2. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
a. Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf yang
berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
b. Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbic
c. Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat.
d. Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.
2. Faktor Presipitasi
a. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
c. Adanya gejala pemicu
3. Manifestasi Klinik
1. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakinninya (tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan
2. Klien tampak tidak mempunyai orang lain
3. Curiga
4. Bermusuhan
5. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan
6. Takut dan sangat waspada
7. Tidak tepat menilai lingkungan/realitas
8. Ekspresi wajah tegang
9. Mudah tersingung
4. Pohon Masalah
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
5. Asuhan Keperawatan
a. Masalah Keperawatan
Masalah Keperawatan : Perubahan Isi Pikir : Waham
1) Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan,
keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
2). Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain,
lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas,
ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.
b. Diagnosa Keperawatan
Perubahan Proses Pikir: Waham
c. Intervensi
Diagnosa Keperawatan: Perubahan Proses Pikir: Waham
1. Tujuan umum :
Klien tidak terjadi perubahan proses pikir: waham
2. Tujuan khusus :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan :
a. Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan
interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas topik, waktu,
tempat).
b. Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat menerima
keyakinan klien “saya menerima keyakinan anda” disertai ekspresi menerima,
katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak
membicarakan isi waham klien.
c. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan perawat akan
menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan
kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.
d. Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri.
Keliat, Budi Anna. 2006. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta : FIK,
Universitas Indonesia.
Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo.
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa Edisi 1. Bandung, RSJP
Bandung.
Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba Medika
Stuart dan Sundeen . 2005 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP 1 WAHAM
Pertemuan Ke: SP 1
Tanggal :-
Nama Klien : Tn. Y
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS: - Klien mengatakan sesuatu yang diyakininya berulang kali secara berlebihan
- klien merasa sebagai orang hebat
- klien merasa memiliki kekuatan
DO: - Banyak berkata-kata
- inkoheren
- klien tampak curiga
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir: waham
3. Tujuan Khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Klien dapat mengidentifikasi perasaan yang muncul secara berulang dalam pikiran
klien.
Klien dapat mengidentifikasi stressor atau pencetus waham.
4. Tindakan Keperawatan
Bina hubungan saling percaya
Bantu orientasi realita pasien
Diskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
Bantu pasien memenuhi kebutuhannya
Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
B. Proses PelaksanaanTindakan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Selamat Pagi Bapak perkenalkan nama saya Perawat Nancy Martina. Saya senang
dipanggil Nancy. Saya mahasiswi Poltekkes Semarang Jurusan Profesi Ners yang
akan merawat Bapak, saya praktek disini selama 3 minggu, mulai tanggal 25
Januari sampai 13 Februari 2021. Nama Bapak siapa? Senangnya dipanggil siapa?
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana tidurnya semalam?
c. Kontrak
Topik : Bapak saya ingin berbincang – bincang tentang kemampuan yang
Bapak miliki.
Waktu : Bapak kita akan berbincang – bincang jam berapa? Dan berapa lama?
Bagaimana jika jam 16.00 sampai 16.10?
Tempat : Dimana kita akan berbincang – bincang, bagaimana kalau kita
berbincang – bincang disini?
Tujuan : Kita berbincang – bincang agar kita saling mengenal.
2. Fase Kerja
Bapak sudah berapa lama disini? apa yang Bapak rasakan hari ini? Waktu dibawa
kesini ada kejadian apa dirumah? Oow Bapak merasa diri Bapak adalah Yesus. Saya
mengerti dengan yang Bapak rasakan. Memang Bapak lahir tahun berapa? Ow
Yesuskan lahir sudah lama sekali dan sekarang sudah wafat, sedangkan Bapak masih
hidup, iakan? Jadi sebenarnya apa yang sedang Bapak butuhkan untuk kehidupan
sehari-hari ibu? Ooh Bapak ingin mempunyai kegiatan. Coba sekarang Bapak tulis
kegiatan apa saja yang ingin Bapak lakukan. Wah bagus sekali kegiatan yang Bapak
inginkan. Sekarang Bapak pilih 2 kegiatan yang paling Bapak ingin lakukan. Ooh
Bapak ingin bersih-bersih dan mengobrol. Kalau begitu kita masukkan kedalam
jadwal harianya Bapak. Kalau ibu mengerjakannya sendiri beritanda M, kalau dibantu
suster beritanda B, kalau tidak dikerjakan beritanda T.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang – bincang dengan saya dan menyusun
kegiatan harian ibu?
b. Evaluasi Obyektif
Coba ibu sebutkan lagi kegiatan apa saja yang ibu ingin lakukan.
c. Rencana Tindak Lanjut
Saya harap Bapak melakukan kegiatan-kegiatan tadi ya dan memasukkan kedalam
jadwal kegiatan harianya pak.
d. Kontrak yang akan datang
Topik : Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang – bincang
lagi.
Waktu : Bagaimana kalau kita berbincang- bincang kembali besok jam
16.00wib selama 15 menit, apakah Bapak setuju?
Tempat : Mau dimana besok kita berbincang – bincang, bagaimana kalau
ditempat ini lagi? Baiklah sampai bertemu lagi. Selamat sore Bapak .