah harga diri rendah
rendah 3. 3) Melatih keluarga 3) Bantu keluarga mengenal putus asa pada pasien:
3. memfollow up melakukan follow up a) Menjelaskan harga diri rendah, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, serta akibatnya
anggota keluarga yang b) Menjelaskan cara merawat pasien dengan harag diri rendah: menumbuhkan harga diri
mengalami harga diri positif melalui melakukan kegiatan positif
rendah
c) Sertakan keluarga saat melatih latihan kemampuan positif

SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara merawat dan


follow up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan salam, menanyakan peran keluarga
merawat pasien & kondisi pasien
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien melatih kemampuan positif ke 2
4) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien yang perlu dirujuk (kondisi
pengabaian diri dan perawatan dirinya) dan cara merujuk pasien
KETIDAKBERDAYAAN
TUJUAN TINDAKAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWATAN
Pasien mampu: SP1: Assesmen ketidakberdayaan dan latihan berpikir positif
1) membina hubungan 1) Bina hubungan saling percaya
saling percaya a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai nama
2) mengenali dan panggilan yang disukai
mengekspresikan b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian ketidakberdayaan agar proses
emosinya. penyembuhan lebih cepat
3) memodifikasi pola 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian
kognitif yang negatif ketidakberdayaan
4) berpartisipasi dalam 3) Bantu pasien mengenal ketidakberdayaan:
pengambilan a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
keputusan yang b) Bantu pasien mengenal penyebab ketidakberdayaan
berkenaan dengan c) Bantu klien menyadari perilaku akibat ketidakberdayaan
d) Bantu Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi area-area situasi
perawatannya sendiri.
kehidupannya yang tidak berada dalam kemampuannya untuk mengontrol
5) termotivasi untuk aktif e) Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap ketidak
mencapai tujuan yang berdayaannya
realistis. f) Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk menyimpulkan
g) Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkan melalui interupsi atau
subtitusi
h) Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif
i) Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang dibuat pasien
j) Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpangan dan pendapatnya yang tidak
rasional
k) Latih mengembangkan harapan positif (afirmasi positif)
SP2: evaluasi asesmen ketidakberdayaan, manfaat mengembangkan harapan positif dan
latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan
1) Pertahankan rasa percaya pasien
a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
b) Asesmen ulang ketidakberdayaan dan kemampuan mengembangkan pikiran postif
2) Membuat kontrak ulang: latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan
3) Latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan melalui peningkatan kemampuan
mengendalikan situasi yang masih bisa dilakukan pasien (Bantu klien mengidentifikasi area-
area situasi kehidupan yang dapat dikontrolnya. Dukung kekuatan – kekuatan diri yang dapat
di identifikasi oleh klien) misalnya klien masih mampu menjalankan peran sebagai ibu
meskipun sedang sakit.

Keluarga mampu: 1) Mendiskusikan kondisi SP1 keluarga: penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:
pasien: 1) Bina hubungan saling percaya
1) mengenal masalah ketidakberdayaan, a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
ketidakberdayaan pada penyebab, proses b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan ketidakberdayaan pasien dan cara merawat
anggota keluarganya terjadi, tanda dan agar proses penyembuhan lebih cepat
2) merawat anggota gejala, akibat
2) Melatih keluarga 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan cara merawat
keluarga yang
mengalami merawat ketidakberdayaan pasien
ketidakberdayaan ketidakberdayaan 3) Bantu keluarga mengenal ketidakberdayaan:
3) memfollow up anggota pasien a) Menjelaskan ansietas, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, serta akibatnya
keluarga yang 3) Melatih keluarga b) Menjelaskan cara merawat ketidakberdayaan pasien: membantu mengembangkan
mengalami melakukan follow up motivasi bahwa pasien dapat mengendalikan situasi dan memotivasi cara afirmasi
ketidakberdayaan positif yang telah dilatih perawat pada pasien
3) Sertakan keluarga saat melatih afirmasi positif

SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara latihan mengontrol


perasaan ketidakberdayaan dan follow up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan salam, menanyakan peran keluarga
merawat pasien & kondisi pasien
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien latihan mengontrol perasaan tidak berdaya
4) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien yang perlu dirujuk (klien tidak mau
terlibat dalam perawatan di Rumah Sakit) dan cara merujuk pasien

