Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRILAKU KEKERASAN

DI RUANGAN MERPATI RS. JIWA. HB. SA’ANIN PADANG

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi dari berbagai permasalahan yang penulis temui


yang menunjukkan belum maksimalnya hasil asuhan keperawatan jiwa. Hal ini terlihat
dari 1) Masih adanya pasien yang tidak mampu meredam marahnya dengan strategi
pelaksanaan yang telah diajarkan, 2) Masih adanya pasien yang berkelahi sesama
pasien, 3) Masih adanya pasien yang menolak diberikan perawatan.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien
prilaku kekerasan di ruangan merpati RS. Jiwa Prof. HB. Sa’anin Padang tahun 2018.
Proses penyusunan dimulai dari bulan November 2017 sampai Juni 2018 dengan
waktu pendampingan dan asuhan keperawatan selama 10 hari. Alat pengumpulan data
adalah format skrining, format pengkajian keperawatan jiwa serta alat pemerikasaan
fisik. Analisa terhadap proses keperawatan yang dilakukan penelitian meliputi
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan dibandingkan
dengan teori.
Hasil pengkajian didapatkan keluhan utama yaitu curiga dengan orang lain
sehingga klien tidak mau berkomunikasi dengan pasien lain, pandangan mata tajam,
kedua tangan mengepal, gerakan meninju, merasa kesal apabila ada keributan selama
diruangan, tampak berbicara dan tertawa sendiri dan tampak mondar- mandir. Diagnosa
keperawatan jiwa yang didapatkan yaitu prilaku kekerasan, halusinasi, dan harga diri
rendah. Rencana keperawatan jiwa yang dilaksanakan sudah terstandar, semua rencana
tindakan keperawatan jiwa dapat dilaksanakan, pada implementasi keperawatan perlunya di
ulang berkali-kali untuk memaksimalkan sp yang dilakukan dan evaluasi keperawatan
terdapat pada (Tn.K) lebih lambat dalam menangkap dan merespon tindakan strategi
pelaksanaan yang di ajarkan dan pasien mengatakan dengan strategi spiritual shalat dan
zikir dapat meredam rasa marah pasien.
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Prilaku Kekerasan di Ruangan Merpati perlunya diulang
berkali-kali . Artinya perawat ruangan melanjutkan dan mengevaluasi tindakan strategi
pelaksanaan karena pasien masih meninggalkan tanda- tanda sisa dari prilaku kekerasan.
Kata kunci : Asuhan Keperawatan, Prilaku Kekerasan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian ini tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada partisipan
dengan prilaku kekerasan yang telah dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Saanin
Padang pada tanggal 19-28 Februari 2018. Hasil studi dokumentasi ada 36 pasien yang
dirawat, ditemukan 20 pasien dengan prilaku kekerasan aktif.
Pengkajian Keperawatan
Deskripsi penelitian klien dengan Perilaku Kekerasan di RSJ. Prof. HB Saanin Padang tahun
2018.
Pengkajian Pasien
Identitas Klien
Inisial : Tn. K
Umur : 50 tahun
Alamat : Simpang Duku Jorong
Pekerjaan : Tidak berkerja
Informan : Pasien, perawat ruangan dan Buku Status Pasien
Tanggal Pengkajian : 19 Februari 2018
Keluhan Utama
Tn. K mengatakan masih merasakan curiga dengan orang lain sehingga klien tidak mau
berkomunikasi dengan pasien lain, pandangan mata tajam, kedua tangan mengepal. Klien
mengatakan senang sendirian, pasien mengatakan malu pada dirirnya dan pasien
mengatakan bila pasien sendiri maka paisen akan melihat bayangan dan suara aneh.
Faktor Predisposisi
Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?

√ Ya Tidak

Pengobatan sebelumnya?

Berhasil √ Kurang berhasil Tidak berhasil

Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?


Ya √ Titidak
Pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan?

√ Ya Tidak

Trauma
Tn. K mengatakan pada umur 49 tahun pernah menjadi pelaku aniaya fisik, dimana
(Tn. K) mengatakan melempar tetangga dengan batu. Tn. K mengatakan
pada umur 43 tahun, sejak sakit jiwa klien dikucilkan tetangga.
Persepsi
Jelaskan:
Pasien mengatakan melihat bayangan dan mendengar suara aneh yang tidak tahu
darimana asalnya, muncul ketika pasien termenung dan menyendiri.
Aspek Medik
Diagnosa medik : Skizofrenia Paranoid
Terapi Medik : Risperidon 2x2 mg
Chlorpromazine1x2 mg
Dari data yang sudah dilakukan, didapatkan hasil analisa data dengan masalah
keperawatan sesuai dengan data subyektif dan data obyektif yang didapatkan dari pasien
sebagai berikut :
Analisa data
Data fokus Masalah keperawatan
DS : klien mengatakan pada umur 49 Prilaku kekerasan
tahun pernah menjadi pelaku aniaya
fisik, dimana Tn. K mengatakan
melempar tetangga dengan batu

