Anda di halaman 1dari 27

TERAPI KOGNITIF PADA LANSIA DENGAN PANIK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik


Dosen Mata Ajar : Suyamto A.Kep MPH

KELAS 3A
Kelompok : 1

Anisa Risky Wulandari (2520142426)


Eni Ernawati (2520142435)
Ni Jero Kadek Widiasih (2520142448)
Nia Fajar Meirawati (2520142450)
Riska Destriana (2520142456)
Tatang Hendra Kurniawan (25201424)

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2017
TERAPI KOGNITIF LANSIA PANIK

A. DEFINISI
Terapi kognitif adalah suatu bentuk psikoterapi yang dapat melatih klien
untuk mengubah cara klien menafsirkan dan memandang segala sesuatu pada
saat klien mengalami kekecewaan, sehingga klien merasa lebih baik dan dapat
bertindak lebih produktif.
Terapi kognitif dikembangkan oleh Aaron Beck. Melalui terapi ini
individu diajarkan/ dilatih untuk mengontrol distorsi pikiran/gagasan/ide
dengan benarbenar mempertimbangkan faktor dalam berkembangnya dan
menetapnya gangguan mood. (Townsend, 2005).
Respon maladaptif berasal dari distorsi kognitif, yang berasal dari
kesalahan logika, kesalahan mencari alasan atau pandangan individu yang tidak
menggambarkan realitas. Macam macam distorsi kognitif (Stuart & Laraia,
2005 p.656) adalah antara lain:
1. Overgeneralization : Menyimpulkan secara berlebihan / membesar
besarkan tentang suatu hal kejadian tunggal. Contoh : seorang mahasiswa
yang tidak lulus ujian berpikir saya tidak akan pernah lulus ujian di
semester ini dan saya akan di keluarkan ( D.O).
2. Personalization : Berhubungan dengan kejadian eksternal yang di
alihkan kepada diri sendiri ( dirinya sebagai penyebab suatu peristiwa
eksternal yang negatif) yang dalam kenyataan sebenarnya bukanlah yang
pertama tama harus bertanggung jawab terhadap hal tersebut. Contoh :
Bos saya mengatakan produktivitas perusahaan kita menurun tahun ini,
tetapi saya tahu dia sebenarnya berbicara tentang saya.
3. Dichotomous thinking : Berpikir ektrim semua hal baik atau semua
buruk. Contoh : Jika suami saya meninggalkan saya saya mungkin
sebaiknya mati .
4. Catastrophizing : Berpikir hal buruk tentang orang lain dan peristiwa.
Contoh : saya lebih baik tidak mendaftar promosi itu di tempat kerja saya
karena saya tidak ingin mendapatkannya lalu perasaaan saya jadi
bermasalah.
5. Selective abstraction : Berfokus pada hal mendetail tetapi tanpa dasar
yang relevan. Contoh : seorang isteri percaya bahwa suaminya tidak lagi
mencintainya karena suaminya terlambat pulang, tetapi isteri menghindari
perasaannya, suami memberikan sebuah bingkisan dan sebuah liburan
mereka rencanakan bersama .
6. Arbitrary inference : Penyimpulan yang negatif tanpa disukung dasar.
Contoh : ketika seseorang tidak menerima kartu undangan ulang tahun
dari temannya Teman saya tidak lagi menyukai saya.
7. Mind reading : mempercayai bahwa seseorang mengetahui pikiran
orang lain tanpa validasi. Contoh : Mereka kemungkinan berpikir saya
gemuk dan malas.
8. Magnification / Minimization : membesar besarkan atau mengecilkan
suatu peristiwa penting. Saya terbakar pada waktu makan malam, yang
menunjukan betapa tidak kompetennya saya.
9. Perfectionism : kebutuhan untuk melakukan secara sempurna untuk
merasa baik/ nyaman tentang dirinya . Contoh : Saya akan gagal jika
saya tidak mendapatkan nilai A pada semua ujian saya.
10. Externalization of self worth : Menentukan nilai diri berdasar pada
penerimaan orang lain. Contoh : saya terlihat menyenangkan setiap
waktu atau teman saya tidak menginginkan berada disekitar saya.
Panik atau panic attack adalah timbulnya rasa takut berintensitas tinggi
yang datang secara tiba-tiba tanpa penyebab yang nyata.Serangan panik dapat
hilang dan bisa dialami hanya 1-2 kali sepanjang hidup seseorang, namun dapat
juga terjadi secara berulang kali. Serangan ini lebih banyak dialami oleh wanita
berusia remaja hingga dewasa dibanding laki-laki, anak-anak, dan lansia.Pada
kondisi serangan panik yang terjadi secara berulang-ulang dan disertai
perasaan takut terus-menerus terhadap terjadinya serangan lanjutan
menandakan sebuah kondisi yang bernama gangguan panik (panic disorder).
B. TUJUAN
1. Tujuan terapi ini mengubah pikiran negatif menjadi positif, mengetahui
penyebab perasaan negatif yang dirasakan, membantu mengendalikan diri,
pencegahan serta perkembangan pribadi (Burn, 1980).
2. Menjadikan atau melibatkan klien subjek terhadap realitas.
3. Memodifikasi proses pemikiran yang salah dengan membantu klien
mengubah cara berfikir atau mengembangkan pola pikir yang rasional.
4. Memperoleh keringanan gejala secepat mungkin, untuk membantu klien
dalam mengidentifikasikan dysfunctional pola pemikiran dan tindakan serta
untuk memandu klien pada bukti serta logika yang secara efektif menguji
kebenaran dari dysfunctional thingking. Terapi memfokuskan pada
mengubah pemikiran otomatis. (Townsend, 2005 p. 198).
5. Mengubah kepercayaan (anggapan) tidak logis, penalaran salah, dan
pernyataan negatif yang mendasari permasalahan perilaku (Stuart & Laraia,
2005 p. 656).

