Anda di halaman 1dari 7

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak,
Progresif cepat, berupa defisit neurologis rokal dan/ atau global yang
berlangsung 24 jam atau lebih/ langsung menimbulkan kematian dan
semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatic.
Bila gangguan peredaran darah otak ini berlangsung sementara beberapa
detik hingga beberapa jam kurang dari 24 Jam disebut sebagai sarangan
iskemia otak sepintas.
(Arif Mansjoer. 200:17)

Stroke adalah penyakit serebrovaskuler mengacu kepada isetiap


gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau
terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri ke otak.
(Sylvia. 2003 : 1119)
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi apabila lesi vaskuler
intraserebrum mengalami ruptus sehingga teriadi perdarahan ke dalam ruang
subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak.
(Sylvia. 2003: 1119)

B. ETIOLOGI
Selain lesi vaskuler anatomik penyebab stroke hemoragik adalah
hipertensi, gangguan perdarahan, pemberian antikoagulan yang terlalu
agresif (terutama pada pasien berusia lanjut) dan pemakaian amfetamin dan
kokain intranasal.
(Sylvia. 2003: 1119)
C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala Neurologis yang timbul tergantung pada berat ringannya
gangguan pembuluh darah dan lokasinya :
 Kelumpuhan wajah anggota badan (biasanya herniparesis) yang timbul
mendadak.
 Gangguan sensibilitas pada satu lebih anggota badan.
 Perubahan mendadak status mental (konfusi, delirium, letargi stupor,
koma).
 Afksia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan atau kesulitan memahami
ucapan.
 Disartria (bicara pelo/cadel).
 Gangguan penglihatan (hemianopia/monokuler) atau diplopia.
 Ataksia (trunval/anggota badan)
 Vertigo, mual dan muntah atau nyeri kepala.
(Arif Mansjoer. 2000: 18)

D. PATOFISIOLOGI
Perdarahan dapat terjadi di bagian mana saja dari sistem saraf
misalnya dengan trauma. Perdarahan intra serebrum ke dalam jaringan otak
paling sering terjadi akibat cedera vaskuler yang dipicu oleh hipertensi dan
ruptur salah satu dari banyak arteri kecil yang menembus jauh ke dalam
jaringan otak. Stroke yang disebabkan olch perdarahan intraserebrum paling
sering terjadi saat pasien aktif dan terjaga sehingga kejadiannya sering
disaksikan oleh orang lain. Karena lokasinya berdekatan dengan arteri-arteri
dalam basal ganalia dan kapsula interna sering menerima beban terbesar
tekanan dan iskemia yang disebabkan oleh stroke tipe ini.
Pada pasien yang berusia kurang dari 40 tahun perlu dipikirkan
pemakaian kokain sebagai kuasa stroke yang disebabkan oleh perdarahan
intra screbrum. Kokain dapat meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis
sehingga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang mendadak.
Perdarahan dapat terjadi di pembuluh intra screbrum atau subaraknoid.
(Sylvia. 2003:1120)
E. PATHWAYS

Faktor resiko : lansia pria, Trombo emboli serebri


riwayat keluarga : Ruptur dinding pembuluh
Hipertensi, DM, merokok
alkoholis
Penyumbatan pembuluh darah

Perdarahan Intra Kranial

Ischemi Hemoragic Sub arachnoid Hemoragic Intra Serebra

Gangguan Penurunan Malformasi Defisit neurologis


kesadaran Suplai Darah
↑ Tekanan arteri Hemi paralisis
Koma/ Nyeri Kepala
Stupor
Menembus Gangguan Mobilitas
Cemas jaringan otot
Kematian
PTIK
Gangguan
Perawafandiri
Nyeri

Nerulis vacialis dan Trigeminus

Gangguan Menelan

Gangguan Komunikasi verbal


F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Perneriksaan sinar x toraks untuk mendeteksi pembesaran jantung dan
infiltrat perlu berkaitan dengan gagal jantung kongosti.
2. Fungsi lumbal pemeriksaan CSS petunjuk bermanfaat tentang kuasa
stroke.
3. Ultra sonografi karotis evaluasi standar untuk mendeteksi gangguan
aliran darah karotis dan kemungkinan memperbaiki kuasa stroke.
4. Anglografi serebrum mendeteksi lokasi stroke.
5. Ekokardiogram transesofagus (TEE) sangat sensitif dalam mendeteksi
sumber kardioembolus potensial.
(Sylvia. 2003 :1123)

G. KOMPLIKASI
Stroke hemoragik setelah serangan biasanya menimbulkan gejala
sisa yang mengakibatkan kecacatan neurologis bila sudah stroke terjadi
diseluruh tubuh akibatnya adalah kematian.
(Arif Mansjoer. 2000: 17)

H. PENATALAKSANAAN
1. Nouroproteksi bertujuan mempertahankan fungsi jaringan contoh
hipotermia cara kerja menurunkan aktivitas metabolisme dan tentu saja
kebutuhan oksigen sel-sel neuron.
2. Antikoagulasi direkotnendasikan the european stroke bahwa
antikoagulan oral (INR 2.0 - 3.0) Indikasi stroke yang disebabkan
fibrilasi atrium antikoagulasi (INR 3.0 – 4.0) untuk pasien stroke yang
memiliki katup prostetik mekanis.
3. Terapi perfusi
Serupa dengan upaya untuk memulihkan sirkulasi otak pada kasus
vasospasma saat pemulihan dari perdarahan subaraknoid pernah
diusahakan indukasi hipertensi sebagai usaha untuk meningkatkan
tekanan darah arteri rata-rata sehingga perfusi otak dapat meningkat.
4. Terapi bedah
Dekompresi bedah adalah suatu intervensi drastis yang masih menjalani
uji klinis dan dicadangkan untuk stroke yang paling massif
(Sylvia. 2003:124)

I. FOKUS INTERVENSI
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai darah
Tujuan : Mempertahankan tingkat kesadaran.
Intervensi
- Tentukan faktor penyebab terjadinya peningkatan TIK.
- Pantau status neurologis
- Pantau tanda-tanda vital.
- Evaluasi pupil, catat ukuran, bentuk kesamaan dan reaksi terhadap
cahaya.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemi paralisis
Tujuan : Meningkatkan,aktivitas pasien,
Intervensi :
- Kaji kekuatan otot
- Latihan ROM
- Berikan penyokong
- Berikan rubrikasi
- Kolaborasi fisioterapi
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan neuro
muskuler.
Tujuan : Pasien mampu berkomunikasi dengan baik.
Intervensi :
- Kaji kemampuan berbicara.
- Mintalah pasien untuk mengucapkan suara sederhana.
- Berikan umpan balik dalam komunikasi.
- Meminta pasien untuk menyebutkan nama benda.
4. Gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan Peningkatan Tekanan
Intraknial.
Tujuan : Pasien merasa nyaman TIK normal.
Intervensi :
- Evaluasi derajat nyeri.
- Anjurkan mangungkapkan nyeri.
- Tehnik relaksasi.
- Hentikan penyebab nyeri.
- Kolaborasi analgetik.
5. Gangguan menelan berhubungan dengan Kerusakan Neuro Maskuler
Tujuan : Pasien mampu menelan makanan dengan baik.
Intervensi :
- Letakkan pasien pada posisi duduk/ tegak selama dan setelah makan.
- Stimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut.
- Letakkan makanan pada daerah mulut yang tidak terganggu.
- Berikan makanan dengan perlahan pada lingkungan yang tenang.
6. Gangguan Perawatan diri berhubungan dengan Hemiparalisis
Tujuan : Pasien mampu melakukan perawatan diri sendiri.
Intervensi :
- Berikan bantuan sesuai kebutuhan.
- Kaji kebutuhan pasien.
- ldentifikasi kebiasaan defekasi.
- Gunakan alat bantu.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M.(2000). Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk


perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. (edisi ke-3). EGC:
Jakarta.

Ignativicius, D. (1999). Medical surgical nursing : across the health care


continuum. ( 3rd edition). W.B. Saunders Company: Philadelphia.

Lewis, Heitkemper & Dirksen. (2000). Medical surgical nursing: Assesment


and managements clinical problems. (5th ed.). Mosby Company.

Luckman & Sorensen. (1995). Medical surgical nursing: A


psychophysiologic approach. (2nd ed.). WB Saunders Co.

Reksoprojo, S. (1995). Kumpulan kuliah ilmu bedah. Bagian Bedah FKUI.

Sjamsuhidajat, R. (1997). Buku ajar ilmu bedah.(edisi revisi). Jakarta: EGC.

Smeltzer & Bare. (1996). Brunner & Suddarth textbook of medical


surgicalNursing.(8th ed.). Philadelphia: Lippincott-Raven.

Noer, S., dkk. (1996). Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid I. (edisi
ke-).Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Anda mungkin juga menyukai