Anda di halaman 1dari 80

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. N. B DENGAN DIAGNOSA


ISOLASI SOSIAL DI RSJ NAIMATA KUPANG

OLEH

SENTRIANA SENA

NIM : PO.530 321 119 961

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

PRODI KEPERAWATAN NERS

2020
I. Pengertian
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang
lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian,
dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Purba,
dkk. 2018).
Isolasi sosial adalah gangguan dalam berhubungan yang merupakan
mekanisme individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya dengan cara
menghindari interaksi dengan orang lain dan lingkungan (Dalami, dkk.
2019).
II. Etiologi
A. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor yang menyebabkan isolasi social adalah
1) Faktor Perkembangan
Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui
individu dengan sukses, karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat
dipenuhi, akan menghambat masa perkembangan selanjutnya. Keluarga
adalah tempat pertama yang memberikan pengalaman bagi individu
dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Kurangnya stimulasi, kasih
sayang, perhatian dan kehangatan dari ibu/pengasuh pada bayi bayi akan
memberikan rasa tidak aman yang dapatmenghambat terbentuknya rasa
percaya diri. Rasa ketidakpercayaan tersebut dapat mengembangkan
tingkah laku curiga pada orang lain maupun lingkungan di kemudian hari.
Komunikasi yang hangat sangat penting dalam masa ini, agar anak tidak
mersaa diperlakukan sebagai objek.
Menurut Purba, dkk. (2018) tahap-tahap perkembangan individu
dalam berhubungan terdiri dari:
a) Masa Bayi
Bayi sepenuhnya tergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan
biologis maupun psikologisnya. Konsistensi hubungan antara ibu dan anak,
akan menghasilkan rasa aman dan rasa percaya yang mendasar. Hal ini sangat
penting karena akan mempengaruhi hubungannya dengan lingkungan di
kemudian hari. Bayi yang mengalami hambatan dalam mengembangkan rasa
percaya pada masa ini akan mengalami kesulitan untuk berhubungan dengan
orang lain pada masaberikutnya.
b) Masa Kanak-kanak
Anak mulai mengembangkan dirinya sebagai individu yang mandiri, mulai
mengenal lingkungannya lebih luas, anak mulai membina hubungan dengan
teman- temannya. Konflik terjadi apabila tingkah lakunya dibatasi atau terlalu
dikontrol, hal ini dapat membuat anak frustasi. Kasih sayang yang tulus,
aturan yang konsisten dan adanya komunikasi terbuka dalam keluarga dapat
menstimulus anak tumbuh menjadi individu yang interdependen, Orang tua
harus dapat memberikan pengarahan terhadap tingkah laku yang diadopsi dari
dirinya, maupun sistem nilai yang harus diterapkan pada anak, karena pada
saat ini anak mulai masuk sekolah dimana ia harus belajar caraberhubungan,
berkompetensi dan berkompromi dengan orang lain.
c) Masa Praremaja dan remaja
Pada praremaja individu mengembangkan hubungan yang intim dengan
teman sejenis, yang mana hubungan ini akan mempengaruhi individu untuk
mengenal dan mempelajari perbedaan nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Selanjutnya hubungan intim dengan teman sejenis akan berkembang menjadi
hubungan intim dengan lawan jenis. Pada masa ini hubungan individu dengan
kelompok maupun teman lebih berarti daripada hubungannya dengan orang
tua. Konflik akan terjadi apabila remajatidak dapat mempertahankan
keseimbangan hubungan tersebut, yang seringkali menimbulkan perasaan
tertekan maupun tergantung pada remaja.
d) Masa Dewasa Muda
Individu meningkatkan kemandiriannya serta mempertahankan hubungan
interdependen antara teman sebaya maupun orang tua. Kematangan ditandai
dengan kemampuan mengekspresikan perasaan pada orang lain dan
menerima perasaan orang lain serta peka terhadap kebutuhan orang lain.
Individu siap untuk membentuk suatu kehidupan baru dengan menikah dan
mempunyai pekerjaan.Karakteristik hubungan interpersonal pada dewasa
muda adalah saling memberi dan menerima (mutuality).
e) Masa Dewasa Tengah
Individu mulai terpisah dengan anak-anaknya, ketergantungan anak-anak
terhadap dirinya menurun.Kesempatan ini dapat digunakan individu untuk
mengembangkan aktivitas baru yang dapat meningkatkan pertumbuhan diri.
Kebahagiaan akan dapat diperoleh dengan tetap mempertahankan hubungan
yang interdependen antara orang tua dengan anak.
f) Masa Dewasa Akhir
Individu akan mengalami berbagai kehilangan baik kehilangan keadaan fisik,
kehilangan orang tua, pasangan hidup, teman, maupun pekerjaan atau peran.
Dengan adanya kehilangan tersebut ketergantungan pada orang lain akan
meningkat, namun kemandirian yang masih dimiliki harus dapat
dipertahankan.
 Faktor komunikasi dalam keluarga
Masalah komunikasi dalam keluarga dapat menjadi kontribusi untuk
mengembangkan gangguan tingkah laku.
 Sikap bermusuhan/hostilitas
 Sikap mengancam, merendahkan dan menjelek-jelekkan anak
 Selalu mengkritik, menyalahkan, anak tidak diberi kesempatan untuk
mengungkapkan pendapatnya.
 Kurang kehangatan, kurang memperhatikan ketertarikan pada
pembicaananak, hubungan yang kaku antara anggota keluarga, kurang
tegur sapa, komunikasi kurang terbuka, terutama dalam pemecahan
masalah tidak diselesaikan secara terbuka dengan musyawarah.
 Ekspresi emosi yang tinggi
 Double bind (dua pesan yang bertentangan disampaikan saat bersamaan
yang membuat bingung dan kecemasannya meningkat)
2) Faktor Sosial Budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan merupakan faktor
pendukung terjadinya gangguan berhubungan.Dapat juga disebabkan oleh
karena norma-norma yang salah yang dianut oleh satu keluarga.seperti
anggotatidakproduktif diasingkan dari lingkungan sosial.
3) Faktor Biologis
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa.Insiden
tertinggi skizofrenia ditemukan pada keluarga yang anggota keluarga yang
menderita skizofrenia. Berdasarkan hasil penelitian pada kembar monozigot
apabila salah diantaranya menderita skizofrenia adalah 58%, sedangkan bagi
kembardizigot persentasenya 8%. Kelainan pada struktur otak seperti atropi,
pembesaran ventrikel,penurunan berat dan volume otak serta perubahan
struktur limbik, diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
4) Faktor Presipitasi
Stresor presipitasi terjadinya isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh faktor
internal maupun eksternal, meliputi:
a) Stressor Sosial Budaya
Stresor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan,
terjadinyapenurunan stabilitas keluarga seperti perceraian, berpisah dengan
orang yang dicintai, kehilangan pasangan pada usia tua, kesepian karena
ditinggal jauh, dirawat dirumah sakit atau dipenjara. Semua ini dapat
menimbulkan isolasi sosial.
b) Stressor Biokimia
 Teori dopamine: Kelebihan dopamin pada mesokortikal dan mesolimbic
serta tractus saraf dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia.
 Menurunnya MAO (Mono Amino Oksidasi) didalam darah akan
meningkatkan dopamin dalam otak. Karena salah satu kegiatan MAO
adalah sebagai enzim yang menurunkan dopamin, maka menurunnya
MAO juga dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia.
 Faktor endokrin :Jumlah FSH dan LH yang rendah ditemukan pada
pasien skizofrenia. Demikian pula prolaktin mengalami penurunan
karena dihambat oleh dopamin. Hypertiroidisme, adanya peningkatan
maupun penurunan hormon adrenocortical seringkali dikaitkan dengan
tingkah laku psikotik.
 Viral hipotesis: Beberapa jenis virus dapat menyebabkan gejala-gejala
psikotik diantaranya adalah virus HIV yang dapat merubah stuktur sel-sel
otak.
c) Stressor Biologik dan Lingkungan Sosial
Beberapa peneliti membuktikan bahwa kasus skizofrenia sering terjadi
akibat interaksi antara individu, lingkungan maupun biologis.
d) Stressor Psikologis
Kecemasan yang tinggi akan menyebabkan menurunnya kemampuan
individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intesitas kecemasan yang
ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan individu untuk
mengatasi masalah akan menimbulkan berbagai masalah gangguan
berhubungan pada tipe psikotik.
Menurut Purba, dkk. (2018) strategi koping digunakan pasien sebagai
usaha mengatasi kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang
mengancam dirinya. Strategi koping yang sering digunakan pada masing-
masing tingkah laku adalah sebagai berikut:
 Tingkah laku curiga: proyeksi
 Dependency: reaksi formasi
 Menarik diri: regrasi, depresi, dan isolasi
 Curiga, waham, halusinasi: proyeksi, denial
 Manipulatif: regrasi, represi, isolasi
 Skizoprenia: displacement, projeksi, intrijeksi, kondensasi, isolasi,
represi dan regrasi.
III. POHON MASALAH
Resiko gangguan sensori persepsi halusinasi

Isolasi sosial
defisi defisit perawatan diri

Mekanisme koping tidak efektif

Gangguan konsep diri : harga diri rendah


IV Tanda dan Gejala

Menurut Purba, dkk. (2018) tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat
ditemukan dengan wawancara, adalah:
1) Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
2) Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
Pasien mengatakan tidak ada hubungan yang berarti dengan orang lain
3) Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
4) Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
5) Pasien merasa tidak berguna
6) Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup

IV. Akibat Yang Ditimbulkan


Perilaku isolasi sosial : menarik diri dapat berisiko terjadinya perubahan
persepsi sensori halusinasi. Perubahan persepsi sensori halusinasi adalah
persepsi sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau
persepsi sensori yang tidak sesuai dengan realita/kenyataan seperti melihat
bayangan atau mendengarkan suara-suara yang sebenarnya tidak ada.
Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca
indera, di mana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang
dapat disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, organik atau
histerik.Halusinasi merupakan pengalamanmempersepsikan yang terjadi
tanpa adanya stimulus sensori eksternal yang meliputi lima perasaan
(pengelihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, perabaan), akan tetapi
yang paling umum adalah halusinasi pendengaran.

