Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI WAHAM


RSUD CIAMIS

DISUSUN OLEH:

YOYON SUHRAWAN
NIM. 1490123027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
GALUH TAHUN AKADEMIK 2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI WAHAM

A. Pengertian
Waham adalah suatu keadaan di mana seseorang individu mengalami sesuatu
kekacauan dalam pengoperasian dan aktivitas — aktivitas kognitif (Townsend,
2010).
Waham adalah keyakinan yang salah secara kokoh dipertahankan walaupun
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal
(Stuart dan Sundeen, 2012).
B. Etiologi
Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir: waham yaitu
harga diri rendah kronis. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian
diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilang kepercayaan diri, dan merasa gagal mencapai keinginan. Harga diri
rendah kronik dapat menyebabkan isolasi sosial dan pada akhirnya menyebabkan
perubahan proses pikir: waham.
1. Faktor predisposisi
a. Faktor perkemabangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal
seseorang. Hal ini dapat menigkatkan stress dan ansiets yang berakhir
dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannya sehingga
pematangan fungsi intelektual dan emosi yang tidak efektif.
b. Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat
menyebabkan timbulnya waham.
c. Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan, dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap
kenyataan.
d. Faktor biologis
Waham diyakini terjadi karena atrofi otak, pembesaran ventrikel di
otak, atau perubahan pada sel kortikal dan limbik.
e. Genetis
Diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf
yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
f. Neurobiologis
Adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbic
g. Neurotransmitter
Abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat.
h. Virus paparan virus influensa pada trimester III
2. Faktor Presipitasi
a. Faktor sosial budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang
berarti atau diasingkan dari kelompok.
b. Faktor biokimia
Dopamine, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat
menjadi penyebab waham pada seseorang.
c. Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk
mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk
menghindari kenyataan yang menyenangkan
C. Manifestasi klinik
Tanda dan gejala pada klien dengan perubahan proses pikiran : waham adalah sebagai
berikut.
1. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak
sesuai kenyataan
2. Klien tampak tidak mempunyai orang lain
3. Curiga
4. Bermusuhan
5. Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
6. Takut, sangat waspada
7. Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
8. Ekspresi wajah tegang
9. Mudah tersinggung (Azis R dkk, 2003).
Tanda dan gejala :

1. Menolak makan
2. Tidak ada perhatian pada perawatan diri
3. Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan
4. Gerakan tidak terkontrol
5. Mudah teresinggung
6. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan
7. Tidak dapat membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan
8. Menghindar dari orang lain
9. Mendominasi pembicaraan

D. Macam-Macam Waham
1. Waham agama : keyakinan seseorang bahwa ia dipilih oleh Yang Maha
Kuasa atau menjadi utusan Yang Maha Kuasa.
2. Waham somatik : keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian
tubuhnya sakit atau terganggu.
3. Waham kebesaran : keyakinan seseorang bahwa ia memiliki kekuatan
yang istimewa.
4. Waham paranoid : kecurigaan seseorang yang berlebihan atau tidak
rasional dan tidak mempercayai orang lain, ditandai dengan waham yang
sistematis bahwa orang lain “ingin menangkap “ atau memata-matainya.
5. Waham depresif : kepercayaan tidak mendasar serta cenderung
menyalahkan diri sendiri akibat perbuatan-perbuatannya yang melanggar
kesusilaan atau kejahatan, sering dirasakan sebagai waham sakit dan
waham bersalah
6. Waham nihilistik : suatu pikiran bahwa dirinya atau orang lain sudah
meninggal atau dunia sudah hancur
7. Waham pengaruh : keyakinan bahwa dirinya merupakan subjek pengaruh
dari orang lain
8. Siar pikir ; waham tentang pikiran yang disiarkan ke dunia luar.
9. Sisip pikir ; waham tentang pikiran yang ditempatkan ke dalam benak
orang lain atau pengaruh luar.
E. Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari pengalaman
yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif
meliputi :
1. Regresi : berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya
untuk mengatasi ansietas
2. Proyeksi : sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi
3. Menarik diri
4. Pada keluarga ; mengingkari
F. Pengkajian
Pengkajian keperawatan

Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat perawat gunakan sebagai
panduan untuk mengkaji pasien waham.
1. Apakah pasien memiliki pikiran / isi pikiran yang berulang — ulang
diungkapkan dan menetap ?

2. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu , atau


apakah pasien cemas berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya ?
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda — benda disekitarnya
aneh atau tidak nyata ?
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada di luar tubuhnya ?

5. Apakah pasien pernah merasa di awasi atau di bicarakan oleh orang lain ?

6. Apakah pasien berfikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh


orang lain atau kekuatan dari luar ?

7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau


kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca fikirannya ?
Isi pengkajian gangguan orientasi realita yang terfokus pada klien waham yaitu
Alasan masuk / di rawat
Umumnya klien dengan gangguan orientasi realita bahwa ke rumah sakit
karena mnegungkapkan kata-kata ancaman , mengatakan benci dan kesal pada
seseorang. Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya
jika sedang kesal,marah atau merusak barang-barang dan tidak mampu
mengendalikan diri.
Klien juga mengungkapkan sesuatu yang tidak realistic, flight of ideas,
kehilangan asosiasi , pengulangan kata — kata yang di dengar. Serta klien
mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran ,
kecurigaan keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan. Biasanya klien tampak tidak mempunyai orang lain , curiga ,
bermusuhan , merusak (diri , orang lain , lingkungan) , takut , kadang panic ,
sangat waspada , tidak dapat menilai lingkungan / realitas , ekspresi wajah
klien tegang , mudah tersinggung.
G. Diagnosa yang mungkin muncul

1. Kerusakan komunikasi verbal

2. Gangguan proses pikir : waham

3. Harga diri rendah kroni


H. Intervensi keperawatan

1. Rencana Keperawatan Klien Gangguang Proses Pikir : Waham

No Diagnosa
Tgl Diagnos Rencana Tindakan Keperawatan
Keperawatan
a
Tujuan
(Umum dan Tindakan Keperawatan
Khusus)

1 2 Ganggu3an 1. Kl 4ien 1.1 Bina hubungan sal5ing percaya


proses pikir : dapat dengan klien: beri salam terapeutik
waham membina (panggil nama klien), sebutkan nama
hubungan perawat, jelaskan tujuan interaksi,
saling ciptakan lingkungan yang tenang, buat
percaya kontrak yang jelas (topik yang
dibicarakan, waktu dan tempat).

1.2 Jangan membantah dan mendukung


waham klien :
- Katakan perawat menerima keyakinan
klien “saya menerima keyakinan anda” disertai
ekspresi
menerima
- Katakan perawat tidak mendukung
“sukar bagi saya untuk
mempercayainya” disertai ekspresi
ragu tapi empati
- Tidak membicarakan isi waham klien

1.3 Yakinkan klien berada dalam keadaan


aman dan terkindung :
- Anda berada di tempat aman, kami
akan menemani anda.
- Gunakan keterbukaan dan kejujuran.
- Jangan tinggalkan klien sendirian
1.4 Observasi apakan waham klien
2. Klien mengganggu aktifitas sehari-hari dan
dapat perawatan diri
menidenti
fikasikan 2.1 Beri pujian pada penampilan dan
kemempu kemampuan klien yang realistis
an yang 2.2 Diskusikan dengan klien tentang
dimiliki kemampuan yang dimiliki pada waktu
lalu dan saat ini yang realistis (hati-hati
terlibat diskusi tentang waham).
2.3 Tanyakan apa yang bisa klien lakukan
(kaitkan dengan aktifitas sehari-hari dan
perawatan diri) kemudian anjurkan
untuk melakukannya saat ini.
2.4 Jika klien selalu bicara tentang
wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan
waham tidak ada. Perawat perlu
3. Klien
dapat memperhatikan bahwa klien penting.
mengident
ifikasi
kebutuhan 1.1 Observasi kebutuhan klien sehari-hari
yang tidak 1.2 Diskusikan kebutuhan klien yang tidak
terpenuhi terpenuhi baik selama dirumah atauppun
dirumah sakit (rasa takut, ansietas,
marah).
1.3 Hubungan kebutuhan yang tidak
terpenuhi dengan waham
1.4 Tingkatkan aktifitas yang dapat
terpenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenga (aktifitas
2. Klien dapat berhubun gan
dengan realistis

3. Klien mendapat dukungan


keluarga

4. Klien dapat mengguna

kan obat dengan


benar
dapat dipilih bersama klien, jika mungkin buat jadwal).
3.5 Atur situasi agar klien mempunyai waktu untuk menggunakan
wahmnya.

4.1 Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (realitas diri, realitas
orang lain, realitas tempat dan realitas waktu).
4.2 Sertakan klien dalam terapi aktifitas kelompok: orientasi realitas
4.3 Berikan pujian pada setiap kegiatan positif yang dilakukan klien

5.1 Diskusikan dengan keluarga dengan :


- Gejala waham
- Cara merawatnya
- Lingkungan keluarga
- Folow-up obat
5.2 Anjurkan keluarga melaksanakan 5.1. Dengan bantuan perawat

3.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat, dosis, frekuensi,
dan efek samping akibat penghentian.
3.2 Diskusikan perasaan klien setelah makan obat
3.3 Berikan obat dengan prinsip 5 (lima) benar.
5. Rencana Keperawatan Klien Gangguang Proses Pikir : Waham

No Diagnosa
Tgl Diagnos Rencana Tindakan Keperawatan
Keperawatan
a
Tujuan
(Umum dan Tindakan Keperawatan
Khusus)

1 2 Ganggu3an 4. Kl 4ien 4.1 Bina hubungan sal5ing percaya


proses pikir : dapat dengan klien: beri salam terapeutik
waham membina (panggil nama klien), sebutkan nama
hubungan perawat, jelaskan tujuan interaksi,
saling ciptakan lingkungan yang tenang, buat
percaya kontrak yang jelas (topik yang
dibicarakan, waktu dan tempat).

4.2 Jangan membantah dan mendukung


waham klien :
- Katakan perawat menerima keyakinan
klien “saya menerima keyakinan anda” disertai
ekspresi
menerima
- Katakan perawat tidak mendukung
“sukar bagi saya untuk
mempercayainya” disertai ekspresi
ragu tapi empati
- Tidak membicarakan isi waham klien

1.5 Yakinkan klien berada dalam keadaan


aman dan terkindung :
- Anda berada di tempat aman, kami
akan menemani anda.
- Gunakan keterbukaan dan kejujuran.
- Jangan tinggalkan klien sendirian
1.6 Observasi apakan waham klien
5. Klien mengganggu aktifitas sehari-hari dan
dapat perawatan diri
menidenti
fikasikan 2.5 Beri pujian pada penampilan dan
kemempu kemampuan klien yang realistis
an yang 2.6 Diskusikan dengan klien tentang
dimiliki kemampuan yang dimiliki pada waktu
lalu dan saat ini yang realistis (hati-hati
terlibat diskusi tentang waham).
2.7 Tanyakan apa yang bisa klien lakukan
(kaitkan dengan aktifitas sehari-hari dan
perawatan diri) kemudian anjurkan
untuk melakukannya saat ini.
2.8 Jika klien selalu bicara tentang
wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan
waham tidak ada. Perawat perlu
6. Klien
dapat memperhatikan bahwa klien penting.
mengident
ifikasi
kebutuhan 5.1 Observasi kebutuhan klien sehari-hari
yang tidak 5.2 Diskusikan kebutuhan klien yang tidak
terpenuhi terpenuhi baik selama dirumah atauppun
dirumah sakit (rasa takut, ansietas,
marah).
5.3 Hubungan kebutuhan yang tidak
terpenuhi dengan waham
5.4 Tingkatkan aktifitas yang dapat
terpenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenga (aktifitas
6. Klien dapat dipilih bersama klien, jika
dapat mungkin buat jadwal).
berhubun 3.5 Atur situasi agar klien mempunyai
gan waktu untuk menggunakan wahmnya.
dengan
realistis 4.4 Berbicara dengan klien dalam konteks
realitas (realitas diri, realitas orang lain,
realitas tempat dan realitas waktu).
7. Klien 4.5 Sertakan klien dalam terapi aktifitas
mendapat kelompok: orientasi realitas
dukungan 4.6 Berikan pujian pada setiap kegiatan
keluarga positif yang dilakukan klien

5.3 Diskusikan dengan keluarga dengan :


- Gejala waham
8. Klien - Cara merawatnya
dapat - Lingkungan keluarga
mengguna - Folow-up obat
5.4 Anjurkan keluarga melaksanakan 5.1.
kan obat Dengan bantuan perawat
dengan
benar
3.4 Diskusikan dengan klien dan keluarga
tentang obat, dosis, frekuensi, dan efek
samping akibat penghentian.
3.5 Diskusikan perasaan klien setelah makan
obat
3.6 Berikan obat dengan prinsip 5 (lima)
benar.

Anda mungkin juga menyukai