Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ginjal merupakan organ penting yang berfungsi menjaga komposisi


darah dengan mencegah menumpuknya limbah serta mengendalikan
keseimbangan cairan dalam tubuh, menjaga keseimbangan elektrolit
seperti sodium, potassium, dan fosfat tetap stabil, serta memproduksi
hormone dan enzim yang membantu dalam mengendalikan tekanan darah,
membuat sel darah merah dan menjaga tulang tetap kuat.(Infodatin, 2017)

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan


masyarakat global dengan prevalensi dan insiden gagal ginjal yang
meningkat, prognosis yang buruk dan biaya yang tinggi. Prevalensi
penyakit ginjal kronik meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk
usia lanjut dan kejadian penyakit diabetes mellitus serta hipertensi.
(Infodatin, 2017)

Kedua ginjal setiap hari menyaring sekitar 120-150 liter darah dan
menghasilkan sekitar 1-2 liter urin. Tiap ginjal tersusun dari sekitar sejuta
unit penyaring yang disebut nefron. Nefron terdiri dari glomerulus dan
tubulus. Glomerulus menyaring cairan dan limbah untuk dikeluarkan serta
mencegah keluarnya sel darah dan molekul besar yang sebagian besar
berupa protein. Selanjutnya melewati tubulus yang mengambil kembali
mineral yang dibutuhkan tubuh dan membuang limbahnya. (Infodatin,
2017)

Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan dunia dengan


peningkatan insidensi, prevalensi serta tingkat morbiditas dan mortalitas.
Prevalensi global telah meningkat setiap tahunnya. Menurut data World
Health Organization (WHO), penyakit ginjal kronik telah menyebabkan
kematian pada 850.000 orang setiap tahunnya. Angka tersebut
menunjukkan bahwa penyakit ginjal kronik menduduki peringkat ke-12
tertinggi sebagai penyebab angka kematian dunia. Prevalensi gagal ginjal
di dunia menurut ESRD Patients (End- Stage Renal Disease) pada tahun
2011 sebanyak 2.786.000 orang, tahun 2012 sebanyak 3.018.860 orang
dan tahun 2013 sebanyak 3.200.000 orang. Dari data tersebut disimpulkan
adanya peningkatan angka kesakitan pasien penyakit ginjal kronik tiap
tahunnya sebesar 6%. Prevalansi penyakit ginjal kronik di Amerika Serikat
setiap tahunnya meningkat, data terakhir yang didapatkan terdapat sekitar
350.000.000 insiden ESRD (Rajiv, 2016)

Prevalensi PGK di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami


kenaikan. Perkumpulan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dalam Program
Indonesian Renal Registry (IRR) melaporkan jumlah penderita PGK di
Indonesia pada tahun 2011 tercatat 22.304 dengan 68,8% kasus baru dan
pada tahun 2012 meningkat menjadi 28.782 dengan 68,1% kasus baru
(IRR, 2016). Menurut data dalam laporan Indonesian Renal Registry 2016
terdapat peningkatan penderita gagal ginjal yang melakukan HD, terbukti
dalam pengiriman data yang dikirim oleh renal unit, data tersebut
berdasarkan kunjungan harian pasien HD. Tahun 2015 renal unit yang
mengirim data terbanyak pada bulan Januari sebanyak 204 unit berate
44,2 % dari total 460 renal unit yang terdaftar.

Perawatan penyakit ginjal di Indonesia merupakan ranking kedua


pembiayaan terbesar dari BPJS kesehatan setelah penyakit jantung
(Infodatin, 2017). Prevalensi penyakit ginjal kronis (permil) pada
penduduk umur lebih dari 15 tahun di Indonesia yaitu 3,8‰, meningkat
dari tahun 2013 yaitu 2,0‰. Saat ini, penduduk Indonesia diperkirakan
berjumlah 265 juta jiwa, sehingga total penduduk yang menderita penyakit
ginjal kronis adalah 1.007.000 jiwa. Sedangkan untuk penduduk yang
pernah/sedang cuci darah umur lebih dari 15 tahun adalah 19,3%,
sehingga totalnya kemungkinan 51.145 jiwa (Riskesdas, 2018).

Masalah keperawatan yang biasanya muncul pada pasien dengan


penyakit ginjal adalah gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
kongesti paru, penurunan curah jantung, penurunan perifer yang
mengakibatkan asidosis laktat, nyeri akut berhubungan dengan agen cidera
biologis, hipervolemi berhubungan dengan penurunan haluaran urine,
deficit nutrisi berhubungan dengan anoreksia, perfusi perifer tidak efektif
berhubungan dengan perlemahan aliran darah keseluruh tubuh,
intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, dan gangguan
integritas kulit berhubungan dengan pruritus (NANDA, 2015)

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan


gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru dengan
memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, nyeri akut
berhubungan dengan agen cidera biologis dengan mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam, hipervolemi berhubungan dengan penurunan
haluaran urine dengan kolaborasi pemberian diuretic, deficit nutrisi
berhubungan dengan anoreksia dengan monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori, perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan
perlemahan aliran darah keseluruh tubuh dengan batasi gerakan pada
kepala, leher, punggung, intoleransi aktivitas berhubungan dengan
keletihan, anemia dengan membantu klien dalam aktivitas, dan gangguan
integritas kulit berhubungan dengan pruritus dengan mengoleskan lotion
pada daerah yang tertekan (NANDA, 2015).

