Anda di halaman 1dari 35

Keperawatan Jiwa

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN


RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Disusun Oleh
......

PROGRAM STUDI S I KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS BINAWAN
JAKARTA
DAFTAR ISI

Kata Pengantar3
Pendahuluan4
Latar belakang masalah4
Sistematika4
Konsep Dasar5

Pengertian5
Rentan respon marah5
Proses terjadinya marah6
Faktor Predisposisi6
Etiologi7
Akibat7
Asuhan keperawatan7
Pohon masalah8
Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan9
Penutup21
Kesimpulan23
Saran23
Daftar Pustaka24

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Resiko Perilaku Kekerasan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Zakiyah
pada mata kuliah Mental Health Nursing II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang merawat pasien dengan Resiko Perilaku Kekerasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Zakiyah, selaku dosen Mental Health
Nursing II yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, .....

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Gangguan jiwa pada mulanya dianggap suatu yang gaib, sehingga
penanganannya secara supranatural spiristik yaitu hal-hal yang berhubungan dengan
kekuatan gaib. Gangguan jiwa merupakan suatu gangguan yang terjadi pada unsur jiwa
yang manifestasinya pada kesadaran, emosi, persepsi, dan intelegensi. Salah satu
gangguan jiwa tersebut adalah gangguan perilaku kekerasan.
Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai suatu respon terhadap
kecemasan yang dirasakansebagai ancaman individu. Pengungkapan kemarahan
dengan langsung dan konstruksif pada saat terjadi dapat melegakan individu dan
membantu orang lain untuk mengerti perasaan yang sebenarnya sehingga individu tidak
mengalami kecemasan, stress, dan merasa bersalah dan bahkan merusak diri sendiri,
orang lain dan lingkungan. Dalam hal ini, peran serta keluarga sangat penting, namun
perawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan jiwa.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Pada pasien perilaku kekerasan.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyusun makalah ini diharapkan mahasiswa mampu :`
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan perilaku kekerasan
b. Merumuskan diagnosa untuk klien dengan perilaku kekerasan
c. Membuat perencanaan untuk klien dengan perilaku kekerasan
d. Melakukan implementasi pada klien dengan perilaku kekerasan
e. Membuat evaluasi pada klien dengan perilaku kekerasan.

C. Sistematika
Untuk menghindari luas masalah maka dalam penyusunan makalah ini kelompok
mengkhususkan pembahasan tentang penatalaksanaan pada pasien dengan perilaku
kekerasan. Asuhan keperawatan ini hanya menerapkan proses keperawatan melalui
tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, implementasi, dan evaluasi pada kasus
perilaku kekerasan.
4
BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan


suatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik kepada diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). Menurut Yosep (2007) perilaku
kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
Resiko perilaku kekerasan adalah adanya kemungkinan seseorang
melakukan tindakan yang dapat mencederai orang lain dan lingkungan akibat
ketidakmampuan mengendalikan marah secara konstruktif (CMHN, 2006). Resiko
perilaku kekerasan atau agresif adalah perilaku yang menyertai marah dan
merupakan dorongan untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih
terkontol (Yosep, 2007).
Dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
perilaku kekerasan adalah ungkapan perasaan marah dan bermusuhan yang
mengakibatkan hilangnya kontrol diri dimana individu bisa berperilaku menyerang
atau melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan. Sedangkan resiko perilaku kekerasan adalah adanya
kemungkinan seseorang melakukan tindakan dalam bentuk destruktif dan masih
terkontol.

B. Rentan respon marah

Respons kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif – mal adaptif.


Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut : (Keliat, 1997, hal
6).
1. Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan
orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.

5
2. Frustasi adalah respons yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau
keinginan. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan.
Akibat dari ancaman tersebut dapat menimbulkan kemarahan.
3. Pasif adalah respons dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan
yang dialami.
4. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat
dikontrol oleh individu. Orang agresif biasanya tidak mau mengetahui hak
orang lain. Dia berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung untuk
mendapatkan kepentingan sendiri dan mengharapkan perlakuan yang sama
dari orang lain.
5. Mengamuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan
kontrol diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya sendiri maupun
terhadap orang lain.

C. Proses terjadinya marah


Stress, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus
dihadapi oleh setiap individu. Stress dapat menyebabkan kecemasan yang
menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dan terancam. Kecemasan dapat
menimbulkan kemarahan.

D. Faktor Predisposisi
Faktor psikologis
1. Terdapat asumsi bahwa seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami
hambatan akan timbul dorongan agresif yang memotifasi PK.
2. Berdasarkan penggunaan mekanisme koping individu dan masa kecil yang
tidak menyenangkan
3. Frustasi.
4. Kekerasan dalam rumah atau keluarga.

E. Faktor Presipitasi

Secara umum, seseorang akan berespon dengan marah apabila merasa

6
dirinya terancam. Ancaman tersebut dapat berupa injury secara psikis, atau lebih
dikenal dengan adanya ancaman terhadap konsep diri seseorang. Ketika
seseorang merasa terancam, mungkin dia tidak menyadari sama sekali apa yang
menjadi sumber kemarahannya. Oleh karena itu, baik perawat maupun klien harus
bersama – sama mengidentifikasinya. Ancaman dapat berupa internal maupun
eksternal, contoh : stessor eksternal : serangan secara psikis, kehilangan
hubungan yang dianggap bermakna, hingga adanya kritikan dari orang lain.
Sedangkan contoh dari stressor internal : merasa gagal dalam bekerja, merasa
kehilangan orang yang dicintai dan ketakutan terhadap penyakit yang diderita.
Bila dilihat dari sudut perawat – klien, maka faktor yang menncetuskan terjadinya
perilaku kekerasan terbagi dua, yakni : 1) Klien : Kelemahan fisik, keputusan,
ketidakberdayaan, kurang percaya diri. 2) Lingkungan : Ribut, kehilangan
orang/objek yang berharga, konflik interaksi sosial (Yosep, 2007).

F. Etiologi
Penyebab terjadinya marah menurut Stuart & Sundeen (1995) : yaitu harga
diri rendah merupakan keadaan perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan, gangguan ini dapat
situasional maupun kronik. Bila kondisi ini berlangsung terus tanpa kontrol, maka
akan dapat menimbulkan perilaku kekerasan.

G. Akibat
Akibat dari resiko perilaku kekerasan yaitu adanya kemungkinan
mencederai diri, orang lain dan merusak lingkungan adalah keadaan dimana
seseorang individu mengalami perilaku yang dapat membahayakan secara fisik
baik pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungannya. Kondisi ini biasanya
akibat ketidakmampuan mengendalikan marah secara konstruktif.

H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Fokus
Tanda dan gejala perilaku kekerasan yaitu :
Fisik : Muka merah, berkeringat, pandangan tajam, sakit fisik, nafas pendek,
7
tekanan darah meningkat, penyalahgunaan obat.
Emosi : Tidak adekuat, rasa terganggu, tidak aman, marah / jengkel dan
dendam.
Sosial : Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan humor.
Spiritual : Kemahakuasaan, keragu-raguan, tidak bermoral, kebejatan,
kebajikan / kebenaran diri dan kreatifitas terhambat karena tidak dapat dipilih
secara rasional. Intelektual : Mendominasi, bawel, sarkasme, erdebat, dan
meremehkan (Keliat B.A, 1996).

2. Diagnosa Keperawatan
a. Masalah keperawatan :
1) Perilaku kekerasan
Data – data yang mendukung menurut Towsend (1998) dan Depkes RI
(2006)
a) Data Subjektif :
(1) Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
(2) Klien membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang k kesal atau marah.
(3) Klien mengungkapkan rasa permusuhan yang mengancam, klien
merasa tidak berdaya, ingin berkelahi, dendam.
b) Data Objektif
(1) Klien mengamuk, merusak dan melempar barang – barang.
(2) Melakukan tindakan kekerasan pada orang-orang disekitarnya.
2) Resiko perilaku kekerasan
a) Data subjektif
Klien menyatakan sering mengamuk, klien mengatakan tidak puas bila tidak
memecahkan barang, klien mengungkapkan mengancam orang lain.
b) Data objektif
Muka merah dan tegang, pandangan tajam, postur tubuh yang kaku,
mengatupkan rahang dengan kuat, mengepalkan tangan, jalan mondar –
mandir, bicara kasar, suara tinggi, menjerit / berteriak, mengancam secara
verbal atau fisik, nafas pendek, menolak.
8
3) Harga diri rendah
Menurut Depkes RI (2006)
a) Data subyektif:
Klien mengkritik diri, perasaan tidak mampu, klien merasa bersalah, klien
merasa tidak berguna, klien merasa malu, pandangan hidup yang pesimis,
penolakkan terhadap kemampuan diri.
b) Data objektif:
Selera makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak
menunduk, bicara lambat dan nada suara lemah.

b. Pohon Masalah
Perilaku Kekerasan

Perilaku Kekerasan
Core Problem
Resiko Perilaku kekerasan
Harga Diri Rendah

(Keliat B.A, 1999)

Harga Diri Rendah


(Keliat B.A, 1999)
c. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku Kekerasan
2. Resiko Perilaku Kekerasan
3. Harga diri rendah.

9
No Diagnosa Rencanana Tindakan
Tgl Intervens
DX Keperawatan Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi i
Resiko Sp1p
perilaku Membin Tanda-tanda Bina hubungan saling
kekerasan. a percaya percaya
hubunga kepad Beri salam setiap
n saling a perawat: berinteraksi.
percaya. Wajah cerah, Perkenalkan nama,
tersenyum. panggilan perawat, dan
Mau tujuan
berkenalan. perawat berinteraksi.
Ada Tanyakan dan
konta panggil nama kesukaan
k mata. klien.
Bersedia Tunjukan sikap empati,
menceritaka jujur dan menepati janji
n perasaan. setiap kali berinteraksi.
Tanyakan perasaan klien
dan masalah yang
dihadapi klien.
b. Mengiden Klien Beri
tifikasi dapa kesempatan
penyebab t mengungkapkan
perilaku mengungkap perasaannya.
kekerasan. kan Bantu klien dapat
perasaannya. mengungkapkan
Klien penyebab marah.
dapa
t
mengungkap
kan penyebab
perasaan
jengkel
atau
kesal (diri
sendiri, orang
lain,
lingkungan).
c. Mengiden Klien Anjurkan klien
tifikasi dapa untuk mengungkapkan
tanda dan t menyimpulkan rasa
gejala tanda dan gejala jengkel/marah
perilaku kesal/jengkel yan
kekerasan yang dialami. g dialami.
Simpulkan bersama klien
tanda dan gejala marah.

10
d. Mengiden 1. Klien Tanyakan
tifikasi dapat kebiasaan perilaku
perilaku mengungkap kekerasan yang
kekerasan kan dilakukan pasien.
yang perilak Beri kesempatan pada
dilakukan. u kekerasan klien untuk bermain
yang peran dengan perilaku
dilakukan. kekerasan yang biasa
dilakukan.

11
Diskusikan dengan klien
cara mengontrol perilaku
kekerasan
secara konstruktif :
Secara fisik: tari nafas
dalam jika klien
sedang kesal/marah,
memukul bantal/kasur,
olah raga atau
pekerjaan yang
memerlukan tenaga.
Secara verbal: katakan
bahwa anda
sedang marah/kesal/
tersinggung / jengkel.
Secara sosial: lakukan
dalam kelompok cara-
cara marah yang
sehat, latihan asertif,
latihan menejemen
perilaku kekerasan
perilaku kekerasan.
Secara spiritual:
anjurkan klien untuk
sembahyang, berdo’a/
ibadah lain: meminta
kepada Tuhan untuk
diberi kesabaran
g. Melatih Klien Berikan reinforcement
klien cara dapa positif atas keberhasilan
mengon t dan usaha klien dalam
trol mendemonstrasi mencoba melakukan
perilaku kan cara mengontrol marah
kekerasa cara dengan menarik nafas
n fisik I mengontrol dalam.
(nafas marah dengan Motivasi klien untuk
dalam) . car melakukan tarik nafas
a dalam sebanyak 5x atau
menarik lebih.
nafa
s dalam.
h. Membim Klien Motivasi klien untuk
bing mau memasukan kegiatan
pasien memasukan yang telah dilakukan ke
memasu kegiatan dalam jadwal harian.
k kan yang Beri reinforcement positif
kegiatan telah dilakukan pada klien setelah
ke dalam ke dalam jadwal memasukan kegiatan
jadwal harian. yang
harian. telah dilakukan ke dalam

12
jadwal harian.

13
Sp2p
Mem Kilen Motivasi klien
validasi dapa untuk menyebutkan
masala t menyebutkan dan mendemonstrasikan
h dan dan latihan sebelumnya.
latihan mendemonstrasi Beri pujian atas jawaban
sebelu kan latihan yang yang benar.
m diajarkan
nya. sebelumnya.
b. Melatih Klien Motivasi klien untuk
klien cara dapa melakukan
mengon t mendemons cara mengontrol marah
trol trasikan dengan memukul bantal
marah cara atau kasur atau benda
dengan mengontrol lunak lainnya.
cara fisik marah dengan Anjurkan klien untuk
II cara memukul mengikuti lalu
bantal mempraktikan cara
atau mengontrol
kasur atau mara
benda lunak h (memukul bantal).
lainnya. Beri reinforcement positif
Klien atas tindakan benar yang
meras dilakukan klien.
a lega.
c. Meng Klien bersedia Motivasi klien untuk
anjurkan untuk memasukan kegiatan
klien memasukan yang telah dilakukan ke
untuk kegiatan yang dalam jadwal kegiatan
memasu telah dilakukan harian.
k kan ke dalam jadwal Beri reinforcement positif
kegiatan kegiatan harian. atas tindakan benar yang
yang dilakukan klien.
telah
dilakukan
ke dalam
jadwal
kegiatan
harian.
Sp3p
Mem Klien
validasi dapat
masala mengungkap mengungkapkan
h dan kan apa masalah dan
latihan yang dirasakan. mendemonstrasikan
sebelu Klien
m nya. dapat
menyebutkan Beri reinforcement positif
dan atas tindakan yang
mendemons dilakukan klien.

14
trasikan
kembali
latihan
sebelumnya.

15
b. Melatih Klien mau Motivasi klien untuk
cara mengikuti dan mengikuti apa yang telah
mengon mempraktika diajarkan.
trol n apa yang Berikan contoh cara
marah telah mengontrol
dengan diajarkan. perilaku
cara Klien merasa kekerasan
verbal. lega. denga
n menolak,
mengungkapkan marah
secara verbal. “saya
marah sama kamu”.
Beri reinforcement positif
atas tindakan klien yang
benar.
c. Meminta Klien Motivasi klien untuk
klien bersedi memasukan kegiatan
untuk a memasukan yang telah dilakukan ke
memasu kegiatan dalam jadwal kegiatan
k kan yang harian.
kegiatan telah dilakuakn Beri reinforcement positif
yang ke dalam jadwal atas tindakan benar yang
telah kegiatan harian. dilakukan klien.
dilakukan
ke dalam
jadwal
kegiatan
harian.
Sp4p
Mem Klien Motivasi klien untuk
validasi dapa mengungkapkan
masala t masalah dan
h dan mengungkap mendemonstrasikan
latihan kan apa yang kembali
sebelu dirasakan. latihan sebelumnya.
m nya. Klien Beri reinforcement positif
dapa atas tindakan yang
t dilakukan klien.
menyebutkan
dan
mendemonstr
a sikan
kembali
latihan
sebelumnya.

16
b. Melatih Klien Diskusikan
pasien dapat kembali bersama klien
mengontro mengontrol latihan yang telah
l perilaku perilaku diberikan sebelumnya.
kekerasan kekerasan Bersama klien buat
secara dengan salah daftar efektif yang
spiritual satu dapat dilanjutkan
(berdoa, cara yang pelaksanaannya.
shalat, diajarkan. Beri pujian atas
wudhu). Contoh: usaha yang telah
berwudhu. dilakukan.

