Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Pada Pasien Dengan : Perilaku Kekerasan

Diusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Jiwa

Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :
Selly Khaliza
Astrid Cecilia
Adi Jailani
Eli Zastiya Utami
Oktia Ningsih
Theresa
Natalia
Sukmaenah

1
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK DENGAN RPK

I. Latar Belakang
Suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dan benci atau
marah yang bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain. Gangguan jiwa perilaku
kekerasan dapat terjadi pada setiap orang memiliki tekanan batin yang berupa kebencian
terhadap seseorang. Maka seseorang yang memiliki gangguan jiwa perilaku kekerasan ini
perlu mendapatkan perhatian khususnya dalam perawatan supaya resiko tindakan yang
dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain bisa diperkecil.
Berdasarkan data nasional Indonesia tahun 2017 dengan resiko perilaku kekerasan
sekitar 0,8 % atau dari 10.000 orang. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa angka
kejadian resiko perilaku kekerasan sangatlah tinggi. Dampak yang dapat ditimbulkan
oleh pasien yang mengalami resiko perilaku kekerasan adalah dapat mencederai diri,
orang lain dan lingkungan. Adapun dampak yang ditimbulkan oleh pasien yang
mengalami perilaku kekerasan yaitu kehilangan kontrol akan dirinya, dimana pasien akan
dikuasi oleh rasa amarahnya sehingga pasien dapat melukai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan, bila tidak ditangani dengan baik maka perilaku kekerasan dapat
mengakibatkan kehilangan kontrol, risiko kekerasan terhadap diri sendiri, orang lain serta
lingkungan, sehingga adapun upaya-upaya penanganan perilaku kekerasan yaitu
mengatasi strees termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme
pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri, bersama pasien mengidentifikasi
situasi yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan dan terapi medik
Salah satu bentuk gangguan jiwa adalah perilaku amuk. Amuk merupakan respon
kemarahan yang palin maladaftif yang ditandai dengan perasaan marah dan bermusuhan
yang kuat disertai hilangnya kontrol, dimana individu dapat merusak diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan
Tingkah laku amuk dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain model teori
importation yang mencerminkan kedudukan klien dalam membawa atau mengadopsi
nilai-nilai tertentu. Model teori yang kedua yaitu model situasionisme, amuk adalah
respon terhadap keunikan, kekuatan dan lingkungan rumah sakit yang terbatas yang
membuat klien merasa tidak berharga dan tidak diperlakukan secara manusiawi. Model

2
selanjutnya yaitu model interaksi, model ini menguraikan bagaimana proses interaksi
yang terjadi antara klien dan perawat dapat memicu atau menyebabkan terjadinya tingkah
laku amuk. Amuk merupakan respon marah terhadap adanya stress, cemas, harga diri
rendah, rasa bersalah, putus asa dan ketidakberdayaan. Respon ini dapat diekspresikan
secara eksternal.Secara internal dapat berperilaku yang tidak asertif dan merusak diri,
sedangkan secara eksternal dapat berupa perilaku destruktif agresif. Adapun respon
marah diungkapkan melalui 3 cara yaitu secara verbal, menekan dan menantang.

3
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan baik,
Proposal TAK yang berjudul “RESIKO PRILAKU KEKERASAN/PRILAKU
KEKERASAN” disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa mata kuliah keperawatan jiwa D3
jurusan keperawatan sumber waras
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen mata kuliah keperawatan jiwa yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam penyelesaian proposal TAK ini
2. Orang tua kami tercinta yang selalu memberikan do’a restu dan dukungan baik moral
maupun spiritual dalam proses pembelajaran kami dijurusan keperawatan sumber waras
3. Serta rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan penyusunan
proposal TAK ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal TAK ini
kedepan.
Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa
dan pembaca.

Jakarta, 23 September 2021

Penyusun

4
DAFTAR ISI
I. Latar Belakang...................................................................................................2
Kata pengantar.........................................................................................................4
II. Landasan Teori...................................................................................................6
A. Perilaku Kekerasan..........................................................................................6
B. Tujuan Penulisan.............................................................................................6
C. Sesi Yang Digunakan.......................................................................................7
D. Klien................................................................................................................7
E. Tata Tertib dan Antisipasi Masalah.................................................................8
F. Pelaksanaan....................................................................................................9
Sesi 1: TAK..............................................................................................................14
Dokumentasi..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................16