A. WEB of Caution (WOC)


Terlampir
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK
(CGK) DI RUANG ALAMANDA 2 DI RSUD GONDO SUWARNO UNGARAN
KABUPATEN SEMARANG

Tanggal Pengkajian: 22 Maret 2021 Ruang : Alamanda 2

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Biodata Pasien
Nama : Tn. H
Umur : 59 Tahun
Alamat : Pudakpayung RT 006/004
Pendidikan : S1
Pekerjaan: : Pendeta
Tanggal masuk : 22 Maret 2021
Diagnosa Medis : CKD Stage V
Nomor registrasi : 519109
b. Biodata Penanggung Jawab
Nama : Ny. T
Umur : 54 thn
Alamat : Pudakpayung RT 006/004
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pendeta
Hubungan dengan klien : Istri
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan sesak dan perut membesar.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan sesak dan perut membesar. Klien juga
mengatakan efek dari cuci darah tersebut mengakibatkan perutnya
membesar. perut yang membesar jika ditekan tidak sakit, tetapi
keras. Klien juga mengatakan pada malam hari selalu terbangun
setiap 3 jam sekali.setelah itu klien tidak bisa tertidur kembali. Klien
juga mengatakan bahwa frekuensi pengeluaran urine 2-3 kali sehari
itupun sedikit. Klien tidak mengalami diare dan mual muntah.klien
mengatakan sudah 1 tahun 5 bulan menderita gagal ginjal dan rutin
melakukan cuci darah. Klien rutin melakukan cuci darah setiap hari
rabu dan sabtu.tangan klien sebelah kanan tampak bengkak akibat
pemasangan infus. Klien rujukan dari poli RSUD Gondo Suwarno
Ungaran, kemudian klien dirawat di Ruang Alamanda 2. Saat
dilakukan pengkajian klien tampak terpasang infus RL 10 tpm di
tangan kanan, TD: 150/90 mmHg ; Nadi : 86x/menit RR : 28x/menit
; Suhu : 36,9 C , Nilai E4 V5 M6, nilai SP02 89 %, dan tidak ada
akumulasi secret dimulut.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan sudah 1 tahun 5 bulan menderita gagal ginjal.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan memiliki anggota keluarga yang menderita
DM dan tidak ada anggota keluarga menderita gagal ginjal.
d. Genogram

Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

: pasien

: tinggal serumah

: sudah meninggal
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : lemas
Tingkat kesadaran : Composmentis
GCS : E4 V5 M6
Skor : 15
SP02 : 89%
TTV:

TD : 120/80 mmHg RR : 28x/menit


Nadi : 86 x/menit Suhu : 36 ‘C

b. Pengkajian ABCD :
Antropometri
BB : 50 kg TB : 160 cm
BB ( kg )
IMT =
T B2(m)
50
=
2,56
= 19,53 (Status Gizi : Berat badan normal)
Biochemical
Hb : 10,0 gr/dL (N) Ht : 28,3 %
Clinical Sign
Rambut berwarna hitam dan sedikit berwarna putih, tidak rontok,
turgor kulit kembali kurang dari 2 detik
Diit
Program diit
Diit : lunak uremi
Frekuensi : 3 kali.
INPUT OUTPUT
Minum : 300 cc BAK: 250cc
Infus : 720 cc IWL : 15x46= 690
Makan : 200 cc Drain : 40
Jumlah : 1220cc Jumlah : 980 cc
Balance Cairan : Input –Output

:1220cc-980 cc = (+) 240 cc


c. Kepala:
1) Rambut: bersih dan tidak berminyak
2) Mata :
Mata kanan: Reflek pupil simetris, konjungtiva tidak anemis,
sclera tidak ikteric, mampu mengikuti pergerakan benda.
Mata kiri : Reflek pupil simetris, konjungtiva tidak anemis,
sclera tidak ikterik, mampu mengikuti pergerakan benda.
d. Hidung: tidak ada polip, tidak ada secret di hidung, tidak ada
napas cuping hidung
e. Telinga: kedua telinga simetris, tidak ada lesi, tidak ada serumen,
dan tampak bersih
f. Mulut: bibir tidak pucat, lidah tidak kotor, tidak terdapat stomatitis
g. Leher: tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe dan tiroid, tidak
peningkatan JVP, tidak ada jejas dan perlukaan
h. Dada :
1) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 5 sisi kiri agak
medial dari linea midclavicularis sinistra
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Tidak terdapat bunyi jantung tambahan,
Suara jantung I,II normal

2) Paru-paru
Inspeksi : Ekspansi dada simetris, tidak ada bekas
luka/luka di area dada, terdapat retraksi
interkosta, RR: 20x/mnt
Palpasi : Pergerakan dinding dada sama, tactil
fremitus teraba (untuk bagian kiri dan kanan
suaranya sama)
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, tidak terdapat suara
napas tambahan
i. Abdomen

Inspeksi : Perut tampak membesar, tidak ada luka/ bekas


luka.
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar, dan tidak ada
nyeri tekan
Perkusi : Timpani
Auskultas : Bising usus 10x/menit
i
j. Genetalia : klien tidak terpasang kateter, tidak ada lesi
k. Ekstermitas :
- Tangan sebelah kanan tanpak bengkak akibat pemasangan
infus
- Kekuatan otot :normal
5 5
5 5

4. Pengkajian Pola Fungsional


a. Pola Manajemen dan Persepsi Kesehatan
Keluarga mengatakan klien jika sakit cenderung memeriksannya
ke pelayanan kesehatan terdekat
b. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Sebelum sakit: klien makan 3 kali sehari, dan setiap porsi satu
centong dengan lauk biasa. Klien minum 7-8 gelas/hari. Klien
minum air putih dan teh.
Saat sakit: pada saat sakit klien hanya menghabiskan setengah
porsi makanan yang sudah disediakan dan klien minum 4-5
gelas/hari. Klien minum air putih dan teh.
c. Pola Eliminasi
BAB

Kategori Saat Sehat Saat Sakit

Frekuensi 1x/hari 3x/hari

Kosistensi Lembek Lembek

Bau Khas Khas

Warna Kuning Kuning

BAK
Kategori Saat Sehat Saat Sakit

Frekuensi 8 x/hari 2-3x/hari

Bau Khas Khas

Warna Kuning Kuning

d. Pola istirahat dan Tidur


Sebelum sakit : Keluarga mengatakan klien tidur sehari hari ± 7-8
jam
Saat sakit : klien tidur ± 4 jam dan setiap 3 jam sekali terbangun
e. Pola Aktivitas dan latihan
Sebelum sakit: keluarga mengatakan klien melakukan aktifitas
dilakukannya secara mandiri
Saat Sakit : aktivitas klien terganggu, klien tidak dapat beraktivitas
seperti biasanya dan klien hanya terbaring di tempat tidur.
Tingkat Ketergantungan klien menurut Indeks Barthel

Faktor Skor Faktor ketergantungan Skor


ketergantungan
 Personal 4  Memakai pakaian 8
hygiene
 Mandi 10  Kontrol BAB 8
 Makan 10  Kontrol BAK 8
 Toileting 8  Ambulasi atau 10
menggunakan
kursi roda
 Menaiki tangga 5  Transfer kursi 10
-tempat tidur
Kategori 81
 Ketergantungan Total (0-24)
 Ketergantungan Berat (25-49)
 Ketergantungan Sedang (50-74)
 Ketergantungan Ringan (75-90)
 Ketergantungan minimal (91-99)
Skor ketergantungan sedang s.d total : laporkan ke
dpjp untuk konsultasi dengan dokter rehabilitas
medis
Skor ketergantungan minimal s.d ringan: evaluasi
setiap hari atau bila ada perubahan factor
ketergantungan

f. Pola Peran dan Hubungan


Sebelum sakit: keluarga mengatakan peran klien dikeluarga
adalah suami sekaligus ayah yang baik untuk anak dan istrinya.
Saat sakit: Peran klien terganggu karena sakit yang diderita tetapi
klien dan keluarga tetap berhubungan baik ditunjukkan dengan
adanya keluarga yang menemani klien di rumah sakit
g. Pola persepsi kognitif dan sensori
Sebelum sakit:
Pola persepsi sensori klien meliputi penglihatan, pendengaran,
perasa, dan pembau tidak mengalami masalah. Pola kognitif klien
meliputi daya ingat dan kemampuan klien berorientasi terhadap
waktu, tempat dan orang tidak mengalami masalah
Saat sakit:
Pola persepsi sensori klien tidak bermasalah. Pola kognitif klien
meliputi daya ingat dan kemampuan klien berorientasi terhadap
waktu, tempat dan orang tidak mengalami masalah
h. Pola persepsi-konsep diri
Body image : Pasien percaya diri dengan kondisinya saat ini.
Identitas diri : Pasien adalah seorang laki-laki
Harga diri : Pasien mampu berinteraksi dengan keluarga
Peran diri : Pasien adalah ayah dan suami bagi anak dan
suaminya
i. Pola seksual dan Reproduksi
Klien berjenis kelamin laki-laki, tidak ada lesi dibagian genital.
j. Pola Mekanisme koping
Keluarga klien memiliki mekanisme koping yang baik, keluarga
mendukung dan ikut merawat klien yang sakit.
k. Pola nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit: klien beragama kristen dan melayani digereja
karena profesi klien adalah pendeta.
Saat sakit: Klien mengatakan beragama kristen, dapat melakukan
ibadah di tempat tidur dengan via online (ibadah online melalui
zoom)
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium :

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal


Darah rutin
Hemoglobin 10,0 g/dL 11.7-15.5
Leukosit 5,25 10’3/ uL 3.6-11.0
Trombosit 166 10’3/ uL 150-440
Hematokrit 28,3 % 35-47
Eritrosit 3,52 10’6/ uL 3,8- 5,2
MCV 80,4 1L 80 - 100
MCH 28,4 pg 26 - 34
MCHC 35,3 g/dL 32 - 36
Hitung jenis (diff)
Eosinofil 3,4 % 0-3
Basofil 0,4 % 0-1
Neutrofil 77,1 % 28-78
Limfosit 8,6 % 25- 40
Monosit 10,5 % 2-8
KIMIA KLINIK
Glukosa Sewaktu 100 mg/dL 75-140
Ureum 27 mg/dL <47
Creatinin 0,58 mg/Dl 0,45-1.00
Elektrolit
Natrium 134,7 mmol/L 135-147
Kalium 3,79 mmol/L 3,5-5,0
Chlorida 97,7 mmol/L 98-107
6. Program Terapi
- Infus : Ringel Laktat 10/ tpm
- Vip albumin 3x1
- Asam folat 3x1
- CaCo3 3x1
- Amlodipin 1x10 mg
- Candestran 1x1
- Vitamin becompleks 3x1
- Injeksi hemapo
- Injeksi ceftriaxon 1 gr
- Injeksi asam tranaksemat 1 gr
- Injeksi ketorolax 30 mg

7. Analisa Data
No Tanggal Data Fokus Etiologi Masalah
1 25 DS Agen Nyeri akut
Maret -Klien mengeluh nyeri pencendera
2021 dibagian operasi fisk
Provokatif : Nyeri pada
bagian dioperasi
Quality : terasa panas
Region : abdomen
Scale : 6
Time : Hilang timbul
-klien mengatakan darah
terus merembes dari
bagian perut yang
dioperasi.
DO
-klien tampak meringis
kesakitan
-skala nyeri 6
-klien tampak gelisah
-pada saat balutan
dibuka, darah segar
keluar dari jahitan bekas
operasi.
2 22 DS : Posisi tubuh Pola nafas tidak
Maret Klien mengatakan sesak yang efektif
2021 DO : menghambat
RR : 28 x/i ekspansi
SP02:89 % paru
-Pasien tampak nyaman
ketika duduk.

-
3. 22 DS : Kurangnya Gangguan Rasa
Maret -Klien mengatakan susah pengendalian Nyaman
2021 tidur situsional/
-Klien mengatakan tidak lingkungan
nyaman berada di Rumah
Sakit
-klien mengatakan setiap
3 jam sekali
DO :
- Wajah klien tampak
lemas
- Pada saat pengkajian
klien tampak menguap

4 22 DS: Gangguan Hipervolemia


Maret -klien mengatakan perut mekanisme
2021 . semakin membesar regulasi
-klien mengatakan BAK
sedikit
-klien mengatakan
tangannya bengkak
akibat pemasangan infus.
DO:
- Edema pada tangan
kanan
- Asites diperut
- Kadar hemoglobin :
10,0 g/dl
- Kadar hematokrit :
28,3 Io^G/Ul
- Intake =1220 cc
- Output = 980 cc
- Balance cairan = (+)
240 cc

A. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077).
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan posisi tubuh yang
menghambat ekspansi paru (D.0005)
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kurangnya
pengendalian situsional/lingkungan (D.0074)
4. Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
(D.0022)

B. Rencana Keperawatan

Tanggal/ No Diagnosa Tujuan Intervensi TTD


Jam Keperawatan
25 1 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nancy
Maret berhubungan tindakan Nyeri
2021 dengan agen keperawatan Observasi :
pencedera fisik selama 3x8 jam 1.Identifikasi
(D.0077). maka hpervolemia faktor pencetus
meningkat. dan pereda
Kriteria Hasil: nyeri
1.Klien tidak 2.monitor
tampak meringis kualitas nyeri
kesakitan 3.monitor
2.klien tampak lokasi dan
rileks penyebaran
3.klien tidak nyeri
gelisah 4.monitor
4.kemampuan intensitas nyeri
menggunakan dengan
teknik non- menggunakan
farmakologis skala
meningkat 5.monitor
-skala nyeri durasi dan
berkurang frekuensi nyeri
Terapeutik :
1.ajarkan teknik
non-
farmakologis
untuk
mengurangi
rasa nyeri
(teknik nafas
dalam)
2.fasilitasi
istirahat dan
tidur.
Edukasi :
1.anjurkan
menggunakan
terapi non-
farmakologis
Kolaborasi :
1.Kolaborasi
pemberian
obat
analgetik.