17
c. Meminta Klien Motivasi klien untuk
klien bersedi memasukan kegiatan
untuk a memasukan yang telah dilakukan ke
memasu kegiatan dalam jadwal kegiatan
k an yang harian.
kegiatan telah dilakuakn Beri reinforcement positif
yang ke dalam jadwal atas tindakan benar yang
telah kegiatan harian. dilakukan klien.
dilakukan
ke dalam
jadwal
kegiatan
harian.
Sp5p
Mem Klien Motivasi klien untuk
validasi dapa mengungkapkan
masala t masalah dan
h dan mengungkap mendemonstrasikan
latihan kan apa yang kembali
sebelu dirasakan. latihan sebelumnya.
m nya. Klien Beri reinforcement positif
dapa atas tindakan yang
t dilakukan klien.
menyebutkan
dan
mendemonstr
a sikan
kembali
latihan
sebelumnya
b. Menjelas Klien dapat Memotivasi klien untuk
kan meminum obat menyebutkan kembali
car sesuai aturan latihan
a mengon dan cara yang mengontrol perilaku
trol telah diajarkan. kekerasan yang telah
perilaku diajarkan.
kekerasa Diskusikan bersama klien
n dengan tentang latihan yang
minum telah diajarkan
obat. sebelumnaya.
Ajarkan klien untuk
meminum obat secara
teratur.
Beri reinforcement positif
atas tindakan benar yang
dilakukan klien.

18
c. Meminta Klien Motivasi klien untuk
klien bersedi memasukan kegiatan
untuk a memasukan yang telah dilakukan ke
memasu kegiatan dalam jadwal kegiatan
k kan yang harian.
kegiatan telah dilakuakn Beri reinforcement positif
yang telah ke dalam jadwal atas tindakan benar yang
dilakukan kegiatan harian. dilakukan klien.

19
ke dalam
jadwal
kegiatan
harian.
Sp1k
Mendisku 1. Keluarga Bina hubungan
sikan dapat: saling percaya dengan
masalah Menjelaska keluarga.
yang n Salam perkenalan.
dirasakan perasaanny Jelaskan tujuan.
keluarga a. Buat kontrk.
dalam Menjelaskan Eksplorasi
merawat cara perasaan keluarga
klien merawa klien.
dengan t klien Motivasi keluarga klien
perilaku perilaku untuk menyetujui dan
kekerasa kekerasan. mengikuti kontrak.
n. Mendemonstr Diskusikan
Menjelas a sikan dengan anggota
kan car keluarga tentang:
pengertia a perawatan Perilaku kekerasan.
n perilaku klien perilaku Penyebab perilaku
kekerasa kekerasan. kekerasan.
n, tanda Berpartisipasi Akibat yang akan
dan dalam terjadi jika perilaku
gejala perawatan kekerasan tidak di
serta klien perilaku tangani.
proses kekerasan. Cara
kejadian 2. Keluarga keluarga menghadapi
nya. mengerti perilaku kekerasan
Menjelas da klien.
kan n Dorong anggota keluarga
cara menyebutkan untuk mengikuti cara
merawat kembali merawat klien perilaku
klien pengertian, kekerasan.
perilaku tanda Beri reinforcment positif
kekerasan. da pada keluarga.
n
gejala,
da
n proses
terjadinya
perilaku
kekerasan.

20
Sp2k
Melatih Keluarga Diskusikan
keluarga mampu bersama keluarga
memprakti mempraktika dalam
k kan n cara mempraktikan
cara merawa car
merawat t klien a merawat klien perilaku
klien perilaku kekerasan.
perilaku kekerasan. Motivasi keluarga untuk
kekerasan. Keluarga mempraktikan
Melatih mampu cara merawat klien
keluarga melakukan perilaku kekerasan.
melakukan cara Beri reinforcement positif
merawa pada keluarga untuk
t langsung
klien