V. Penatalaksanaan
A. Terapi Psikofarmaka
1) Chlorpromazine
Mengatasi sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai
realitas, kesadaran diri terganggu, daya ingat norma sosial dan tilik diri
terganggu, berdayaberat dalam fungsi-fungsi mental: faham,
halusinasi. Gangguan perasaan danperilaku yang aneh atau tidak
terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, tidak
mampu bekerja, berhubungan sosial dan melakukan kegiatan
rutin.Mempunyai efek samping gangguan otonomi (hypotensi)
antikolinergik/parasimpatik, mulut kering, kesulitan dalam miksi, hidung
tersumbat, mata kabur, tekanan intra okuler meninggi, gangguan irama
jantung.
2) Haloperidol (HLP)
Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi mental
serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari. Memiliki efek samping seperti
gangguan miksi danparasimpatik, defeksi, hidung tersumbat mata kabur ,
tekanan infra meninggi, gangguan irama jantung. Kontraindikasi
terhadap penyakit hati, penyakit darah, epilepsy, kelainan jantung
(Andrey, 2019).
3) Trihexyphenidil (THP)
Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pasca ensepalitis dan
idiopatik, sindrom Parkinson akibat obat misalnya reserpina dan
fenotiazine. Memiliki efek samping diantaranya mulut kering,
penglihatan kabur, pusing, mual, muntah,bingung, agitasi, konstipasi,
takikardia, dilatasi, ginjal, retensi urine. Kontraindikasi terhadap
hypersensitive Trihexyphenidil (THP), glaukoma sudut sempit,
psikosisberat psikoneurosis (Andrey, 2019).
B. Terapi Individu
Terapi individu pada pasien dengan masalah isolasi sosial dapat diberikan
strategi pertemuan (SP) yang terdiri dari tiga SP dengan masing-masing
strategi pertemuan yang berbeda-beda. Pada SP satu, perawat
mengidentifikasi penyebab isolasi social,berdiskusi dengan pasien
mengenai keuntungan dan kerugian apabila berinteraksi dan tidak
berinteraksi dengan orang lain, mengajarkan cara berkenalan, dan
memasukkan kegiatan latihan berbiincang-bincang dengan orang lain ke
dalam kegiatan harian. Pada SP dua, perawat mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien, memberi kesempatan pada pasien mempraktekkan
cara berkenalan dengan satu orang, dan membantu pasien memasukkan
kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan
harian. Pada SP tiga, perawat mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien,
memberi kesempatan untuk berkenalan dengan dua orang atau lebih dan
menganjurkanpasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan hariannya
(Purba, dkk. 2018)
C. Terapi kelompok
Menurut (Purba, 2018), aktivitas pasien yang mengalami
ketidakmampuanbersosialisasi secara garis besar dapat dibedakan menjadi
tiga yaitu:
1) Activity Daily Living (ADL)
Adalah tingkah laku yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
sehari-hari yang meliputi:
a) Bangun tidur, yaitu semua tingkah laku/perbuatan pasien
sewaktu bangun tidur.
b) Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK), yaitu semua
bentuk tingkah laku/perbuatan yang berhubungan dengan BAB
dan BAK.
c) Waktu mandi, yaitu tingkah laku sewaktu akan mandi, dalam
kegiatan mandi dan sesudah mandi.
d) Ganti pakaian, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan
keperluan berganti pakaian.
e) Makan dan minum, yaitu tingkah laku yang dilakukan pada
waktu,
f) sedang dan setelah makan dan minum.
g) Menjaga kebersihan diri, yaitu perbuatan yang berhubungan
dengan kebutuhan kebersihan diri, baik yang berhubungan
dengan kebersihan pakaian, badan, rambut, kuku dan lain-lain.
h) Menjaga keselamatan diri, yaitu sejauhmana pasien mengerti dan
dapat menjaga keselamatan dirinya sendiri, seperti, tidak
menggunakan/menaruh benda tajamsembarangan, tidak merokok
sambil tiduran, memanjat ditempat yang berbahaya tanpa tujuan
yang positif.
i) Pergi tidur, yaitu perbuatan yang mengiringi seorang pasien
untuk pergi tidur. Pada pasien gangguan jiwa tingkah laku pergi
tidur ini perlu diperhatikan karena sering merupakan gejala
primer yang muncul padagangguan jiwa. Dalam hal ini yang
dinilai bukan gejala insomnia (gangguan tidur) tetapi bagaimana
pasien mau mengawali tidurnya.
2) Tingkah laku social

Adalah tingkah laku yang berhubungan dengan kebutuhan sosial


pasien dalam kehidupan bermasyarakat yang meliputi:

a) Kontak sosial terhadap teman, yaitu tingkah laku pasien untuk


melakukan hubungan sosial dengan sesama pasien, misalnya
menegur kawannya, berbicara dengan kawannya dan sebagainya.
b) Kontak sosial terhadap petugas, yaitu tingkah laku pasien untuk
melakukan hubungan sosial dengan petugas seperti tegur sapa,
menjawab pertanyaan waktu ditanya, bertanya jika ada kesulitan
dan sebagainya.
c) Kontak mata waktu berbicara, yaitu sikap pasien sewaktu
berbicara dengan orang lain seperti memperhatikan dan saling
menatap sebagai tanda adanya kesungguhan dalam
berkomunikasi.
d) Bergaul, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan
kemampuan bergaul dengan orang lain secara kelompok (lebih
dari dua orang).
e) Mematuhi tata tertib, yaitu tingkah laku yang berhubungan
dengan ketertiban yang harus dipatuhi dalam perawatan rumah
sakit.
f) Sopan santun, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan tata
krama atau sopan santun terhadap kawannya dan petugas
maupun orang lain.
g) Menjaga kebersihan lingkungan, yaitu tingkah laku pasien yang
bersifat mengendalikan diri untuk tidak mengotori
lingkungannya, seperti tidak meludah sembarangan, tidak
membuang puntung rokok sembarangan dan sebagainya.

ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor
presipitasi, penilaian stressor, suberkoping yang dimiliki klien. Setiap
melakukan pengajian,tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat isi
pengkajian meliputi :
A. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
tangggal MRS, informan, tangggal pengkajian, No Rumah klien dan
alamat klien.
B. Keluhan utama
Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain)
komunikasi kurang atau tidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak
interaksi dengan orang lain,tidakn melakukan kegiatan sehari – hari ,
dependen.
C. Factor predisposisi
kehilangan, perpisahan, penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak realistis, kegagalan / frustasi berulang, tekanan dari kelompok
sebaya; perubahan struktur sosial.Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya
harus dioperasi, kecelakaan dicerai suami, putus sekolah,PHK, perasaan
malu karena sesuatu yang terjadi ( korban perkosaan, dituduh kkn,
dipenjara tiba – tiba) perlakuan orang lain yang tidak menghargai
klien/perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.
D. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan
keluhafisik yang dialami oleh klien.
E. Aspek Psikososial
1) Genogram yang menggambarkan tiga generasi
2) Konsep diri
a) Citra tubuh
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau
tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang
akan terjadi. Menolakpenjelasan perubahan tubuh , persepsi
negatip tentang tubuh . Preokupasi denganbagian tubuh yang
hilang , mengungkapkan keputus asaan, mengungkapkan
ketakutan.
b) Identitas diri
Ketidak pastian memandang diri , sukar menetapkan keinginan
dan tidak mampu mengambil keputusan .
c) Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit ,
proses menua, putus sekolah, PHK.
d) Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya :
mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi
e) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri
sendiri , gangguan hubungan sosial , merendahkan martabat ,
mencederai diri, dan kurang percaya diri.
 Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan
hubunga social dengan orang lain terdekat dalam kehidupan,
kelempok yang diikuti dalam masyarakat.
 Keyakinan klien terhadap Tuhan dan kegiatan untuk ibadah
( spritual)
f) Status mental
Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak
mata , kurang dapat memulai pembicaraan , klien suka
menyendiri dan kurang mampu berhubungan dengan orang lain ,
Adanya perasaan keputusasaan dan kurang berharga dalam
hidup.
g) Kebutuhan persiapan pulang
 Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan
 Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan
membersihkan WC, membersikan dan merapikan pakaian.
 Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi
 Klien dapat melakukan istirahat dan tidur , dapat beraktivitas
didalam dan diluar rumah
 Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar.
h) Mekanisme kopin
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau
menceritakan nya pada orang orang lain( lebih sering
menggunakan koping menarik diri).
i) Aspek medik
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT,
Psikomotor, therapy okopasional, TAK , dan rehabilitas.
II. Diagnosa
1) Resiko perubahan sensori persepsi berhubungan dengan menarik diri.
Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
2) Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak
efektifnya koping individu : koping defensive
III. Rencana Asuhan Keperawatan
A. Diagnosa keperawatan: Isolasi sosial menarik diri b/d harga diri rendah
1) Tujuan umum
Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain
2) Tujuan khusus
a) TUK 1
Dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria hasil:b
Setelah ...x pertemuan, pasien dapat menerima kehadiran perawat.
Pasien dapat mengungkapkan perasaan dan keberadaannya saat ini
secara verbal:
a) Mau menjawab salam
b) Ada kontak mata
c) Mau berjabat tangan
d) Mau berkenalan
e) Mau menjawab pertanyaan
f) Mau duduk berdampingan dengan perawat
g) Mau mengungkapkan perasaannya
Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapetik
1) Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap pasien dan nama kesukaan pasien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Buat kontrak interaksi yang jelas
6) Jujur dan menepati janji
7) Tunjukkan sikap empati dan menerima pasien apa adanya
8) Ciptakan lingkungan yang tenang dan bersahabat
9) Beri perhatian dan penghargaan : temani pasien walau tidak
menjawab
10) Dengarkan dengan empati beri kesempatan bicara, jangan
buru- buru, tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan
pasien
11) Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar pasien
b) TUK 2
Pasien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Kriteria hasil
Setelah ...x pertemuan, pasien dapat menyebutkan minimal satu
penyebab menarik diri yang berasal dari:
a) Diri sendiri
b) Orang lain
c) Lingkungan
Intervensi
1) Tanyakan pada pasien tentang
a) Orang yang tinggal serumah/teman sekamar pasien
b) Orang terdekat pasien dirumah/ diruang perawatan
c) Apa yang membuat pasien dekat dengan orang tersebut
d) Hal-hal yang membuat pasien menjauhi orang tersebut
e) Upaya yang telah dilakukan untuk mendekatkan diri dengan orang
lain
2) Kaji pengetahuan pasien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
3) Beri kesemapatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan penyebab
menarik diri tidak mau bergaul
4) Diskusikan pada pasien tentang perilaku menarik diri, tanda serta
penyebab yang muncul
5) Berikan reinforcement (penguatan) positif terhadap kemampuan pasien
dalam mengungkapkan perasaannya.
c) TUK 3
Pasien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain
dan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
Kriteria hasil
Setelah ...x pertemuan, pasien dapat menyebutkan keuntungan
berhubungan dengan orang lain, misal:
a) Banyak teman
b) Tidak kesepian
c) Bisa diskusi
d) Saling menolong

Setelah ...x pertemuan, pasien dapat menyebutkan kerugian tidak


berhubungan dengan orang lain, misal:

a) Sendiri
b) Tidak punya teman, kesepian
c) Tidak ada teman ngobrol
Intervensi
1) Kaji pengetahuan pasien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan
dengan dengan orang lain serta kerugiannya bila tidak berhubungan dengan
orang lain
2) Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya tentang
berhubungan dengan orang lain
3) Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya tentang
kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
4) Diskusikan bersama tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
5) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian bila tidak
berhubungan dengan orang lain
d) TUK 4
Pasien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap

Kriteria hasil

Setelah ...x interaksi, pasien dapat mendemonstrasikan hubungan


sosial secara bertahap

Intervensi

1) Observasi perilaku pasien saat berhubungan dengan orang lain


2) Beri motivasi dan bantu pasien untuk berkenalan/ berkomunikasi dengan
orang lain melalui: pasien-perawat, pasien-perawat-perawat lain, pasien-
perawat-perawat lain-pasien lain,pasien-perawat-perawat lain-pasien lain-
masyarakat
3) Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang telah dicapai
4) Bantu pasien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan dengan orang lain
5) Beri motivasi dan libatkan pasien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi
6) Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama pasien dalam
mengisi waktu luang
7) Memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang
telah dibuat
8) Beri reinforcement atas kegiatan pasien dalam memperluas pergaulan melalui
aktivitas yang dilaksanakan
e) TUK 5
Pasien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan
orang lain
Kriteria hasil

Setelah ...x interaksi, pasien dapat mengungkapkan perasaan setelah


berhubungan dengan orang lain untuk diri sendiri dan orang lain untuk
untuk:

a) Diri sendiri
b) Orang lain
c) Kel0mpok

Intervensi

a) Dorongpasien untuk mengungkapkan perasaannyabila berhubungan


dengan orang lain/kelompok
b) Diskusikan dengan pasien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan
orang lain
c) Beri reinforcement atas kemampuan pasien mengungkapkan perasaannya
berhubungan dengan orang lain
f) TUK 6
Pasien dapat memberdayakan system pendukung atau keluarga mampu
mengembangkan kemampuan pasien untuk berhubungan dengan orang lain
Kriteria hasil
Setelah ...x pertemuan keluarga dapat menjelaskan tentang
a) Pengertian menarik diri dan tanda gejalanya
b) Penyebab dan akibat menarik diri
c) Cara merawat pasien dengan menarik diri
Intervensi
1) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga: salam, perkenalkan diri,
sampaikan tujuan, buat kontrak eksplorasi perasaan keluarga
2) Diskusikan pentingnya peranan keluarga sebagai pendukung untuk
mengatasi perilaku menarik diri
3) Diskusikan dengan anggota keluarga tentang: perilaku menarik diri ,
penyebab perilaku menarik diri, akibat yang akan terjadi jika perilaku
menarik diri tidak ditanggapi, cara keluarga menghadapi pasien menarik
diri
4) Diskusikan potensi keluarga untuk membantu mengatasi pasien menarik
diri
5) Latih keluarga merawat pasien menarik diri
6) Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatih
7) Anjurkan anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada pasien
untuk berkomunikasi dengan orang lain
8) Dorong anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk pasien
minimal satu kali seminggu
9) Beri reinforcement atas hal-hal yang telah dicapai keluarga
g) TUK 7
Pasien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Kriteria hasil
Setelah ...x interaksi, pasien menyebutkan:
a) Manfaat minum obat
b) Kerugian tidak minum obat
c) , warna, dosis, efek samping obat

Setelah ...x interaksi, pasien mampu mendemonstrasikan penggunaan


obat dan menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter

Intervensi
1) Diskusikan dengan pasien tentang kerugian dan keuntungan tidak minum,
serta karakteristik obat yang diminum (nama, dosis, frekuensi, efek
samping minum obat)
2) Bantu dalam menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien,
obat, dosis, cara, waktu)
3) Anjurkan pasien minta sendiri obatnya kepada perawat agar pasien dapat
merasakan manfaatnya
4) Beri reinforcement positif bila pasien menggunakan obat dengan benar
5) Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
6) Anjurkan pasien untuk konsultasi dengan dokter/perawat apabila terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan(Prabowo, 2014:215)
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati dan Hartono .2013 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa .Jakarta : Salemba
Medika Stuart dan Sundeen . 2015 . Buku Keperawatan Jiwa .Jakarta : EGC .

Keliat Budi Ana. 2017. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi I. Jakarta : EGC

Anna Budi Keliat, SKp. (2016). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial
Menarik Diri, Jakarta ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Anonim.(2019). Asuhan Keperawatan Pada Klien Isolasi Sosial. Diakses pada


tanggal 24 Juli 2012 pada http://nurse87.wordpress.com/2009/06/04/asuhan-
keperawatan-pada-klien- dengan-isolasi-sosial/

Nita Fitria. 2018. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa
Berat. Jakarta: Salemba Medika.

Rasmun, (2014).Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi


Dengan Keluarga. Konsep, Teori, Asuhan Keperawatan dan Analisa Proses
Interaksi (API). Jakarta : fajar Interpratama.
STRATEGI PELAKSANAAN 1
TINDAKAN KEPERAWATAN : Tgl : 28 april 2020
MASALAH ISOLASI SOSIAL
PERTEMUAN KE 1,2,

Nama : Sentriana sena


NIM : PO.530 321 119 691

SP 1 : membina hubungan saling percaya, membantu klien mengenal penyebab


isolasi sosial menarik diri, membantu klien mengenal keuntungan berhubungan
dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan klien
berkenalan.

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Klien merasa tidak berguna sebagai seorang anak karena klien selalu di
tolak saat melamar pekerjaan. klien suka menyendiri di kamar dan
klien tidak berinteraksi dengan orang sekitarnyai dan kontak mata
kurang
2. Diagnosa keperawatan
a) Isolasi sosial menarik diri
b) Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3. Tujuan khusus
1) membina hubungan saling percaya,
2) membantu klien mengenal penyebab isolasi sosial menarik diri
3) membantu klien mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan klien
berkenalan.
4. Tindakan keperawatan
a) membina hubungan saling percaya
b) Identifikasi penyebab isolasi penyebab pasien
c) Diskusi dengan pasien tentang keuntungan dan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain
B. Proses pelaksanaan tindakan
1) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
P : selamat siang pak, perkenalkan nama saya santriana sena,
biasa di panggil santri, saya mahasiswa poltekkes kupang, saya
berdinas disini selama 1 minggu. Hari ini saya berdinas disini
dari jam 8 sampai jam 01.00. Dan selama disini saya akan
membanatu dan merawat bapak . nama bapak siapa dan biasa
dipanggil siapa?
A : hanya diam
P : siapa nama bapak?
A : bapak A
P : senang di panggil siapa
A : hanya diam
b) Evaluasi/ validasi
P : bagaiimana perasaan bapak hari ini?
A : merasa bosan dan tidak berguna
c) Kontrak
Topik : senang bisa berkenalan dengan bapak hari ini, bagaimana
kalau kita Berbincang-bincang untuk lebih saling mengenal
sekaligus agar bapak dapat mengetahui keuntungan dan kerugian
berinteraksi dengan orang lain.
Waktu: Berapa lama pak bagaimana kalau 10 menit saja?
Tempat : Di mana Bapak mau berbincang-bincang dengan saya?
Bagaimana kalau di ruangan tamu saja kita berbincang-bincang
2) Fase kerja
- Bapak A apa saja cara kita membina hubungan saling percaya?
Bagus apa lagi?s apa saja yang yang bapak lakukan selain itu yang
biasa bapak lakukan? Bagaimana dengan berjabat tangan?
Menayakan nama, alamat, wah bagus sekali ada banyak cara untuk
membina hubungan saling percaya yang bapak lakukan?
- Bapak A dari banyak cara, yang mana bapak bisa lakukan lakuakan
di rumah sakit? Coba kita lihat yang pertama bisakah, yang kedua
yang bisa bapak lakukan? Bagus sekali masih ada dua cara yang
bapak lakukan di rumah sakit ini. Ok baiklah bagaimana kita
masukan dalam jadwal harian.? Coba sekarang bapak A pilih salah
satu cara yang bisa di lakukan di rumah sakit ini, oh ya nomor satu
berjabat tangan ?
- Kalau begitu bagaimana kita berlatih berjabat tangan.mari kita
lakukan bersama dengan saya bapak A, coba sudah bisa kan
berjabat tangan dan memperkenalkan diri? Nah kalau begitu mari
kita berjabat tangan , mari kita dekati orang yang ingin bapak A
ingin berjabat tangan dan memperkenalkan diri. Bagus sekarang
duduk berdampingan. Ya bagus, nah sekarang kita ucap salam,
bagus , sekarang kita sebut nama dan alamat ya? Bagus,
- Bapak A sudah berjabat tangan dan memperkenalkan diri dengan
baik sekali.
3) Fase Terminasi
a) Evaluasi subyektif
P : Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan berkenalan dan
berjabat tangan dengan satu orang tadi?
K : legah

P : nah coba sekarang ulangi dan peragakan kembali cara


berkenalan dengan orang lain!

K :hallo, nama saya bapak A. biasa di panggil bapak A. siapa nama


bapak? Senang di panggil siapa?
b) Rencana tindak lanjut
- Baiklah bapak, dalam satu hari mau berapa kali bapak latihan
bercakap cakap dengan teman? Dua kali ya pak?. Kemudian bapak
dapat mengingat nama orang yang bapak ajak kenalan
-
c) Kontrak yang akan datang
1) Topik :
Bagaimana besok bapak A memperagakan kembali apa saya
sudah ajarkan tadi
2) Waktu:
Bapak A mau jam berapa ? bagaiamana kalau jam 10.00
3) Tempat :
bapak maunya dimana kita berbincang? Bagaimana kalau di
ruang tamu? Baiklah bapak besok saya akan kesini jam jam
10.00. sampai jumpa besok pak. Saya permisi dan selamat
siang ibu
STRATEGI PELAKSANAAN 1
TINDAKAN KEPERAWATAN : Tgl : 29 april 2020
MASALAH ISOLASI SOSIAL
PERTEMUAN KE 1,2,

Nama : Sentriana sena


NIM : PO.530 321 119 691
Pertemuan ke 2 : mengajarkan klien berinteraksi secara bertahap ( berkenalan
dengan orang pertama atau perawat

C. Proses keperawatan
1) Kondisi klien
Klien merasa tidak berguna sebagai seorang anak karena klien selalu di
tolak saat melamar pekerjaan. klien suka menyendiri di kamar dan
klien tidak berinteraksi dengan orang sekitarnyai dan kontak mata
kurang
2) Diagnosa keperawatan
c) Isolasi sosial menarik diri
d) Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3) Tujuan khusus
1) membina hubungan saling percaya,
2) membantu klien mengenal penyebab isolasi sosial menarik diri
3) membantu klien mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan klien
berkenalan.
4) Tindakan keperawatan
a) membina hubungan saling percaya
b) Identifikasi penyebab isolasi penyebab pasien
c) Diskusi dengan pasien tentang keuntungan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain
1. Fase orientasi (perkenalan)
a) Salam terapeutik

P : Selamat Pagi bapak A! masih ingat dengan saya?


S : perawat santri
P: Benar bapak A saya santri
b) Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Masih ingat dengan yang saya
ajarkan kemarin ?
c) Kontrak :
 Topik : Sesuai dengan janji kita kemarin kita akan
mempraktekkan kembali cara berkenalan dengan satu
orang.
 Waktu : Sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, kita akan
melakukannya selama 15 menit, bagaimana menurut bapak
A
 Tempat : Kesepakatan kita kemarin!! kita akan
melakukannya di ruang tamu apakah bapak A setuju?
2) Fase kerja
P : bapak A kemarin kita sudah memperagakan cara berkenalan
dengan orang, nah coba sekarang bapak peragakan ulang?
K :hallo, nama saya bapak A. biasa di panggil bapak A. siapa nama
bapak? Senang di panggil siapa?
P : , Bagus, bapak A dapat mempraktekkan dengan baik dan sesuai
3) dengan apa yang saya ajarkan. Wah bagus, bagaimna bapak bapak
nanti kita masukan ke jadwal harian. Fase kerja
P : bapak A kemarin kita sudah memperagakan cara berkenalan
dengan orang, nah coba sekarang bapak peragakan ulang?
K :hallo, nama saya bapak A. biasa di panggil bapak A. siapa nama
bapak? Senang di panggil siapa?
P : , Bagus, bapak A dapat mempraktekkan dengan baik dan sesuai
dengan apa yang saya ajarkan.baik bapak sekarang kita akan
berbincang tentang keuntungan dan kerugian tidak berinteraksi dengan
oranag lain. Apa bapak tahu? Baiklah bapak A saya akan
memberitahukan kepada bapak keuntungan dan kerugian berinterksi
dengan orang lain? Keuntungan Yaitu : banyak teman, saling
menolong, tidak kesepian. kalo kerugianya yaitu : tidak punya teman.
Bagaimana bapak sudah mengerti? Wah bagus.nanti kita masukan ke
dafter harian ya pak?
4) Fase terminasi
a) Evaluasi subyektif
P : Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan berkenalan dan
berjabat tangan dengan satu orang tadi?
A : legah
b) Evaluasi objektif
- Klien mampu duduk berdampingan,berjabat tangan menjawab
salam dan menyebutkan nama
c) Rencana tindak lanjut
Baiklah bapak, pertemuan ke 2 kita sampai di sini. Bapak sudah
bisa mempraktekan dan besok kita aka memparaktekan perkenalan
dengan orang kedua dan bisa menyebutkan kembali keuntungan
dan kerugian tidak berinteraksi dengang orang yang sudah saya
ajarkan tadi. Baik bapak saya permisi Sampai jumpa besok.
d) Kontrak yang akan datang
1) Topik :

P : Bagaimana besok kita ketemu lagi ya umtuk berkenalan dengan


orang kedua ?

2) Waktu : Bapak A mau jam berapa ? bagaiamana kalau jam


10.00
3) Tempat :

bapak maunya dimana kita berbincang? Bagaimana kalau di ruang


tamu? Baiklah bapak besok saya akan kesini jam jam 10.00.
sampai jumpa besok pak. Saya permisi dan selamat siang ibu
5) Fase terminasi
e) Evaluasi subyektif
P : Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan berkenalan dan
berjabat tangan dengan satu orang tadi?
A : legah
f) Evaluasi objektif
- Klien mampu duduk berdampingan,berjabat tangan menjawab
salam dan menyebutkan nama
g) Rencana tindak lanjut
Baiklah bapak, pertemuan ke 2 kita sampai di sini. Bapak sudah
bisa mempraktekan dan besok kita aka memparaktekan perkenalan
dengan orang kedua. Sampai jumpa besok.
h) Kontrak yang akan datang
4) Topik :

P : Bagaimana besok kita ketemu lagi ya umtuk berkenalan dengan


orang kedua ?

5) Waktu:
Bapak A mau jam berapa ? bagaiamana kalau jam 10.00
6) Tempat :

bapak maunya dimana kita berbincang? Bagaimana kalau di ruang


tamu? Baiklah bapak besok saya akan kesini jam jam 10.00.
sampai jumpa besok pak. Saya permisi dan selamat siang ibu
STRATEGI PELAKSANAAN 2
TINDAKAN KEPERAWATAN : Tgl : 30 april 2020
MASALAH ISOLASI SOSIAL
PERTEMUAN KE 1,

Nama : Sentriana sena


NIM : PO.530 321 119 691

SP 2 : mengajarkan klien berinterksi secara bertahap ( berkenalan dengan perawat


dan klien lain)

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Klien merasa tidak berguna sebagai seorang anak karena klien
selalu di tolak saat melamar pekerjaan. klien suka menyendiri di
kamar dan klien tidak berinteraksi dengan orang sekitarnyai dan
kontak mata kurang
2. Diagnosa keperawatan
a. Isolasi sosial menarik diri
b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3. Tujuan khusus
a) membina hubungan saling percaya,
b) membantu klien mengenal penyebab isolasi sosial menarik diri
c) membantu klien mengenal keuntungan berhubungan dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain, dan
mengajarkan klien berkenalan.
4. Tindakan keperawatan
a) membina hubungan saling percaya
b) Identifikasi penyebab isolasi penyebab pasien
c) Diskusi dengan pasien tentang keuntungan dan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain
A. Proses pelaksanaan
1) Fase Orientasi :
a) Salam terapeutik :
P : syalom selamat pagi pak, Sesuai dengan janji kita kemarin sekaran
saya datang lagi? masih ingat dengan saya?
A : perawat santri
P : wah bagus,
Evaluasi/ Validasi :
P : bagaimana perasan bapak hari ini? Apakah masih ingat tentang apa
yang kita lakukan kemarin? Bagus coba di ulangi lagi?Siapa saja yang
sudah bapak A mempraktekan ya? Coba sebutkan namanya? Bagus
sekali. Bagaimna perasaan bapak A setelah berkenalan dengan orang
kedua tadi?
b) Kontrak
Topik :
S : Baik sekarang kita berlatih lagi bekenalan dengan dua orang ya
pak? Yaitu perawat lain dan teman bapak dalam ruangan ini.

Waktu : berapa lama bapak mau berbincang bincang? Bagaimna klo


10 menit saja ya?

