Anda di halaman 1dari 7

DOPS KOMUNIKASI TERAPEUTIK RESIKO PERILAKU KEKERASAN PADA

PASIEN TN.S
DI BANGSAL SADEWA RS JIWA GRHASIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :
Yustiti Alif Nur
242115877

PROGRAM STUDI PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2022
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA PROGRAM STUDI PROFESI NERS

ANGKATAN XXVII

LEMBAR PENGESAHAN Telah disahkan “Dops Komunikasi Terapeutik Resiko Perilaku


Kekerasan Pada Pasien Tn.S di Bangsal Nakula Sadewa RSJ Grhasia”

Keperawatan Jiwa STIKes Surya Global Yogyakarta 2022

Yogyakarta, 24 Agustus 2022

Diajukan oleh :

Yustiti Alif Nur

24211587

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing klinik

(Suib, S.Kep.,Ns,.M.Kep.,CWCS) (Ns. Puji Hastuti, S.Kep)

ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN (DOPS)


STRATEGI PELAKSANAAN 1
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan : SP 1 Resiko Perilaku Kekerasan


Nama pasien : Tn.S
Diagnosa medis : F.20.3

2. Diagnosa keperawatan:
Resiko Perilaku Kekerasan : Harga Diri Rendah

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional


No Prinsip-prinsip tindakan Rasional
1 Cuci tangan Mencegah penyebaran
mikroorganisme
2 Bina hubungan saling percaya dengan Membina hubungan saling
pasien percaya
a. Salam terapiutek
b. Perkenalan nama perawatan
c. Tanya nama pasien dan panggilan
d. Jelaskan tujuan yang akan dilakukan
e. Kontrak waktu
f. Tanyakan perasaan pasien
3 Mengidentifikasi penyebab kemarahan Ungkapan dari pasien mengenali
isi penyebab resiko perilaku
kekerasan
4 Mengidentifikasi frekuensi kemarahan Ungkapan dari pasien frekuensi
Kemarahan
5 Mengidentifikasi waktu timbulnya rasa Ungkapan dari pasien waktu
marah timbulnya rasa marah
6 Mengidentifikasi situasi pencetus Ungkapan dari pasien situasi
Resiko perilaku kekerasan pencetus resiko perilaku kekerasan
7 Mengidentifikasi perasaan pasien saat Ungkapan dari pasien yang
terjadi rasa marah menunjukan apa yang dibutuhkan
dan dirasakan
8 Membantu respon pasien ketika terjadi Ungkapan dari pasien ketika
kemarahan terjadi kemarahan
9 Menjelaskan cara mengontrol rasa marah Mengajarkan pasien cara
dengan cara beristighfar mengontrol marah
10 Mencontohkan cara berdoa dan menguatkan Mencontohkan cara berdoa
spiritual dan menguatkan spiritual
11 Melatih pasien cara menguatkan spiritual Mengulang apa yang diajarkan .
untuk mengurangi amarah agar klien mampu menerapkan

12 Melatih pasien cara mengontrol amarah Memperagakan cara


mngontrol amarah

14 Memantau penerapan cara mencegah Memastikan pasien


amarah mampu melakukannya

15 Melatih pasien untuk memasukan kedalam Menganjurkan pasien


jadwal kegiatan harian memasukan kedalam jadwal
kegiatan aktivitas
16 Mengucapkan hamdalah sesudah Agar dimudahkan oleh Allah
melakukan tindakan. dalam setiap melakukan tindakan

17 Mencuci tangan sesudah berinteraksi Mencegah transmisi


mikroorganisme.