C. PROSES PELAKSANAAN
Sesi 1 : Bina Hubungan Saling Percaya dengan klien
Sesi 2 : Mengungkapkan pikiran negatif yang menyebabkan panik
Sesi 3 : Mengungkapkan alasan penyebab panik yang dialami
Sesi 4 : Mengajarkan teknik relaksasi pernafasan
Sesi 5 : Penyelesaian masalah agar tidak terjadi panik yang terus menerus
Sesi 6,7,8 : Manfaat tanggapan, ungkapkan hasil dan membuat buku harian

D. PETUNJUK PELAKSANAAN TERAPI KOGNITIF


Sesi 1 : Bina Hubungan Saling Percaya dengan Klien
1. Tujuan
Pasien percaya dengan perawat agar pasien dapat terbuka untuk
bekerjasama dalam melakukan kegiatan terapi kognitif dan mampu
mengungkapkan pikiran otomatis kepada perawat.
2. Setting
Pasien dengan perawat saling berhadap-hadapan, tatap muka dan berada
pada ruangan yang tenang. Bila suasana memungkinkan pasien diajak
duduk bersama.
3. Alat
a. Diri perawat dan kemampuan untuk membina hubungan saling percaya
dengan pasien.
b. Tempat duduk.
4. Metode
a. Perkenalan antara perawat dengan pasien
b. Sharing untuk meyakinkan pasien
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Membuat kontrak dengan pasien
2) Mempersiapkan tempat yang kondusif dan alat
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada pasien
- Perkenalkan nama dan nama panggilan terapis (pakai papan
nama)
- Menanyakan nama dan panggilan pasien
2) Evaluasi/validasi
- Menanyakan apakah yang dirasakan pasien saat ini
- Menanyakan bagaimana perasaan pasien saat ini

3) Kontrak

- Menjelaskan tujuan sesi terapi yaitu, membina hubungan saling


percaya antara pasien dengan perawat untuk melaksanakan
terapi kognitif.

