Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Klinik


Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :
TITIN PURNAMA SARI
SN201218

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
WAHAM

A. Masalah Utama
Waham

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Definisi
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-
menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2010)
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas
yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual
dan latar belakang budaya klien (Aziz R, 2011).
Ramdi (2010) menyatakan bahwa itu merupakan suatu keyakinan
tentang isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok
dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya, keyakinan
tersebut dipertahankan secara kokoh dan tidak dapat diubah-ubah.

2. Tanda dan Gejala


a Subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang diayakini tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadan dirinya yang berlebihan tetapi tidak
sesuai keyakinan
b Objektif
1) Klien tampak tidak mempunyai orang lain
2) Curiga
3) Merusak diri
4) Takut
5) Tidak realistis
6) Mudah tersinggung

3. PenyebabTerjadinya Masalah
a Faktor Predisposisi
Meliputi perkembangan social, kultural, psikologis dan biokimia.
Jika tugas perkembangan terhambat dan hubungan intra personal
terganggu maka individu mengalami stress dan kecemasan. Berbagai
factor masyarakat dapat membuat seseorang merasa terisolasi dan
merasa kesepian, dan mengakibatkan kurangnya rangsang eksternal
stress yang berlebih dapat mengganggu metabolism dalam tubuh
sehingga membuat tidak mampu dalam proses stimulasi eksternal
dan interlan.
b Faktor Presipitasi
Rangsangan lingkungan yang sering menjadi pencetus terjadinya
waham yaitu hubungan permusuhan yang dialami klien, suasana sepi
dan kecemasan.

4. Akibat Terjadinya Masalah


Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko menciderahi diri
sendiri, orang lain dan lingkungan

C. Pohon Masalah

Kerusakan Resiko tinggi mencederai diri, orang lain


komunikasi verbal dan lingkungan

Perubahan ini pikir : Faktor pencetus :


Waham 1. Proses pengolahan
informasi yang berlebihan
2. Mekanisme penghantaran
Harga diri rendah listrik yang abnormal
3. Adanya gejala pemicu

Faktor penyebab
1. Genetis
2. Neurobiologis
3. Neurotransmiter
4. Virus
5. Psikologis
D. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji
1 Masalah keperawatan
a. Resiko tinggi menciderai diri, orang lain dan lingkungan
b. Perubahan isi fikir waham
2 Data yang perlu di kaji
a. Resiko tinggi menciderai diri, orang lain dan lingkungan
1) Data subjektif
Klien memberi kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada
seseorang, suka membentak dan menyerang
2) Data objektif
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dan
pandangan tajam
b. Perubahan isi fikir waham
1) Data subjektif
Klien mengungkapka nsesuatu yang diyakininya (tentang
agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) secara
berlebihan
2) Data objektif
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, sering curiga,
bermusuhan, merusak diri, orang lain dan lingkungan

E. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan (D0086)
2. Perubahan isi pikir : waham (D0105)

F. Rencana Keperawatan
1. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Tujuan Umum:
Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Tujuan Khusus:
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
1) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut
nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.
2) Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
3) Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
4) Beri perhatian dan penghargaan : teman klien walau tidak
menjawab.
b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
Tindakan:
1) Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
2) Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.
3) Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien
dengan sikap tenang.
c. Klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan.
Tindakan :
1) Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat
jengkel/kesal.
2) Observasi tanda perilaku kekerasan.
3) Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel / kesal yang
dialami klien.
2. Perubahan isi pikir : waham
Tujuan umum :
Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan
meningkat harga dirinya.
Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan
diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,
buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
2) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
3) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
4) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya
sendiri
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
Tindakan :
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,
utamakan memberi pujian yang realistis
3) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah
pulang ke rumah
DAFTAR PUSTAKA 

Keliat, Budi Anna. (2010). Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa.


Jakarta : FIK, Universitas Indonesia

Aziz R, dkk. (2010). Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr.
Amino Gondoutomo.

Tim Direktorat Keswa. (2011). Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1.


Bandung : RSJP Bandung.

Kusumawati & Hartono . (2010) . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta :


Salemba Medika

Stuart & Sundeen . (2012) . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
KLIEN DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL
(SP 1 PASIEN)
PERTEMUAN 1

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif, duduk sendiri, nonton tv sambil duduk
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan perubahan isi pikir : Waham Kebesaran
3. Tujuan SP 1
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
4. SP 1 Pasien
Membina hubungan saling percaya dengan pasien, mengidentifikasi
masalah, menjelaskan proses terjadinya masalah.
Tindakan Keperawatan :
a. Pasien mampu mengidentifikasi masalah
b. Pasien dapat menjelaskan prosenter jadinya masalah

B. STRATEGI KOMUNIKASI
1 Fase Orientasi
“Halo selamat siang pak”
“Bagaiman kabar bapak hari ini? Bapak tampak segar sekali, sudah
makan pagi apa belum? Menunya masih ingat apa tadi?”
“Kenalkan nama saya X biasanya dipanggil X. Nama bapak siapa? Suka
dipanggil apa?”
“Saya mahasiswa Keperawatan STIKes KUSUMA HUSADA
SURAKARTA, saya bertugas disini .Saya akan merawat bapak selama
saya bertugas disini, setiap hari kita akan bertemu dan berbibincang-
bincang.”
“Hari ini kita akan berbincang-bincang untuk lebih saling mengenal
waktunya kurang lebih 15 minit cukup tidak pak? Dimana kita bicara?
Bagaimana kalau sambil duduk diteras?”
“Didepan sana pak, Ok baiklah kalau begitu”
2 Fase Kerja
“Bagai mana perasan dan keadaan bapak selamaini?”
“Apakah ada yang dikeluhkan, atau ditanyakan selama berbincang-
bincang?”
“Pak tidak usah khawatir karena kita tidak aka nmacam-macam dengan
bapak.Bapak berada ditempat yang aman.Saya dan perawat-perawat
disini akan selalu menjadi teman dan membantu bapak.”
“Pak bisa saya tahu sekarang identitas bapak, baik alamat, keluarga, hobi
atau mungkin keinginan sekarang?”
“Wah terimakasih pak karena sudah mau berkenalan dengan saya dan
sekarang saya akan memberitahu identitas saya, pak mau ka
nmendengarkan?”
“Nah karena kita sudah saling mengenal, maka sekarang kita berteman.
Jadi bapak tidak boleh sungkan lagi bila ada masalah bisa diceritakan
dengan saya. Bapak maukan berteman dengan saya?”

3 FaseTerminasi
“Sementara itu dulu yang kita bicarakan yan pak?”
“Coba bisa diulang tadi nama saya siapa?”
“Wah bagus sekali perkenalkan bapak bisa ingat nama saya.”
“Saya sangat senang berkenalan dengan bapak dan bapak sudah
mengunkapkan perasaan dengan baik, mau berkenalan dan bertemu
dengan saya”
“Besok kita bertemu lagi ya? Dan berbincang-bincang tentang cara
mempraktekan membina hubungan dengan orang lain dan membicaran
kemampuan yang dimiliki bapak. Jam 10.30 WIB, tempat nya disini lagi.
Bagaimana apakah setuju?”
“Baiklah saya pamit dulu, terimakasih.Sampai bertemu besukya?”

Anda mungkin juga menyukai