22 2 Pola nafas tidak Setelah dilakukan Observasi : Nancy


Maret efektif tindakan 1.monitor pola
2021 berhubungan keperawatan 3x8 nafas
19.00 dengan posisi jam, rasa sesak (frekuensi ,
tubuh yang pada klien kedalaman,
menghambat berkurang dengan dan usaha
ekspansi paru kriteria hasil : nafas)
(D.0005 1.pola nafas normal. 2.monitor bunyi
2.tidak nafas
menggunakan otot tambahan
bantu pernafasan 3.monitor
3.tidak sputum
menggunakan Teraupetik :
bantuan oksigen 1. pertahankan
kepatenan
jalan nafas
2.posisikan
semi fowler/
fowler
berikan
oksigen
Edukasi :
1.anjurkan
asupan
cairan 2000
ml/hari
2.ajarkan batuk
efektif
Kolaborasi :
1.Kolaborasi
pemberian
bronkodilatir
jika perlu

22 3 Gangguan rasa Setelah dilakukan Observasi: Nancy


Maret nyaman tindakan - Identifikasi
2021 berhubungan keperawatan selama sumber
19.00 dengan 3x8 jam maka klien kenyamanan
kurangnya tampak tidak lemas. - Monitor
pengendalian dengan kriteria hasil kondisi
situasional/ : kulit ,
lingkungan -Klien tampak tidur terutama di
(D.0074) dengan nyaman area
tonjolan
Terapeutik :
- Berikan
penerimaan
dan
dukungan
kepindahan
lingkungan
baru
kenyamanan
lingkungan
- Atur posisi
nyaman
- Hindari
paparan
kulit
terhadap
iritan
Edukasi:
- Jelaskan
tujuan
manajemen
lingkungan
- Ajarkan
penggunaan
aromaterapi

22 4 Hipervolemia Setelah dilakukan Observasi : Nancy


Maret berhubungan tindakan -Periksa tanda
2021. dengan keperawatan dan gejala
gangguan selama 3x8 jam hipervolemia
mekanisme maka hpervolemia (edema,
regulasi meningkat. dispnea, dan
(D.0022) Kriteria Hasil: suara
1. Asupan cairan tambahan)
meningkat -Monitor intake
2. Haluaran urine dan output
meningkat cairan
3. Edema menurun -Monitor
4. Asites diperut jumlah dan
mengecil warna urine
Terapeutik :
Batasi asupan
cairan dan
garam
Edukasi :
Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
cairan
Kolaborasi :
Kolaborasi
melakukan
pembedahan
(pemasangan
drainase
laparatomi)

C. Implementasi Keperawatan
No Hari,tangg Diagnosa Implementasi Respon TTD
al,jam Keperawatan
1 Selasa 23 2 Monitor pola DS : Nancy
Maret nafas dan Klien mengatakan
2021. saturasi sesak
08.00 wib oksigen DO :
RR:28x/i
SP02 : 89%
HR:96x/i
TD:140/80 mmHg

08.30 wib 2 Mengatur DS


posisi pasien Klien mengatakan
semi-fowler masih sesak
DO
-SP02 : 88x/i
-HR: 97 x/i
RR:27x/i

Identifikasi
09.00 wib 3 sumber DS
kenyamanan -Klien mengatakan
susah tidur
-Klien mengatakan
tidak nyaman berada
di Rumah
Sakit
-klien mengatakan
setiap 3 jam sekali
DO :
- Wajah klien tampak
lemas
- Pada saat
pengkajian klien
tampak menguap
Memasang
09.30 wib 2 oksigen nasal DS
kanul Klien mengatakan
sesak berkurang
DO
SP02 :98%
Periksa tanda
09.45 wib 4 dan gejala DS:
hipervolemia -klien mengatakan
perut semakin
membesar
- Edema pada
tangan kanan
- Asites diperut
- Kadar hemoglobin :
10,0 g/dl
- Kadar hematokrit :
28,3 Io^G/Ul
- Intake =1220 cc
- Output = 980 cc
- Balance cairan =
(+) 240 cc
atur posisi
11.00 wib 3 nyaman dan DS
menutup tirai Klien mengatakan
biar klien sedikit tidur dengan
tidak terkena nyenyak
paparan sinar D0
matahari Wajah klien terlihat
lebih rileks