DO : 1. Pasien terlihat gelisah


2. marah tanpa sebab
3. curiga pada istri dan anak- anak
4. Pandangan mata tajam, kedua tangan
mengepal
Pohon Masalah Pasien Dengan Perilaku kekerasan

Resiko bunuh diri (effek)

Perilaku kekerasan (core problem)

Isolasi Sosial (causa)

Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan pada Tn. K adalah : Perilaku kekerasan
Intervensi Keperawatan
Stategi Pelaksanaan
SP 1 SP2
1. perawat membina hubungan saling 1. mengevaluasi kemampuan
percaya melakukan latihan fisik
2. mendiskusikan penyebab prilaku 2. beri pujian, perawat melatih cara
kekerasan, mengontrol perilaku
3. mendiskusikan akibat dari prilaku 3. kekerasan dengan cara 6 benar minum
kekerasan obat.
4. menjelaskan dan melatih cara
mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara latihan fisik napas
dalam dan memukul bantal
SP 3 SP 4
1. mengevaluasi kemampuan patuh 1. mengevaluasi kemampuan
minum obat dan beri pujian, melakukan latihan sosial dan verbal
perawat dan beri pujian,
2. melatih cara mengontrol perilaku 2. perawat melatih pasien mengontrol
kekerasan dengan cara verbal: perilaku kekerasan dengan cara
mengungkapkan, meminta, dan spiritual: beribadah, mengaji,
menolak dengan baik dan benar berdzikir, berdoa

Hasil implementasi dan evaluasi tindakan klien perilaku kekerasan


Hari/Tgl Diagonsa Rencana Implementasi Evaluasi
Keperawatan Keperawatan Keperawatan
Senin, Perilaku SP 1 Melakukan SP 1 S:
19 kekerasan 1. perawat membina 1. Membina - Klien
Februari hubungan saling hubungan saling mengatakan
2018 percaya percaya klien pernah
2. mendiskusikan Memberikan menjadi pelaku
penyebab prilaku salam terapeutik. aniaya fisik,
kekerasan, 2. Kaji penyebab dimana Tn. K
3. mendiskusikan prilaku mengatakan
akibat dari kekerasan melempar
prilaku kekerasan 3. Menjelaskan tetangga dengan
4. menjelaskan dan akibat dari batu
melatih cara prilaku kekerasan
mengontrol 4. Menjelaskan dan O:
perilaku melatih cara - pasien bersedia
kekerasan dengan mengontrol duduk
cara latihan fisik perilaku berhadapan
napas dalam dan kekerasan dengan
memukul bantal dengan cara perawat,
latihan fisik - pasien bersedia
napas dalam berkenalan dan
dan memukul menjabat
bantal tangan perawat,
- pasien bersedia
menyebutkan
nama dan nama
panggilan yang
disukai yaitu
Tn. K
- pasien
- bersedia
menceritakan
tentang
masalah yang
dialaminya,
selain itu
- pasien juga
bersedia
diajarkan cara
mengontrol
perilaku
kekerasan,
- pasien juga
mampu
memperagakan
ulang cara
yang dilatih
dengan benar
dan mampu
melakukan nya
secara mandiri
A : SP 1 Tercapai

P:
Perawat:
Lanjutkan SP 2
perilaku kekerasan
pada pertemuan ke-2
pada hari
Selasa, 20-02- 2018
pukul 10:00
Selasa, Perilaku SP 2 Melakukan SP 2 S:
20-02- kekerasan Perilaku kekerasan Perilaku kekerasan - Klien mengatakan
2018 1. Mengevaluasi 1. Kaji kemampuan ketika bisa
Hari ke kemampuan melakukan memlakukan apan yang
-2 melakukan latihan latihan fisik telah diajarkan untuk
fisik 2. Beri pujian, atas menarik nafas dan
2. Beri pujian, kemampuan memukul bantal
klien
3. Perawat melatih 3. Ajarkan cara O:
cara mengontrol mengontrol - Terdapat kontak mata
perilaku perilaku - Pasien kooperatif
Kekerasan dengan kekerasan - Pasien dapat
cara 6 benar dengan cara 6 melakukan cara
minum obat. benar minum menarik nafas dalam
obat. dan memukul bantal
- sebagai tambahan
pasien juga bisa
menggunakan obat
secara teratur untuk
membantu
mengkontrol
kambuhnya sakit yang
dialami klien