- Menjelaskan peraturan terapi : pasien dan perawat saling


berhadapan / tatap muka sampai terapi selesai.
c. Tahap kerja
1) Terapis memperkenalkan diri kepada pasien.
2) Pasien memperkenalkan diri dan menyebutkan nama panggilan
yang ia sukai.
3) Sharing beberapa pengalaman terapis mengenai masalah panik.
4) Meyakinkan pasien bahwa terapis mampu menjaga rahasia pasien
yang diungkapkan pada terapis.

d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah bercakap-cakap
dengan terapis
2) Tindak lanjut
- Menganjurkan pada pasien untuk mengidentifikasi pikiran yang
perlu untuk didiskusikan
3) Kontrak yang akan datang
- Menyepakati topik yang akan datang
- Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat dilakukan BHSP
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang
dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah
dirumuskan.
Sesi 2 : Mengungkapkan Pikiran Negatif yang Menyebabkan Panik
1. Tujuan
Pasien mampu mengungkapkan pikiran negatif pada perawat tentang
penyebab kepanikan yang dialaminya
2. Setting
Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman.
3. Alat
a. Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara
terapeutik kepada pasien yang mengalami panik
b. Tempat duduk, alat tulis dan kertas
4. Metode
1) Sharing
2) Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Membuat kontrak dengan pasien
2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif

b. Orientasi
1) Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada pasien
- Perkenalkan nama dan nama panggilan terapis (pakai papan nama)
- Menanyakan nama dan panggilan pasien
2) Evaluasi/Validasi
- Menanyakan perasaan klien pada saat ini
- Menanyakan apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi
perasaannya
3) Kontrak
- Menjelaskan tujuan sesi terapi, yaitu meningkatkan kemampuan
pasien mengenal pikiran otomatis dan hal yang mendasari
pemikiran tersebut
- Menjelaskan peraturan terapi : klien berhadapan dengan terapis dari
awal sampai selesai.
c. Tahap kerja
1) Terapis mengidentifikasi masalah what, where, when, who
2) Diskusikan sumber masalah
3) Diskusikan pikiran dan perasaan serta yang menyebabkan hal tersebut
timbul
4) Catat pikiran otomatis, perawat mengklasifikasikan dalam distorsi
kognitif
5) Memberikan pujian terhadap keberhasilan pasien.