Tempat : bapak mau kita berbincang dimana? Bagaimna kalo di


ruangan tamu?
2) Fase kerja

 ,bapak A sudah tahu ya tadinya caranya berkenalan ? ya bagus “


 Tadi caranya bagaimana ya pak ? yang pertama dilakukan adalah...
(sebutkan). Bagus bapak A
 Sekarang kita keruangnya suster ya.” (Bersama-sama mendekati
suster )
 Selamat pagi suster D, ini bapak A ingin berkenalan dengan suster D

 Baiklah ibu , sekarang bapak A bisa berkenalan dengan suster D
seperti yang sudah kita praktikkan. Ya bagus pak A
 Ada lagi yang ingin bapak A tanyakan kepada suster D. Coba
tanyakan tentang keluarganya
 Kalau memang tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, bapak A bisa
sudahi perkenalan ini. lalu bapak A bisa buat janji untuk bertemu lagi
dengan suster N,
 Baiklah suster D, karena bapak A sudah selesai brkenalan, saya dan
bapak A akan kembali ke ruangan bapak A. Selamat pagi (bersama-
sama pasien meninggalkan ruangan suster N) ”
 Bagaimana perasaan ibu S setelah berkenalan dengan suster N. Ibu S
merasa senang ? iya, bapak A jadi mempunyai banyak teman ya ”
3) Fase terminasi
a. Evaluasi respon
Subyektif
Bagaimana perasaan bapak A setelah kita berkenalan dengan suster D
dan ibu S “
Obyektif
Coba bapak A sebutkan lagi cara berkenalanya. Ya bagus bu, jadi
sekarang teman bapak A sudah berapa ? namanya siapa saja ? iya
bagus sekali bapak A ”

b) Rencana tindak lanjut


Mari sekarang kita masukan dalam jadwal kegiatan harian A . Mau jam
berapa bapak A berkenalan lagi ? Bagaimana kalau dua kali sehari ? Baik
jadi jam 09.00 pagi, dan jam 16.00 sore. Jangan lupa dipraktikkan terus
ya pak. Dan pertahankan terus apa yang sudah bapak A lakukan tadi.
“Jangan lupa untuk menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan
lancar. Misalnya menanyakan hobby, keluarga dan sebagain
c) Kontrak yang akan datang
Topik:
“ Besok pagi pagi kita ketemu lagi ya, kita akan berkenalan dengan
dua orang atau lebih “
Waktu
Mau jam berapa pak ? Baikk jam 08.00 pagi. Waktunya berapa lama
? ya 10 menit “
Tempat
“ Tempatnya dimana ? Baiklah disini saja ya
STRATEGI PELAKSANAAN 3
TINDAKAN KEPERAWATAN : Tgl : 31april 2020
MASALAH ISOLASI SOSIAL
PERTEMUAN KE 1,

SP 3 klien : Mengajarkan klien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan 2


orang atau lebih / kelompok)

1. Orientasi

a. Salam terapeutik

 Selmat pagi pak sesuai dengan janji saya kemarin sekarang saya
datang lagi. Bapak A masih ingatkah dengan saya ? coba siapa ?
iya bagus, tujuan saya sekarang ini akan mengajarkan cara
berkenalan dengan 2 orang atau lebih teman bapak A yang ada
diruangan ini “
b. Evaluasi

 Bagaimana perasaaan bapak A saat ini?

 Apakah bapak A sudah hapal cara berkenalan dengan orang lain ?


Apakah bapak A sudah mempraktikanya dengan pasien lain ? siapa
saja yang sudah bapak A ajak berkenalan ? coba sebutkan
namanya ? iya bagus sekali bapak A sudah mempraktikkanya ya.
Bagaiman perasaan bapak A setelah berkenalan tersebut ? ”
c. Kontrak
Topik:

 Baik sekarang kita akan berlatih lagi berkenalan dengan 2 orang atau
lebih ya bu, yaitu teman-teman ibu yang ada di ruangan ini

Waktu :

 Mau berapa lama berlatihnya bapak A? Bagaimana kalau 10 menit “

Tempat ;

 Dimana tempatnya ? Disini saja ya. Tapi nanti kita temui teman-
teman ibu yang belum dikenal bapak A diruangan ini ya bu ”
2. Fase kerja

 Bapak A sudah tahu ya tadinya caranya berkenalan ? ya bagus ”


 Tadi caranya bagaimana ya bu ? yang pertama dilakukan adalah...
(sebutkan) Bagus bapak A
 Sekarang kita hampiri teman-teman bapak yang sedang duduk disana
ya. (Bersama- sama mendekati klien lain yang sedang duduk
menonton televisi “
 Selamat pagi bapak - bapak, ini bapak A ingin berkenalan dengan
bapak –bapak disini ”
 Baiklah bapak A, sekarang bapak A bisa berkenalan dengan ibu-ibu
disini semuanya seperti yang sudah kita praktikkan. Ya bagus bapak
A”
 Ada lagi yang lain bapak A tanyakan kepada teman-teman bapak?.
Cobatanyakan tentang keluarganya
 Kalau memang tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, ibu S bisa
sudahi perkenalan ini. Lalu bapak A bisa buat janji untuk bertemu
lagi dengan teman-teman semua, misalnya jam 1 siang nanti ”
 Baiklah bapak bapak, karena bapak A sudah selesai berkenalan, saya
dan ibu S akan kembali ke ruangan bapak A. Selamat pagi (bersama-
sama pasien meninggalkan bapak - bapak) ”
 Bagaimana persaan bapak A setelah berkenalan dengan teman-teman
semua. Bapak A merasa senang ? iya, bapak A jadi mempunyai
banyak teman ya ”
3. Fase terminasi

a. Evaluasi respon

1) Subyektif

 Bagaimana perasaan bapak setelah kita berkenalan dengan


suster D dan ibu K ”

2) Obyektif

 Coba bapak A sebutkan lagi cara berkenalanya. Ya bagus bu,


jadi sekarang teman ibu S sudah berapa ? namanya siapa saja ?
iya bagus sekali bapak A ”
b. Kontrak

1) Topik

 Besok pagi kita ketemu lagi ya bu, saya akan menjelaskan


manfaat obat yang bapak minum selama ini ”
2) Waktu

 Mau jam berapa bu ? Baik jam 08.00 pagi. Waktunya berapa


lama ? ya 10 menit ”
3) Tempat

 Tempatnya dimana ? Baiklah di teras saja ya. Baik terimah


kasih atas kerjasamanya saya pamit permisi dan selamat pagi ”


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
Direktorat : Jln. Piet A. Tallo – Kupang, Telp : (0380) 881880 ; 880880
Fax (0380) 8553418 ; email : poltekkeskupang@yahoo.com

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA

Ruang rawat :RSJ Tanggal dirawat : 20-04-2020 Tanggal Pengkajian: 27-04-2020

I. IDENTITAS KLIEN
Nama initial : Tn.A No. RM :530324

Umur : 21 tahun Status :

Jenis Kelamin :laki-laki Pendidikan :SMA

Pekerjaan : belum bekerja

II. ALASAN MASUK


a. Keluhan Utama Saat MRS: orangtua klien mengatakan klien suka
menyendiri di tempat tidur, klien hanya keluar saat ingin ke toilet, saat makan
diantar keluarga ke kamarnya karena klien tidak mau keluar kamar, jika tidur
selalu menghadap ke tembok, klien lebih banyak diam jika diajak berbicara,
lalu saat diajak berbicara klien tidak menatap lawan bicaranya, orangtua klien
mengatakan klien mulai mengalami gejala-gejala tersebut karena
klien selalu di tolak saat memasukkan lamaran kerja ke toko-toko dan kantor.
Ibu klien mengatakan bahwa klien pernah bercerita, dia merasa tidak berguna
sebagai seorang anak karena belum bisa membantu orangtuannya dan sebagai
kakak belum memberikan contoh yang baik untuk adiknya Orangtuanya juga
mengatakan sejak dua minggu yang lalu saat d rumah klien suka berbicara dan
tertawa sendiri
b. Keluhan Utama Saat Pengkajian: Klien merasa tidak berguna sebagai
seorang anak karena klien selalu di tolak saat melamar pekerjaan. klien suka
menyendiri di kamar dan klien tidak berinteraksi dengan orang sekitarnyai
dan kontak mata kurang. Orangtua klien mengatakan sejak 2 minggu yang
lalu saat di rumah klien suka berbicara sendri
c. Riwayat Penyakit : tidak ada

III.FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?

( ) Ya ( ) Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
( ) Berhasil (√) Kurang berhasil ( ) Tidak berhasil
Trauma usia pelaku korban saksi
Masalah keperawatan :
 Aniaya fisik …… ……. ……. …..
 Perubahan pertumbuhan &
 Aniaya seksual …… ……. …… …… perkembangan
 Penolakan …… …… …… 
…… Sindroma trauma perkosaan
 Berduka antisipatif
 Kekerasan dalam keluarga …… …… ……. ..…..
 Resiko tinggi kekerasan
 Berduka disfungsional
 Tindakan kriminal …… ……. …… …...
 Respon pasca trauma
Jelaskan :tidak ada

Masalah: ……

3. Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?


 Ada (√)Tidak Masalah keperawatan :
Kalau ada :  Koping keluarga tidak
Hubungan keluarga : efektif ketidakmampuan
 Koping keluarga tidak
Gejala : efektif kompromi
Riwayat pengobatan :  Resiko tinggi kekerasan
Masalah : ………
Masalah keperawatan :
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
 Perubahan pertumbuhan &
Tidak ada
perkembangan
Masalah:  Berduka disfungsional
 Respon pasca trauma
IV. PEMERIKSAAN FISIK
 TTV : TD : 120/80 mmHg N : 90 X/mnt S : 37 °C
P : 20X/mnt
 Ukur : BB : 50 kg, TB : 160 cm
 Keluhan fisik : ( ) Ada (√) tidak ada
 Tidak ada Masalah:

Masalah keperawatan :  Perubahan nutrisi : Potensial >


kebutuhan tubuh
 Risiko tinggi perubahan suhu  Perubahan perlindungan :
tubuh - kerusakan integritas
 Defisit volume cairan jaringan
 Perubahan volume cairan - perubahan membran
 Resiko tinggi terhadap infeksi mukosa oral
 Perubahan nutrisi : < kebutuhan - kerusakan integritas kulit
tubuh

I. PSIKOSOSIAL
1. Genogram :

Jelaskan :

Masalah keperawatan :

 Koping keluarga tidak efektif ketidakmampuan


 Koping keluarga tidak efektif kompromi
1. Koping
Konsepkeluarga
diri potensial untuk pertumbuhan
2. Konsep diri
a. Citra tubuh : klien mengatakan bagian tubuh yang paling di sukai adalah
mata karena bisa melihat
b. Identitas : klien mengatakan anak pertama dari 2 bersaudara
c. Peran diri: klien mengatakan di dalam keluarga perannya sebagai aanak.
d. Ideal diri :
e. Harga diri : Klien mengatakan malu jika berhadapan dengan orang
lain. dan tidak berguna sebagai seorang anak karena klien belum bisa
membantu orangtuanya. klien selalu di tolak saat melamar pekerjaan.
klien suka menyendiri di kamar dan klien tidak berinteraksi dengan orang
sekitarnyai dan kontak mata kurang

Masalah keperawatan :

 Harga diri rendah situasional

3. Hubungan sosial
Masalah keperawatan :
a. Orang yang berarti : orangtua dan adiknya

Kerusakan komunikasi
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: 
Kerusakan komunikasi
Klien mengatakan sebelum sakit klien sering mengik verbal
 Kerusakan interaksi
Uti kegiatan kerja bakti di desanya social
 Isolasi sosial
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : ……………………
 Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : baik
Masalah keperawatan :
b. Kegiatan ibadah : klien selalu aktif dalam gereja
 Distress spiritual
II. STATUS MENTAL
1. Penampilan
 Tidak rapi
Masalah keperawatan :
 Penggunaan pakaian tidak sesuai
 Sindroma deficit perawatan diri
(makan, mandi, berpakaian,
toileting, instrumentasi )
 Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : …………………………………..........

