Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN JIWA WAHAM

STASE KEPERAWATAN JIWA

OLEH :

JOKO SETIO BUDI


NIM : 2021207209089

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
LAMPUNG
2021/2022
A. Konsep Dasar Waham
1. Pengertian
Waham adalah suatu keadaan di mana seseorang individu mengalami
sesuatu kekacauan dalam pengoperasian dan aktivitas – aktivitas kognitif
(Townsend, 2010)
Waham adalah keyakinan yang salah secara kokoh dipertahankan walaupun
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal
(Stuart dan Sundeen, 2012).
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian
realitas yang salah , keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan
latar belakang budaya , ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal
melalui proses interaksi / informasi secara akurat (Yosep , 2009).

2. Rentang Respon Neurobiologi

Respon Adaptif Respon


Maladaptif

- Pikiran logis - distorsi pikiran - gangguan proses piker

- Persepsi akurat - ilusi - waham

- Emosi konsisten - reaksi emosi berlebihan - perilaku disorganisasi

dengan pengalaman atau kurang

- Perilaku sesuai - perilaku aneh atau tidak biasa - isolasi sosial

- Berhubungan sosial - perilaku sesuai - sulit bersepon emosi

- menarik diri

3. Etiologi

Keadaan yang timbul sebagai akibat dari pada proyeksi dimana seseorang
melemparkan kekurangan dan rasa tidak nyaman ke dunia luar. Individu itu
biasanya peka dan mudah tersinggung , sikap dingin dan cenderung menarik diri.
Keadaan ini sering kali disebabkan karena merasa lingkungannya tidak nyaman ,
merasa benci , kaku , cinta pada diri sendiri yang berlebihan angkuh dan keras
kepala. Dengan seringnya memakai mekanisme proyeksi dan adanya
kecenderungan melamun serta mendambakan sesuatu secara berlebihan , maka
keadaan ini dapat berkembang menjadi waham. Secara berlahan – lahan individu
itu tidak dapat melepaskan diri dari khayalannya dan kemudian meninggalkan
dunia realitas.
Kecintaan pada diri sendiri, angkuh dan keras kepala , adanya rasa tidak
aman , membuat seseorang berkhayal ia sering menjadi penguasa dan hal ini dapat
berkembang menjadi waham besar.
Secara umum dapat dikatakan segala sesuatu yang mengancam harga diri
dan keutuhan keluarga merupakan penyebab terjadinya halusinasi dan waham.
Selian itu kecemasan , kemampuan untuk memisahkan dan mengatur persepsi
mengenai perbedaan antara apa yang dipikirkan dengan perasaan sendiri menurun
sehingga segala sesuatu sukar lagi dibedakan , mana rangsangan dari pikiran dan
rangsangan dari lingkungan (Keliat, 1998)
Ada dua factor yang menyebabkan terjadinya waham (Keliat, 1998)yaitu :
a. Factor predisposisi
Meliputi perkembangan sosial kultural , psikologis , genetik , biokimia. Jika
tugas perkembangan terhambat dan hubungan interpersonal terganggu maka
individu mengalami stress dan kecemasan.

b. Factor presipitasi
Rangsangan lingkungan yang sering menjadi pencetus terjadinya waham yaitu
klien mengalami hubungan yang bermusuhan , terlalu lama diajak bicara ,
objek yang ada dilingkungannya dan suasana sepi (isolasi). Suasana ini dapat
meningkatkan stress dan kecemasan.

4. Tanda dan Gejala


Untuk mendapatkan data waham saudara harus melakukan observasi perilaku
berikut ini :
a. Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus , diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “saya ini pejabat di departemen kesehatan lho..” atau “saya punya
tambang emas”
b. Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan /
mencederai dirinya , diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “saya tahu… seluruh saudara ingin mneghancurkan hidup saya
karena merasa iri dengan kesuksesan saya.”
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan , diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “kalau saya masuk surge saya harus menggunakan pakaian putih
setiap hari.”
d. Waham somatic
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu / terserang penyakit ,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “saya sakit kanker” , setelah pemeriksaan laboratorium tidak
ditemukan tanda – tanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia
terserang kanker.
e. Waham nihilistic
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia / meninggal , diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “ini kana lam kubur ya , semua yang ada adalah roh – roh”.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat perawat gunakan sebagai
panduan untuk mengkaji pasien waham.
a. Apakah pasien memiliki pikiran / isi pikiran yang berulang – ulang
diungkapkan dan menetap ?
b. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu , atau apakah pasien
cemas berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya ?
c. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda – benda disekitarnya aneh atau
tidak nyata ?
d. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada di luar tubuhnya ?
e. Apakah pasien pernah merasa di awasi atau di bicarakan oleh orang lain ?
f. Apakah pasien berfikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang
lain atau kekuatan dari luar ?
g. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan
lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca fikirannya ?
Isi pengkajian gangguan orientasi realita yang terfokus pada klien waham
yaitu :

Alasan masuk / di rawat


Umumnya klien dengan gangguan orientasi realita bahwa ke rumah sakit
karena mnegungkapkan kata – kata ancaman , mengatakan benci dan kesal
pada seseorang. Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal , marah atau merusak barang – barang dan tidak
mampu mengendalikan diri.

Klien juga mengungkapkan sesuatu yang tidak realistic ,flight of ideas ,


kehilangan asosiasi , pengulangan kata – kata yang di dengar. Serta klien
mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama , kebesaran ,
kecurigaan , keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan. Biasanya klien tampak tidak mempunyai orang lain , curiga ,
bermusuhan , merusak (diri , orang lain , lingkungan) , takut , kadang panic ,
sangat waspada , tidak dapat menilai lingkungan / realitas , ekspresi wajah klien
tegang , mudah tersinggung.
Format / data focus pengkajian pada klien dengan waham (Keliat dan Akemat, 2009)

Berikan tanda V pada kolom yang sesuai data klien

Proses pikir

[ ] sirkumtansial [ ] tangensial

[ ] flight of idea [ ] bloking

[ ] kehilangan asosiasi [ ] pengulangan bicara

Isi pikir

[ ] obsesi [ ] fobia

[ ] depersonalisasi [ ] ide terkait

[ ] hipokondria [ ] pikiran magis

Proses pikir
Masalah keperawatan [ ] somatic
[ ] agama [ ] kebesaran [ ] curiga
a.
[ ] nihilistic [ ] sisip pikir [ ] siap pikir [ ] control pikir
b. Kerusakan komunikasi verbal
c. Ganggguan proses pikir : waham
d. Harga diri remdah kronik

Pohon masalah

Kerusakan komuikasi verbal

effect

Perubahan proses pikir : waham

Core problem

Harga diri rendah kronik

causa
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnose keperawatan klien dengan waham berdasarkan pohon masalah :

a. Kerusakan komunikasi verbal

b. Gangguan proses pikir : waham

c. Harga diri rendah kronik

3. Rencana Keperawatan Klien Gangguang Proses Pikir : Waham

No
Diagnosa
Tgl Diagnos Rencana Tindakan Keperawatan
Keperawatan
a
Tujuan
(Umum dan Tindakan Keperawatan
Khusus)
1 2 3 4 5
Gangguan 1. Klien dapat 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan
proses pikir : membina klien: beri salam terapeutik (panggil
waham hubungan nama klien), sebutkan nama perawat,
saling jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
percaya lingkungan yang tenang, buat kontrak
yang jelas (topik yang dibicarakan,
waktu dan tempat).

1.2 Jangan membantah dan mendukung


waham klien :
- Katakan perawat menerima
keyakinan klien “saya menerima
keyakinan anda” disertai ekspresi
menerima
- Katakan perawat tidak mendukung
“sukar bagi saya untuk
mempercayainya” disertai ekspresi
ragu tapi empati
- Tidak membicarakan isi waham
klien

1.3 Yakinkan klien berada dalam keadaan


aman dan terkindung :
- Anda berada di tempat aman, kami
akan menemani anda.
- Gunakan keterbukaan dan
kejujuran.
- Jangan tinggalkan klien sendirian
1.4 Observasi apakan waham klien
2. Klien dapat mengganggu aktifitas sehari-hari dan
menidentifika perawatan diri
sikan
kemempuan 2.1 Beri pujian pada penampilan dan
yang dimiliki kemampuan klien yang realistis
2.2 Diskusikan dengan klien tentang
kemampuan yang dimiliki pada waktu
lalu dan saat ini yang realistis (hati-
hati terlibat diskusi tentang waham).
2.3 Tanyakan apa yang bisa klien lakukan
(kaitkan dengan aktifitas sehari-hari
dan perawatan diri) kemudian
anjurkan untuk melakukannya saat
ini.
2.4 Jika klien selalu bicara tentang
3. Klien dapat wahamnya, dengarkan sampai
mengidentifi kebutuhan waham tidak ada. Perawat
kasi perlu memperhatikan bahwa klien
kebutuhan penting.
yang tidak
terpenuhi
3.1 Observasi kebutuhan klien sehari-hari
3.2 Diskusikan kebutuhan klien yang
tidak terpenuhi baik selama dirumah
atauppun dirumah sakit (rasa takut,
ansietas, marah).
3.3 Hubungan kebutuhan yang tidak
terpenuhi dengan waham
4. Klien dapat 3.4 Tingkatkan aktifitas yang dapat
berhubungan terpenuhi kebutuhan klien dan
dengan memerlukan waktu dan tenga
realistis (aktifitas dapat dipilih bersama klien,
jika mungkin buat jadwal).
3.5 Atur situasi agar klien mempunyai
5. Klien waktu untuk menggunakan wahmnya.
mendapat
dukungan 4.1 Berbicara dengan klien dalam konteks
keluarga realitas (realitas diri, realitas orang
lain, realitas tempat dan realitas
waktu).
4.2 Sertakan klien dalam terapi aktifitas
kelompok: orientasi realitas
6. Klien dapat 4.3 Berikan pujian pada setiap kegiatan
menggunaka positif yang dilakukan klien
n obat
dengan benar 5.1 Diskusikan dengan keluarga dengan :
- Gejala waham
- Cara merawatnya
- Lingkungan keluarga
- Folow-up obat
5.2 Anjurkan keluarga melaksanakan 5.1.
Dengan bantuan perawat

6.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga


tentang obat, dosis, frekuensi, dan
efek samping akibat penghentian.
6.2 Diskusikan perasaan klien setelah
makan obat
6.3 Berikan obat dengan prinsip 5 (lima)
benar.

Contoh Rencana Keperawatan Gangguan Proses Pikir : Waham dalam Bentuk Strategi
Pelaksanaan

Klien Keluarga
NO
SP1P SP1K
1. Membantu orientasi realita. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluar
dalam merawat pasien.
2. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan
terpenuhi. jenis waham yang dialami pasien serta proses
terjadinya.
3. Membantu pasien memenuhi
kebutuhannya Menjelaskan cara merawat pasien waham
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
SP2P SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
pasien. pasien dengan waham
2. Berdiskusi tentang kemampuan yang Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
dimiliki langsung kepada pasien waham
3. Melatih kemampuan yang dimiliki
SP3P SP3K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas
pasien di rumah termasuk minum obat
2. Memberikan pendidikan kesehatan Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
tentang penggunakan obat secara teratur
Menganjurkan pasien memasukkan
3. dalam jadwal kegiatan harian