2 Rabu, 24 2 Monitor pola DS: Nancy


Maret 2021 nafas Klien mengatakan
13.00 wib sudah tidak sesak lagi
DO
-klien tampak tidak
sesak lagi
-SP02 :99%
-HR :82x/i
-RR :20x/i
-klien tampak tidak
menggunakan nassal
kanul

15.00 wib 3 Identifikasi DS


sumber Klien mengatakan
ketidaknyama masih susah tidur
nan DO
-wajah klien terlihat
lemas

16.00 Wib 3 Mengajarkan DS:


klien teknik Klien mengatakan
non- mau diajarkan teknik
farmakologis non farmakologis
menggunakan (menggunakan
aromaterapi aromaterapi)
wangi DO
lavender Klien memperagakan
supaya klien cara memakai
rileks. aromaterapi
16.30 Wib 4 Kolaborasi DS
melakukan Klien setuju
drainase dilakukannya drainase
laparatomi laparatomi
untuk DO
menyedot -klien sudah berpuasa
cairan yang -klien sudah paham
ada di perut tindakan apa yang
klien. akan dilakukan

3 Kamis,25 1 Identifikasi DS Nancy


Maret 2021 faktor -Klien mengeluh nyeri
18.00 wib pencetus dan dibagian operasi
pereda nyeri Provokatif : Nyeri
pada bagian dioperasi
Quality : terasa panas
Region : abdomen
Scale : 6
Time : Hilang timbul

-klien mengatakan
darah terus merembes
dari bagian perut yang
dioperasi.
DO
-klien tampak meringis
kesakitan
-skala nyeri 6
-klien tampak gelisah

DS
18.10 Wib 1 Kolaborasi Klien mengatakan
pemberian bersedia diberikan
obat anti obat
infeksi yaitu DO
injeksi -memberikan injeksi
ceftriaxon 1 gr ceftriaxon 1 gr (10cc),
(10cc), -memberikan injeksi
menghentikan traneksamat 1gr
pendarahan (10cc)
1gr (10cc) -memberikan injeksi
pendarahan ketorolac (30 mg / 5
yaitu injeksi cc)
dan anti nyeri
yaitu injeksi
ketorolac (30
mg / 5 cc)

18.30 Wib 4 Monitor DS:


Balance cairan -klien mengatakan
perutnya sudah
dioperasi.
DO
Input :1220cc
Output :980 cc
Balance cairan (+)240

19.30 3 Mengajarkan DS
klien teknik Klien mengatakan
non- belum tidur dengan
farmakologis nyenyak
menggunakan DO
aromaterapi -klien tampak lemas
wangi
lavender
supaya klien
rileks.
20.30 Wib 1 Mengajarkan DS
klien teknik Klien mengatakan
non- nyeri dibagian bekas
farmakologi operasi
yaitu latihan DO
nafas dalam -klien tampak meringis
kesakitan
-skala nyeri 6

D. Evaluasi Keperawatan
Tanggal Diagnosa Catatan Perkembangan TTD
Pola nafas tidak S : Nancy
efektif berhubungan Klien mengatakan sesak
dengan posisi tubuh O :
23 Maret yang menghambat RR : 28 x/i
2021(11.30 ekspansi paru SP02:89%
wib) (D.0005) -Pasien tampak nyaman ketika
duduk
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- mengatur posisi nyaman pada
klien yaitu semi-fowler.
-memasang oksigen dengan
nasal kanul pada klien.
Gangguan rasa S : Nancy
nyaman -Klien mengatakan susah tidur
berhubungan -Klien mengatakan tidak
dengan kurangnya nyaman berada di Rumah
pengendalian Sakit
situasional/ -klien mengatakan setiap 3 jam
lingkungan (D.0074) sekali
O:
- Wajah klien tampak lemas
A:
Masalah belum teratasi
P:
1.Monitor sumber
ketidaknyamanan
2.atur posisi nyaman
3.menutup tirai supaya tidak
terpapar sinar matahari
4.menggunakan aromaterapi
wangi lavender supaya klien
rileks.