2. Pembicaraan
 Cepat Masalah keperawatan :

 Keras  Kerusakan komunikasi


 Kerusakan komunikasi
 Gagap verbal
 Inkoherensi
 Lambat
 Membisu
 Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan :
…………………………………………………………………………

Masalah keperawatan :
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
 Risiko tinggi cidera
 Intoleransi aktivitas
……………………………………
 Defsisit aktifitas
deversional/hiburan
3. Aktivitas Motorik  Kerusakan fisik mobilitas
 Lesu
 Tegang
 Gelisah
 Agitasi Masalah keperawatan :

 Tik  Risiko tinggi cidera


 Grimasem  Ansietas
 Ketakutan
 Tremor  Keputusasaan
 Ketidakberdayaan
 Kompulsif  Risiko tinggi membahayakan diri
 Risiko tinggi penganiyaan diri
 Risiko tinggi mutilasi diri
Jelaskan : ……………………………………….
………………………………………………….
…………………………………………………..

4. Alam perasaan
 Sedih
 Ketakutan
 Putus asa
 Kuatir
 Gembira berlebihan
Jelaskan :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………….
Masalah keperawatan :
 Afek
 Risiko tinggi cidera
 Datar  Kerusakan komunikasi
 Kerusakan komunikasi verbal
 Tumpul
 Kerusakan interaksi sosial
 Labil
 Tidak sesuai
Jelaskan :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………….

 Interaksi selama wawancara Masalah keperawatan :


 Bermusuhan
 Kerusakan komunikasi
 Tidak kooperatif  Kerusakan interaksi social
 Isolasi social
 Mudah tersinggung  Risiko tinggi membahayakan
diri
 Risiko tinggi penganiyaan diri
 Risiko tinggi mutilasi diri
 Risiko tinggi kekerasan
 Kontak mata kurang
 Defensive
 Curiga
Jelaskan :

 Persepsi
Masalah keperawatan :
Halusinasi :
 Perubahan sensori perceptual
 Pendengaran ( pendengaran, penglihatan,
perabaan, pengecapan,
 Penglihatan penghidu )
 Perabaan
 Pengecapan
 Penghidu
Jelaskan :

Isi pikir

 Obsesi
Masalah keperawatan :
 Phobia
 Perubahan proses pikir
 Hipokondria
 Depersonalisasi
 Ide yang terkait
 Pikiran magis
 Arus pikir
 Sirkumstansial
Masalah keperawatan:
 Tangensial
Perubahan proses pikir
 Kehilangan asoaiasi
 Flight idea
 Blocking
 Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Jelaskan :
……………………………………………………………………………

 Tingkat Kesadaran
 Bingung
 Sedasi Masalah keperawatan :

 Stupor  Risiko tinggi cedera


 Perubahan proses pikir
 Disorientasi waktu
 Disorientasi orang
 Disorientasi tempat
Jelaskan :
……………………………………………………………………………
……

 Memori
 Gangguan daya ingat jangka panjang Masalah keperawatan :
 Gangguan daya ingat jangka pendek
 Perubahan proses
 Gangguan daya ingat saat ini pikir
 Konfabulasi
Jelaskan : ……………………………………….
……………………………………Tingkat konsentrasi dan berhitung

 Mudah beralih Masalah keperawatan :

 Tidak mampu berkonsentrasi  Perubahan proses piker


 Tidak mampu berhitung sederhana  Isolasi sosial
Jelaskan :
……………………………………………………………………………
Kemampuan penilaian
Masalah keperawatan :
 Gangguan ringan
 Perubahan proses pikir
 Gangguan bermakna
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
……………………………………………………………………………
 Ketidakefektifan
Daya tilik diri
pelaksanaan regimen
terapeutik
 Mengingkari penyakit yang diderita  Ketidak patuhan
 Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : ………………………………………….

……………………………………………………..

III.KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Masalah keperawatan :
Ya Tidak
 Perubahan Masalah keperawatan :
 Makanan ……… pemeliharaan
kesehatan  Ketidakefektifan
 Keamanan ………  Perilaku mencari
pelaksanaan regiment
bantuan kesehatan
terapeutik
 Perawatan kesehatan ………
 Ketidakpatuhan
 Pakaian ………  Perubahan proses
 Transportasi ………
 Tempat tinggal ……...
 Uang ……..
Jelaskan : Masalah keperawatan :

2. Kegiatan hidup sehari-hari  Perubahan


pemeliharaan
a. Perawatan diri BT BM
kesehatan
 Perubahan eliminasi
feses
 Perubahan pola
eliminasi urin
 Kerusakan
penatalaksanaan
 Mandi …… …….
 Kebersihan …… …….
 Makan …… …….
 BAB / BAK …… …….
 Ganti pakaian …… …….
Jelaskan :

Nutrisi

Apakah anda puas dengan pola makan anda ?

 (√) Ya () Tidak
Apakah anda memisahkan diri ? Masalah keperawatan :

 Perubahan
 Ya, jelaskan : .......................................... nutrisi : < dari
 (√) Tidak kebutuhan tubuh
 Perubahan
Frekuensi makan sehari: 3X nutrisi : > kebutuhan
tubuh
Frekuensi kudapan sehari : ..............X  Perubahan
nutrisi : potensial lebih
Nafsu makan :

 Meningkat
 Menurun
 Berlebihan
 Sedikit – sedikit
Berat Badan :

 Meningkat
 Menurun
BB terendah : .......................kg, BB tertinggi : ....................kg
Jelaskan : .............................................................................................

b. Tidur
Apakah ada masalah tidur ? tidak ada masalah dalam tidur

Ya........... () Tidak :

Apakah merasa segar setelah bangun tidur ?

() Ya : Tidak............

Apakah ada kebiasaan tidur siang ?

() Ya : Tidak ..........

Lama tidur siang : 2 jam

Apa yang menolong tidur ? :

Tidur malam jam : 21 ;30 , bangun jam : 05 :30

Apakah ada gangguan tidur ? tidak ada

Masalah keperawatan :
 Sulit untuk tidur
 Bangun terlalu pagi  Gangguan pola tidur

 somnabulisme
 terbangun saat tidur
 gelisah saat tidur
 Berbicara saat tidur
Jelaskan :.........................................................

3. Kemampuan klien dalam


Masalah keperawatan :
Mengantisipasi kebutuhan sendiri
 Ketidakefektifan
penatalaksanaan
regimen terapeutik
 Ketidakpatuhan
 Konflik pengambilan
keputusan
 Ya (√)Tidak
Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri

 Ya ( )Tidak
Mengatur penggunaan obat

 Ya ( ) Tidak
Melakukan pemeriksaan kesehatan

 Ya ( ) tidak
Jelaskan : ...............................

4. Klien memiliki sistem pendukung


Masalah keperawatan :
Keluarga : Ya : √ Tidak :
 Perilaku mencari
Terapis : Ya : ......... Tidak : bantuan kesehatan

Teman sejawat : Ya : √ Tidak :

Kelompok sosial : Ya: √ Tidak :..

Jelaskan : .............................................................

5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi ?


 Ya (√)Tidak Masalah keperawatan :
Jelaskan :
 defisit aktifitas
deversional/hiburan

28 april 2020

Mahasiswa,
( SENTRIANA SENA )

NIM: PO.530 321 119 691

Analisa Data

No Data focus Masalah Etiologi


1 Ds : Gangguan isolasi Harga diri rendah
1) klien mengatakan klien sosial menarik diri
mengatakan malu dan tidak
berguna belum bisa belum bisa
membantu orangtuaanya dan
adiknya
2) klien mengatakan malu dan
malas berinteraksi dengan orang
lain
DO : klien tampak lemah dan
tidak bersemangat, kontak mata
kurang, klien sering menunduk
saat berinteraksi , klien lebih
sering menyendiri di kamar
2
Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan isolasi sosial menarik diri

