KECEMASAN( ANSIETAS)
1. PENGKAJIAN
Klien datang ke poli psikiatri RS Polri diantar keluarga (orang tua) untuk kontrol dengan
keluhan sudah dua hari dirumah klien marah-mara tanpa sebab. Sering keluyuran dan
bicara-bicara sendiri. Menurut keluarga (ayah klien ), sebelumnya klien pernah dirawat di RSJ
ini pada tahun 2010 dengan keluhan sama seperti saat ini yaitu marah-marah, bicara sendiri dan
sering keluyuran. Keluarga menambahkan setelah pulang dirawat dirumah klien tidak mau
minum obat.Saat pengkajian klien tidak mempunyai riwayat trauma, aniaya fisik, aniaya
seksual, penolakan dan tindak criminal. Menurut keluarga dirumah ada riwayat kekerasan dalam
keluarga yaitu pada tahun 2011 dimana klien mara-marah dan mengancam keluarga.Menurut
keluarga didalam keluarga tidak ada angota keluarga yang mengalami penyakitatau masalah yang
sama dengan klien.Adapun riwayat masa lalu yang tidak menyenangkan bagi klien adalah ketika
putus kerja pada tahun 2011.
Tanda-Tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 78 Kali/Menit
Pernafasan : 20 Kali/Menit
Suhu : 36,5℃
Ukur : Tinggi Badan : 159 cm
Berat Badan : 64 Kg
4. CATATAN KEPERAWATAN
1. Catatan Keperawatan
Laporan Keperawatan, Tanggal 7 mei 2019 pukul 10.05WIB
D/1
Membantu klien mengenali resiko perilaku kekerasan
Melatih klien untuk mengontrol resiko perilaku kekerasan dengan cara tarik nafas
dalam dan memukul kasur-bantal.
Respon klien terhadap tindakan
klien tampak mulai mengenali resiko perilaku kekerasan
klien dapat mengulangi cara mengontrol resiko perilaku kekerasan dengan cara
tarik nafas dalam memukul kasur bantal.
Rencana Tindak Lanjut
menyarankan klien untuk datang kontrol saat obatnya habis
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP I) DENGAN
MASALAH RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)
Pertemuan pertama
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien
1) Pasien lemas
2) Pasien merasa gelisah, daya pikir berlebihan, pikiran gak tenang
b. Diagnosa Keperawatan resiko perilaku kekerasan berhubungan dengan Gangguan
persepsi sensori:Halusinasi pendengaran dan penglihatan
c. Tujuan Khusus TUK: Klien mampu mengenal resiko perilaku kekerasan, Klien dapat
menggunakan teknik nafas dalam dan memukul kasur-bantal
d. Tindakan Keperawatan
1) Pasien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan keperawatan :
a) Sapa pasien dengan nama baik verbal dan non verbal
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanya nama lengkap pasien dan nama panggilan yang disukai
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Jujur dan menepati janji
f) Tunjukkan sikap empati dan menerima keadaan
g) Berikan perhatian kepada pasien dan perhatikan kebutuhan dasar
2) Pasien dapat menyebutkan minimal satu penyebab ketidak kooperatifan dalam
meminum obat Tindakan keperawatan :
a) Tanyakan pada pasien tentang
a. Orang yang tinggal serumah/teman sekamar pasien
b. Orang terdekat pasien dirumah/diruang perawatan
b) Diskusikan dengan keluarga tentang :
a. Cara merawat pasien dirumah
b. Tindakan tindak lanjut dan pengobatan yang teratur
c. Lingkungan yang tepat untuk pasien
d. Obat pasien (nama obat, dosis, frekuensi, efek samping, akibat penghentian
obat)
e. Kondisi pasien yang memerlukan konsultasi segera.
2. Strategi Komunikasi Pelaksaanaan
Tindakan Keperawatan
a. Orientasi
1. Salam Terapiutik
“Assalamualaikum Pak, Perkenalkan saya perawat Y, saya perawat yang dinas
pada pagi ini mulai pukul 08.00-14.00. Ini dengan bpk siapa? Lebih senang
dipanggil siapa pak?”
2. Evaluasi “Apa yang bpk rasakan saait ini? “ “Bagaimana keadaan bpk saat
ini?”
3. Kontrak
a) Topik : Membahas tentang perihal yang membuat klien resiko perilaku
kekerasan
b) Tempat : Ruang poli jiwa di RS.Bhayangkara
c) Waktu : pukul 09.00-09.20 (20 menit)
b. Kerja
“ Apa yang menyebabkan bpk marah ? apakah sebelumnya bpk pernah marah ?
Terus penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang? (tunggu respon
pasien) O.. iya,jadi ada 2 penyebab marah bpk?
“ Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bpk pulang ke rumah dan istri
belum menyediakan makanan (misalnya ini penyebab marah pasien) apa yang
bapak rasakan? (tunggu respon pasien)
“ Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan menggepal?
“ setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya jadi bapak memukul istri bapak
dan memecahkan piring, apakah dengan cara ini makanan terhidang? Iya, tentu
tidak. Apa kerugian cara yang bapak lakukan? Betul, istri jadi sakit dan
takut,piring-piring pecah. Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik?
Maukah belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?
“ Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya adalah
dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.”
” Ada beberapa cara, bagaimana kalo kita belajar satu per cara dulu?”
“ Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak
berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar lalu keluarkan/tiup
perlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi,
tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut, Nah lakukan 5 kali.
Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?”
“ Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila
sewakltu-waktu rasa marah itu mucul bapak sudah terbiasa mlakukannya,”
c. Terminasi
a) Evaluasi Subyektif “Nah, sekarang bagaimana perasaan bapak setelah
berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?”
Apakah perasaan marahnya sudah berkurang bu? Apakah sudah merasa
lebih baik sekarang?”
b) Evaluasi Objektif “Sekarang coba bapak lakukan lagi tahapan-tahapan
melakukan relakasasi nafas dalam dan pukul kasur-bantal yang seperti saya
contohkan tadi ya?”
c) Kontrak “Baiklah. Bagaimana kalau kita lanjutkan percakapan kita besok
pagi lagi pukul 9 pagi seperti saat ini?
d) Rencana Tindakan Lanjutan “Selanjutnya bapak harus mengingat-ingat apa
yang sudah saya ajarkan ya?”