Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

Nama : Aulia Dwi Andira A

NPM : 214291517066

a. Definisi
Waham itu merupakan suatu dogma wacana isi pikiran yang tidak sesuai dengan
kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya, dogma
tersebut dipertahankan secara kokoh dan tidak dapat diubah-ubah.

b. Proses Terjadinya Waham

Proses terjadinya waham dibagi menjadi enam yaitu :

1. Fase Lack of Human need


Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhn-kebutuhan klien baik secara fisik
maupun psikis. Secar fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan
status sosial dan ekonomi sangat terbatas.
2. Fase lack of self esteem
Tidak ada tanda legalisasi dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self
ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak
terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.
3. Fase control internal external
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia
katakan ialah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan.
Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien ialah sesuatu yang sangat berat, alasannya ialah
kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan
menjadi prioritas dalam hidupnya, alasannya ialah kebutuhan tersebut belum terpenuhi
semenjak kecil secara optimal.
4. Fase environment support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya
menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang
dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran alasannya ialah seringnya diulang-ulang.
5. Fase comforting
Keyakinan sering disertai halusinasi pada ketika klien menyendiri dari
lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindar interaksi sosial
( Isolasi sosial ).
6. Fase improving
Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi ( rantai yang hilang ). Waham bersifat menetap
dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menyebabkan bahaya diri dan orang lain.
- Penyebab
Berbagai kehilangan dapat terjadi pada pasca bencana, baik kehilangan harta benda,
keluarga maupun orang yang bermakna. Kehilangan ini menyebabkan stress bagi mereka
yang mengalaminya. Jika stress ini berkepanjangan dapat memicu problem gangguan jiwa
dan waham.
- Akibat
Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi lisan yang
ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan
kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang
ditimbulkannya ialah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

c. Faktor Prediposisi WAHAM


1. Genetis : diturunkan, adanya kecacatan perkembangan sistem saraf yang bekerjasama
dengan respon biologis yang maladaptif.
2. Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbic
3. Neurotransmitter : kecacatan pada dopamine, serotonin dan glutamat.
4. Virus : paparan virus influensa pada trimester III
5. Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.

d. Faktor Presipitasi WAHAM


1. Proses pengolahan informasi yang berlebihan
2. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
3. Adanya gejala pemicu
Rentang respon neurobiologi :

e. Manifestasi Klinis WAHAM


a) Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat) Cara berpikir magis dan primitif,
perhatian, isi pikir, bentuk dan pengorganisasian bicara (tangensial, neologisme,
sirkumtansial)
b) Fungsi persepsi Depersonalisasi dan halusinasi
c) Fungsi emosi Afek tumpul à kurang respon emosional, afek datar, afek tidak sesuai,
reaksi berlebihan, ambivalen
d) Fungsi motorik Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotopik à gerakan
yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas, katatonia.
e) Fungsi sosial : kesepian Isolasi sosial, menarik diri dan harga diri rendah.
f) Dalam tatanan keperawatan jiwa respon neurobiologis yang sering muncul ialah
gangguan isi pikir : waham dan gangguan persepsi sensori : halusinasi
f. Klasifikasi Waham

Tanda dan gejala waham berdasarkan jenisnya meliputi :

a) Waham kebesaran
b) Waham curiga
c) Waham agama
d) Waham somatic
e) Waham nihilistik
f) Waham sisip pikir
g) Waham siar pikir
h) Waham kontrol pikir
Kategori Waham :
1. Waham sistematis: konsisten, berdasarkan fatwa mungkin terjadi
walaupun hanya secara teoritis.
2. Waham nonsistematis: tidak konsisten, yang secara logis
dan teoritis tidak mungkin

g. Penatalaksanaan WAHAM
• Psikofarmakologi
• Pasien hiperaktif / agitasi anti psikotik low potensial
• penarikan diri high potensial
• ECT tipe katatonik
• Psikoterapi
• Perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi supportif
h. Asuhan Keperawatan WAHAM
1. Data yang Perlu Dikaji yang Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
- Data subjektif
Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada seseorang,
klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya kalau sedang kesal,
atau marah, melukai / merusak barang-barang dan tidak bisa mengendalikan diri.
- Data objektif
Mata merah, wajah agak merah, nada bunyi tinggi dank eras, bicara menguasai,
ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar barang-barang.
2. Kerusakan komunikasi : lisan
- Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
- Data objektif
Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan
kontak mata kurang
3. Perubahan isi pikir : waham
- Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( wacana agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji waham :
a) Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dan menetap?
b) Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas secara
berlebihan wacana badan atau kesehatannya?
c) Apakah pasien pernah mencicipi bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak nyata?
d) Apakah pasien pernah mencicipi bahwa ia berada diluar tubuhnya?
e) Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
f) Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau
kekuatan dari luar?
g) Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya atau
yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?
- Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri,
orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak sempurna menilai
lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung
4. Gangguan harga diri rendah
- Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan aib terhadap diri sendiri
- Data objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, galau bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup

i. Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2. Kerusakan komunikasi : verbal
3. Perubahan isi pikir : waham

DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003
Keliat, Budi Anna. (2006). Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa.
Jakarta : FIK, Universitas Indonesia
Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba Medika
Stuart dan Sundeen . 2005 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung,
2000

Anda mungkin juga menyukai