Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN JIWA

WAHAM

Disusun Oleh :

GILANG YUANGGA MUKTI

S16151

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN JIWA

WAHAM

A. MASALAH UTAMA

Waham

B. PROSES TERJADINYA MASALAH

1. Definisi

Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-

menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006)

Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas

yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan

latar belakang budaya klien (Aziz R, 2003).

Ramdi (2000) menyatakan bahwa itu merupakan suatu keyakinan tentang isi

pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan

intelegensia dan latar belakang kebudayaannya, keyakinan tersebut

dipertahankan secara kokoh dan tidak dapat diubah-ubah.

2. Tanda dan Gejala

a. Subjektif

Klien mengungkapkan sesuatu yang dia yakini tentang agama,

kebesaran, kecurigaan, keadan dirinya yang berlebihan tetapi tidak

sesuai keyakinan

b. Objektif

1) Klien tampak tidak mempunyai orang lain

2) Curiga

3) Merusak diri
4) Takut

5) Tidak realistis

6) Mudah tersinggung

3. Penyebab Terjadinya Masalah

a. Faktor Predisposisi

Meliputi perkembangan social, kultural, psikologis dan biokimia. Jika

tugas perkembangan terhambat dan hubungan intra personal terganggu

maka individu mengalami stress dan kecemasan. Berbagai factor

masyarakat dapat membuat seseorang merasa terisolasi dan merasa

kesepian, dan mengakibatkan kurangnya rangsang eksternal stress yang

berlebih dapat mengganggu metabolism dalam tubuh sehingga membuat

tidak mampu dalam proses stimulasi eksternal dan interlan.

b. Faktor Presipitasi

Rangsangan lingkungan yang sering menjadi pencetus terjadinya waham

yaitu hubungan permusuhan yang dialami klien, suasana sepi dan

kecemasan.

4. Akibat Terjadinya Masalah

Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko menciderahi diri

sendiri, orang lain dan lingkungan.


C. POHON MASALAH

D. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

1. Masalah keperawatan

a. Resiko tinggi menciderahi diri, orang lain dan lingkungan

b. Perubahan isi fikir waham

2. Data yang perlu dikaji

a. Resiko tinggi menciderahi diri, orang lain dan lingkungan

1) Data subjektif

Klien memberi kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada

seseorang, suka membentak dan menyerang

2) Data objektif

Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dan pandangan

tajam

b. Perubahan isi fikir waham

1) Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,

kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) secara berlebihan

2) Data objektif

Klien tampak tidak mempunyai orang lain, sering curiga,

bermusuhan, merusak diri, orang lain dan lingkungan

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

2. Perubahan isi pikir : waham

F. RENCANA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Tujuan Umum :

Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

Tujuan Khusus:

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Tindakan:

1) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut

nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.

2) Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.

3) Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.

4) Beri perhatian dan penghargaan : teman klien walau tidak

menjawab.

b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.

Tindakan:

1) Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.

2) Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.


3) Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien

dengan sikap tenang.

c. Klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan.

Tindakan :

1) Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat

jengkel/kesal.

2) Observasi tanda perilaku kekerasan.

3) Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel / kesal yang dialami

klien.

2. Perubahan isi pikir : waham

Tujuan umum :

Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan

meningkat harga dirinya.

Tujuan khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :

1) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri,

jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat

kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)

2) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya

3) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien

4) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang

berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya

sendiri

b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki

Tindakan :
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,

utamakan memberi pujian yang realistis

3) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

Tindakan :

1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang

ke rumah
DAFTAR PUSTAKA 

Keliat, Budi Anna. (2008). Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa.


Jakarta : FIK, Universitas Indonesia.

Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003.

Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2008.

Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba
Medika.

Stuart dan Sundeen . 2009 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC.


STRATEGI PELAKSANAAN 1

Pertemuan 1

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

Klien tenang, kooperatif, dudk sendiri, nonton tv sambil duduk

2. Diagnosa Keperawatan

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan

dengan perubahan isi pikir : Waham Kebesaran

3. Tujuan SP 1

Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

4. SP 1 Pasien

Membina hubungan saling percaya dengan pasien, mengidentifikasi

masalah, menjelaskan proses terjadinya masalah.

Tindakan Keperawatan :

a. Pasien mampu mengidentifikasi masalah

b. Pasien dapat menjelaskan prosen terjadinya masalah

B. STRATEGI KOMUNIKASI

1. Fase Orientasi

“Halo selamat suang pak”

“Bagaiman kabar bapak hari ini? Bapak tamak segar sekali, sudah makan

pagi apa belum? Menunya masih ingat apa tadi?”

“Kenalkan nama saya X biasanya dipanggil X. Nama bapak siapa? Suka

dipanggil apa?”
“Saya mahasiswa Keperawatan STIKes KUSUMA HUSADA

SURAKARTA, saya bertugas disini selama 2minggu. Saya akan merawat

bapak selama saya bertugas disini, setiap hari kita akan bertemu dan

berbibincang-bincang.”

“Hari ini kita akan berbincang-bincang untuk lebih saling mengenal

waktunya kurang lebih 15 minit cukup tidak pak? Dimana kita bicara?

Bagaiman kalau sambil duduk diteras?”

“Didepan sana pak, Ok baiklah kalau begitu”

2. Fase Kerja

“Bagaimana perasan dan keadaan bapak selama ini?”

“Apakah ada yang dikeluhkan, atau ditanyakan selama berbincang-

bincang?”

“Pak tidak usah khawatir karena kita tidak akan macam-macam dengan

bapak. Bapak berada ditempat yang aman. Saya dan perawat-perawat disini

akan selalu menjadi teman dan membantu bapak.”

“Pak bisa saya tahu sekarang identitas bapak, baik alamat, keluarga, hobi

atau mungkin keinginan sekarang?”

“Wah terimakasih pak karena sudah mau berkenalan dengan saya dan

sekarang saya akan memberi tahu identitas saya, pak maukan

mendengarkan?”

“Nah karena kita sudah saling mengenal, maka sekarang kita berteman. Jadi

bapak boleh sungkan lagi bila ada masalah bisa diceritakan dengan saya.

Bapak maukan berteman dengan saya?”

3. Fase Terminasi

“Sementara itu dulu yang kita bicarakan yan pak?”

“Coba bisa diulang tadi nama saya siapa?”

“Wah bagus sekali perkenalkan bapak bisa ingat nama saya.”


“Saya sangat senang berkenalan dengan bapak dan bapak sudah

mengunkapkan perasaan dengan baik, mau berkenalan dan bertemu dengan

saya”

“Besok kita bertemu lagi ya? Dan berbincang-bincang tentang cara

mempraktekan membina hubungan dengan orang lain dan membicaran

kemampuan yang dimiliki bapak. Jam 10.30 WIB, tempatnya disini lagi.

Bagaimana apak setuju?”

“Baiklah saya pamit dulu, terimakasih. Sampai bertemu besuk ya?”

Anda mungkin juga menyukai