4. Implementasi dan Evaluasi

Contoh implementasi dan evaluasi gangguan proses pikir waham

No. Diagnosa Rencana Tindakan


Tgl Evaluasi
Diagnosa Keperawatan Keperawatan Keperawatan

1 2 3 4 5 6

1 Gangguan SP1P Melakukan SP1P S:


proses pikir : Gangguan gangguan proses
“saya hanya mau
waham proses pikir : pikir : waham
berbincang10 menit
waham
- Membantu saja”
orientasi realita
“mereka tidak percaya
- Mendiskusikan kalau saya ini presiden”
kebutuhan yang
“presiden kan enak bisa
tidak terpenuhi
ngatur dan perintah,
- Membantu klien saya gak senang kalau
memenuhi diatur”
kebutuhannya
“bapak saya yang suka
- Menganjurkan ngatur”
klien
“saya ingin ikut teman-
memasukkan
teman pergi ke ruang
dalam jadwal
rehabilitasi terus bisa
kegiatan harian
main tenis meja”
klien
“saya mau latihan
setiap pagi pukul
09:00”

O:
- Pembicaraan cepat

- Afek labil

- Klien memasukkan
latihan tenis meja
kedalam jadwal
harian setiap hari
pukul 09:00”

A:

SP1P tercapai

P:

Perawat : lanjutkan
SP2P pukul 09:30
diteras depan ruang
rehabilitasi

Klien: motivasi klien


untuk latihan olahraga
tenis meja pada pukul
09:00 sesuai jadwal
harian.

09:3 1 Gangguan SP2P Melakukan SP2P S:


0 proses pikir : Gangguan gangguan proses
“sekarang kita
waham proses pikir : pikir: waham
berbincang 15 menit
waham
- Mengevaluasi yah”
jadwal kegiatan
“saya tadi main tenis
klien
meja loh, dan menang”
- Berdiskusi
“saya juga bisa main
tentang
gitar lho, waktu SMA
kemampuan yang
saya punya band sama
dimiliki
teman-teman”

“mari saya tunjukkan


kehebatan saya main
gitar”

“karena jadwal main


musik disini setipa hari
selasa dan kamis pukul
09.00 saya akan latihan
sesuai jadwal”

O:

- Klien kooperatif

- Kontak mata baik

- Klien membuat
jadwal latihan main
gitar sesuai jadwal
di rumah sakit

A:

SP2P tercapai

P:

Perawat: lanjutkan
SP3P pukul 11:00 di
ruang perawatan klien

Klien : motivasi klien


latihan memainkan
gitar setiap hari Selasa
dan Kamis pukul 09.00

11:0 Gangguan SP3P Melakukan SP3P S:


0 proses pikir : Gangguan gangguan proses
waham proses pikir : pikir : waham “kita berbincang 10
waham menit ya”
- Mengevaluasi
jadwal kegiatan “saya dapat obat 3
harian klien macam dari dokter”

- Memberikan “oh, berarti yang


pendidikan warnanya orange itu
kesehatan CPZ gunanya untuk
tentang menenangkan”
penggunaan
“terus yang warna putih
obat secara
itu supaya saya rileks
teratur
dan tidak tegang ya
- Menganjurkan disebut THP”
klien
“yang warna merah
memasukkan
jambu itu disebut HPL
dalam jadwal
supaya saya tenang juga
kegiatan harian
kan?”

“semua obatnya harus


saya minum sehari
3kali kan?”

“saya akan minum obat


sesuai jadwal dan
teratur, baik di rumah
sakit sekarang atau
sudah pulang ke rumah
nanti”

“saya akan minum obat


setiap hari pukul 7pagi,
1siang, dan 7malam”

O:
- Kontak mata baik

- Klien kooperatif

- Klien memasukkan
kedalam jadwal
harian minum obat
setiap pukul 7pagi,
1siang dan 7malam

A:

SP3P tercapai

P:

Perawat : lanjutkan SP
budaya gangguan
proses pikir : waham

Klien : motivasi klien


untuk minum obat
sesuai dengan jadwal

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B. A., 1998, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC


Stuart, G. W. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Townsend, MC. (2010). Diagnosis Keperawatan Psikiatri Rencana Asuhan &


Medikasi Psikotropik. Jakarta : EGC

Yosep, I. 2009. Keperawatan Jiwa. Refika Aditama. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai