ISOLASI SOSIAL
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan jiwa
Disusun oleh :
NIM : 5021031014
S1 KEPERAWATAN-NERS
UNIVERSITAS FALETEHAN
SERANG BANTEN
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL
Isolasi Sosial
A. Faktor Predisposisi
d. Factor Biologis
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Insiden
kembar dizigot persentasenya 8%. Kelainan pada struktur otak seperti atropi,
pembesaran ventrikel, penurunan berat dan volume otak serta perubahan struktur
B. Faktor Presipitasi
Stresor presipitasi terjadinya isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh faktor internal
maupun eksternal, meliputi:
a. Stressor Sosial Budaya
Stresor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan, terjadinya
penurunan stabilitas keluarga seperti perceraian, berpisah dengan orang yang
dicintai, kehilangan pasangan pada usia tua, kesepian karena ditinggal jauh,
dirawat dirumah sakit atau dipenjara. Semua ini dapat menimbulkan isolasi
sosial.
b. Stressor Biokimia
1. Teori dopamine: Kelebihan dopamin pada mesokortikal dan mesolimbik serta
tractus saraf dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia.
2. Menurunnya MAO (Mono Amino Oksidasi) didalam darah akan
meningkatkan dopamin dalam otak. Karena salah satu kegiatan MAO adalah
sebagai enzim yang menurunkan dopamin, maka menurunnya MAO juga
dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia.
3. Faktor endokrin: Jumlah FSH dan LH yang rendah ditemukan pada pasien
skizofrenia. Demikian pula prolaktin mengalami penurunan karena dihambat
oleh dopamin. Hypertiroidisme, adanya peningkatan maupun penurunan
hormon adrenocortical seringkali dikaitkan dengan tingkah laku psikotik.
4. Viral hipotesis: Beberapa jenis virus dapat menyebabkan gejala-gejala
psikotik diantaranya adalah virus HIV yang dapat merubah stuktur sel-sel
otak.
C. Fase – fase
D. Rentang Respon
Adapun rentang sosial dari adaptif sampai terjadi respon yang maladaptif (Stuart
yang dapat diterima oleh norma-norma masyarakat. Menurut Sujono & Teguh
Respon yang dilakukan individu untuk merenungkan apa yang telah terjadi
atau dilakukan dan suatu cara mengevaluasi diri dalam menentukan rencana-
rencana.
a. Manipulasi
b. Impulsif
Respon sosial yang ditandai dengan individu sebagai subyek yang tidak
c. Narkisisme
harga diri yang rapuh, terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan
Sedangkan gangguan hubungan sosial yang sering terjadi pada rentang respon
c. Manipulasi ; Individu tidak dapat dekat dengan orang lain, orang lain hanya
sebagai objek.
d. Curiga ; tertanam rasa tidak percaya terhadap orang lain dan lingkungan.
E. Mekanisme Koping
Menurut Purba, dkk. (2008) strategi koping digunakan pasien sebagai usaha
mengatasi kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam
dirinya. Strategi koping yang sering digunakan pada masing-masing tingkah laku
adalah sebagai berikut:
a. Tingkah laku curiga: proyeksi
b. Dependency: reaksi formasi
c. Menarik diri: regrasi, depresi, dan isolasi
d. Curiga, waham, halusinasi: proyeksi, denial
e. Manipulatif: regrasi, represi, isolasi
f. Skizoprenia: displacement, projeksi, intrijeksi, kondensasi, isolasi, represi dan
regrasi.
a. Masalah keperawatan:
Data subyektif:
• klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
Data obyektif:
• klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
Tujuan umum :
klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
Tindakan :
Tindakan:
2.1 kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
Tindakan :
3.1 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
3.2 kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan
orang lain
3.3 kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang
lain
orang lain
orang lain
tindakan:
4.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
4.2 Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
klien - Perawat
4.5 Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu
4.7 beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
Tindakan:
orang lain
orang lain
VI. SUMBER
Keliat, Budi Anna. 2009. Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa. Jakarta.
ECG
ISOLASI SOSIAL
SP 1
Pertemuan Ke :
Hari/Tanggal :
Nama Klien :
A. Proses Keperawatan :
1. Kondisi Klien :
Klien tampak menyendiri, klien terlihat mengurung diri, klien tidak mau bercakap-
2. Diagnosa Keperawatan :
Isolasi sosial
3. Tujuan Khusus :
4. Tindakan keperawatan :
B. Strategi Komunikasi
1. ORIENTASI
a. Salam Terapeutik
“assalamualaikum bu, apakah kita boleh berkenalan? Perkenalkan saya Deni Fauzi
mahasiswa dari Universitas Faletehan, bisa dipanggil saya Deni ya, nama ibu siapa?
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan ibu saat ini? Adakah yang ibu pikirkan? Bagaimana kalau ibu
ibu”.
c. Kontrak :
Topik :
Waktu:
Bagaimana ibu?
Tempat:
d. Tujuan interaksi
Tujuan kita berkenalan yaitu supaya kita lebih akrab, ibu juga bisa mengungkapkan
perasaan ibu kepada saya juga agar ibu mengetahui keuntungan dan kerugian
ibu, kalau boleh saya tau orang yang paling dekat dengan ibu siapa?
menurut ibu apa keuntungann berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak
dengan orang lain, yaitu ibu punya banyak teman, saling menolong, saling
sekarang saya akan mengajarkan ibu berkenalan. bagus, ibu dapat mempraktekkan
apa yang saya ajarkan tadi. bagaimana kalau kegiatan berbincang - bincang
3. TERMINASI
a. Evaluasi
b. Rencana Tindak Lanjut ( apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan
“tadi saya sudah menjelaskan keuntungan dan kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain dan cara berkenalan yang benar, saya harap ibu dapat mencobanya
c. Kontrak:
Topik:
Baiklah, pertemuan kita cukup sampai disini, besok kita akan berbincang -
bincang lagi tentang jadwal yang telah kita buat dan mempraktekkan cara
Waktu:
“Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang - bincang dengan saya besok,
Tempat:
“Di mana ibu mau berbincang - bincang dengan saya besok?,baiklah bu bagaimana