A: SP 2 Tercapai

P:
Perawat:
Lanjutkan SP 3
perilaku kekerasan
pada pertemuan ke
3
pada hari Rabu, 21-02-
2018 pukul
09:00
Rabu, Perilaku SP 3 Melakukan SP 3 S:
21-02- kekerasan Perilaku kekerasan 1. Mengevaluasi - Pasien mengatakan
2018 1. Mengevaluasi kemampuan sudah meminum obat
kemampuan patuh minum yang diberikan oleh
patuh minum obat dan beri perawat.
obat dan beri pujian kepada
pujian, perawat klien atas O:
2. Melatih cara kepatuhannya - Pasien mampu
mengontrol 2. Ajarkan cara menyebutkan
perilaku mengontrol kegiatan hariannya.
kekerasan dengan perilaku - Terdapat kontak
cara verbal: kekerasan mata.
mengungkapkan, dengan cara - Pasien kooperatif.
meminta, dan verbal: - Pasien bisa
menolak dengan mengungkapkan, mengontrol agar
baik dan benar meminta, dan perilaku kekerasannya
menolak dengan tidak muncul
baik dan benar - Pasien tau nama
obat dan
Manfaatnya
- Pasien memasukan
jadwal
minum obat kedalam
jadwal
harian pada pukul
08:00 dan
12:00.

A: SP 3 tercapai

P:
Perawat:
Lanjutkan SP 4
pada hari Kamis 22-02-
2018, pukul
10:00
Kamis, Perilaku SP 4 SP 4 S:
22 kekerasan Perilaku kekerasan Perilaku kekerasan - Klien
Februari 1. Mengevaluasi 1. Kaji kemampuan mengatakan
2018 kemampuan klien dalam dapta
melakukan melakukan melakukan
latihan sosial dan latihan sosial dan semua yang
verbal dan beri verbal kemudian telah dilatih
pujian, beri pujian sesuai bersama
2. Perawat melatih kemampuan perawat
pasien pasien O:
mengontrol 2. Ajarkan klien - Klien mampu
perilaku mengontrol mendemonstras
kekerasan dengan perilaku ikan cara
cara spiritual: kekerasan menarik napas
beribadah, dengan cara dan memukul
mengaji, spiritual : bantal untuk
berdzikir, berdoa beribadah, pengalihan
mengkaji, ketika
berdzikir dan keinginan untuk
berdoa melakukan
tindakan
perilaku
kekerasan itu
muncul
- Klien mulai
patuh minum
obat lagi
- Klien
merasakan lebih
tenang kketika
berdzikir dan
berdoa.