GANGGUAN CITRA TUBUH


TUJUAN TINDAKAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEPERAWTAN
Pasien mampu: 1) Asesmen gangguan citra SP 1 Pasien : Assesmen gangguan citra tubuh dan menerima keadaan tubuh saat ini
1) mengidentifikasi citra tubuh dan menerima 1) Bina hubungan saling percaya
tubuhnya keadaan tubuh saat ini a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai nama
2) mengidentifikasi 2) Evaluasi asesmen panggilan yang disukai
potensi (aspek positif) gangguan citra tubuh,
b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian ketidakberdayaan agar proses
dirinya manfaat
3) mengetahui cara-cara mengembangkan penyembuhan lebih cepat
untuk meningkatkan harapan positif dan 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian gangguan citra
citra tubuh latihan mengontrol tubuh
4) melakukan cara-cara perasaan 3) Bantu pasien mengenal gangguan citra tubuhnya:
untuk meningkatkan ketidakberdayaan a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
citra tubuh b) Bantu pasien mengenal penyebab gangguan citra tubuh
5) berinteraksi dengan
c) Bantu klien menyadari perilaku akibat gangguan citra tubuhnya
orang lain tanpa
terganggu 4) Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya : dulu dan saat ini, perasaan tentang citra
tubuhnya dan harapan terhadap citra tubuhnya saat ini.
5) Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain.
6) Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu.

7) Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :


a) Gunakan protese, wig, kosmetik atau yang lainnya sesegera mungkin, gunakan pakaian
yang baru (jika diperlukan)
b) Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap.
c) Bantu pasienmelihat, menyentuh bagian tubuh yang terganggu

SP2: evaluasi asesmen gangguan citra tubuh, manfaat mengembangkan harapan positif
dan latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan
1) Pertahankan rasa percaya pasien
a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
b) Asesmen ulang ketidakberdayaan dan kemampuan mengembangkan pikiran postif
2) Membuat kontrak ulang: latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan
3) Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah pada pembentukan tubuh yang
ideal
4) Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :
a) Susun jadual kegiatan sehari-hari
b) Dorong melakukan aktifitas sehari-hari dan terlibat dalam aktifitas dalam keluarga dan
sosial
c) Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang berarti/mempunyai peran penting
baginya.
d) Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan interaksi

Keluarga mampu 1) Mendiskusikan kondisi SP1 keluarga: penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:
1) mengenal masalah pasien gangguan citra 1) Bina hubungan saling percaya
gangguan citra tubuh tubuh, penyebab, proses a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
pada anggota terjadi, tanda dan gejala, b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan gangguan citra tubuh pasien dan cara merawat
keluarganya akibat agar proses penyembuhan lebih cepat
2) Keluarga mampu 2) Melatih keluarga
merawat anggota merawat gangguan citra 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan cara merawat gangguan citra
keluarga yang tubuh pasien tubuh pasien
mengalami gangguan 3) Melatih keluarga 3) Bantu keluarga mengenal gangguan citra tubuh:
citra tubuh melakukan follow up a) Menjelaskan gangguan citra tubuh, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, serta
3) Keluarga mampu akibatnya
memfollow up b) Menjelaskan cara merawat gangguan citra tubuh pasien: membantu mengembangkan
keluarganya yg
motivasi bahwa pasien untuk menerima kondisi tubuhnya yang telah dilatih perawat pada
mengalami
ketidakberdayaan pasien
3) Sertakan keluarga saat melatih pasien menggunakan protese

SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien, mengatasi gangguan citra tubuh
melalui aktifitas yang mengarah pada pembentukan tubuh yang ideal dan follow up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan salam, menanyakan peran keluarga
merawat pasien & kondisi pasien
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien mengatasi gangguan citra tubuh melalui aktifitas
yang mengarah pada pembentukan tubuh yang ideal
4) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien yang perlu dirujuk (penolakan
terhadap perubahan diri bersifat menetap dan tidak mau terlibat dalam perawatan diri) dan
cara merujuk pasien

Anda mungkin juga menyukai