d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi.
- Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut
- Menganjurkan pada pasien untuk mengidentifikasi pikiran yang
belum didiskusikan
- Positif thinking terhadap diri sendiri
3) Kontrak akan datang
- Menyepakati topic yang akan datang
- Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
a) Evaluasi
1) Ekspresi pasien pada saat terapi
2) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
b) Dokumentasi
1) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang
dilakukan
2) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah
dirumuskan.
Sesi 3 : Mengungkapkan Alasan Penyebab Panik yang dialami
1. Tujuan
Pasien mampu mengungkapkan penyebab panik yang dialami.
2. Setting
Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman.
3. Alat
a. Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara
terapeutik.
b. Tempat duduk, alat tulis dan kertas
4. Metode
a. Sharing
b. Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Membuat kontrak dengan pasien
2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada pasien
2) Evaluasi/Validasi
- Menanyakan perasaan klien pada saat ini
- Menanyakan apa telah mencoba mengidentifikasi penyebab panik
yang lainnya
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan sesi terapi, yaitu meningkatkan kemampuan
pasien mengenal hal yang mendasari timbulnya perasaan panik.
2) Mejelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit
3) Menjelaskan peraturan terapi : klien berhadapan dengan terapis dari
awal sampai selesai.
d. Tahap kerja
1) Diskusikan pikiran otomatis
1. Tanyakan penyebabnya
2. Beri respon terhadap pernyataan pasien
3. Tanyakan tindakan pasien
4. Anjurkan pasien menuliskan pernyataannya
e. Tahap terminasi
1) Evaluasi
- Terapi menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi.
- Terapis memberikan pujian yang sesuai.
2) Tindak lanjut
- Menganjurkan pada pasien untuk mengidentifikasikan tindakannya
terhadap pikiran otomatis
3) Kontrak akan datang
- Menyepakati topic yang akan datang yaitu mengenai keuntungan
dan kerugiannya panik berlebihan
- Menyepakati waktu dan tempat
f. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang
dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah
dirumuskan.
Sesi 4 : Mengajarkan Teknik Relaksasi Pernafasan
1. Tujuan
Klien dapat melakukan teknik relaksasi pernafasan untuk menghilangkan
panik.
2. Setting
Klien dan terapis saling berhadap-hadapan/tatap muka di dalam suatu
ruangan yang tenang dan nyaman.
3. Alat
a. Diri perawat dan kemampuan untuk mengajarkan teknik relaksasi
pernafasan.
b. Tempat duduk.
4. Metode
a. Memberi contoh relaksasi pernafasan
b. Diskusi
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan pasien
2) Mempersiapkan tempat yang kondusif
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada pasien
2) Evaluasi/Validasi
- Menanyakan perasaan klien pada saat ini
- Menanyakan apa telah mencoba melakukan teknik relaksasi
pernafasan sebelumnya
c. Kontrak
- Menjelaskan tujuan terapi, yaitu pasien mampu menenangkan panik
dengan teknik relaksasi pernafasan
- Menjelaskan lama kegiatan yaitu 30 menit
- Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis
berhadapan dari awal sampai selesai
d. Tahap kerja
1) Anjurkan klien pada posisi yang nyaman
2) Anjurkan klien untuk mulai latihan dengan cara menarik nafas dalam
melalui hidung dengan bibir tertutup.
3) Kemudian anjurkan klien untuk menahan napas sekitar 1-2 detik dan
disusul dengan menghembuskan napas melalui bibir dengan bentuk
mulut seperti orang meniup (purse lips breathing).
4) Lakukan beberapa kali hingga klien merasa lebih rileks.
5) Beri reinforcement positif terhadap apa yang sudah klien coba
lakukan.
e. Tahap terminasi
1) Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi.
- Terapis memberikan pujian yang sesuai
f. Tindak lanjut
- Menganjurkan klien untuk menggunakan relaksasi pernafasan saat
timbul kepanikan
g. Kontrak akan datang
- Menyepakati topic yang akan datang
- Menyepakati waktu dan tempat
h. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
- Ekspresi pasien pada saat terapi
- Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
- Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang
dilakukan
- Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah
dirumuskan.
Sesi 5 : Penyelesaian Masalah Agar Tidak Terjadi Panik yang Terus-
menerus
1. Tujuan
a. Meningkatkan komunikasi perawat dengan pasien
b. Pasien tidak mengalami panik secara terus-menerus
2. Setting
Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman.
3. Alat
1) Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara
terapeutik.
2) Tempat duduk
4. Metode
Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan pasien
2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada pasien
2) Evaluasi/Validasi
- Menanyakan perasaan klien pada saat ini
- Menanyakan apa telah mencoba metode 3 kolom dalam
menyelesaikan masalah
3) Kontrak
- Menjelaskan tujuan terapi, yaitu agar pasien tidak panik terus
menerus.
- Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit
- Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis
berhadapan dari awal sampai selesai
c. Tahap kerja
1) Tanyakan masalah baru dan respon penyelesaiannya
2) Tanyakan kemampuan menanggapi pikiran otomatis negatif
3) Beri penguatan positif
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi
- Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut
- Menganjurkan pada pasien untuk menuliskan setiap apa yang
dipikirkannya dan mengomentari isi tulisannya
- Memasukkan kegiatan pada jadwal kegiatan harian
3) Kontrak akan datang
- Menyepakati topic yang akan datang
- Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi

2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang
dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah
dirumuskan.

Sesi 6,7,8 : Manfaat tanggapan, ungkapkan hasil dan membuat buku


harian
1. Tujuan
a. Meningkatkan kemampuan pasien dalam mengungkapkan hasil
b. Pasien mampu menyelesaikan masalah
c. Pasien dapat membuat buku harian
2. Setting
Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman.
3. Alat
a. Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara
terapeutik.
b. Tempat duduk, alat tulis dan buku
4. Metode
Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan pasien
2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada pasien
2) Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan klien pada saat ini
- Menanyakan apa sudah mencoba menanggapi pikiran negatif
otomatis

3) Kontrak
- Menjelaskan tujuan terapi, yaitu agar pasien mampu dalam
menyelesaikan masalah
- Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit
- Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis
berhadapan dari awal sampai selesai
c. Tahap kerja
1) Diskusikan perasaan setelah menggunakan tahapan rasional
2) Beri umpan balik
3) Diskusikan manfaat tanggapan rasional
4) Tanyakan apakah dapat menyelesaikan masalah
5) Tanyakan hambatan yang dialami
6) Beri persepsi perawat
7) Diskusikan cara mengatasi masalah
8) Anjurkan untuk mengatasi sesuai kemampuan
9) Mengungkapkan hasil yang diperoleh
10) Membuat buku harian setiap timbul pikiran negative dan tanggapan
rasionalnya atau membaca catatan pikiran otomatis dan tanggapan
rasional yang telah dibuat saat timbul pikiran negative
11) Beri reinforcement positif
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
- Terapi menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi.
- Terapis memberikan pujian yang sesuai.
2) Tindak lanjut
- Menganjurkan pada pasien selalu menggunakan pikiran rasional
dalam menyelesaikan masalah
- Menganjurkan untuk menuliskan kegiatan yang dilakukan pada
buku harian
3) Kontrak akan datang
- Menyepakati topic yang akan datang
- Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang
dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah
dirumuskan.
Sesi 9 : Support system
1. Tujuan
a. Meningkatkan komunikasi perawat dengan pasien
b. Pasien mendapat support system
c. Keluarga dapat menjadi support system bagi pasien
2. Setting
Pasien, keluarga dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman
3. Alat
a. Diri perawat dan kemampuan menggunakan diri secara terapeutik dengan
berkomunikasi secara terapeutik.
b. Tempat duduk
4. Metode
Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan pasien
2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada pasien dan keluarga

2) Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan klien dan keluarga pada saat ini
- Menanyakan apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi
perasaannya
3) Kontrak
- Menjelaskan tujuan terapi, yaitu meningkatkan kemampuan
bersosialisasi pasien
- Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit
- Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis
berhadapan dari awal sampai selesai
c. Tahap kerja
1) Jelaskan pada keluarga tentang terapi kognitif
2) Libatkan keluarga
3) Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang telah dimiliki pasien
4) Anjurkan keluarga untuk siap mendengarkan masalah yang dialami
pasien
5) Beri reinforcement positif
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
- Terapi menanyakan perasaan klien dan keluarga setelah menjalani
terapi.
- Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut
- Menganjurkan pada keluarga untuk dapat menerima dan merawat
pasien dirumah
- Menganjurkan untuk melaksanakan jadwal kegiatan yang telah
dibuat bersama pasien
3) Kontrak akan datang
- Membuat kesepakatan dengan keluarga untuk dapat menjadi
support system bagi pasien
- Menyepakati waktu dan tempat

e. Evaluasi dan Dokumentasi


1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang
dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah
dirumuskan
LAMPIRAN

Dialog

Sesi 1 : Bina Hubungan Saling Percaya dengan Klien

Perawat : Selamat pagi nek, perkenalkan saya perawat x. Saya yang


berdinas pada hari ini dari pukul 07.00 sampai pukul 14.00. Kalau
boleh tahu nama nenek siapa dan sukanya nenek dipanggil apa?

Pasien : Nama saya nenek Sumiyati. Saya lebih suka dipanggil dengan
nama Sumi

Perawat : Oh ya nenek Sumi, kalau boleh tahu sudah berapa lama nenek
berada disini?

Pasien : Sudah 2 minggu ini sus

Perawat : Apakah nenek masih ingat siapa yang membawa nenek ke sini?
Dan mengapa nenek dibawa ke sini?

Pasien : Yang membawa saya kesini anak saya sus, karena anak saya
sibuk kerja ke luar kota jadi saya dibawa kesini sus biar ada yang
mengurus.

Perawat : Nek, bagaimana kalau nanti kita berbincang-bincang tentang


perasaan nenek saat ini, kira-kira 15-20 menit saja nek. Apakah
nenek bersedia?

Pasien : Iya sus saya bersedia

Perawat : Baik kalau begitu nanti saya kesini lagi ya nek untuk berbincang-
bincang dengan nenek.

