Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN YANG MENGALAMI WAHAM

Dosen Pengampu : Anny Rosiana M, M.Kep,Ns.Sp.Kep J

Oleh kelompok 4:

Shara Yusdiana Dewi Warsini(142022030304)

Risa Yuliantiana (142022030308)

Anita Dewi Saputri (142022030312)

Devita Mutiara Krisna (142022030315)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAMOTAN
2022
A. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/
terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.
Budi Anna dkk,2007
Gangguan isi piker dapat diidentifikasi dengan adanya waham, waham atau
delusi adalah ide yang salah yang bertentangan dengan semua kenyataan dan tidak
ada kaitannya dengan latar belakang budaya (keliat 2009)
Waham adalah keyakinan yang tidak sesuai dengan kenyataan yang tetap
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain,keyakinan ini
berasal dari pikiran klien yang sudah kehilangan control (Rusdi, 2020)

B. Faktor predisposisi
1. Klien
a. Beberapa gangguan mental dan fisik:waham paranoid, skizofrenia, keracunan
zat tertentu
b. Faktor sosial budaya:proses tumbuh kembang yang tidak tuntas, missal rasa
saling percaya yang tidak terbina
2. Lingkungan yang tidak terapeutik
Sering diancam, tidak dihargai atas jerih payahnya, kehilangan pekerjaan, tidak
mempunyai teman dekat
3. Interaksi
a. Provokasi; sikap orang lain yang terlalu menguasai, curiga kaku tidak
toleransi terhadap klien
b. Antisipasi : perhatian, penampilan, persepsi da nisi piker
c. Konflik : fantasi yang tidak terselesaikan, sudah dapat memfokuskan pikiran
dansudah dapat mengorganisasikan pikiran terhadap sesuatu permasalahan
C. Faktor presipitasi
1. Internal
Merasa gagal, kehilangan sesuatu yang sangat bermakna secara berulang,
ketakutan karena adanya penyakit fisik
2. Eksternal
Adanya serangan fisik, kehilangan hubungan yang penting dengan orang lain,
adanya kritikan dari orang lain
D. Tanda dan gejala
1. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidaksesuai
dengan kenyataan)
2. Klien tampak tidak mempunyai orang lain
3. Curiga
4. Bermusuhan
5. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan
6. Takut dan sangat waspada
7. Tidak tepat menilai lingkungan
8. Ekspresi wajah tegang
9. Mudah tersiggung
E. Diagnose keperawatan dan pohon masalah
1. Resiko tinggi menciderai diri, orang lain dan lingkungan
2. Kerusakan komunikasi: verbal
3. Perubahan isi piker : waham
4. Gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah

Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan

Perubahan proses piker: Waham

Gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah

F. Strategi pelaksanaan pasien


1. Tujuan umum:
Klien tidak terjadi perubahan proses pikir: Waham
2. Tujuan khusus
a. SP I : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan
1) bina hubungan saling percaya:
 salam terapeutik
 perkenalkan diri
 jelaskan tujuan unteraksi
 ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
 buat kontrak yang jelas (tempat,topic dan waktu)
2) jangan membantah dan mendukung waham klien:katakana perawat
menerima keyakinan klien “saya menerima keyakinan anda”disertai
ekspresi menerima .katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi
ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien
3) yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlingdungi : katakana
perawat akan menemani klien dank lien berada ditempat yang aman,
gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendiri
4) observasi apakah wahamnya enggangu aktivitas harian dan perawatan
diri
b. SP 2 : menggunakan obat dengan benar
Tindakan
1) Diskusikan dengan klien tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan
efek samping minum obat
2) Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama obat,
dosis, waktu dan cara)
3) Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan
4) Beri reinforcement positif bila pasien minum obat

c. SP 3 :Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki


Tindakan
1) Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis
2) Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu
dan saat ini yang realistis
3) Tanyaka apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukan
saat ini
4) Jika kita selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan
waham tidak ada, perlihatkan pada klien bahwa klien sangat penting
d. SP 4:klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
Tindakan
1) Observasi ke butuhan klien sehari hari
2) Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama dirumah
maupun di rumah sakit
3) Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham
4) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal kegiatan)
5) Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan
wahamnya
e. SP 5:klien dapat berhubungan dengan realistis
Tindakan
1) Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat
dan waktu)
2) Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok:orientasi waktu
3) Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan
G. Strategi pelaksanaan keluarga
Klien dapat dukungan dari keluarga
Tindakan
1. Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang gejala waham,
cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat
2. Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga
Daftar pustaka
Keliat budi anna, 2006.Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta: FIK,
Universitas Indonesia

Kusumawati dan Hartanto .2010. Buku Ajar Keperawatan Jjiwa. Jakarta: Salemba
Medika

Stuart dan Sunden. 2005. Buku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai