KELAS 3A
Kelompok : 1
A. DEFINISI
Terapi kognitif adalah suatu bentuk psikoterapi yang dapat melatih klien
untuk mengubah cara klien menafsirkan dan memandang segala sesuatu pada
saat klien mengalami kekecewaan, sehingga klien merasa lebih baik dan dapat
bertindak lebih produktif.
Terapi kognitif dikembangkan oleh Aaron Beck. Melalui terapi ini
individu diajarkan/ dilatih untuk mengontrol distorsi pikiran/gagasan/ide
dengan benarbenar mempertimbangkan faktor dalam berkembangnya dan
menetapnya gangguan mood. (Townsend, 2005).
Respon maladaptif berasal dari distorsi kognitif, yang berasal dari
kesalahan logika, kesalahan mencari alasan atau pandangan individu yang tidak
menggambarkan realitas. Macam macam distorsi kognitif (Stuart & Laraia,
2005 p.656) adalah antara lain:
1. Overgeneralization : Menyimpulkan secara berlebihan / membesar
besarkan tentang suatu hal kejadian tunggal. Contoh : seorang mahasiswa
yang tidak lulus ujian berpikir saya tidak akan pernah lulus ujian di
semester ini dan saya akan di keluarkan ( D.O).
2. Personalization : Berhubungan dengan kejadian eksternal yang di
alihkan kepada diri sendiri ( dirinya sebagai penyebab suatu peristiwa
eksternal yang negatif) yang dalam kenyataan sebenarnya bukanlah yang
pertama tama harus bertanggung jawab terhadap hal tersebut. Contoh :
Bos saya mengatakan produktivitas perusahaan kita menurun tahun ini,
tetapi saya tahu dia sebenarnya berbicara tentang saya.
3. Dichotomous thinking : Berpikir ektrim semua hal baik atau semua
buruk. Contoh : Jika suami saya meninggalkan saya saya mungkin
sebaiknya mati .
4. Catastrophizing : Berpikir hal buruk tentang orang lain dan peristiwa.
Contoh : saya lebih baik tidak mendaftar promosi itu di tempat kerja saya
karena saya tidak ingin mendapatkannya lalu perasaaan saya jadi
bermasalah.
5. Selective abstraction : Berfokus pada hal mendetail tetapi tanpa dasar
yang relevan. Contoh : seorang isteri percaya bahwa suaminya tidak lagi
mencintainya karena suaminya terlambat pulang, tetapi isteri menghindari
perasaannya, suami memberikan sebuah bingkisan dan sebuah liburan
mereka rencanakan bersama .
6. Arbitrary inference : Penyimpulan yang negatif tanpa disukung dasar.
Contoh : ketika seseorang tidak menerima kartu undangan ulang tahun
dari temannya Teman saya tidak lagi menyukai saya.
7. Mind reading : mempercayai bahwa seseorang mengetahui pikiran
orang lain tanpa validasi. Contoh : Mereka kemungkinan berpikir saya
gemuk dan malas.
8. Magnification / Minimization : membesar besarkan atau mengecilkan
suatu peristiwa penting. Saya terbakar pada waktu makan malam, yang
menunjukan betapa tidak kompetennya saya.
9. Perfectionism : kebutuhan untuk melakukan secara sempurna untuk
merasa baik/ nyaman tentang dirinya . Contoh : Saya akan gagal jika
saya tidak mendapatkan nilai A pada semua ujian saya.
10. Externalization of self worth : Menentukan nilai diri berdasar pada
penerimaan orang lain. Contoh : saya terlihat menyenangkan setiap
waktu atau teman saya tidak menginginkan berada disekitar saya.
Panik atau panic attack adalah timbulnya rasa takut berintensitas tinggi
yang datang secara tiba-tiba tanpa penyebab yang nyata.Serangan panik dapat
hilang dan bisa dialami hanya 1-2 kali sepanjang hidup seseorang, namun dapat
juga terjadi secara berulang kali. Serangan ini lebih banyak dialami oleh wanita
berusia remaja hingga dewasa dibanding laki-laki, anak-anak, dan lansia.Pada
kondisi serangan panik yang terjadi secara berulang-ulang dan disertai
perasaan takut terus-menerus terhadap terjadinya serangan lanjutan
menandakan sebuah kondisi yang bernama gangguan panik (panic disorder).
