SOSIAL
Oleh :
A. ANITHA ASHARI
NIM. PO.76.3.01.21.1.005
A. MASALAH UTAMA
Gangguan masalah Isolasi Sosial
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Definisi
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu
mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu
berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin
merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Purba, dkk.
2018).
Isolasi sosial adalah gangguan dalam berhubungan yang
merupakan mekanisme individu terhadap sesuatu yang mengancam
dirinya dengan cara menghindari interaksi dengan orang lain dan
lingkungan (Dalami, dkk. 2019).
Isolasi soaial adalah pengalaman kesendirian seorang
individu yang diterima sebagai perlakuan dari orang lain serta
sebagai kondisi yang negatif atau mengancam (Wilkinson, 2017).
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami
oleh seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif
dan mengancam ( Twondsend, 2016).
2. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan isolasi sosial adalah:
a. Faktor Perkembangan
Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus
dilalui individu dengan sukses, karena apabila tugas
perkembangan ini tidak dapat dipenuhi, akan menghambat masa
perkembangan selanjutnya. Keluarga adalah tempatpertama yang
memberikan pengalaman bagi individu dalam menjalin
hubungan dengan orang lain. Kurangnya stimulasi, kasih sayang,
perhatian dan kehangatan dari ibu/pengasuh pada bayi bayi akan
memberikan rasa tidak aman yang dapat menghambat
terbentuknya rasa percaya diri. Rasa ketidakpercayaan tersebut
dapat mengembangkan tingkah laku curiga pada orang lain
maupun lingkungan di kemudian hari. Komunikasi yang hangat
sangat penting dalam masa ini, agar anak tidak mersaa
diperlakukan sebagaiobjek.
Menurut Purba, dkk. (2018) tahap-tahap perkembangan
individu dalam berhubungan terdiri dari:
b. Masa Bayi
Bayi sepenuhnya tergantung pada orang lain untuk
memenuhi kebutuhan biologis maupun psikologisnya.
Konsistensi hubungan antara ibu dan anak, akan
menghasilkan rasa aman dan rasa percaya yang mendasar. Hal
ini sangat penting karena akan mempengaruhi hubungannya
dengan lingkungan di kemudian hari. Bayi yang mengalami
hambatan dalam mengembangkan rasa percaya pada masa ini
akan mengalami kesulitan untuk berhubungan dengan orang
lain pada masa berikutnya.
2. Masa Kanak-kanak
Anak mulai mengembangkan dirinya sebagai individu yang
mandiri, mulai mengenal lingkungannya lebih luas, anak mulai
membina hubungan dengan teman-temannya. Konflik terjadi
apabila tingkah lakunya dibatasi atau terlalu dikontrol, hal ini dapat
membuat anak frustasi. Kasih sayang yang tulus, aturan yang
konsisten dan adanya komunikasi terbuka dalam keluarga dapat
menstimulus anak tumbuh menjadi individu yang interdependen,
Orang tua harus dapat memberikan pengarahan terhadap tingkah
laku yang diadopsi dari dirinya, maupun sistem nilai yang harus
diterapkan pada anak, karena pada saat ini anak mulai masuk
sekolah dimana ia harus belajar cara berhubungan, berkompetensi
dan berkompromi dengan orang lain.
3. Masa Praremaja dan Remaja
Pada praremaja individu mengembangkan hubungan yang intim
denganteman sejenis, yang mana hubungan ini akan mempengaruhi
individu untuk mengenal dan mempelajari perbedaan nilai-nilai
yang ada di masyarakat. Selanjutnya hubungan intim dengan teman
sejenis akan berkembang menjadi hubungan intim dengan lawan
jenis. Pada masa ini hubungan individu dengan kelompok maupun
teman lebih berarti daripada hubungannya dengan orang tua.
Konflik akan terjadi apabila remaja tidak dapat mempertahankan
keseimbangan hubungan tersebut, yang seringkali menimbulkan
perasaan tertekan maupun tergantung pada remaja.
Respon adaptif
Respon
Maladaftif
Interdependen
a. Faktor predisposisi
1. Faktor perkembangan
b. Stressor presipitasi
1. Stressor sosial budaya
Stres dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor antara faktor
lain dan faktor keluarga seperti menurunnya stabilitas unit
keluarga dan berpisah dari orang yang berarti dalam
kehidupannya, misalnya karena dirawat di rumah sakit.
2. Stressor psikologis
Tingkat kecemasan berat yang berkepanjangan terjadi
bersamaan dengan keterbatasan kemampuan untuk
mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang
dekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan ketergantungan dapat menimbulkan kecemasan
tingkat tinggi.
(Prabowo, 2014: 111)
DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWAT
AN
Isolasi Sosial Setelah dilakukan tindakan TINDAKAN PSIKOTERAPEUTIK
keperawatan selama 3 x 24 KlienSP 1
jam Klien dapat berinteraksi dengan o Bina hubungan saling percaya
orang lain baik secara individu
o Identifikasi penyebab isolasisosial
maupun secara berkelompok
SP 2
dengan kriteria hasil :
o Diskusikan bersama Klien
§ Klien dapat membina hubungan
saling percaya.
§ Dapat menyebutkan penyebab
isolasi sosial. keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain
§ Dapat menyebutkan keuntungan
o Ajarkan kepada Klien cara berkenalan dengan satu orang
berhubungan dengan orang lain.
o Anjurkan kepada Klien untuk memasukan kegiatan
§ Dapat menyebutkan kerugian
berkenalan dengan orang lain dalam
tidak berhubungan dengan orang
jadwal kegiatan hariandirumah
lain.
SP 3
§ Dapat berkenalan dan bercakap-
cakap dengan orang lain secara o Evaluasi pelaksanaan dari jadwal kegiatan harian Klien
bertahap. o Beri kesempatan pada Klien mempraktekan cara
§ Terlibat dalam aktivitas sehari- berkenalan dengan dua orang
hari o Ajarkan Klien berbincang- bincang dengan dua orang
tetang topik tertentu
o Anjurkan kepada Klien untuk memasukan kegiatan
berbincang- bincang dengan orang lain dalam jadwal
kegiatan hariandirumah
SP 4
TINDAKAN PSIKOFARMAKA
TINDAKAN MANIPULASILINGKUNGAN
§ Libatkan dalam makan bersama
§ Perlihatkan sikap menerima dengan cara melakukan
kontak singkat tapi sering
§ Berikan reinforcement positif setiap Klien berhasil
melakukan suatu tindakan
§ Orientasikan Klien pada waktu, tempat, dan orang sesuai
kebutuhannya
Gangguan konsep diri: Setelah dilakukan tindakan asuhan TINDAKAN PSIKOTERAPEUTIK
harga diri rendah keperawatan selama 3 x pertemuan Pasien:
berhubungan dengan klien mempunyai konsep diri yang
§ Bina hubungan saling percaya
tidak efektifnya koping positif dengan criteria hasil:
§ Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
individu : koping § Dapat membina hubungan saling
klien (individu, keluarga, dan masyarakat)
defensif. percaya
§ Antu klien menilai kemampuan klien yang dapat
§ Dapat mengidentifikasi aspek
digunakan
positif yang dimiliki
§ Bantu klien memilih kegiatan dan melatih sesuai dengan
§ Dapat mengembangkan
kemampuan klien
kemampuan yang telah diajarkan
§ Melatih kemampuan kedua
§ Dapat terlibat dalam terapi
aktivitas kelompok orientasi realita § Anjurkan klien memasukandalam jadwal kegiatan
dan stimulasi persepsi harian Keluarga:
§ Dapat mengikuti aktivitas di § Diskusikan masalah yang dirasakan keluargadalam
rumah merawatklien
§ Dapat minum obat dengan § Jelaskan pengertian, tanda, dan gejala harga diri rendah
bantuan minimal yangdialami klien beserta proses terjadinya
§ Jelaskan cara-cara merawat klien harga diri rendah
§ Latih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada
klien harga diri rendah dirumah
§ Bantu keluarga membuaT
jadwal aktivitas di rumahtermasuk minum obat
§ Jelaskan follow up klien
TINDAKAN PSIKOFARMAKA