Hipervolemia S: Nancy
berhubungan -klien mengatakan perut
dengan gangguan semakin membesar
mekanisme regulasi -klien mengatakan BAK sedikit
(D.0022) -klien mengatakan tangannya
bengkak akibat pemasangan
infus.
DO:
- Edema pada tangan kanan
- Asites diperut
- Kadar hemoglobin :10,0 g/dl
- Kadar hematokrit : 28,3
Io^G/Ul
- Intake =1220 cc
- Output = 940 cc
- Balance cairan =(+) 280 cc
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
-Monitor Balance cairan
-.monitor intake cairan
-.monitor output cairan
-.monitor warna urine
-.monitor asites perut
-cek rapid antigen

Pola nafas tidak S: Nancy


efektif berhubungan -Klien mengatakan sudah tidak
dengan posisi tubuh sesak lagi.
yang menghambat 0:
ekspansi paru RR : 18x/i
24 Maret (D.0005) SP02:99%
2021 -Klien tampak tidak
(16.35 wib) menggunakan oksigen
A:
Masalah teratasi
P:
-Monitor pola nafas
-Mengatur posisi nyaman
-Memantau SPO2
Gangguan rasa S: Nancy
nyaman Klien mengatakan masih susah
berhubungan tidur
dengan kurangnya O
pengendalian -wajah klien tampak lemas
situsional/lingkungan -Tekanan darah : 160/100
(D.0074) mmHg
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
-Monitor sumber
ketidaknyamanan
-atur posisi nyaman
-.menutup tirai supaya tidak
terpapar sinar matahari
-menggunakan aromaterapi
wangi lavender supaya klien
rileks.
Hipervolemia S:
berhubungan -klien mengatakan perut masih
dengan gangguan membesar
mekanisme regulasi O:
(D.0022) - Edema pada tangan kanan
- Asites diperut
- Kadar hemoglobin :10,0 g/dl
- Kadar hematokrit : 28,3
Io^G/Ul
- Intake =1420 cc
- Output = 990 cc
- Balance cairan = (+)430 cc
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
-.Monitor Balance cairan
-.monitor intake cairan
-.monitor output cairan
-monitor warna urine
-.monitor asites perut
-memberitahukan kembali pada
klien agar puasa 6 jam karena
besok tanggal 25 Maret 2021
akan dilakukan drainase
laparatomi untuk menyedot
cairan yang ada di perut klien.
25 Maret Nyeri akut b.d agen S Nancy
2021 pancedera fisik -Klien mengeluh nyeri dibagian
19.00 wib (D.0077) operasi
Provokatif : Nyeri pada bagian
dioperasi
Quality : terasa panas
Region : abdomen
Scale : 6
Time : Hilang timbul
-klien mengatakan darah terus
merembes dari bagian perut
yang dioperasi.
O
-klien tampak meringis
kesakitan
-skala nyeri 6
-klien tampak gelisah
A:
Masalah belum teratasi
P:
-monitor intensitas nyeri
dengan menggunakan skala
-ajarkan teknik non-
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(teknik nafas dalam)
-monitor balance cairan
Input : 1220 cc
Output : 980 cc

Balance cairan : (+)240 cc


-Mencari sumber rembesan
darah dengan cara membuka
balutan pada daerah yang
dioperasi.
-berkonsultasi dengan dokter
mengenai rembesan darah
pada luka tersebut
-memberikan injeksi
ketorolac 30 mg (5 cc)
-memberikan injeksi
ceftriaxon 1 gr (10 cc)
-memberikan injeksi asam
traneksamat 1 gr (10 cc)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisa Kasus
Pengkajian pada Tn.H hari Senin, 22 Maret 2021 pukul 18.00 wib sebagai
berikut
Data Subjektif
1. Tn.H mengatakan nyeri dibagian operasi
Provokatif : Nyeri pada bagian dioperasi
Quality : terasa panas
Region : abdomen
Scale :6
Time : Hilang timbul
2. Tn.H mengatakan sesak
3. Tn.H mengatakan susah untuk tidur karena klien tidak nyaman berada di
rumah sakit dan klien setiap 3 jam sekali terbangun .
4. Tn.H mengatakan perutnya semakin membesar, BAK sedikit, tangannya
bengkak akibat pemasangan infus.

Data Objektif
- Tanda-tanda vital
- Nadi: 86 x/ menit
- Pernapasan: 28x/ menit dengan irama irregular
- Suhu tubuh : 36,60 C
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- GCS 15
- Terpasang drain
- Klien terlihat meringis menahan nyeri
- VAS 6
- Klien tampak gelisah
- Pada saat balutan dibuka, darah segar keluar dari jahitan bekas operasi
- SP02 89%
- Pasien tampak nyaman ketika duduk
- Wajah klien tampak lemas
- Edema pada tangan kanan
- Asites perut
- Kadar HB : 10,0 g/Dl
- Kadar hematokrit :28,3 Io^G/Ul
- Balance cairan (+) 240 cc
- BB: 50 kg
- TB : 160 cm
- IMT : 50 kg/ (2,56 m) = 19,53 (normal)

Ginjal merupakan organ penting yang berfungsi menjaga


komposisi darah dengan mencegah menumpuknya limbah serta
mengendalikan keseimbangan cairan dalam tubuh, menjaga
keseimbangan elektrolit seperti sodium, potassium, dan fosfat tetap
stabil, serta memproduksi hormone dan enzim yang membantu dalam
mengendalikan tekanan darah, membuat sel darah merah dan menjaga
tulang tetap kuat.(Infodatin, 2017)
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan proses kerusakan
ginjal , ginjal kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume
dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan makanan normal.