Pasien : Baik sus


Sesi 2 : Mengungkapkan Pikiran Negatif yang Menyebabkan Panik
Perawat : Selamat pagi nek... Hayooo kira-kira nenek masih ingat sama saya
tidak?
Pasien : Pagi juga mbak, masih mbak.
Perawat : kalau masih ingat, coba nenek sebutkan nama saya siapa?
Pasien : siapa ya? Oh iya, namanya mbak Eni kan?
Perawat : iya betul sekali nenek. Hmmm... sekarang, bagaimana perasaan nenek
saat ini?
Pasien : perasaan saya rasanya nggak karuan mbak. Pikiran saya juga kemana-
mana. Nggak tenang pokoknya.
Perawat : loh kenapa bisa begitu nek?
Pasien : itu anak saya jarang mengunjungi saya disini, saya jadi kepikiran.
Saya takut dia lupa sama saya, nanti saya nggak ketemu anak saya lagi.
Perawat : memangnya kapan terakhir kali anak nenek mengunjungi nenek
disini?
Pasien : terakhir dia mengunjungi saya sekitar 6 bulan yang lalu. Anak saya
laki-laki cuma satu, dia belum menikah karena sibuk bekerja dan
kerjanya di luar kota jadi jarang mengunjungi saya. Kalau ingat anak
saya, saya jadi kepikiran.
Perawat : nenek kepikiran anak nenek pada saat apa nek?
Pasien : ya kalau saya lagi sendirian dan nggak ada teman ngobrol. Saya takut
kalau masa tua saya selalu kesepian, apalagi suami saya juga sudah
nggak ada.
Perawat : nenek jangan pernah merasa kesepian, disini kan banyak temannya.
Dan nenek tidak perlu sungkan berbagi cerita dengan kita yang disini.
Kita siap untuk mendengarkan keluh kesah ibu. Jadi kalau ada apa-apa
jangan dipendam sendiri nek. Nanti malah akan mengganggu pikiran
nenek.
Pasien : iya mbak
Perawat : nah, gimana nek perasaannya setelah berbagi cerita dengan saya?
Pasien : saya merasa sedikit lega mbak karena bisa cerita sama mbak
Perawat : iya nek, kalau sekiranya ada yang perlu kita diskusikan lagi, besok
kita bahas dipertemuan selanjutnya ya nek?
Pasien : iya mbak, saya akan cerita lagi besok sama mbaknya
Perawat : yang penting, nenek harus berpikir positif ya nek. Jangan mikir yang
aneh-aneh nek, karena bisa menimbulkan kepanikan pada diri nenek.
Kalau begitu sekian pertemuan kita untuk hari ini, besok kita ketemu
lagi ya nek. Nenek mau dimana tempatnya dan jam berapa?
Pasien : disini lagi aja mbak, besok jam 10 pagi ya mbak?
Perawat : baik, besok kita ketemu lagi disini ya nek jam 10 pagi. Selamat pagi
nek, silakan selamat beraktivitas
Pasien : iya mbak, selamat pagi juga

Sesi 3 : Mengungkapkan Alasan Penyebab Panik yang dialami

Perawat : Selamat pagi nek.

Pasien : Iya selamat pagi mbak.

Perawat : Nenek masih ingat dengan saya atau tidak nih?

Pasien : Masih dong mbak.

Perawat : Coba tebak nek nama saya siapa.

Pasien : Namanya mbak itu mbak Anisa kan?

Perawat : Iya benar nek. Wah ternyata nenek masih ingat dengan saya ya.

Pasien : Hehe masih dong mbak.

( Tiba-tiba nenek terlihat gelisah dan panik )

Perawat : Nenek kenapa terlihat gelisah dan panik?

Pasien : Perasaan saya sedang tidak enak mbak, rasanya tidak tenang.

Perawat : Kenapa begitu nek? Apa yang sedang nenek pikirkan?


Pasien : Saya itu sudah lama tidak ketemu dengan anak saya mbak. Tidak

pernah mendapat kabar dari dia.

Perawat : Jadi itu alasannya nenek panik?

Pasien : Iya mbak.

Perawat : Memangnya kapan terakhir nenek ketemu dengan anak nenek itu?

Pasien : Sekitar 6 bulan yang lalu terakhir kita ketemu mbak. Dia itu belum
menikah mbak dan saya ingin dia segera menikah.