5
II. Landasan Teori
A. Perilaku Kekerasan
1. Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
Tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri
maupun orang lain. Sering disebut juga gaduh gelisah atau amuk dimana
seseorang marah berespon terhadap suatu stressor dengan Gerakan motoric yang
tidak terkontrol( Yosep, 2009).
Perilaku kekersan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
Tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
lain, maupun lingkungan dimana hal tersebut untuk mengungkapkan perasaan
kesal atau marah yang tidak konstruktif ( Stuart& Sundeen, 2005).
Perilaku Kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang
melakukan Tindakan yang dapat membahayakn secara fisik baik terhadap diri
sendiri, orang lain, maupun lingkungan (Fitria,2010).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum : Mendapatkan gambaran, mengambil keputusan untuk
menerapkan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa sesuai dengan
masalah utama gangguan perilaku kekerasan.
2. Tujuan khusus :
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan jiwa perilaku kekerasan
b. Merumuskan dan menegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan
gangguan perilaku kekerasan.
c. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa
perilaku kekerasan
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa
perilaku kekerasan
e. Melaksanakan penilaian pada klien dengan gangguan jiwa perilaku
kekerasan

6
C. Sesi Yang Digunakan
Dalam Terapi Aktifitas Kelompok stimulasi persepsi perilaku kekerasan, yaitu:

Sesi I : Simulasi persepsi perilaku kekerasan dan mencegah perilaku kekerasan


fisik

D. Klien
1. Kriteria Klien
a. Klien yang sudah tenang dan kooperatif
b. Klien yang tidak terlalu gelisah
c. Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya Terapi
Aktifitas Kelompok.
d. Klien tindak kekerasan yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi
dalam kelompok kecil
e. Kondisi fisik dalam keadaan baik
f. Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas kelompok
2. Proses Seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK PK, meliputi :
menjelaskan tujuan TAK PK pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan
aturan main dalam kelompok.

3. Peserta

a. Ny. T

Data fokus:

Pasien suka marah-marah dan berbicara kasar..

b. Ny. S

Data fokus :

7
Pasien dibawa ke Rumah Sakit karena melempar batu kepada ibunya, berkelahi
dengan ibunya.
c. Ny. Y
Data fokus :
Pasien suka melempar barang-barang ke orang yang mengganggunya saat dia
merasa terganggu.
d. Ny. E
Data fokus :
Pasien di bawa ke RSG karena memukul ibunya dan mengamuk di masjid.
e. Ny. D
Data fokus :
Pasien suka ngedumel sendiri dan berbicara kasar.
f. Nn. A
Data fokus :
Pasien mengamuk.

G. Nn. Z

Data fokus :

pasien sering melukai diri sendiri

E. Tata Tertib dan Antisipasi Masalah


a. Tata Tertib
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
2. Berpakaian rapi dan bersih
3. Peserta tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama
mengikuti kegiatan TAK
4. Peserta tidak boleh meninggalkan TAK sampai dengan TAK selesai.
5. Bila peserta meninggalkan ruangan dan tidak bisa mengikuti kegiatan
lain setelah dibujuk oleh fasilitator, maka peserta tersebut tidak dapat
diganti oleh peserta cadangan.
6. Paserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai
7. Peserta yang ingin mengajukan pernyataan, mengangkat tangan terlebih
dahulu dan berbicara setelah dipersilahkan

8
b. Antisipasi Masalah

1. Usahakan dalam keadaan terapeutik


2. Anjurkan kepada terafis agar dapat menjaga perasaan anggota kelompok,
menahan diri untuk tertawa atau sikap yang menyinggung.
3. Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir, maka diganti oleh
cadangan yang telah disiapkan dengan cara ditawarkan terlebih dahulu
kepada peserta.
4. Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib, diperingatkan dan jika
tidak bisa diperingatkan, dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan
penawaran.
5. Bila ada anggota cadangan yang ingin keluar, bicarakan dan dimintai
persetujuan dari peserta TAK yang lain.
6. Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan
tujuan, leader memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak bisa,
dikeluarkan dari kelompok.

7. Bila peserta pasif, leader memotivasi dibantu oleh fasilitator

F. Pelaksanaan
Sesi 1: Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan

a. Tujuan :
1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.
2. Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala
marah).
3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasan).
4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan
5. Klien dapat mensimulasikan cara mengontrol marah dengan memukul bantal

b. Setting :
1. Terapis dan klien dapat duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

9
Keterangan :

: Leader : Fitria
: Co-leader : Mutiara Salsabilah
:Observer : Septi
: Fasilitator : Fatiyah, santika, aulia, sari, nur hikmah , hikmah Agustin
: Klien : Nn.S , Nn.Y, Nn.T, Nn.E, Nn.D ,Nn.A, Nn.Z

c. Alat :
1. Papan tulis / flipchart/ whiteboard
2. Kapur/ spidol
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan klien
5. Soundsistem
6. Bola tenis
7. Bantal

d. Pengorganisasian :
Pelaksanaan
a. Hari, Tanggal : Senin, 20 Sepember 2021

10
b. Waktu : 09.00 wib
c. Alokasi waktu : 45 menit
d. Tempat : Coridor ruang perawatan Mawar
1. Leader : Fitriani
2. Co-leader : Mutiara Salsabilla
3. Observer : Septi
4. Fasilitator : Fathiyah, santika, aulia, hikmah agustin, Nur hikmah , Sari

e. Metode :
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/ simulasi

f. Langkah kegiatan :
1. Persiapan
a. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif
b. Membuat kontak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan masalah yang dirasakan
c. Kontak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
2) Menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
 Lama kegiatan 45 menit

11
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Bermain mengoper bola tenis
1) Menyalakan lagu
2) Mengoper bola tenis hingga lagunya berhenti dan yang terakhir memegang bola
memperkenalkan dirinya, begitu seterusnya hingga seluruh peserta
memperkenalkan dirinya.
b. Mendiskusikan penyebab marah.
1) Tanyakan pengalaman tiap klien
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard
c. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab
marah sebelum perilaku kekerasan terjadi.
1) Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala)
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard
d. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak
lingkungan, mencederai/memukul orang lain, memukul diri sendiri)
1) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah.
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard.
e. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering dilakukan
untuk diperagakan
f. Melakukan bermain peran/ simulasi memukul bantal
1) Terapis mempraktikkan simulasi memukul bantal
2) Peserta mempraktikkan kembali simulasi yang diberikan terapis
g. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran /simulasi.
h. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan
1) Tanyakan akibat perilaku kekerasan.
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard.
i. Memberikan reinforcement pada peran serta klien.
j. Dalam menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat.
k. Beri kesimpulan penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan dan akibat perilaku
kekerasan.
l. Menanyakan kesediaan klien untuk memepelajari cara baru yang sehat menghadapi
kemarahan.
4. Tahap terminasi

12
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah, yaitu
tanda dan gejala; perilaku kekerasan yang terjadi; serta akibat perilaku kekerasan.
2) Menganjurkan klien mengingat penyebab ; tanda dan gejala; perilaku kekerasan
dan akibatnya yang belum diceritakan.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku kekerasan.
2) Menyepakati waktu dan TAK berikutnya.
5. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a) Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien
untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b) Posisi tempat dilantai menggunakan tikar.
c) Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatand.
d) Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e) Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimanamestinya.
2. Evaluasi proses
a) Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir
b) Leader mampu memimpin acara
c) Co-Leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan
d) Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam
antisipasi masalah
e) Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan
f) Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan
g) Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi hasil
a) Diharapkan 75% dari kelompok mampu :
b) Menjelaskan apa yang Sudah digambarkan dan apa yang dilihat
c) Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas

13
Sesi 1: TAK
Simulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan psikologis
Memberi tanggapan tentang
No Nama Klien Penyebab PK
Tanda& Gejala PK Perilaku Kekerasan Akibat PK
4. Ny. T Karena tidak Pasien suka marah- Marah-marah dan Banyak
suka melihat marah dan berbicara berbicara kasar orang yang
lantai kotor kasar terluka
karena
omongan
nya yang
kasar
Nn .S Karena tidak di Pasien di bawa ke Melempar batu Ibunya
berikan barang Rumah Sakit karena terluka
yang ia inginkan melempar batu karena
kepada ibunya, terkena
berkelahi dengan batu yang
ibunya. dilempar
Ny. Y Karena merasa Pasien suka Melempar barang- Banyak
terganggu melempar barang- barang barang-
dengan orang barang ke orang yang barang
yang berisik di mengganggunya saat yang di
sekitarnya dia merasa terganggu sekitarnya
rusak
Nn .E Karena ibu nya Pasien dibawa ke Memukul Orang yang
melakukan RSG karena ingin
kekerasan memukul ibunya dan beribadah
terhadap anak mengamuk di masjid. terasa
nya terganggu
Ny.D Karena suka di Pasien suka Ngedumel sendiri Orang yang
omelin oleh ngedumel sendiri dan disamping
orang tua nya berbicara kasar nya merasa

14
terganggu
Nn.A Karena Pasien mengamuk mengamuk Orang
keinginan nya banyak
tidak di penuhi yang takut
untuk
medekatiny
a
Nn. Z Karena di Pasien suka Menyakiti dirinya Membuat
putusin oleh menyakiti dirinya sendiri keluarga
pacar nya sendiri merasa
khawatir

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilakuk kekerasan,
tanda dan gejala dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Beri
tanda √ jika klienmampu dan tanda x jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1. TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu
menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan
gejala yang dirasakan (“geregetan” dan “deg-degan”), perilaku kekerasan yang dilakukan (memukul
meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah sakit jiwa). Anjurkan klien mengingat
dan menyampaikan jika semua dirasakan selama dirumah sakit.

15
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna dan Akemat.2005.Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok.Jakarta:EGC


Farida Kusumawati,dkk.2010.Buku Ajar KeperawatanJiwa.Jakarta: EGC

https://www.academia.edu/10257409/
PROPOSAL_TERAPI_AKTIVITAS_KELOMPOK_PERILAKU_KEKERASAN

16

Anda mungkin juga menyukai