Pembahasan
Pada pembahasan kasus asuhan keparawatan jiwa yang di lakukan pada Tn. K
dengan prilaku kekerasan, maka dalam bab ini peneliti akan membahas kesenjangan
antara teori dan kenyataan yang diperoleh sebagai hasil pelaksanaan studi kasus. Peneliti
juga membahas kesulitan yang di temukan dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap Tn. K dengan perilaku kekerasan.
Keluhan utama
Penelitian yang dilakukan pada (Tn. K) ditemukan data diagnosa prilaku
kekerasan dengan keluhan utama sejak 2 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit pasien
gelisah, tidak mau minum obat, mengamuk dan memukul orang lewat dengan batu, emosi
labil, marah tanpa sebab, mengancam keluarga, melempar alat- alat rumah tangga,
bicara dan tertawa sendiri, banyak bicara ngawur, curiga pada istri dan anak- anak, merasa
paling benar, pandangan mata tajam, kedua tangan mengepal. Data diagnosa halusinasi
dengan keluhan utama mendengar suara-suara dan melihat bayangan, muncul ketika sendiri,
tampak bicara dan tertawa sendiri, tampak curiga dengan orang lain. Sedangkan data untuk
diagnosa harga diri rendah dengan keluhan utama lebih senang sendiri, tidak mau
berinteraksi dengan orang lain, merasa malu dengan diri sendiri, mengungkapakan
kegagalan menjadi kepala keluarga dan merasa tidak berguna.
Keluhan utama yang ditemukan sesuai dengan teori Prabowo (2014) yang menjelaskan
bahwa tanda dan gejala diagnose prilaku kekerasan antara lain yaitu pandangan tajam,
otot tegang, nada suara tinggi, melaksakan kehendak, gelisah, mondar- mandir, memberi
kata-kata ancaman melukai, kata-kata kasar serta ingin melukai/ memukul. Pada kondisi
ini pasien dapat sangat membahayakan dirinya sendiri dan orang lain. Tanda dan
gejala diagnose halusunasi yaitu bicara senyum dan tertawa sendiri, menarik diri dan
menghindar dari orang lain, perhatian dengan lingkungan kurang, curiga, bermusuhan,
sulit berhubungan dengan orang lain. Sedangkan tanda dan gejala diagnose harga diri
rendah yaitu perasaan tidak mampu, pengurangan diri sendiri/ mengejek diri sendiri,
mengungkapkan kegagalan, menarik diri dari hubungan sosial.
Diagnosa Keperawatan
Yang ditemukan diagnosa perilaku kekerasan, halusinasi dan harga diri rendah.
Menutut Prabowo (2014) pohon masalah pada pasien dengan perilaku kekerasan yaitu
harga diri yang rendah sebagai penyebab, perilaku kekerasan sebagai core problem, dan
resiko bunuh diri sebagai akibatnya. Sementara itu prioritas diagnosa keperawatan yang
pertama yaitu perilaku kekerasan.
Data yang memperkuat penulis mengangkat diagnosa. perilaku kekerasan pada Tn. K yaitu
dengan data objektif, subjektif,
dan alasan masuk Rumah Sakit Jiwa seperti pasien merusak barang atau
benda, tidak mempunyai kemampuan mencegah atau mengontrol perilaku
kekerasan, pandangan tajam, nada suara tinnggi adanya ungkapan ingin
memukul/ melukai dan mengancam secara verbal dan fisik. Pernyataan
dan respon pasien tersebut sesuai dengan teori menurut Kemenkes RI
(2012) tentang tanda dan gejala perilaku kekerasan.
Diagnosa ke dua tentang halusinasi yaitu data subjektif seperti pasien mengatakan melihat
bayangan-bayangan dan suara- suara aneh yang tidak tahu dari mana asalnya Temuan
peneliti pada diagnosa prioritas kedua sesuai dengan teori yang dikemukakan Dermawan
(2013) bahwa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan perilaku
kekerasan salah satunya adalah halusinasi. Diagnosa ke tiga data yang memperkuat
penulis mengangkat diagnosa harga diri rendah yaitu data subjektif seperti pasien
mengatakan semenjak sakit pasien dikucilkan oleh saudara kandung dan masyarakat,
pasien mengatakan gagal dalam menjalankan perannya dalam keluarga dan masyarakat,
pasien mengatakan malu dengan dirinya, pasien mengatakan tidak mendapat pekerjaan yang
tetap sehingga pasien merasa tidak berguna dalam keluarga. Asumsi peneliti adalah tidak
terdapat perbedaan antara teori dan praktek yang peneliti temukan di lapangan. Harga
diri rendah sebagai penyebab sehingga terjadi halusinasi dan mengakibatkan prilaku
kekerasan pada diri Tn. K yang dapat mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Intervensi Keperawatan
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang ditemukan yaitu, pada strategi pelaksanaan 1
pasien, perawat membina hubungan saling percaya, mendiskusikan penyebab prilaku
kekerasan, mendiskusikan akibat dari prilakukan dan perawat menjelaskan dan melatih cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara latihan fisik napas dalam dan memukul
bantal, Strategi pelaksanaan 2 pasien, mengevaluasi kemampuan melakukan latihan fisik
dan beri pujian, perawat melatih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara 6 benar
minum obat. Strategi pelaksanaan 3 pasien, mengevaluasi kemampuan patuh minum obat
dan beri pujian, perawat melatih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
verbal: mengungkapkan, meminta, dan menolak dengan baik dan benar. Strategi pelaksaan 4
pasien, mengevaluasi kemampuan melakukan latihan sosial dan verbal dan beri pujian,
perawat melatih pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual: beribadah,
mengaji, berdzikir, berdoa.
Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan yang
telah ditetapkan. diagnosa perilaku kekerasan telah dilaksanakan pada Senin, 19
Februari 2018 latihan 1 perilaku kekerasan yaitu mengontrol marah dengan cara tarik nafas
dalam dan pukul bantal. Pada hari Selasa, 20 Februari 2018 dilaksanakan kegiatan
latihan 2 perilaku kekerasan yaitu mengajarkan 6 cara benar minum obat. Pada hari
Rabu, 21 Februari 2018 dilaksanakan kegiatan latihan 3 perilaku kekerasan yaitu
mengontrol marah dengan cara verbal. Dan pada hari Kamis, 22 Februari 2018
dilaksanakan kegiatan latihan 4 perilaku kekerasan yaitu mengontrol marah dengan cara
spiritual.
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan yang telah
dilaksanakan. Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang
digunakan untuk mengukur apakah tujuan dan kriteria sudah tercapai. Pada teori maupun
kasus dalam membuat evaluasi disusun berdasarkan tujuan dan kriteria hasil yang ingin
dicapai. Evaluasi akhir menurut peneliti setelah dilakukan tindakan strategi pelaksanaan
mampu melakukan tindakan secara mandiri tetapi Tn.K sedikit lambat dalam menerapkan
tindakan strategi pelaksaan yang telah diajarkan hal ini didukung oleh afek partisipan yang
tumpul, hal ini sejalan dengan teori Dermawan (2013), mengatakan bahwa afek adalah
mengacu kepada ekpresi emosi yang dapat diamati dalam ekpresi wajah, gerakan tangan,
tubuh dan nada suara ketika individu menceritakan perasaannya sehingga untuk strategi
pelaksanaan prilaku kekerasan pada Tn. K harus di ulang berkali-kali karena Tn K
mengatakan lupa cara mengontrol marah dengan strategi yang telah diberikan, dan
pasien juga mengatakan dari semua startegi pelaksanaan yang diajarkan spiritual
(melaksankan shalat) yang bisa meredam rasa marah pasien. Rencana tindak lanjut rencana
tindak lanjut pada Tn.K dan pada saat pasien pulang peran keluarga juga harus dilibatkan
dalam evaluasi kegiatan dan anjurkan memberikan penguatan positif. Hal ini sesuai
dengan teori Prabowo (2014), menyatakan pada evaluasi sangat diperlukan reinforment
untuk menguatkan perubahan yang positif. Pasien dan keluarga juga dimotivasi untuk
melakukan self-reinforcement.