B. TUJUAN
1. Tujuan terapi ini mengubah pikiran negatif menjadi positif, mengetahui
penyebab perasaan negatif yang dirasakan, membantu mengendalikan diri,
pencegahan serta perkembangan pribadi (Burn, 1980).
2. Menjadikan atau melibatkan klien subjek terhadap realitas.
3. Memodifikasi proses pemikiran yang salah dengan membantu klien
mengubah cara berfikir atau mengembangkan pola pikir yang rasional.
4. Memperoleh keringanan gejala secepat mungkin, untuk membantu klien
dalam mengidentifikasikan dysfunctional pola pemikiran dan tindakan serta
untuk memandu klien pada bukti serta logika yang secara efektif menguji
kebenaran dari dysfunctional thingking. Terapi memfokuskan pada
mengubah pemikiran otomatis. (Townsend, 2005 p. 198).
5. Mengubah kepercayaan (anggapan) tidak logis, penalaran salah, dan
pernyataan negatif yang mendasari permasalahan perilaku (Stuart & Laraia,
2005 p. 656).
C. PROSES PELAKSANAAN
Sesi 1 : Bina Hubungan Saling Percaya dengan klien
Sesi 2 : Mengungkapkan pikiran negatif yang menyebabkan panik
Sesi 3 : Mengungkapkan alasan penyebab panik yang dialami
Sesi 4 : Mengajarkan teknik relaksasi pernafasan
Sesi 5 : Penyelesaian masalah agar tidak terjadi panik yang terus menerus
Sesi 6,7,8 : Manfaat tanggapan, ungkapkan hasil dan membuat buku harian
3) Kontrak
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah bercakap-cakap
dengan terapis
2) Tindak lanjut
- Menganjurkan pada pasien untuk mengidentifikasi pikiran yang
perlu untuk didiskusikan
3) Kontrak yang akan datang
- Menyepakati topik yang akan datang
- Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat dilakukan BHSP
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang
dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah
dirumuskan.
Sesi 2 : Mengungkapkan Pikiran Negatif yang Menyebabkan Panik
1. Tujuan
Pasien mampu mengungkapkan pikiran negatif pada perawat tentang
penyebab kepanikan yang dialaminya
2. Setting
Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman.
3. Alat
a. Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara
terapeutik kepada pasien yang mengalami panik
b. Tempat duduk, alat tulis dan kertas
4. Metode
1) Sharing
2) Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Membuat kontrak dengan pasien
2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada pasien
- Perkenalkan nama dan nama panggilan terapis (pakai papan nama)
- Menanyakan nama dan panggilan pasien
2) Evaluasi/Validasi
- Menanyakan perasaan klien pada saat ini
- Menanyakan apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi
perasaannya
3) Kontrak
- Menjelaskan tujuan sesi terapi, yaitu meningkatkan kemampuan
pasien mengenal pikiran otomatis dan hal yang mendasari
pemikiran tersebut
- Menjelaskan peraturan terapi : klien berhadapan dengan terapis dari
awal sampai selesai.
c. Tahap kerja
1) Terapis mengidentifikasi masalah what, where, when, who
2) Diskusikan sumber masalah
3) Diskusikan pikiran dan perasaan serta yang menyebabkan hal tersebut
timbul
4) Catat pikiran otomatis, perawat mengklasifikasikan dalam distorsi
kognitif
5) Memberikan pujian terhadap keberhasilan pasien.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi.
- Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut
- Menganjurkan pada pasien untuk mengidentifikasi pikiran yang
belum didiskusikan
- Positif thinking terhadap diri sendiri
3) Kontrak akan datang
- Menyepakati topic yang akan datang
- Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
a) Evaluasi
1) Ekspresi pasien pada saat terapi
2) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
b) Dokumentasi
1) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang
dilakukan
2) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah
dirumuskan.
Sesi 3 : Mengungkapkan Alasan Penyebab Panik yang dialami
1. Tujuan
Pasien mampu mengungkapkan penyebab panik yang dialami.
2. Setting
Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman.
3. Alat
a. Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara
terapeutik.
b. Tempat duduk, alat tulis dan kertas
4. Metode
a. Sharing
b. Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Membuat kontrak dengan pasien
2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada pasien
2) Evaluasi/Validasi
- Menanyakan perasaan klien pada saat ini
- Menanyakan apa telah mencoba mengidentifikasi penyebab panik
yang lainnya
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan sesi terapi, yaitu meningkatkan kemampuan
pasien mengenal hal yang mendasari timbulnya perasaan panik.
2) Mejelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit
3) Menjelaskan peraturan terapi : klien berhadapan dengan terapis dari
awal sampai selesai.
d. Tahap kerja
1) Diskusikan pikiran otomatis
1. Tanyakan penyebabnya
2. Beri respon terhadap pernyataan pasien
3. Tanyakan tindakan pasien
4. Anjurkan pasien menuliskan pernyataannya
e. Tahap terminasi
1) Evaluasi
- Terapi menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi.
- Terapis memberikan pujian yang sesuai.
2) Tindak lanjut
- Menganjurkan pada pasien untuk mengidentifikasikan tindakannya
terhadap pikiran otomatis
3) Kontrak akan datang
- Menyepakati topic yang akan datang yaitu mengenai keuntungan
dan kerugiannya panik berlebihan
- Menyepakati waktu dan tempat
f. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang
dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah
dirumuskan.
Sesi 4 : Mengajarkan Teknik Relaksasi Pernafasan
1. Tujuan
Klien dapat melakukan teknik relaksasi pernafasan untuk menghilangkan
panik.
2. Setting
Klien dan terapis saling berhadap-hadapan/tatap muka di dalam suatu
ruangan yang tenang dan nyaman.
3. Alat
a. Diri perawat dan kemampuan untuk mengajarkan teknik relaksasi
pernafasan.
b. Tempat duduk.
4. Metode
a. Memberi contoh relaksasi pernafasan
b. Diskusi
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan pasien
2) Mempersiapkan tempat yang kondusif
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada pasien
2) Evaluasi/Validasi
- Menanyakan perasaan klien pada saat ini
- Menanyakan apa telah mencoba melakukan teknik relaksasi
pernafasan sebelumnya
c. Kontrak
- Menjelaskan tujuan terapi, yaitu pasien mampu menenangkan panik
dengan teknik relaksasi pernafasan
- Menjelaskan lama kegiatan yaitu 30 menit
- Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis
berhadapan dari awal sampai selesai
d. Tahap kerja
1) Anjurkan klien pada posisi yang nyaman
2) Anjurkan klien untuk mulai latihan dengan cara menarik nafas dalam
melalui hidung dengan bibir tertutup.
3) Kemudian anjurkan klien untuk menahan napas sekitar 1-2 detik dan
disusul dengan menghembuskan napas melalui bibir dengan bentuk
mulut seperti orang meniup (purse lips breathing).
4) Lakukan beberapa kali hingga klien merasa lebih rileks.
5) Beri reinforcement positif terhadap apa yang sudah klien coba
lakukan.
e. Tahap terminasi
1) Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi.
- Terapis memberikan pujian yang sesuai
f. Tindak lanjut
- Menganjurkan klien untuk menggunakan relaksasi pernafasan saat
timbul kepanikan
g. Kontrak akan datang
- Menyepakati topic yang akan datang
- Menyepakati waktu dan tempat
h. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
- Ekspresi pasien pada saat terapi
- Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
- Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang
dilakukan
- Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah
dirumuskan.
Sesi 5 : Penyelesaian Masalah Agar Tidak Terjadi Panik yang Terus-
menerus
1. Tujuan
a. Meningkatkan komunikasi perawat dengan pasien
b. Pasien tidak mengalami panik secara terus-menerus
2. Setting
Pasien dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman.
3. Alat
1) Diri perawat dan kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara
terapeutik.
2) Tempat duduk
4. Metode
Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan pasien
2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada pasien
2) Evaluasi/Validasi
- Menanyakan perasaan klien pada saat ini
- Menanyakan apa telah mencoba metode 3 kolom dalam
menyelesaikan masalah
3) Kontrak
- Menjelaskan tujuan terapi, yaitu agar pasien tidak panik terus
menerus.
- Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit
- Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis
berhadapan dari awal sampai selesai
c. Tahap kerja
1) Tanyakan masalah baru dan respon penyelesaiannya
2) Tanyakan kemampuan menanggapi pikiran otomatis negatif
3) Beri penguatan positif
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi
- Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut
- Menganjurkan pada pasien untuk menuliskan setiap apa yang
dipikirkannya dan mengomentari isi tulisannya
- Memasukkan kegiatan pada jadwal kegiatan harian
3) Kontrak akan datang
- Menyepakati topic yang akan datang
- Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang
dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah
dirumuskan.
3) Kontrak
- Menjelaskan tujuan terapi, yaitu agar pasien mampu dalam
menyelesaikan masalah
- Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit
- Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis
berhadapan dari awal sampai selesai
c. Tahap kerja
1) Diskusikan perasaan setelah menggunakan tahapan rasional
2) Beri umpan balik
3) Diskusikan manfaat tanggapan rasional
4) Tanyakan apakah dapat menyelesaikan masalah
5) Tanyakan hambatan yang dialami
6) Beri persepsi perawat
7) Diskusikan cara mengatasi masalah
8) Anjurkan untuk mengatasi sesuai kemampuan
9) Mengungkapkan hasil yang diperoleh
10) Membuat buku harian setiap timbul pikiran negative dan tanggapan
rasionalnya atau membaca catatan pikiran otomatis dan tanggapan
rasional yang telah dibuat saat timbul pikiran negative
11) Beri reinforcement positif
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
- Terapi menanyakan perasaan klien setelah menjalani terapi.
- Terapis memberikan pujian yang sesuai.
2) Tindak lanjut
- Menganjurkan pada pasien selalu menggunakan pikiran rasional
dalam menyelesaikan masalah
- Menganjurkan untuk menuliskan kegiatan yang dilakukan pada
buku harian
3) Kontrak akan datang
- Menyepakati topic yang akan datang
- Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
1) Evaluasi
a) Ekspresi pasien pada saat terapi
b) Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian tujuan terapi
2) Dokumentasi
a) Terapis mendokumentasikan pencapaian hasil terapi yang
dilakukan
b) Dokumentasikan rencana klien sesuai dengan yang telah
dirumuskan.
Sesi 9 : Support system
1. Tujuan
a. Meningkatkan komunikasi perawat dengan pasien
b. Pasien mendapat support system
c. Keluarga dapat menjadi support system bagi pasien
2. Setting
Pasien, keluarga dan terapis dalam suatu ruangan yang tenang dan nyaman
3. Alat
a. Diri perawat dan kemampuan menggunakan diri secara terapeutik dengan
berkomunikasi secara terapeutik.
b. Tempat duduk
4. Metode
Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan pasien
2) Mempersiapkan alat dan tempat yang kondusif
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada pasien dan keluarga
2) Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan klien dan keluarga pada saat ini
- Menanyakan apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi
perasaannya
3) Kontrak
- Menjelaskan tujuan terapi, yaitu meningkatkan kemampuan
bersosialisasi pasien
- Menjelaskan lama kegiatan yaitu 45 menit
- Menjelaskan peraturan terapi yaitu : pasien duduk dengan terapis
berhadapan dari awal sampai selesai
c. Tahap kerja
1) Jelaskan pada keluarga tentang terapi kognitif
2) Libatkan keluarga
3) Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang telah dimiliki pasien
4) Anjurkan keluarga untuk siap mendengarkan masalah yang dialami
pasien
5) Beri reinforcement positif
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
- Terapi menanyakan perasaan klien dan keluarga setelah menjalani
terapi.
- Terapis memberikan pujian yang sesuai
2) Tindak lanjut
- Menganjurkan pada keluarga untuk dapat menerima dan merawat
pasien dirumah
- Menganjurkan untuk melaksanakan jadwal kegiatan yang telah
dibuat bersama pasien
3) Kontrak akan datang
- Membuat kesepakatan dengan keluarga untuk dapat menjadi
support system bagi pasien
- Menyepakati waktu dan tempat
Dialog
Pasien : Nama saya nenek Sumiyati. Saya lebih suka dipanggil dengan
nama Sumi
Perawat : Oh ya nenek Sumi, kalau boleh tahu sudah berapa lama nenek
berada disini?
Perawat : Apakah nenek masih ingat siapa yang membawa nenek ke sini?
Dan mengapa nenek dibawa ke sini?
Pasien : Yang membawa saya kesini anak saya sus, karena anak saya
sibuk kerja ke luar kota jadi saya dibawa kesini sus biar ada yang
mengurus.
Perawat : Baik kalau begitu nanti saya kesini lagi ya nek untuk berbincang-
bincang dengan nenek.
Perawat : Iya benar nek. Wah ternyata nenek masih ingat dengan saya ya.
Pasien : Perasaan saya sedang tidak enak mbak, rasanya tidak tenang.
Perawat : Memangnya kapan terakhir nenek ketemu dengan anak nenek itu?
Pasien : Sekitar 6 bulan yang lalu terakhir kita ketemu mbak. Dia itu belum
menikah mbak dan saya ingin dia segera menikah.
menikah?
Pasien : Ya karena saya ingin melihat anak saya menikah mbak saat saya
masih hidup.
Pasien : Sudah mbak tapi nomernya tidak bisa dihubungi. Kalau sedang
begini saya itu merasa sangat kesepian mbak, punya anak tapi
Perawat : Nenek yang sabar ya, jangan merasa kesepian kan disini banyak
Perawat : Kalau begitu saya sudahi ya nek untuk pertemuan kita hari ini,
dimana nek?
Perawat : Baiklah nek kalau begitu saya permisi dulu ya. Sampai
Px :pagi
Px :masih mbak,
Perawat :kalau masih ingat coba sebutkan nama saya siapa nek?
Px :mbak widikan?
Perawat :oh iya betul sekali nek, bagaimana perasaan nenek iya saat ini
nek?
Px :terakir anak saya kesini sekitar 7 bulan yang lalu mbak,karena dia
harus bekerja di luar kota, kalau saya sudah ingat dengan anak saya
saya merasa sedik dan panik.
Perawat :oh ya kemarinkan saya sudah kontrak waktu dengan nenek untuk
belajar tentang bagaimana menghilangkan rasa paniknya,apakah
nenek masih ingat?
Perawat :nah kalau begitu saya mulai menjelaskan bagaimana cara agar rasa
panik nenek berkurang,pertama nenek tarik nafas melalui hidung
dengan mulut tertutup setelah itu tahan sampai dengan 2 detik
setelah itu keluarkan melalui mulut,nah sekirannya begitu nek
apakah ada pertanyaan? Dan itu di lakukan sampai nenek merasa
nyaman dan nenek tidak panik lagi atau perasaan nenek menjadi
lebih rilek atau enakan.
Perawat :oh iya kalau begitu mari kita praktekan sekarang nek.
Px : iya (mempraktekan)
Perawat : ooh iya bagus sekali nek tahapannya sudah benar. Kalau begitu
sebelum saya pamit apakah ada yang ingin nenek tanyakan tentang
pelajaran hari ini nek?
Px :tidak mbak,
Perawat :oh iyabesok ketemu disini lagi ya nek jam 10, trimakasih atas
kerjasamanya nek.kalau begitu saya mohon pamit ya nek,selamat
beraktivitas,selamat pagi nek
Pasien : Perasaan saya hari ini masih seperti biasanya rasa panik saya
selalu muncul sus.
Perawat : Jika nenek merasa panik lakukan teknik relaksasi yang sudah
kita ajarkan kemarin,apa nenek masih ingat ?
Perawat : Iya benar nek. Wah ternyata nenek masih ingat dengan saya ya.
Perawat : Baik nek kalau begitu sekarang kita lanjutkan diskusi kita yang
kemarin ya nek.
Perawat : Diskusi kita kali ini akan membahas tentang manfaat tanggapan
buku harian.
Perawat : Iya nek. Tetapi sebelum kita mulai untuk menulis buku harian,
saya ingin betranya dengan nenek bagaimana manfaat yang nenek
rasakan setelah kita melakukan terapi kemarin-kemarin nek?
Pasien : Ya manfaat yang saya rasakan sekarang saya sudah bisa
mengontrol kepanikan saya mbak.
Perawat : Begini ya nek jadi kalau misal nenek nggak ada teman untuk
bercerita enek bisa mencurahkan isi hati dan yang nenek pikirkan
di buku harian. Nenek tuliskan saja di buku harian agar nenek tidak
terlalu memikirkan sendiri dan bisa sedikit meringankan beban
pikiran nenek.
Pasien : Oo begitu baik mbak. Tapi kalau tulisan saya tidak rapi
bagaimana mbak?
Perawat : Tidak apa-apa nek yang penting kan nenek bisa mencurahkan isi
hati nenek.
Pasien : Yasudah mbak besok saya tuliskan apa yang saya rasakan kalau
tidak ada teman untuk cerita.
Perawat : Iya nek, besok nenek bisa mencoba menulis buku harian. Kalau
begitu kita akhiri diskusi kita hari ini ya nek, besok kita lanjut lagi.
Besok nenek mau kita diskusi dimana dan jam berapa nek?
Pasien : Besok disini lagi aja mbak, jam 9 pagi gimana mbak?
Perawat : Bisa nek, baik kalau begitu besok kita diskusi lagi jam 9 disini ya
nek. Kalau begitu saya pamit dulu nek. Selamat pagi nek.