B. Analisa Intervensi Keperawatan


Berdasarkan permasalahan klien, penulis mengangkat diagnosa
utama keperawatan berdasarkan SDKI yaitu nyeri akut berhubungan
dengan agens pencedera fisik. Nyeri akut merupakan pengalaman
sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan
(SDKI, 2017).
Intervensi yang diberikan kepada Tn.H dengan diagnosis
keperawatan nyeri akut, antara lain: Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, Identifikasi skala nyeri,
Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri, Ajarkan klien teknik
nonfarmakologi relaksasi napas dalam, dan anjurkan klien untuk
meminum obat analgesik sesuai anjuran dari dokter (SIKI, 2018). Salah
satu tindakan yang sudah dilakukan yaitu dengan mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam untuk mengurangi rasa nyeri dan juga memberikan
obat analgetik yaitu injeksi ceftriaxon, injeksi asam traneksamat, dan
injeksi ketorolax.
Diagnosis keperawatan yang kedua berdasarkan SDKI yaitu pola
nafas tidak efektif berhubungan dengan posisi tubuh yang menghambat
ekspansi paru (SDKI, 2017).
Intervensi yang diberikan kepada Tn.H dengan diagnosis
keperawatan pola nafas tidak efektif , antara lain: mpnitor pola nafas
(frekuensi,kedalaman, dan usaha nafas), monitor bunyi nafas tambahan,
monitor sputum, pertahankan kepatenan jalan nafas, posisikan semi
fowler, ajarkan batuk efektif, dan kolaborasi pemberian bronkodilator.
(SIKI, 2018).
Posisi semi fowler mampu memaksimalkan ekspansi paru dan
menurunkan upaya penggunaan alat bantu otot pernafasan. Ventilasi
maksimal membuka area atelektasis dan meningkatkan gerakan sekret
kejalan nafas besar untuk dikeluarkan. Tujuan dari tindakan ini adalah
menurunkan konsumsi oksigen dan menormalkan ekspansi oaru
maksimal, serta mempertahankan kenyamanan dan mengurangi resiko
statis sekresi pulmonal dan mengurangi resiko penurunana
pengembangan dinding dada..
Diagnosa ketiga keperawatan yang penulis ambil berdasarkan
SDKI adalah gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kurangnya
pengendalian situasional/ lingkungan. (SDKI, 2017).
Intervensi yang diberikan kepada Tn.H dengan diagnosis
keperawatan gangguan rasa nyaman antara lain identifikasi sumber
kenyamanan , monitor kondisi kulit, berikan penerimaan dan dukungan
kepndahan lingkungan baru, atur posisi nyaman, hindari paparan kulit
terhadap iritan, jelaskan manajemen lingkungan, dan ajarkan teknik non-
farmakologis yaitu penggunaan aromaterapi.

Diagnosa keempat yang penulis ambil ialah hipevolemia


berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi. (SDKI, 2017).
Intervensi yang sudah dilakukan pada kasus Tn.H antara lain
monitor tanda dan gejala hipervolemia, monitor intake dan output cairan,
monitor jumlah dan warna urine, batasi asupan cairan dan garam,jelaskan
tujuan dan prosedur pemantaan cairan, dan kolaborasi melakukan
pembedahan (pemasangan drainase laparatomi
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
Setelah dilakukan proses tindakan drainase laparatomi yang dirasakan oleh
klien adalah adalah nyeri. Nyeri post operasi drainase laparotomi
menyebabkan pasien mengalami nyeri dan keluarnya darah secara terus-
menerus sulit memenuhi aktivitas sehari-hari. Dalam perawatannya klien
dapat menyesuaikan dengan keterbatasan fisik dalam melakukan
pemenuhan kebutuhan dan menunjang aktivitasnya.
B. Saran
1. Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan pembelajaran klinik keperawatan medikal bedah
berdasarkan evidence based nursing pada kasus post drainase
laparotomy .
2. Bagi perawat klinis
Perlu adanya kajian lebih lanjut terkait perawatan kebutuhan post
drainase laparotomy.
DAFTAR PUSTAKA

Infodatin, S. N. 2017. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jakarta

Lukman, Trullyen Vista. (2013). Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap

Intensitas nyeri pada pasien post operasi sectio Caesarea di RSUD. Prof.

Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Jurnal. Gorontalo: Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo

Tim Pokja DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia


((cetakan II) I ed.). Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Tim Pokja DPP PPNI.2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi


dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Tim Pokja DPP PPNI.2019. DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia ((cetakan II) I ed.). Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Anda mungkin juga menyukai