FORMAT RESUME ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


1. Identitas:
Nama Pasien : Tn. K No. Register : 544577

Umur : 50 tahun Tanggal MRS : 13-02-2018

Alamat : Simpang Duku Jorong Tanggal Pengkajian: 19-02-2018

2. Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid


Terapi Medis : Risperidon 2x2 mg
Chlorpromazine1x2 mg

Pengkajian:

Data Subyektif : klien mengatakan pada umur 49 tahun pernah menjadi pelaku
aniaya fisik, dimana Tn. K mengatakan melempar tetangga
dengan batu
DO : 1. Pasien terlihat gelisah
2. marah tanpa sebab
3. curiga pada istri dan anak- anak
4. Pandangan mata tajam, kedua tangan mengepal

3. Diagnosa Keperawatan : Perilaku kekerasan

Hari/tgl Diagonsa Rencana Implementasi Evaluasi


Keperawatan Keperawatan Keperawatan
19-02- Perilaku SP 1 Melakukan SP 1 S:
2018 kekerasan perilaku kekerasan
Perilaku - Klien mengatakan klien
kekerasan 1. Membina
pernah menjadi pelaku
hubungan saling
aniaya fisik, dimana Tn.
percaya
K mengatakan melempar
Memberikan
tetangga dengan batu
salam
terapeutik.
O:
2. Kaji penyebab
- pasien bersedia duduk
prilaku
berhadapan dengan
kekerasan
perawat,
3. Menjelaskan
- pasien bersedia
akibat dari
berkenalan dan menjabat
prilaku
tangan perawat,
kekerasan
- pasien bersedia
4. Menjelaskan
menyebutkan nama dan
dan melatih cara
mengontrol nama panggilan yang
perilaku
disukai yaitu Tn. K
kekerasan
dengan cara - pasien
latihan fisik
napas dalam - bersedia menceritakan
dan memukul
tentang masalah yang
bantal
dialaminya, selain itu
- pasien juga bersedia
diajarkan cara
mengontrol perilaku
kekerasan,
- pasien juga mampu
memperagakan ulang
cara yang dilatih dengan
benar dan mampu
melakukan nya secara
mandiri
A : SP 1 Tercapai

P:
Perawat:
Lanjutkan SP 2 perilaku
kekerasan
pada pertemuan ke-2 pada hari
Selasa, 20-02- 2018 pukul 10:00

Kupang , 09 Mei 2020

Mahasiswa,

Yuliana Sepriani Gabriel


Mengetahui:

Pembimbing Koordinator MK Jiwa Pembimbing Klinik,

Trifonia Sri Nurwela, Skep.Ns.M.Kes Dr. Sabina Gero SKp.,MSc

Alamat jurnal : https://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id

Judul : Karya tulis ilmiah asuhan keperawatan pada pasien prilaku kekerasan di ruangan
merpati rs. jiwa. hb. sa’anin padang

Penulis : Aprini Yulian Sari

Anda mungkin juga menyukai