Perawat : Kenapa nenek sekarang sangat menginginkan anak nenek segera

menikah?

Pasien : Ya karena saya ingin melihat anak saya menikah mbak saat saya

masih hidup.

Perawat : Nenek sudah mencoba menghbungi anak nenek tersebut?

Pasien : Sudah mbak tapi nomernya tidak bisa dihubungi. Kalau sedang

begini saya itu merasa sangat kesepian mbak, punya anak tapi

tidak pernah ketemu, tidak bisa dihubungi.

Perawat : Nenek yang sabar ya, jangan merasa kesepian kan disini banyak

teman nenek. Nenek bisa mencari kesibukan bersama teman-


teman nenek. Ada saya dan teman-teman saya juga yang akan
mengajak nenek ngobrol selama beberapa hari kedepan ini.
Semoga tidak lama lagi anak nenek datang kesini unuk
menjenguk nenek ya.

Pasien : Iya mbak. Terimakasih ya mbak mau mendengarkan cerita saya.

Perawat : Iya nek sama-sama. Sekarang bagaimana perasaan nnek setelah


cerita dengan saya?

Pasien : Saya sudah merasa sedikit lega dan tenang mbak.

Perawat : Alhamdulillah kalau begitu nek. Yang penting saya berpesan

sama nenek untuk tetap berpikir positif ya nek.

Pasien : Iya mbak.

Perawat : Kalau begitu saya sudahi ya nek untuk pertemuan kita hari ini,

besok kita ketemu lagi jam 10 ya nek. Oiya lokasinya mau

dimana nek?

Pasien : Disini saja ya mbak.

Perawat : Baiklah nek kalau begitu saya permisi dulu ya. Sampai

ketemu besok dan selamat beraktivitas nek.

Pasien : Iya mbak

Sesi 4: Mengajarkan Teknik Relaksasi Pernafasan

Perawat :selamat pagi nek?

Px :pagi

Perawat :masih ingat nggak dengan saya nek?

Px :masih mbak,

Perawat :kalau masih ingat coba sebutkan nama saya siapa nek?

Px :mbak widikan?

Perawat :oh iya betul sekali nek, bagaimana perasaan nenek iya saat ini
nek?

Px :perasaan saya saat ini tidak karuan mbak.


Perawat :loh kenapa nek?apa yang menyebabkan perasaan nenek tidak
karuan?

Px :iya mbak saya merasa kesepian anak saya jarang mengunjungi


saya kesini,saya jadi takut tidak bisa ketemu sama anak saya lagi
karena usia saya sudah tua.

Perawat : memangnya kapan terakir nenk di temui oleh anak nenek?

Px :terakir anak saya kesini sekitar 7 bulan yang lalu mbak,karena dia
harus bekerja di luar kota, kalau saya sudah ingat dengan anak saya
saya merasa sedik dan panik.

Perawat :oh ya kemarinkan saya sudah kontrak waktu dengan nenek untuk
belajar tentang bagaimana menghilangkan rasa paniknya,apakah
nenek masih ingat?

Px :ya mbak,saya ingat.

Perawat :bagaimana apakah posisi nenek sudah nyaman?

Px : iya mbk posisi saya sudah nyaman.

Perawat :nah kalau begitu saya mulai menjelaskan bagaimana cara agar rasa
panik nenek berkurang,pertama nenek tarik nafas melalui hidung
dengan mulut tertutup setelah itu tahan sampai dengan 2 detik
setelah itu keluarkan melalui mulut,nah sekirannya begitu nek
apakah ada pertanyaan? Dan itu di lakukan sampai nenek merasa
nyaman dan nenek tidak panik lagi atau perasaan nenek menjadi
lebih rilek atau enakan.

Px :saya sudah mengerti.

Perawat :oh iya kalau begitu mari kita praktekan sekarang nek.

Px : iya (mempraktekan)
Perawat : ooh iya bagus sekali nek tahapannya sudah benar. Kalau begitu
sebelum saya pamit apakah ada yang ingin nenek tanyakan tentang
pelajaran hari ini nek?