21
cara perilaku respon baik dari anggota
merawat kekerasan. keluarga.
langsung
pada klien
perilaku
kekerasan.
8. Sp3k
Membantu Keluarga Diskusikan
keluarga mampu bersama keluarga dalam
membuat membuat membuat jadwal
jadwal jadwal aktivitas di rumah.
aktivitas di aktivitas di Motivasi keluarga untuk
rumah rumah membuat dan memenuhi
termasuk termasuk jadwal aktivitas yang
minum minum dibuat.
obat. oba Beri reinforcement positif.
(discharge t secara Motivasi keluarga untuk
planning). mandiri. menerima klien.
Menjelas Keluarga Diskusikan follow up
kan follow mematuhi untuk keluarga.
up klien jadwal
sebelum yan
pulang. g
telah
dibua
t untuk
kesembuhan
klien.
Keluarga
mengerti/
memahami
follow up
yang
tela
h diarahkan
pada klien.

22
Harga Diri Sp1p Tanda-tanda Bina hubungan saling
Rendah 1. Membina percaya percaya
hubungan kepad dengan
saling a perawat: menggunakan prinsip
percaya. Ekspresi komunikasi terapeutik
wajah Sapa klien dengan
bersahabat, ramah baik verbal
menunjukan rasa maupun non verbal.
senang, Perkenalkan diri
ada dengan sopan.
kontak mata, Tanyakan nama
mau berjabat lengkap dan nama
tangan, panggilan kesukaan
mau yang disukai klien.
menyebutkan Jelaskan
nama, tujuan pertemuan.
mau
menjawab salam,
klien mau
duduk
berdampingan
dengan perawat,

23
mau Jujur dan menepati janji.
mengutarakan Tunjukkan sikap empati
masalah dan menerima klien apa
yan adanya.
g dihadapi. Beri perhatian dan
perhatikan kebutuhan
dasar klien.
2. Mengidentifi Aspek positif Diskusikan dengan
kasi dan klien tentang:
aspe kemampuan Aspek positif yang
k yang dimiliki dimiliki klien,
positif klien keluarga,
da Aspek positif lingkungan
n keluarga Ke
kemampuan Aspek mampuan
yang dimiliki positif yang dimiliki klien
lingkungan Bersama klien buat
klien daftar tentang :
Aspek positif
yang dimiliki klien,
keluarga,
lingkungan
Ke
mampuan
yang dimiliki klien
Beri pujian yang realistis,
hindarkan
member
i penilaian negatif.
3. Membantu Klien Diskusikan
klien menilai menyebutkan dengan klien
kemampuan kemampuan kemampuan yang
yang dimiliki yang dapat dapat dilaksanakan.
untuk dilaksanakan Diskusikan
dilakukan. kemampuan yang
dapat dilanjutkan
pelaksanaanya.
4. Membantu Klien Rencanakan bersama
klien dapa klien aktivitas yang dapat
merencana t membuat dilakukan setiap hari
kan rencana sesuai kemampuan klien.
kegiatan kegiatan harian Tingkatkan
sesuai kegiatan sesuai kondisi
dengan klien
kemampua Beri contoh cara
n pelaksanaan kegiatan
yang setelah pulang.
dimilikinya

24
2. Membantu Klien Anjurkan klien untuk
Klien dapat melaksanakan kegiatan
melakukan melakukan yang sudah
kegiatan kegiatan direncanakan.
sesuai sesua Pantau kegiatan yang
i dilaksanakan klien.
jadwal
yan
g dibuat