Intervensi keperawatan

Selasa, 28/4/2020

N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


O
1 Isolasi sosial TUM : klien mampu 1. BHSP Hubungan
menarik diri berkomunikasi dengan a. Sapa klien dengan slaing percaya
orang lain. ramah baik dengan merupakan
TUK 1 :Klien dapat verbal maupun non dasar untuk
membina hubungan verbal. kelancaran
saling percaya b. Perkenalkan diri hubungan
Kriteria Hasil : dengan sopan. interaksi
- Ekspresi wajah c. Tanyakan nama selanjutnya
bersahabat, lengkap klien dan
- menunjukkan rasa nama panggilan
senang, yang disukai klien
- ada kontak mata, d. Jelaskan tujuan
- mau berjabat pertemuan
tangan dan e. Jujur dan menepati
menyebut nama, janji
mau menjawab f. Tunjukkan sikap
salam, menerima klien apa
- klien mau duduk adanya
berdampingan g. Beri perhatian
dengan perawat, kepada kllien dan
mau perhatikan
mengutarakan kebutuhan dasar
masalah yang klien
dihadap
TUK 2 : klien mampu 1. Tanyakan pada klien Mengetahui
mengutip penyebab tentang tanda tanda
tanda dan gejala • orang yang tinggal dan perhatian,
isolasi sosial serumah atau kita dapat
Kriteria Hasil : sekamar dengannya menentukan
Setelah 1x interaksi • orang yang paling intervensi
klien dapat dekat dengan klien selanjutnya
menyebutkan minimal dirumah
satu penyebab tanda • apa yang membuat
dan gejala isolasi klien dekat dengan
sosial orang tersebut
• orang yang tidak
dekat dengan klien
di rumah atau di
ruang perawatan
• apa yang membuat
klien tidak dekat
dengan orang
tersebut
2. diskusikan dengan
klien penyebab
menarik diri atau
tidak mau bergaul
dengan orang lain
3. beri memuji
terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaanny
TUK 3 : klien mampu 1. tanyakan pada klien Penguatan
menyebutkan tentang manfaat dapat
keuntungan hubungan sosial dan meningkatkan
berhubungan sosial kerugian menarik diri harga diri klien
dan kerugian menarik 2. diskusikan bersama
diri klien tentang manfaat
Kriteria Hasil : berhubungan sosial dan
Setelah 1x interaksi kerugian menarik diri
dengan klien dapat 3. beri memuji terhadap
menyebutkan klien mengungkapkan
keuntungan perasaanya
berhubungan sosial,
misalnya :
• tidak kesepian
• banyak teman
• saling menolong
dan kerugian menarik
diri :
misalnya :
• sendiri, kesepian,
tidak bisa
berdiskusi
TUK 4 : klien dapat 1. observasi perilaku Mengetahui
melaksanakan klien tentang sejauh mana
hubungan sosial berhubungan sosial pengetahuan
secara bertahap 2. beri motivasi dan klien tentang
Kriteria Hasil : bantu klie berkenalan berhubungan
Setelah 2x interaksi 3. libatkan klien dalam dengan orang
klien dapat terapi aktivitas lain
melaksanakan kelompok sosialisasi
hubungan sosial 4. diskusikan jadwal
secara bertahap harian yang di lakukan
dengan : untuk review
perawat,perawat meningatkatkan
berbaring, kelompok kemampuan klien
bersosialisasi
Implementasi keperawatan

Hari/tgl/jam Diagnose Kep Implementasi Kep Evaluasi Kep


Jumad , Isolasi sosial SP 1: S:
01/05/2020 menarik diri 1. membina hubungan a. klien
09.00 saling percaya menjawab salam
2. membantu klien perawat
mengenal penyebab b. klien
isolasi sosial mengatakan
3. membantu klien namanya Tn. A
mengenal berhubungan c. senan
sosial dan kerugian g di panggil Tn.
tidak berhubungan A
dengan orang lain d. klien
4. mengajarkan klien mengatakan
berkenalan dan kabarnya baik
memasukan jadwal e. klien
harian pasien mengatakan tidak
mau bergaul
dengan orang lain
Karena malas dan
malu
f. klien
mengatakan
keuntungan
berinteraksi
dengan orang lain
adalah banyak
teman, saling
menolong, tidak
kesepian dan
klien mengatakan
kerugian tidak
berinteraksi
dengan orang
lain adalah tidak
punya teman
g. klien
mengatakan mau
berkenalan
dengan orang lain
O:
a) klien menjawab
salam perawat dan
mengungkapkan
alasan menarik diri
b) klien mengerti
tentang manfaat
berinteraksi dan
kerugian tidak
berinteraksi dengan
orang lain
c) kontak mata
berkurang
d) klien tidal mau
memulai
pembicaraan
e) klien kurang
kooperatif dan sering
menunduk dan
kurang fokus pada
pembicaraan
A : SP 1 tercapai
klien mampu
mempraktekan cara
berkenalan
P:
klien
a) memotvasi pasien
untuk belajar
berkenalan dengan
perawat
d) anjurkan klien
untuk memasukan
ke jadwal kegiatan
harian
Perawat :
1) Evaluasi SP 1
2) Ajarkan klien
untuk berinteraksi
dengan perawat
lain ( SP 2)

SP 2 : S:
1) mengevaluasi SP 1 1) klien mengatakan
2) mengajarkan klien kabarnya baik
berinteraksi secara 2) klien mengatakan
bertahap bekenal masih mengingat
3) memasukan ke yang di ajarkan
jadwal harian klien perawat kemarin
yaitu cara tentang
berkenalan
3) klien
mengatakan mau
berkenalan dengan
perawat
O:
1) Klien tampak
lebih semangat
2) kontak mata
mulai ada
3) klien sudah bisa
tersenyum sedikit
4) klien tampak
lebih kooperatif
sebelumnya
A : SP 2 tercapai
1) Klien mampu
mengulang cara
berkenalan cara
berkenalan (SP 1)
2) klien mampu
berkenalan dengan
perawat lain lain
( SP 2)
P:
Klien:
1) Motivasi klien
untuk berkenalan dan
berinteraksi dengan
perawat lain
2) anjurkan klien
untuk memsukan
jadwal harian
Perawat :
1) evaluasi SP 1 dan
SP 2
2) ajarkan klien
untuk berkenalan
dengan orang lain
SP 3 : S:
1) mengevaluasi SP 1 1) klien mengatakan
dan SP 2 perasaanya lebih
2) melatih klien baik dari hari
berinteraksi secara kemarin
bertahap dengan orang 2) klien mengatakan
kedua atau kelompok masih mengingat SP
3) memasukan ke 1 yaitu cara
jadwal harian klien berkenalan dengan
1) perawat yang lain
3) klien mengatakan
mau berkenalan
dengan klien yang
lain
O:
1) Klien lebih
kooperatif dari
sebelumnya
2) kontak mata ada
3) klien tidak bisa
fokus dengan klien
lain karena lebih
terbiasa dengan
perawat
A:
1) klien mampu
mengulang SP 1
yaitu cara berkenalan
dan SP 2 yaitu
berkenalan dengan
perawat lain
2) klien belum
mampu melakukan
sp 3 yaitu berkenalan
dengan klien lain
P:
Klien:
1) Motivasi klien
untuk berkenalan
dengan klien lain
2) ajarkan klien
untuk memasukan ke
jadawal harian
Perawat :
1) evaluasi SP 1 dan
SP 2
2) ulangi tindakan
SP 3 karena belum
optiamal

1)
FORMAT RESUME ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

1. Identitas:
Nama Pasien : Tn.A No. Register :

Umur : 21 tahun Tanggal MRS :20-04-2020

Alamat : liliba Tanggal Pengkajian: 27-04-2020

2. Diagnosa Medis :Isilasi social


Terapi Medis :

3. Pengkajian :

No Data focus Masalah


1 Ds : Gangguan isolasi sosial menarik
1) klien mengatakan klien mengatakan diri
malu dan tidak berguna belum bisa belum
bisa membantu orangtuaanya dan
adiknya
2) klien mengatakan malu dan malas
berinteraksi dengan orang lain
DO : klien tampak lemah dan tidak
bersemangat, kontak mata kurang, klien
sering menunduk saat berinteraksi , klien
lebih sering menyendiri di kamar

Diagnose keperawatan

1) Gangguan isolasi sosial menarik diri

Intervensi keperawatan

Selasa, 27/4/2020

N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


O
1 Isolasi sosial TUM : klien mampu 4. bina hubungan Hubungan
menarik diri berkomunikasi dengan saling percaya slaing percaya
orang lain. h. Sapa klien dengan merupakan
TUK 1 :Klien dapat ramah baik dengan dasar untuk
membina hubungan verbal maupun non kelancaran
saling percaya verbal. hubungan
Kriteria Hasil : i. Perkenalkan diri interaksi
- Ekspresi wajah dengan sopan. selanjutnya
bersahabat, j. Tanyakan nama
- menunjukkan rasa lengkap klien dan
senang, nama panggilan
- ada kontak mata, yang disukai klien
- mau berjabat k. Jelaskan tujuan
tangan dan pertemuan
menyebut nama, l. Jujur dan menepati
mau menjawab janji
salam, m. Tunjukkan sikap
- klien mau duduk menerima klien apa
berdampingan adanya
dengan perawat, n. Beri perhatian
mau kepada kllien dan
mengutarakan perhatikan
masalah yang kebutuhan dasar
dihadap klien

TUK 2 : klien mampu 1. Tanyakan pada klien Mengetahui


mengutip penyebab tentang tanda tanda
tanda dan gejala • orang yang tinggal dan perhatian,
isolasi sosial serumah atau kita dapat
Kriteria Hasil : sekamar dengannya menentukan
Setelah 1x interaksi • orang yang paling intervensi
klien dapat dekat dengan klien selanjutnya
menyebutkan minimal dirumah
satu penyebab tanda • apa yang membuat
dan gejala isolasi klien dekat dengan
sosial orang tersebut
• orang yang tidak
dekat dengan klien
di rumah atau di
ruang perawatan
• apa yang membuat
klien tidak dekat
dengan orang
tersebut
5. diskusikan dengan
klien penyebab
menarik diri atau
tidak mau bergaul
dengan orang lain
6. beri memuji
terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaanny
TUK 3 : klien mampu 1. tanyakan pada klien Penguatan
menyebutkan tentang manfaat dapat
keuntungan hubungan sosial dan meningkatkan
berhubungan sosial kerugian menarik diri harga diri klien
dan kerugian menarik 2. diskusikan bersama
diri klien tentang manfaat
Kriteria Hasil : berhubungan sosial dan
Setelah 1x interaksi kerugian menarik diri
dengan klien dapat 3. beri memuji terhadap
menyebutkan klien mengungkapkan
keuntungan perasaanya
berhubungan sosial,
misalnya :
• tidak kesepian
• banyak teman
• saling menolong
dan kerugian menarik
diri :
misalnya :
• sendiri, kesepian,
tidak bisa
berdiskusi
TUK 4 : klien dapat 1. observasi perilaku Mengetahui
melaksanakan klien tentang sejauh mana
hubungan sosial berhubungan sosial pengetahuan
secara bertahap 2. beri motivasi dan klien tentang
Kriteria Hasil : bantu klie berkenalan berhubungan
Setelah 2x interaksi 3. libatkan klien dalam dengan orang
klien dapat terapi aktivitas lain
melaksanakan kelompok sosialisasi
hubungan sosial 4. diskusikan jadwal
secara bertahap harian yang di lakukan
dengan : untuk review
perawat,perawat meningatkatkan
berbaring, kelompok kemampuan klien
bersosialisasi
Implementasi keperawatan ( hari 1 )