Px :tidak mbak,

Perawat :oh iyabesok ketemu disini lagi ya nek jam 10, trimakasih atas
kerjasamanya nek.kalau begitu saya mohon pamit ya nek,selamat
beraktivitas,selamat pagi nek

Px :iya mbak, sama-sama

Sesi 5 : Penyelesaian Masalah Agar Tidak Terjadi Panik yang Terus-


menerus

Perawat : Selamat pagi nek.

Pasien : Selamat pagi sus.

Perawat : Bagaimana perasaan nenek hari ini.

Pasien : Perasaan saya hari ini masih seperti biasanya rasa panik saya
selalu muncul sus.

Perawat : Jika nenek merasa panik lakukan teknik relaksasi yang sudah
kita ajarkan kemarin,apa nenek masih ingat ?

Pasien : Iya sus,masih ingat.

Perawat : Ayo sekarang diulangi lagi ya nek,cara melakukan teknik


relaksasi.

Pasien : Iya sus.

Perawat : Bagus nenek sudah bisa sendiri melakukan teknik relaksasi


besok lagi jika nenek terjadi panik lakukan teknik relaksasi
seperti yang tadi ya nek.

Pasien : Baik sus,Terimakasih


Perawat : Sama-sama nek.

Sesi 6, 7, 8: Manfaat tanggapan, ungkapkan hasil dan membuat buku harian

Perawat : Selamat pagi nek.

Pasien : Iya selamat pagi mbak.

Perawat : Nenek masih ingat dengan saya atau tidak nih?

Pasien : Masih dong mbak.

Perawat : Coba tebak nek nama saya siapa.

Pasien : Namanya mbak itu mbak Anisa kan?

Perawat : Iya benar nek. Wah ternyata nenek masih ingat dengan saya ya.

Pasien : Hehe masih dong mbak.

Perawat : Bagaimana perasaan nenek saat ini?

Pasien : Perasaan saya sudah baik-baik saja mbak.

Perawat : Baik nek kalau begitu sekarang kita lanjutkan diskusi kita yang

kemarin ya nek.

Pasien : Iya mbak.

Perawat : Diskusi kita kali ini akan membahas tentang manfaat tanggapan

pemikiran positif yang kemarin sudah kita bahas dan menuliskan

buku harian.

Pasien : Jadi saya mau diajari menulis buku harian mbak?

Perawat : Iya nek. Tetapi sebelum kita mulai untuk menulis buku harian,
saya ingin betranya dengan nenek bagaimana manfaat yang nenek
rasakan setelah kita melakukan terapi kemarin-kemarin nek?
Pasien : Ya manfaat yang saya rasakan sekarang saya sudah bisa
mengontrol kepanikan saya mbak.

Perawat : Alhamdulillah kalau begitu nek, sekarang kita laanjut diskusi


yang selanjutnya ya nek yaitu tentang menuli buku harian.

Pasien : Iya mbak.

Perawat : Begini ya nek jadi kalau misal nenek nggak ada teman untuk
bercerita enek bisa mencurahkan isi hati dan yang nenek pikirkan
di buku harian. Nenek tuliskan saja di buku harian agar nenek tidak
terlalu memikirkan sendiri dan bisa sedikit meringankan beban
pikiran nenek.

Pasien : Oo begitu baik mbak. Tapi kalau tulisan saya tidak rapi
bagaimana mbak?

Perawat : Tidak apa-apa nek yang penting kan nenek bisa mencurahkan isi
hati nenek.

Pasien : Yasudah mbak besok saya tuliskan apa yang saya rasakan kalau
tidak ada teman untuk cerita.

Perawat : Iya nek, besok nenek bisa mencoba menulis buku harian. Kalau
begitu kita akhiri diskusi kita hari ini ya nek, besok kita lanjut lagi.
Besok nenek mau kita diskusi dimana dan jam berapa nek?

Pasien : Besok disini lagi aja mbak, jam 9 pagi gimana mbak?

Perawat : Bisa nek, baik kalau begitu besok kita diskusi lagi jam 9 disini ya
nek. Kalau begitu saya pamit dulu nek. Selamat pagi nek.

Pasien : Iya mbak selamat pagi...

Anda mungkin juga menyukai