25
rencana yang Beri pujian atas
dibuat usaha yang dilakukan
klien.
Diskusikan kemungkinan
pelaksanakan
kegiatan
setelah pulang.
Sp2p
1.Memvalidasi Kilen Motivasi klien
masalah dan dapa untuk menyebutkan
latihan t menyebutkan dan mendemonstrasikan
sebelumnya dan latihan sebelumnya.
mendemonstrasi Beri pujian atas jawaban
kan latihan yang yang benar.
diajarkan
sebelumnya.
2. Melatih Klien Anjurkan klien untuk
kegiatan dapa melaksanakan kegiatan
kedua (atau t melakukan selanjutnya yang sudah
selanjutnya) kegiatan direncanakan.
yang dipilih selanjutnya Pantau kegiatan yang
sesuai sesuai jadwal dilaksanakan klien.
kemampuan. yang dibuat. Beri pujian atas usaha
yang dilakukan klien.
Diskusikan kemungkinan
pelaksanakan kegiatan
setelah pulang.
3. Klien Motivasi klien untuk
Membimbin mau memasukan kegiatan
g klien memasukan yang telah dilakukan ke
memasukan kegiatan dalam jadwal harian.
dalam yang Beri reinforcement positif
jadwal telah dilakukan pada klien setelah
kegiatan ke dalam jadwal memasukan kegiatan
harian harian. yang
telah dilakukan ke dalam
jadwal harian.

26
Sp1k
Mendiskusik 1. Keluarga dapat: Bina hubungan
an Menjelaska saling percaya dengan
masalah n keluarga.
yang perasaanny Salam perkenalan.
dirasakan a. Jelaskan tujuan.
keluarga Menjelaskan Buat kontrak.
dalam cara Eksplorasi
merawat merawa perasaan keluarga
klien dengan t klien klien.
harga harga Motivasi keluarga klien
diri rendah. diri rendah. untuk menyetujui dan
Menjelas Mendemonstr mengikuti kontrak.
kan a sikan Diskusikan
pengertian car dengan anggota
harga diri a perawatan keluarga tentang:
harga diri - Harga diri rendah.
rendah.

27
rendah., Berpartisipasi Penyebab harga diri
tanda dalam rendah.
da perawatan Akibat yang akan
n klien terjadi jika harga diri
gejala harg rendah tidak di
sert a diri rendah. tangani.
a proses Keluarga Cara keluarga
kejadian nya. mengerti menghadapi harga diri
3. Menjelas da rendah.
kan cara n Dorong anggota keluarga
merawat menyebutkan untuk mengikuti cara
klien harga kembali merawat klien harga diri
diri rendah. pengertian, rendah.
tanda Beri reinforcement
da positif pada keluarga.
n
gejala,
da
n proses
terjadinya
harga diri
rendah.
Sp2k
Melatih Keluarga Diskusikan
keluarga mampu bersama keluarga
mempraktik mempraktikan dalam
kan cara mempraktikan
cara merawat klien car
merawat harga diri a merawat klien harga diri
klien rendah. rendah.
harga diri Keluarga Motivasi keluarga untuk
rendah. mampu mempraktikan
Melatih melakukan cara merawat klien harga
keluarga cara merawat diri rendah.
melakukan langsung klien Beri reinforcement positif
cara harga diri pada keluarga untuk
merawat rendah. respon baik dari anggota
langsung keluarga.
pada klien
harga diri
rendah.

28
Sp3k
Membantu Keluarg Diskusikan
keluarga a bersama keluarga dalam
membuat mampu membuat jadwal aktivitas
jadwal membu di rumah.
aktivitas di at Motivasi keluarga untuk
rumah jadwal aktivitas membuat dan memenuhi
termasuk di jadwal aktivitas yang
minum ruma dibuat.
obat. h termasuk Beri reinforcement positif.
(discharge minum Motivasi keluarga untuk
planning. obat menerima klien.
Menjelas secara mandiri. Diskusikan follow up untuk
kan follow Keluarga keluarga.
mematuhi
jadwal
yang
telah
dibua
t untuk

29
up klien kesembuhan
sebelum klien.
pulang. 3. Keluarga
mengerti/
memahami
follow up yang
telah diarahkan
pada klien.

30
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Resiko Pasien Keluarga


Perilaku
Kekerasan SP Ip SP I k
Mengidentifikasi Mendiskusikan
penyebab perilaku masalah yang dirasakan
kekerasan keluarga dalam merawat
Mengidentifikasi tanda dan pasien
gejala perilaku kekerasan Menjelaskan
Mengidentifikasi pengertian perilaku
perilaku kekerasan yang kekerasan, tanda dan gejala,
dilakukan serta proses terjadinya
Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
perilaku kekerasan Menjelaskan
Mengajarkan cara cara merawat pasien
mengontrol perilaku dengan Perilaku
kekerasan Kekerasan
Melatih klien cara mengontrol
perilaku kekerasan fisik I SP II k
(nafas dalam) Melatih keluarga
Membimbing pasien mempraktikkan cara
memasukan dalam jadwal merawat pasien dengan
kegiatan harian perilaku kekerasan
Melatih keluarga melakukan
SP IIp cara merawat langsung
Memvalidasi masalah dan kepada pasien Perilaku
latihan sebelumnya. Kekerasan
Melatih pasien cara mengontrol
perilaku kekerasan fisik II SP III k
(memukul bantal / kasur / Membantu keluarga
konversi energi) membuat jadwal aktivitas di
Membimbing pasien rumah termasuk minum
memasukan dalam jadwal obat ( )
kegiatan harian. Menjelaskan
pasien setelah pulang
SP IIIp
Memvalidasi masalah dan
latihan sebelumnya.
Melatih pasien cara
mengontrol Perilaku Kekerasan
secara verbal (meminta,
menolak dan mengungkapkan
marah secara baik)
Membimbing pasien
memasukan dalam jadwal
kegiatan harian.

31
SP Ivp
Memvalidasi masalah dan
latihan sebelumnya
Melatih pasien cara mengontrol

32
Perilaku Kekerasan secara
spiritual (berdoa, berwudhu,
sholat)
3. Membimbing pasien memasukan
dalam jadwal kegiatan harian

SP Vp
Memvalidasi masalah dan
latihan sebelumnya
Menjelaskan cara
mengontrol perilaku
kekerasan dengan meminum
obat (prinsip 5 benar minum
obat)
Membimbing pasien
memasukan dalam jadwal
kegiatan harian
Harga Pasien Keluarga
Diri
Rendah SP Ip SP I k
Mengidentifikasi kemampuan Mendiskusikan masalah
dan aspek positif yang dimiliki yang dirasakan keluarga
klien dalam merawat klien
Membantu klien menilai Menjelaskan pengertian,
kemampuan klien yang tanda dan gejala harga diri
amsih dapat digunakan rendah yang dialami klien
Membantu klien memilih beserta proses terjadinya
kegiatan yang akan dilatih Menjelaskan cara –
sesuai dengan kemampuan cara merawat pasien
klien harga diri rendah
Membimbing klien
memasukan dalam jadwal SP II k
kegiatan harian. Melatih keluarga
mempraktikkan cara
SP IIp merawat klien dengan harga
Memvalidasi masalah dan diri rendah
latihan sebelumnya Melatih keluarga melakukan
Melatih kegiatan kedua (atau cara merawat langsung
selanjutnya) yang dipilih kepada klien harga diri
sesuai kemampuan rendah
Membimbing klien
memasukan dalam jadwal SP III k
kegiatan harian Membantu keluarga
membuat jadwal aktifitas di
rumah termasuk minum
obat ( )
Menjelaskan
setelah pulang

33
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perilaku kekerasan atau tindak kekerasan merupakan ungkapan perasaan


marah dan bermusuhan sebagai respon terhadap kecemasan/kebutuhan yang tidak
terpenuhi yang mengakibatkan hilangnya kontrol diri dimana individu bisa
berperilaku menyerang atau melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan
diri sendiri, orang lain dan lingkungan

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas saran yang dapat kami buat yaitu untuk lebih
memperdalam lagi tentang asuhan keperawatan dengan resiko perilaku kekerasan
dan perilaku kekerasan karena dalam makalah kami tentunya masih banyak
kekurangannya.

34
DAFTAR PUSTAKA

Budi Anna Kelliat, 2005, , Jakarta. EGC


Keliat, B.A. (1999). .Jakarta : FKUI
Keliat, B.A. (1999). . Jakarta :EGC
Maramis, WF.1998, , (Terjemahan ).Penerbit Buku
Kedokteran,EGC, Jakarta
Stuart GW, Sunden . 1998 . . Jakarta EGC

35

Anda mungkin juga menyukai