Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN JIWA


WAHAM

Disusun Oleh :

Nama : INDAH NOVITASARI


NIM : S16156
Kelas : S16C

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN JIWA
WAHAM

A. Masalah Utama
Waham

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Definisi
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-
menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006)
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas
yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan
latar belakang budaya klien (Aziz R, 2003).
Ramdi (2000) menyatakan bahwa itu merupakan suatu keyakinan tentang isi
pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan
intelegensia dan latar belakang kebudayaannya, keyakinan tersebut
dipertahankan secara kokoh dan tidak dapat diubah-ubah.
2. Tanda dan Gejala
a Subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang dia yakini tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadan dirinya yang berlebihan tetapi tidak
sesuai keyakinan
b Objektif
1) Klien tampak tidak mempunyai orang lain
2) Curiga
3) Merusak diri
4) Takut
5) Tidak realistis
6) Mudah tersinggung
3. Penyebab Terjadinya Masalah
a Faktor Predisposisi
Meliputi perkembangan social, kultural, psikologis dan biokimia. Jika
tugas perkembangan terhambat dan hubungan intra personal terganggu
maka individu mengalami stress dan kecemasan. Berbagai factor
masyarakat dapat membuat seseorang merasa terisolasi dan merasa
kesepian, dan mengakibatkan kurangnya rangsang eksternal stress yang
berlebih dapat mengganggu metabolism dalam tubuh sehingga membuat
tidak mampu dalam proses stimulasi eksternal dan interlan.
b Faktor Presipitasi
Rangsangan lingkungan yang sering menjadi pencetus terjadinya waham
yaitu hubungan permusuhan yang dialami klien, suasana sepi dan
kecemasan.
4. Akibat Terjadinya Masalah
Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko menciderahi diri
sendiri, orang lain dan lingkungan.

C. Pohon Masalah

D. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji


1 Masalah keperawatan
a. Resiko tinggi menciderahi diri, orang lain dan lingkungan
b. Perubahan isi fikir waham
2 Data yang perlu dikaji
a. Resiko tinggi menciderahi diri, orang lain dan lingkungan
1) Data subjektif
Klien memberi kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada
seseorang, suka membentak dan menyerang
2) Data objektif
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dan pandangan
tajam
b. Perubahan isi fikir waham
1) Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) secara berlebihan
2) Data objektif
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, sering curiga,
bermusuhan, merusak diri, orang lain dan lingkungan

E. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2. Perubahan isi pikir : waham

F. Rencana Keperawatan
1. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Tujuan Umum :
Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Tujuan Khusus:
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
1) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut
nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.
2) Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
3) Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
4) Beri perhatian dan penghargaan : teman klien walau tidak
menjawab.
b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
Tindakan:
1) Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
2) Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.
3) Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien
dengan sikap tenang.
c. Klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan.
Tindakan :
1) Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat
jengkel/kesal.
2) Observasi tanda perilaku kekerasan.
3) Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel / kesal yang dialami
klien.
2. Perubahan isi pikir : waham
Tujuan umum :
Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan
meningkat harga dirinya.
Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
2) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
3) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
4) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya
sendiri
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
Tindakan :
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,
utamakan memberi pujian yang realistis
3) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang
ke rumah
DAFTAR PUSTAKA 

Keliat, Budi Anna. (2008). Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa.


Jakarta : FIK, Universitas Indonesia
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2008
Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba
Medika
Stuart dan Sundeen . 2009 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .
STRATEGI PELAKSANAAN 1
Pertemuan 1

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondidi Klien
Klien tenang, kooperatif, dudk sendiri, nonton tv sambil duduk
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan perubahan isi pikir : Waham Kebesaran
3. Tujuan SP 1
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
4. SP 1 Pasien
Membina hubungan saling percaya dengan pasien, mengidentifikasi
masalah, menjelaskan proses terjadinya masalah.
Tindakan Keperawatan :
a. Pasien mampu mengidentifikasi masalah
b. Pasien dapat menjelaskan prosen terjadinya masalah

B. STRATEGI KOMUNIKASI
1 Fase Orientasi
“Halo selamat suang pak”
“Bagaiman kabar bapak hari ini? Bapak tamak segar sekali, sudah makan
pagi apa belum? Menunya masih ingat apa tadi?”
“Kenalkan nama saya X biasanya dipanggil X. Nama bapak siapa? Suka
dipanggil apa?”
“Saya mahasiswa Keperawatan STIKes KUSUMA HUSADA
SURAKARTA, saya bertugas disini selama 2minggu. Saya akan merawat
bapak selama saya bertugas disini, setiap hari kita akan bertemu dan
berbibincang-bincang.”
“Hari ini kita akan berbincang-bincang untuk lebih saling mengenal
waktunya kurang lebih 15 minit cukup tidak pak? Dimana kita bicara?
Bagaiman kalau sambil duduk diteras?”
“Didepan sana pak, Ok baiklah kalau begitu”
2 Fase Kerja
“Bagaimana perasan dan keadaan bapak selama ini?”
“Apakah ada yang dikeluhkan, atau ditanyakan selama berbincang-
bincang?”
“Pak tidak usah khawatir karena kita tidak akan macam-macam dengan
bapak. Bapak berada ditempat yang aman. Saya dan perawat-perawat disini
akan selalu menjadi teman dan membantu bapak.”
“Pak bisa saya tahu sekarang identitas bapak, baik alamat, keluarga, hobi
atau mungkin keinginan sekarang?”
“Wah terimakasih pak karena sudah mau berkenalan dengan saya dan
sekarang saya akan memberi tahu identitas saya, pak maukan
mendengarkan?”
“Nah karena kita sudah saling mengenal, maka sekarang kita berteman. Jadi
bapak boleh sungkan lagi bila ada masalah bisa diceritakan dengan saya.
Bapak maukan berteman dengan saya?”
3 Fase Terminasi
“Sementara itu dulu yang kita bicarakan yan pak?”
“Coba bisa diulang tadi nama saya siapa?”
“Wah bagus sekali perkenalkan bapak bisa ingat nama saya.”
“Saya sangat senang berkenalan dengan bapak dan bapak sudah
mengunkapkan perasaan dengan baik, mau berkenalan dan bertemu dengan
saya”
“Besok kita bertemu lagi ya? Dan berbincang-bincang tentang cara
mempraktekan membina hubungan dengan orang lain dan membicaran
kemampuan yang dimiliki bapak. Jam 10.30 WIB, tempatnya disini lagi.
Bagaimana apak setuju?”
“Baiklah saya pamit dulu, terimakasih. Sampai bertemu besuk ya?”

Anda mungkin juga menyukai