Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN, STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


( RESIKO PERILAKU KEKERASAN )
Diajukan untuk Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen Pembimbing : Lailatul Fadillah, S.Kep, Ners, M.Kep

Disusun oleh :

Asri mulyani

( P27905120004 )

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2022
LAPORAN PENDAHULUAN

I. KASUS (MASALAH UTAMA)


Resiko perilaku kekerasan terhadap orang lain adalah rentan melakukan
perilaku yang menunjukkan dapat membahayakan orang lain secara fisik dan
emosional (NANDA-I, 2018). perilaku kekerasan dapat merubah verbal fisik dan
lingkungan. Harga diri rendah melibatkan evaluasi diri yang negative dan
berhubungan dengan perasaan yang lemah, tidak berdaya, putus asa, ketakutan,
rentan, rapuh, tidak lengkap, tidak berharga dan tidak memadai (Stuart, keliat &
pasaribu 2016).

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Faktor Predisposisi
1. Faktor biologi : Keluarga yang mengalami gangguan jiwa dan sering
mengalami kekerasan fisik yang dilakukan oleh keluarga (sering marah-
marah, melakukan perilaku kekerasan).
2. Faktor psikologis : Permasalahan dengan keluarga, sulit mengungkapkan
ide maupun memulai pembicaraan.
3. Faktor sosiokultural : klien suka marah saat orang tuanya meninggal,
klien mengamuk saat tidak diperbolehkan merokok.

B. Faktor Presipitasi
Stimulus yang mengancam individu. Faktor presipitasi memerlukan energi
yang besar dalam menghadapi stres atau tekanan hidup. Faktor presipitasi ini
dapat bersifat biologis, psikologis, dan sosiokultural. Waktu merupakan
dimensi yang juga memengaruhi terjadinya stres, yaitu berapa lama terpapar
dan berapa frekuensi terjadinya stres.

C. Rentang Respon
RESPON ADAPTIF RESPON MALADADTIF

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan

D. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang umum digunakan adalah mekanisme
pertahanan ego seperti: sublimasi yaitu menerima suatu sasaran pengganti
artinya saat mengalami suatu dorongan , penyalurannya ke arah lain, proyeksi
yaitu menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya
yang tidak baik, represi yaitu mencegah pikiran yang menyakitkan atau
membahayakan masuk ke alam sadar, reaksi formasi yaitu mencegah
keinginan yang berbahaya bila diekspresikan dengan melebih-lebihkan sikap
dan perilaku yang berlawanan digunakannya sebagai rintangan, dan
diplacement yaitu melepaskan perasaan yang tertekan, melampiaskan pada
obyek yang tidak begitu berbahaya yang membangkitkan emosi itu
(Maramis, 2009).

III. POHON MASALAH

A. Pohon Masalah

Risiko Perilaku Kekerasan

Halusinasi

Isolasi Sosial
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


Masalah Keprawatan : Gangguan presepsi sensori : Halusinasi pendengaran
 Minor
Data Subjektif :
1. Klien mengatakan kesal
2. Klien mengatakan ingin merusak barang-barang
3. Klien mengatakan ingin memukul orang lain

Data Objektif

1. Klien tampak kesal dan marah


2. Klien tampak ingin memukul
3. Klien tampak gelisah
4. Klien tampak mudah tersinggung

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Risiko perilaku kekerasan

V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa Kriteria hasil &


Tujuan Intervensi
Keperawatan Evaluasi

Risiko perilaku
kekerasan

VI. SUMBER
Keliat, Budi Anna, dkk. (2020). Asuhan Keperawatan Jiwa. EGC : Jakarta.
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/419/1/Siti%20Musmini.pdf
PH, L., & Suerni, T. (2019). Faktor Predisposisi Pasien Resiko Perilaku
Kekerasan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Jiwa, 1(1), 27-38. Retrieved from
https://jurnal.rsamino.jatengprov.go.id/index.php/JIKJ/article/view/4
Dwi Prastya. (2017). Mekanisme Koping Pada Pasien Perilaku Kekerasan
Dengan Risiko Menciderai Orang Lain Dan Lingkungan. RT Nursing.
http://eprints.ums.ac.id/52420/4/NASKAH%20PUBLIKASI%20-
FAISHAL.pdf
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

( Strategi Pelaksanaan I )

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, klien mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan
2. Diagnosa keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus :
a. Pasien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan
b. Dapat mengidentifikasi tanda – tanda perilaku kekerasan
c. Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya
d. Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya
e. Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengendalikan perilaku
kekerasannya

4. Tindakan keperawatan :

a. Membina hubungan saling percaya

b. Mengidentifikasi penyebab marah

c. Tanda dan gejala yang dirasakan

d. Perilaku kekerasan yang dilakukan

e. Akibat dan cara mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama
( latihan nafas dalam ) dan cara fisik kedua ( pukul kasur atau bantal )

B. Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan


1. Tahap Prainteraksi
a. Kesiapan media edukasi
b. Kesiapan diri
c. Kesiapan keterampilan memberikan tindakan keperawatan
d. Identifikasi pasien dan identitasnya

2. Tahap Orientasi
a. Perkenalan
“ Assalammualaikum Bapak, perkenalkan nama saya Asri Mulyani, bapak bisa
panggil saya suster Asri. Saya mahasiswa Poltekes Kemenkes Banten yang dinas
pada pagi hari ini dari pukul 07.00 – 14.00 yang akan merawat ibu, nama bapak
siapa ? bapak lebih senang dipanggil apa? “
b. Evaluasi & validasi
“ bagaimana perasaan bapak saat ini ? masih ada perasaan kesal atau marah ? apa
yang terjadi dirumah ? “
c. Kontrak
 Topik
“ Baiklah bapak A sekarang kita akan berbincang – bincang tentang perasaan
marah bapak. Apakah bapak bersedia ? “
 Waktu
“ Bapak A mau berdiskusi berapa lama ? bagaimana kalau 20 menit ? apakah
bapak setuju ? “
 Tempat
“ Bapak kita berdiskusi dimana ? bagaimana kalau kita berbincang – bincang di
ruang tamu sambil duduk ?
3. Tahap Kerja
“ apa yang menyebabkan ibu marah ? apakah sebelumnya ibu pernah marah ? terus
penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang ? pada saat penyebab marah itu
ada, seperti yang berantakan, makanan yang tidak tersedia, air tak tersedia
( misalnya ini penyebab marah klien ), apa yang ibu rasakan ? “ apakah ibu merasa
kesal, kemudian dada ibu berdebar – debar, mata melotot, rahang terkaup rapat, dan
tangan mengepal ? “ “ apa yang ibu lakukan selanjutnya ? “ “ apakah dengan ibu
marah – marah, keadaan jadi lebih baik? “ “ menurut ibu adakah cara lain yang
lebih baik selain marah – marah ?” “ maukah ibu belajar mengukapkan marah
dengan baik tanpa menimbulkan kerugian? “ “ adakah beberapa cara fisik untuk
mengendalikan rasa marah, hari ini kita belajar,” “begini ya bu, kalau tanda – tanda
marah itu sudah di rasakan, ibu berdiri lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar,
lalu keluarkan secara perlahan – lahan dari mulut seperti mengeluarkan kemarahan,
coba lagi ibu dan lakukan sebanyak 5 kali. Bagus sekali ibu sudah dapat
melakukannya. Selain nafas dalam ibu juga dapat memukul kasur dan bantal.”
“sekarang mari kita latihan memukul bantal dan kasur, mari ke kamar ibu. Jadi
kalau nanti ibu kesal atau marah, langsung kekamar dan lampiaskan marah tersebut
dengan memukul bantal dan kasur, ya bagus sekali ibu melakukannya!” “nah cara
ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah, kemudian jangan lupa
merapikan tempat tidur ya! Sebaiknya latihan ini ibu lakukan secara rutin, sehingga
bila sewaktu – waktu rasa marah itu muncul, ibu sudah terbiasa melakukannya”.

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi klien ( Subjektif )
“ Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang – bincang tentang kemarahan
ibu?”
b. Evaluasi perawat ( Objektif dan reinforcement )
“ Coba ibu sebutkan penyebab ibu marah dan yang ibu rasakan dan apa yang
sudah dilakukan serta akibatnya. Coba sebutkan ada berapa cara yang telah kita
latih?” bagus!”
c. Rencana Tindakan Lanjut ( apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil
tindakan yang telah dilakukan )
“ Baik ibu kalau gitu, mari kita masukan kedalam jadwal kegiatan sehari – hari
ibu ya untuk cara yang kita lakukan tadi. Pukul berapa ibu mau mempraktikan
nafas dalam dan memukul kasur/bantal? Bagaimana kalau setiap bangun tidur?
Jadi jam 5 pagi dan jam 3 sore, lalu kalau ada keinginan marah sewaktu – waktu
gunakan kedua cara tadinya.“
d. Kontrak Topik yang Akan Datang :
 Topik
“ Baiklah Bu A diskusi kita sudah selesai bagaimana kalau besok kita belajar
tentang obat untuk mengatasi perasaan marah ibu?
 Waktu
“ Ibu kira – kira maunya jam berapa untuk kita berdiskusi kembali tentang obat
untuk mengatasi marah ibu ini ?” “ bagaimana kalau jam 08.00 ?”
 Tempat
“ Untuk tempatnya ibu mau disini lagi atau kita pindah ketempat lain? Baik
kalau ibu ingin disini lagi.” “ baik ibu A, berhungan kontrak waktu kita sudah
habis, untuk pertemuan hari ini sampai disini dulu ya bu, besok kita akan
bertemu kembali ditempat ini. Saya permisi dulu ya, jiak ibu membutuhkan
saya, silahkan hubungi saya diruang perawat, selamat pagi.” “ selamat
beristirahat”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
( Strategi Pelaksanaan II )

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien tenang, klien sudah dapat mengungkapan amarahnya dengan baik
2. Diagnosa keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus :
a. Membantu klien mengendalikan Perilaku Kekerasan dengan obat
b. Menjelaskan kegunaan minum obat
c. Menyusul jadwal minum obat
4. Tindakan keperawatan :
a. Bantu pasien minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar ( benar psien,
benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu dan benar dosis obat )
b. Jelaskan guna minum obat dan akibat berhenti minum obat
c. Susun jadwal minum obat secara teratur

B. Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan


1. Tahap Prainteraksi
a. Kesiapan media edukasi
b. Kesiapan diri
c. Kesiapan keterampilan memberikan tindakan keperawatan
d. Identifikasi pasien dan identitasnya

2. Tahap Orientasi
a. Perkenalan
“ Assalammualaikum ibu selamat pagi, apakah ibu masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi & validasi
“ bagaimana perasaan ibu saat ini ? masih ada perasaan kesal atau marah ?” “ apa
sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul kasur/bantal? “ apa yang ibu
rasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”
c. Kontrak
 Topik
“ Baiklah ibu, bagaimana kalau sekarang kita berbicara dan latihan tentang cara
minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah ibu? . Apakah ibu
bersedia ? “
 Waktu
“ Ibu A mau berdiskusi berapa lama ? bagaimana kalau 15 menit ? apakah ibu
setuju ? “
 Tempat
“ Ibu kita berdiskusi dimana ? bagaimana kalau kita berbincang – bincang di
tempat yang kemarin yaitu diruang tamu?” “ apakah ibu setuju? ”

3. Tahap Kerja
“ ibu sudah dapat obat dari dokter?” “ berapa macam obat yang ibu minum?
Warnanya apa saja? Bagus, jam berapa ibu minum obat? Bagus” “ obatnya ada 3
macam ya bu, yang warnanya orange namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang,
yang putih namanya THP agar rileks dan tidak tegang, dan yang merah jambu ini
namanya HLP gunanya untuk mengurangi rasa marah. Semuanya ini harus ibu
minum 3x sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam” “ Bila nanti setelah
minum obat mulut ibu terasa kering, untuk membantu mengatasinya ibu bisa
menghisap es batu” “ Bila terasa berkunang – kunang, sebaiknya istirahat dan
jangan beraktivitas dulu”. “ nanti dirumah sebelum minum obat ini ibu lihat dulu
label di kotak obat, apakah benar nama ibu tertulis di situ, berapa dosis yang harus
diminum, jam berapa saja harus diminum, baca juga apakah obatnya sudah benar?
Disini minta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah benar obatnya.
“ “ jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter
ya bu, karena dapat terjadi kekambuhan” “ sekarang kita masuk waktu minum obat
kedalam jadwal ya “.

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi klien ( Subjektif )
“ Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang – bincang tentang cara minum
obat yang benar?”
b. Evaluasi perawat ( Objektif dan reinforcement )
“ Coba ibu sebutkan lagi jenis – jenis obat yang diminum! Bagaimana cara
minum obat yang benar?” “ nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan
marah yang kita sudah pelajari? Sekarang kita tambahkan jadwal kegiatannya
dengan minum obat . Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya bu” Ibu
maunya jam berapa? Dimana ? baiklah, selamat pagi ibu, sampai jumpa “
c. Rencana Tindakan Lanjut ( apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil
tindakan yang telah dilakukan )
“ Sekarang kita tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat . Jangan
lupa laksanakan semua dengan teratur ya bu “
d. Kontrak Topik yang Akan Datang :
 Topik
“ Baiklah Bu A diskusi kita sudah selesai bagaimana kalau besok kita belajar
tentang cara mengontrol perilaku kekerasan dengan 3 cara verbal yaitu
mengungkapkan, meminta dan menolak dengan benar ”
 Waktu
“ Ibu kira – kira maunya jam berapa untuk kita berdiskusi kembali tentang
mengontrol perilaku kekerasan?” “ bagaimana kalau jam 13.00 ? ”
 Tempat
“ Untuk tempatnya ibu mau disini lagi atau kita pindah ketempat lain? Baik
kalau ibu ingin disini lagi.” “ baik ibu A, berhungan kontrak waktu kita sudah
habis, untuk pertemuan hari ini sampai disini dulu ya bu, besok kita akan
bertemu kembali ditempat ini. Saya permisi dulu ya, jiak ibu membutuhkan
saya, silahkan hubungi saya diruang perawat, selamat pagi.” “ selamat
beristirahat ”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
( Strategi Pelaksanaan III )

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien tenang, koperativ saat ditanya, sudah mulai paham tentang cara minum obat
yang diberikan beserta jadwal minum obat dan dosisnya.
2. Diagnosa keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus :
a. Membantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara sosial/verbal
b. Mengungkapkan rasa marah secara verbal dengan baik
c. Menyusun jadwal latihan mengunkapkan marah secara verbal
4. Tindakan keperawatan :
a. Evaluasi jadwal harian tentang dua cara fisik mengendalikam perilaku
kekerasan
b. Latihan mengungkapkan rasa secara verbal ( menolak dengan baik, meminta
dengan baik, mnegungkapkan dengan baik )
c. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal

C. Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan


1. Tahap Prainteraksi
a. Kesiapan media edukasi
b. Kesiapan diri
c. Kesiapan keterampilan memberikan tindakan keperawatan
d. Identifikasi pasien dan identitasnya

2. Tahap Orientasi
a. Perkenalan
“ Assalammualaikum ibu selamat siang, apakah ibu masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi & validasi
“ bagaimana perasaan ibu saat ini?” “ bagaimana ibu, sudah dilakukan tarik napas
dalam, pukul kasur bantal dan minum obat? Apa yang dirasakan setelah melakukan
latihan secara teratur?” “ coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya. Bagus, nah kalau
tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri tuli huruf M ya bu, artinya Mandiri : kalau
diingkatkan suster baru dilakukan ditulis B, artinya dibantu atau diingatkan. Nah
kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa melakukan. “
c. Kontrak
 Topik
“ Baiklah ibu, bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk
mencegah marah?” “ Apakah ibu bersedia ? “
 Waktu
“ Ibu A mau berdiskusi berapa lama ? bagaimana kalau 15 menit ? apakah ibu
setuju ? “
 Tempat
“ Ibu kita berdiskusi dimana ? bagaimana kalau kita berbincang – bincang di
tempat yang sama?” “ apakah ibu setuju? ”

3. Tahap Kerja
“ sekarang kita latihan cara bicara ibu baik untuk mencegah marah. Kalau marah sudah
disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka
kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya : 1.
Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah serta tidak menggunakan
kata – kata kasar. Kemarin ibu mengatakan penyebab marahnya ibu karena makanan
tidak tersedia, rumah berantakan. Coba ibu minta sediakan makanan dengan baik” “ ibu,
tolong sediakan makanan dan bereskan rumah” “ nanti biasakan dicoba disini untuk
meminta baju, minta obat dan lain – lain. Coba ibu praktekan. Bagus bu.” “ yang ke2
menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan ibu tidak ingin melakukannya,
katakan : “ maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan”. Coba ibu
praktekan. Bagus bu” “ yang ke3 mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan
orang lain yang membuat kesal ibu dapat mengatakan : “ saya jadi ingin marah karena
perkataan mu itu.” “ coba praktekan bu, bagus “
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi klien ( Subjektif )
“ Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang – bincang tentang cara
mengontrol marah dengan bicara yang baik? “
b. Evaluasi perawat ( Objektif dan reinforcement )
“ Coba ibu sebutkan lagi cara bicara yang baik yang tealh kita pelajari“
c. Rencana Tindakan Lanjut ( apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil
tindakan yang telah dilakukan )
“ Sekarang kita masukan dalam jadwal. Beberapa kali sehari ibu mau latihan
bicara? Berapa kali sehari ibu mau latihan bicara yang baik? Bisa kita buat
jadwalnya? Coba masukan dalam jadwal latihan sehari – hari, misalnya
meminta obat, makanan dll. Bagus nanti kita dicoba ya!“
d. Kontrak Topik yang Akan Datang :
 Topik
“ Baiklah Bu A diskusi kita sudah selesai bagaimana kalau besok kita belajar
tentang cara lain untuk mengatasi rasa marah ibu yaitu dengan cara
ibadah, apakah ibu setuju?”
 Waktu
“ Ibu kira – kira maunya jam berapa untuk kita berdiskusi kembali tentang
cara untuk mengatasi rasa marah ibu yaitu dengan cara ibadah?”
 Tempat
“ Untuk tempatnya ibu mau disini lagi atau kita pindah ketempat lain? Baik
kalau ibu ingin disini lagi.” “ baik ibu A, berhungan kontrak waktu kita sudah
hanis, untuk pertemuan hari ini sampai disini dulu ya bu, besok kita akan
bertemu kembali ditempat ini. Saya permisi dulu ya, jiak ibu membutuhkan
saya, silahkan hubungi saya diruang perawat, selamat siang.” “ selamat
beristirahat ”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
( Strategi Pelaksanaan IV )

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Klien tenang, koorperativ saat ditanya, klien sudah bisa mengontrol emosinya
dengan baik dan benar.
2. Diagnosa keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus :
a. Membantu klien melatih untuk mengendalikan perilaku kekerasan secara
spiritual
b. Diskusikan hasil latihan
c. Membuat jadwal latihan beribadah/berdoa
4. Tindakan keperawatan :
a. Bantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara spiritual
b. Mendiskusikan hasil latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara fisik
dan sosial/verbal, latihan beribadah dan berdoa,
c. Buat jadwal latihan beribadah/berdoa

B. Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan


1. Tahap Prainteraksi
a. Kesiapan media edukasi
b. Kesiapan diri
c. Kesiapan keterampilan memberikan tindakan keperawatan
d. Identifikasi pasien dan identitasnya
2. Tahap Orientasi
a. Perkenalan
“ Assalammualaikum ibu selamat siang, apakah ibu masih ingat dengan saya? Sesuai
janji saya kemarin, saya datang lagi ”
b. Evaluasi & validasi
“ bagaimana perasaan ibu saat ini?” “ latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang
dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa
marahnya? “
c. Kontrak
 Topik
“ Baiklah ibu, bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah
rasa marah yaitu dengan ibadah?” “ Apakah ibu bersedia ? “
 Waktu
“ Ibu A mau berdiskusi berapa lama ? bagaimana kalau 15 menit ? apakah ibu
setuju ? “
 Tempat
“ Ibu kita berdiskusi dimana ? bagaimana kalau kita berbincang – bincang di
tempat yang sama?” “ apakah ibu setuju? ”

3. Tahap Kerja
“ coba cerita kegiatan ibadah yang biasa ibu lakukan?” “ bagus, yang mana yang mau
dicoba? “ “ nah, kalau ibu sedang marah coba langsung duduk dan langsung tarik nafas
dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga,
ambil air wudhu kemudia sholat” “ ibu bisa melakukan sholat secara teratur untuk
meredakan kemarahan” “ coba ibu sebutkan sholat 5 waktu? Bagus, mau coba yang
mana? Coba sebutkan caranya? “

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi klien ( Subjektif )
“ bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap – cakap tentang cara yang
ketiga ini? “
b. Evaluasi perawat ( Objektif dan reinforcement )
“ jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus” “ “
c. Rencana Tindakan Lanjut ( apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil
tindakan yang telah dilakukan )
“ mari kita masukan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan ibu. Mau berapa
kali ibu sholat. Baik, kita masukan sholat 5 dan berdoa 5” “ coba ibu sebutkan
lagi cara ibadah yang dapat ibu lakukan bila sedang marah “ “ setelah ini coba
lakukan sholat sesuai jadwal yang telah kita buat tadi “
d. Kontrak Topik yang Akan Datang :
 Topik
“ Baiklah Bu A diskusi kita sudah selesai, 2 jam lagi kita ketemu ya, nanti kita
megevaluasi apakah ibu sudah bisa mempraktikan semua cara untuk
mengontrol perilaku kekerasannya.”
 Waktu
“ Ibu kira – kira maunya jam berapa untuk melakukan kegiatan ini ?”
 Tempat
“ Untuk tempatnya ibu mau disini lagi atau kita pindah ketempat lain? Baik
kalau ibu ingin disini lagi.” “ baik ibu A, berhungan kontrak waktu kita sudah
habis, untuk pertemuan hari ini sampai disini dulu ya bu, besok kita akan
bertemu kembali ditempat ini. Saya permisi dulu ya, jiak ibu membutuhkan
saya, silahkan hubungi saya diruang perawat, selamat siang.” “ selamat
beristirahat “

Anda mungkin juga menyukai