Hari/tgl/jam Diagnose Kep Implementasi Kep Evaluasi Kep


Jumad , Isolasi sosial SP 1: S:
27/04/2020 menarik diri 1. membina hubungan h. klien
09.00 saling percaya : klien menjawab salam
mampu menjawab perawat
salam, mau i. klien
menyebutkan namanya mengatakan
dan kabarnya namanya Tn. A
2. membantu klien j. senan
mengenal penyebab g di panggil Tn.
isolasi sosial : klien A
mangatakan malas dan k. klien
malu karena belum mengatakan
bekerja kabarnya baik
3. membantu klien l. klien
mengenal berhubungan mengatakan tidak
sosial dan kerugian mau bergaul
tidak berhubungan dengan orang lain
dengan orang lain : Karena malas dan
klien mengatakan malu
keuntungan banyak m. klien
teman, saling mengatakan
menolong, tidak keuntungan
kesepian, kergiannya berinteraksi
tidak punya teman dengan orang lain
4. mengajarkan klien adalah banyak
berkenalan dengan teman, saling
orang lain : klien belum menolong, tidak
mau berkenalan. dan kesepian dan
memasukan jadwal klien mengatakan
harian pasien kerugian tidak
berinteraksi
dengan orang
lain adalah tidak
punya teman
n. klien
mengatakan mau
berkenalan
dengan orang lain
O:
a) klien menjawab
salam perawat dan
mengungkapkan
alasan menarik diri
b) klien mengerti
tentang manfaat
berinteraksi dan
kerugian tidak
berinteraksi dengan
orang lain
c) kontak mata
berkurang
d) klien tidal mau
memulai
pembicaraan
e) klien kurang
kooperatif dan sering
menunduk dan
kurang fokus pada
pembicaraan
A : SP 1 tercapai
klien mampu
mempraktekan cara
berkenalan
P:
klien
a) memotvasi pasien
untuk belajar
berkenalan dengan
perawat
e) anjurkan klien
untuk memasukan
ke jadwal kegiatan
harian
Perawat :
3) Evaluasi SP 1
4) Ajarkan klien
untuk berinteraksi
dengan perawat
lain ( SP 2)

SP 2 : S:
1) mengevaluasi SP 1 1) klien mengatakan
2) mengajarkan klien kabarnya baik
berinteraksi secara 2) klien mengatakan
bertahap bekenal masih mengingat
3) memasukan ke yang di ajarkan
jadwal harian klien perawat kemarin
yaitu cara tentang
berkenalan
3) klien
mengatakan mau
berkenalan dengan
perawat
O:
1) Klien tampak
lebih semangat
2) kontak mata
mulai ada
3) klien sudah bisa
tersenyum sedikit
4) klien tampak
lebih kooperatif
sebelumnya
A : SP 2 tercapai
1) Klien mampu
mengulang cara
berkenalan cara
berkenalan (SP 1)
2) klien mampu
berkenalan dengan
perawat lain lain
( SP 2)
P:
Klien:
1) Motivasi klien
untuk berkenalan dan
berinteraksi dengan
perawat lain
2) anjurkan klien
untuk memsukan
jadwal harian
Perawat :
1) evaluasi SP 1 dan
SP 2
2) ajarkan klien
untuk berkenalan
dengan orang lain

Implementasi keperawatan ( hari ke 2)

Hari/tgl/jam Diagnose Kep Implementasi Kep Evaluasi Kep


selasa, Isolasi sosial SP 1: S:
28/04/2020 menarik diri 1. membina hubungan o. klien
09.00 saling percaya : klien menjawab salam
mampu menjawab perawat
salam, mau p. klien
menyebutkan namanya mengatakan
dan kabarnya namanya Tn. A
2. membantu klien q. senan
mengenal penyebab g di panggil Tn.
isolasi sosial : klien A
mangatakan malas dan r. klien
malu karena belum mengatakan
bekerja kabarnya baik
3. membantu klien s. klien
mengenal berhubungan mengatakan tidak
sosial dan kerugian mau bergaul
tidak berhubungan dengan orang lain
dengan orang lain : Karena malas dan
klien mengatakan malu
keuntungan banyak t. klien
teman, saling mengatakan
menolong, tidak keuntungan
kesepian, kergiannya berinteraksi
tidak punya teman dengan orang lain
4. mengajarkan klien adalah banyak
berkenalan dengan teman, saling
orang lain : klien belum menolong, tidak
mau berkenalan. dan kesepian dan
memasukan jadwal klien mengatakan
harian pasien kerugian tidak
berinteraksi
dengan orang
lain adalah tidak
punya teman
u. klien
mengatakan mau
berkenalan
dengan orang lain
O:
a) klien menjawab
salam perawat dan
mengungkapkan
alasan menarik diri
b) klien mengerti
tentang manfaat
berinteraksi dan
kerugian tidak
berinteraksi dengan
orang lain
c) kontak mata
berkurang
d) klien tidal mau
memulai
pembicaraan
e) klien kurang
kooperatif dan sering
menunduk dan
kurang fokus pada
pembicaraan
A : SP 1 tercapai
klien mampu
mempraktekan cara
berkenalan
P:
klien
a) memotvasi pasien
untuk belajar
berkenalan dengan
perawat
f) anjurkan klien
untuk memasukan
ke jadwal kegiatan
harian
Perawat :
5) Evaluasi SP 1
6) Ajarkan klien
untuk berinteraksi
dengan perawat
lain ( SP 2)

SP 2 : S:
1) mengevaluasi SP 1 1) klien mengatakan
2) mengajarkan klien kabarnya baik
berinteraksi secara 2) klien mengatakan
bertahap bekenal masih mengingat
3) memasukan ke yang di ajarkan
jadwal harian klien perawat kemarin
yaitu cara tentang
berkenalan
3) klien
mengatakan mau
berkenalan dengan
perawat
O:
1) Klien tampak
lebih semangat
2) kontak mata
mulai ada
3) klien sudah bisa
tersenyum sedikit
4) klien tampak
lebih kooperatif
sebelumnya
A : SP 2 tercapai
1) Klien mampu
mengulang cara
berkenalan cara
berkenalan (SP 1)
2) klien mampu
berkenalan dengan
perawat lain lain
( SP 2)
P:
Klien:
1) Motivasi klien
untuk berkenalan dan
berinteraksi dengan
perawat lain
2) anjurkan klien
untuk memsukan
jadwal harian
Perawat :
1) evaluasi SP 1 dan
SP 2
2) ajarkan klien
untuk berkenalan
dengan orang lain

Implementasi keperawatan hari ke 3 )

Hari/tgl/jam Diagnose Kep Implementasi Kep Evaluasi Kep


rabu, Isolasi sosial SP 1: S:
29/04/2020 menarik diri 1. membina hubungan v. klien
09.00 saling percaya : klien menjawab salam
mampu menjawab perawat
salam, mau w. klien
menyebutkan namanya mengatakan
dan kabarnya namanya Tn. A
2. membantu klien x. senan
mengenal penyebab g di panggil Tn.
isolasi sosial : klien A
mangatakan malas dan y. klien
malu karena belum mengatakan
bekerja kabarnya baik
3. membantu klien z. klien
mengenal berhubungan mengatakan tidak
sosial dan kerugian mau bergaul
tidak berhubungan dengan orang lain
dengan orang lain : Karena malas dan
klien mengatakan malu
keuntungan banyak aa. klien
teman, saling mengatakan
menolong, tidak keuntungan
kesepian, kergiannya berinteraksi
tidak punya teman dengan orang lain
4. mengajarkan klien adalah banyak
berkenalan dengan teman, saling
orang lain : klien belum menolong, tidak
mau berkenalan. dan kesepian dan
memasukan jadwal klien mengatakan
harian pasien kerugian tidak
berinteraksi
dengan orang
lain adalah tidak
punya teman
bb. klien
mengatakan mau
berkenalan
dengan orang lain
O:
a) klien menjawab
salam perawat dan
mengungkapkan
alasan menarik diri
b) klien mengerti
tentang manfaat
berinteraksi dan
kerugian tidak
berinteraksi dengan
orang lain
c) kontak mata
berkurang
d) klien tidal mau
memulai
pembicaraan
e) klien kurang
kooperatif dan sering
menunduk dan
kurang fokus pada
pembicaraan
A : SP 1 tercapai
klien mampu
mempraktekan cara
berkenalan
P:
klien
a) memotvasi pasien
untuk belajar
berkenalan dengan
perawat
g) anjurkan klien
untuk memasukan
ke jadwal kegiatan
harian
Perawat :
7) Evaluasi SP 1
8) Ajarkan klien
untuk berinteraksi
dengan perawat
lain ( SP 2)

SP 2 : S:
1) mengevaluasi SP 1 1) klien mengatakan
2) mengajarkan klien kabarnya baik
berinteraksi secara 2) klien mengatakan
bertahap bekenal masih mengingat
3) memasukan ke yang di ajarkan
jadwal harian klien perawat kemarin
yaitu cara tentang
berkenalan
3) klien
mengatakan mau
berkenalan dengan
perawat
O:
1) Klien tampak
lebih semangat
2) kontak mata
mulai ada
3) klien sudah bisa
tersenyum sedikit
4) klien tampak
lebih kooperatif
sebelumnya
A : SP 2 tercapai
1) Klien mampu
mengulang cara
berkenalan cara
berkenalan (SP 1)
2) klien mampu
berkenalan dengan
perawat lain lain
( SP 2)
P:
Klien:
1) Motivasi klien
untuk berkenalan dan
berinteraksi dengan
perawat lain
2) anjurkan klien
untuk memsukan
jadwal harian
Perawat :
1) evaluasi SP 1 dan
SP 2
2) ajarkan klien
untuk berkenalan
dengan orang lain

Kupang ,27-04-2020

Mahasiswa,

( SENTRIANA SENA )

Mengetahui:

Pembimbing Institusi, Pembimbing Klinik,

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai