Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PENDAHULUAN
PROFESI NERS

Nama Mahasiswa
Deni Fauzi
5021031014

Kasus/diagnose medis
Jenis Kasus : SINDROMA NEFROTIK
Ruangan : Mawar
Kasus ke : 4

CATATAN KOREKSI PEMBIMBING

KOREKSI I KOREKSI II

(…………………………………………………………) (………………………..……...………………………….)
a. Definisi
Sindrom nefrotik merupakan kumpulan manifestasisi klinis akibat gangguan
glomerulus yang ditandai dengan peningkatan permeabilitas membran glomerulus
terhadap protein dengan gejala berupa protenuria masif dan hipoalbumineamia.
Sindrom nefrotik yang dicirikan oleh albumenuria, hiper lipidemi, dan edema.
Kelainan ini akibat dari kebocoran glomerulus dari protein plasma kedalam urin.
b. Etiologi
Penyebab penyakit sindrom nefrotik dibagi menjadi
1) Sindrom nefrotik bawaan
Diturunkan sebagai resesif autosonal atau karena reaksi maternofetal. Resisten
terhadap semua pengobatan. Gejalanya adalah edema pada masa neonatus.
Prognosis buruk dan biasanya pasien meninggal dalam bulan-bulan pertama
kehidupannya
2) Sindrom nefrotik sekunder
1) Penyakit metabolik dan jaringan kolagen (sistemik ) seperti lupus
eritematosus diseminata, purpura anafilaktoid
2) Thrombosis vena renalis
3) Penyakit keganasan
4) Penyakit infeksi seperti glumeronefritis akut atau kronik
5) Toksin dari bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, air
raksa
c. Manifestasi klinis
a. Edema
b. Proteinuria
c. Hipoalbuminemia
d. Hiperkolesterolemia,
e. Hipertensi
d. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
1) Pemeriksaan sampel urin
2) Pemeriksaan darah
3) Pemeriksaan elektrolit
e.
f. Patofisiologi
Nefrotik sindrom

Glomeruluneftritis

Permeabilitis glomerulus meningkat

Kenaikan filtrasi plasma protein

Proteinuria

Hipoalbuminemia

Penurunan respon imun tekanan onkotik plasma menurun

Volume darah efektif menurun

Mekanisme regulator ginjal

Retensi air dan natrium

Edema

Hipovolemia

Resiko infesi

g. Pengkajian keperawatan
a) Wawancara
Identitas : nama, usia, alamat, telp, tingkat pendidikan, dll. Riwayat kesehatan
yang lalu : pernahkah sebelumnya klien sakit seperti ini ?
Riwayat kelahiran, tumbuh kembang, penyakit yang sering dialami, imunisasi,
hospitalisasi sebelumnya, alergi dan pengobatan.
Pola kebiasaan sehari-hari : pola makan dan minum, pola kebersihan, pola
istirahat tidur, aktivitas dan pola eleminasi.
b) Pemeriksaan fisik
1) Sistem gastrointestinal : auskultasi bising usus, palpasi adanya hepatomegali /
splenomegali, adakah mual, muntah. Kaji kebiasaan buang air besar.
2) Sistem perkemihan : kaji frekuensi buang air kecil, warna dan jumlahnya
h. Diagnosa Keperawatan
Resiko infeksi
Kelebihan volume cairan
i. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1 Ds Nefrotik sindrom Resiko infeksi

Glomeruluneftritis

Do Permeabilitis glomerulus
meningkat

Kenaikan filtrasi plasma


protein

Proteinuria

Hipoalbuminemia

Penurunan respon imun

Resiko infeksi

Nefrotik sindrom Kelebihan volume


cairan
Glomeruluneftritis

Permeabilitis glomerulus
meningkat

Kenaikan filtrasi plasma


protein

Proteinuria

Hipoalbum

tekanan onkotik plasma menurun

Volume darah efektif menurun

Mekanisme regulator ginjal

Retensi air dan natrium

Edema

Hipovolemia
Nefrotik sindrom Defisit nutrisi

Glomeruluneftritis

Permeabilitis glomerulus
meningkat

Kenaikan filtrasi plasma


protein

Proteinuria

Hipoalbum

tekanan onkotik plasma menurun

Volume darah efektif menurun

Mekanisme regulator ginjal

Retensi air dan natrium

Edema

terasa penuh pada abdomen

Nafsu makan menurun

Defisit nutrisi

j. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Kriteria hasil/tujuan Intervensi Aktivitas


Keperawatan
Resiko infeksi Setelah dilakukan Pencegahan Observasi :
intervensi keperawatan infeksi a) Monitor
tanda&gejala
selama 3x 24 jam infeksi lokal &
maka tingkat infeksi sistemik
Terapeutik
dapat menurun dengan b) Batasi jumlah
kriteria hasil: pengunjung
c) Berikan
1. Nyeri menurun perawatan kulit
2. Kadar sel darah pada area
edema
putih membaik d) Cuci tangan
3. Kultur darah sebelum &
membaik sesudah kontak
dengan pasien
4. Kultur urine
dan lingkungan
membaik pasien
e) Pertahankan
5. Kultur feses
teknik aseptik
membaik pada pasien
beresiko tinggi
6. Kultur area luka
Edukasi
membaik a. Jelaskan tanda
dan gejala
7. Nafsu makan
infeksi
membaik b. Ajarkan cuci
tangan dengan
benar
c. Ajarkan cara
memeriksa
kondisi luka
atau luka
operasi
d. Anjrkan
meningkatkan
asupan nutrisi
e. Anjurkan
meningkatkan
cairan
Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian
imunisasi, jika
perlu
Hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen Observasi
intervensi keperawatan hipovoolemia a) Periksa tanda
dan gejala
selama 3x 24 jam hipovolemia
maka status cairan dapat (mis. Frekuensi
nadi meningkat,
membaik dengan nadi teraba
kriteria hasil: lemah, tekanan
darah menurun,
a) Kekuatan nadi tekanan nadi
meningkat menyempit,
turgor kulit
b) Output urine menurun,
meningkat membran
mukosa kering,
c) Membran volume urin
mukosa lembap menurun,
hematokrit
meningkat meningkat,
d) Edema anasarka haus lemah)
b) Monitor intake
& perifer
dan output
menurun cairan
Terapeutik
e) Perasaan lemah
a. Hitung
menurun kebutuhan
cairan
f) Rasa haus
b. Berikan asupan
menurun cairan oral
Edukasi
g) Konsentrasi
a. Anjurkan
urine menurun memperbanyak
asupan cairan
h) Frekuensi nadi
oral
membaik b. Anjurkan
menghindari
i) Tekanan darah
perubahan
membaik posisi
mendadak
j) Tekanan nadi
Kolaborasi
membaik a. Kolaborasi
pemberian
k) Turgor kulit
cairan IV
membaik isotonis (mis.
NaCl, RL)
l) Hemoglobin
b. Kolaborasi
membaik pemberian
cairan IV
m) Hematokrit
hipotonis (mis.
membaik Glukosa 2,5%,
NaCl 0,4%)
n) Intake cairan
c. Kolaborasi
pemberian
cairan koloid
(mis. Albumin,
Plasmanate)
d. Kolaborasi
pemberian
produk darah

Anda mungkin juga menyukai