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan


cara pencegahannya:
Bahaya :
- Klien tidak mendengarkan/tidak paham apa yang dijelaskan oleh perawat
- Klien bisa saja mengamuk karena merasa tersinggung
- Klien bisa saja marah

Pencegahannya :
- Menerapkan komunikasi terapeutik
- Tunjukkan sikap yang empati dan jujur, janji setiap kali interaksi
- Berikan perhatian kepada pasien dan perhatikan kebutuhan dasar pasien.
- Bersikap ramah kepada klien dan jangan memaksa klien untuk
berbincang jika klien tidak bersedia.
- Jelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien, evaluasi kembali
setelah diberi penjelasan
5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan:
Pasien dapat mengidentifikasi & mengontrol rasa marah
6. Hasil : Pasien dapat menjelaskan cara mengontrol rasa marah dengan cara
menguatkan spiritual dan tarik nafas dalam
7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah/ diagnose tersebut (mandiri dan kolaborasi):
Mandiri : Memberi dorongan kepada klien melakukan kegiatan dalam
jadwal harian
Kolaborasi : Pemberian obat sesuai advis dokter :
 Trihexypenidil ( THP )
 Haloperidol
 Clozapine

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)


Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan : Harga Diri Rendah
Pertemuan ke I (satu)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a. Klien mengatakan malu dan tidak berguna
b. Klien mengatakan ekspresi wajah malu
c. Klien mengatakan “ragu”ketika diminta melakukan sesuatu
d. Klien tampak kurang bergairah
e. Klien selalu mengungkapkan kekurangannya dari pada kelebihannya
2. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah kronis berhubungan dengan kurangnya pengakuan dari orang lain
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik “Selamat pagi bapak , saya Yustiti Alif Nur, saya mahasiswa
Ners STIKes Surya Global yang sedang praktek dirumah sakit ini”, “bapak bisa
panggil saya mbak yustiti”. ”Nama bapak siapa?”. “........” “bapak lebih senang
dipanggil siapa?”“o o o bapak S”. “saya akan menemani bapak selama 2 minggu,
jadi kalau ada yang mengganggu pikiran bapak bisa bilang ke saya, siapa tahu
saya bisa bantu”
b. Evaluasi/Validasi “Bagaimana perasaan bapak saat ini? ......... o o o begitu” “Coba
ceritakan pada saya, apa yang dirasakan dirumah, hingga dibawah ke RSJ”
c. Kontrak
1) Topik “ Maukah bapak S bercakap – cakap dengan kemampuan yang dimiliki
serta hobi yang sering dilakukan dirumah”
2) Tempat “bapak lebih suka bercakap – cakap dimana?, o o o ditaman, baiklah”
3) Waktu “kita mau becakap – cakap berapa lama?, Bagaimana kalau 10 menit
saja”
4) Kerja “Kegiatan apa saja yang sering bapak S lakukan dirumah?”.........
“memasak, bertani, bagus itu pak”. “Terus kegiatan apalagi yang bapak
lakukan?”. “kalau tidak salah bapak juga senang menanam ya?”, wah bagus
sekali! “Bagaimana kalau bapak menceritakan kelebihan lain/kemampuan lain
yang dimiliki?” kemudian apa lagi. “Bagaimana dengan keluarga bapak,
apakah mereka menyenangi apa yang bapak S lakukan selama ini, atau apakah
mereka sering mengejek hasil kerja bapak?”
5) Terminasi
a. Evaluasi subyektif “Bagaimana perasaan bapak S selama kita bercakap –
cakap?”, “Senang terima kasih”
b. Evaluasi Obyektif “Tolong bapak S ceritakan kembali kemampuan dan
kegiatan yang sering bapak lakukan? ........ Bagus”, “terus bagaimana
tanggapan keluarga bapak terhadap kemampuan dan kegiatan yang bapak
lakukan?”.
c. Rencana Tindak Lanjut “baiklah pak, nanti bapak ingat ingat ya,
kemampuan bapak yang lain dan belum sempat bapak ceritakan kepada
saya?”, “besok bisa kita bicara lagi”.
d. Kontrak
1) Topik “Bagaimana kalau besok kita bicarakan kembali kegiatan
/kemampuan yang dapat bapak lakukan di rumah dan di RSJ”
2) Tempat “Tempatnya mau dimana pak? ”
3) Waktu “Berapa lama kita akan bercakap – cakap?”. “Bagaimana kalau
15 menit” “Setuju!” “Sampai bertemu lagi besok ya, pak S”

Anda mungkin juga menyukai