Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TERAPI INDIVIDUAL

Dosen Pengampu : Titi Alfiani, Ns., M.Kep

Disusun Oleh :

1. Afrida Nurin Nisrina (20.03.0042)

2. Aziz Wahyu N (20.03.0040)

3. Dina Lea Kaspiani (20.03.0018)

4. Pri Maolinda (20.03.0003)

5. Sherlia Arasya Putri (20.03.0055)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SERULINGMAS CILACAP

PRODI DIII KEPERAWATAN TINGKAT II

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat,kita taufiknya,serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah ‘’Terapi
Individual’’ dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu
berpegang teguh pada sunnahnya. Penyusunan makalah ini tentunya hambatan
selalu mengiringi namun atas bantuan,dorongan dan bimbingan dari orang tua,
dosen pembimbing ibu Titi Alfiani, Ns., M.Kep dan teman-teman yang tidak bisa
kami sebutkan satu per satu, tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih .

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
mungkin masih terdapat banyak kesalahan, baik dari segi materi maupun teknik
penulisan dan penyusunan, Untuk itu masukan, saran, serta kritik sangat
diharapkan guna kesempurnaan makalah ini.

Cilacap, 25 Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................2
C. Tujuan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Perngertian Terapi Individual ......................................................3
B. Kegiatan Terapi Individual............................................................4
C. Tahapan Terapi Individual............................................................4
D. Dialog Terapi Individual...............................................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terapi individu merupakan salah satu bentuk terapi yang


dilakukan secara individu oleh perawat kepada klien secara tatap muka
perawat–klien dengan cara yang terstruktur dan durasi waktu tertentu
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Videbeck (2008),
klien gangguan jiwa dengan masalah defisit perawatan diri didorong dan
diarahkan untuk menjadi lebih mandiri sesegera mungkin dengan
berbagai pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan kemandirian
klien. Pendekatan terapi individu yang sering digunakan adalah
pendekatan strategi pelaksanaan komunikasi

Terapi individual adalah penanganan klien dengan pendekatan


hubungan individual antara seorang terapis dengan seorang klien. Suatu
hubungan yang terstruktur yang terjalin antara perawat dan klien untuk
mengubah perilaku klien. Hubungan yang dijalin adalah hubungan yang
disengaja dengan tujuan terapi, dilakukan dengan tahapan sistematis
(terstruktur) sehingga melalui hubungan ini terjadi perubahan tingkah
laku klien sesuai dengan tujuan yang ditetapkan di awal hubungan.

Hubungan terstruktur dalam terapi individual bertujuan agar klien


mampu menyelesaikan konflik yang dialaminya. Selain itu klien juga
diharapkan mampu meredakan penderitaan (distress) emosional, serta
mengembangkan cara yang sesuai dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.

Terapi ini dikembangkan oleh Sigmund Freud, untuk membantu


orang-orang yang menderita akibat gangguan psikologis. Terapi
psikoanalisis membantu individu untuk memperoleh insight mengenai,
dan mengatasi konflik bawah sadar yang dipercaya merupakan akar dari
perilaku abnormal. Dengan mengatasi konflik-konflik ini, ego
dibeaskan dari kebutuhan untuk mempertahankan perilaku defensif,
seperti fobia, perilaku obsesif-kompulsif, keluhan histeria dan sejenisnya
yang menghambat pengenalan tentang gangguan dari dalam.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Terapi Modalitas Individual?

2. Bagaimana menggunakan konsep Individual?

3. Apa jenis terapi Individual yang dapat digunakan?

4. Bagaimana menggunakan terapi tersebut yang melibatkan individual


dalam mengatasi masalah klien dengan risiko gangguan jiwa?

C. Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian terapi modalitas


individual.

2. Mahasiswa mampu menggunakan konsep individual.

3. Mahasiswa mampu memahami jenis terapi individual yang dapat


digunakan.

4. Mahasiswa menggunakan terapi tersebut yang melibatkan individual


dalam mengatasi masalah klien dengan resiko dan gangguan jiwa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Terapi Individual

Terapi individual merupakan penanganan seseorang dengan


macam macam gangguan jiwa melalui pendekatan hubungan individual
antara terapis dengan klien tersebut. Hubungan yang dijalin adalah
hubungan yang disengaja dengan tujuan terapi, dilakukan dengan
tahapan sistematis sehingga melalui hubungan ini terjadi perubahan
tingkah laku klien sesuai dengan tujuan yang ditetapkan diawal
hubungan .

Hubungan terstruktur ini memiliki tujuan agar klien bias


menyelesaikan masalah yang sedang dialami dan juga bias meredakan
penderitaan atau distress emosional sekaligus mengembangkan cara yang
tepat untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Terapi individu merupakan salah satu bentuk terapi yang


dilakukan secara individu oleh perawat kepada pasien secara tatap muka
perawat–pasien dengan cara yang terstruktur dan durasi waktu tertentu
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Akemat, 2004).

Pendekatan terapi individu yang sering digunakan adalah


pendekatan strategi pelaksanaan komunikasi diantaranya membina
hubungan saling percaya perawat–pasien, membantu mengenal
halusinasi, dilakukan dengan berdiskusi tentang isi halusinasi (apa yang
didengar, dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi dan situasi
penyebab halusinasi serta respons pasien saat itu, melatih mengontrol
halusinasi menggunakan cara menghardik halusinasi, bercakap–cakap
dengan orang lain dan melakukan aktivitas terjadwal, mendapat
dukungan dari keluarga, menggunakan obat, kemampuan yang dilihat
yaitu menjelaskan kembali pentingnya penggunaan obat pada gangguan
jiwa, menjelaskan kembali akibat bila obat tidak digunakan sesuai
program, menjelaskan kembali akibat bila putus obat, menjelaskan
kembali cara mendapatkan obat/berobat dan mampu menjelaskan

3
kembali cara menggunakan obat dengan prinsip 5 (lima) benar (Keliat,
2006). Selain itu, dalam pendekatan strategi pelaksanaan komunikasi ini
lebih menekankan kepada teknik menggali perasaan secara dalam dan
komprehensif, diantaranya teknik katarsis, teknik sugesti, teknik
reassurance, teknik humor, teknik empati, teknik klarifikasi, dan teknik
genuineness (Stuart, 2009).

Aspek yang terpenting tindakan keperawatan ini adalah


menjadikan individu mampu menilai dirinya sendiri tanpa merusak
suasana psikologisnya, melepaskan pikiran yang membebani serta
memahami pikiran dan perilaku salahnya (Videbeck, 2008).

B. Kegiatan Terapi Individu

Terdapat beberapa kegiatan yang termasuk terapi individu dalam


keperawatan jiwa adalah sbb :

1. Memberikan bimbingan social kepada orang yang menderita penyakit


parah ( terminal ilnes ), dan setres

2. Membantu para pegawai yang menghadapi keputusan hubungan kerja


atau PHK dalam memperoleh pelatihan dan pekerjaan baru

3. Memberikan bimbingan social kepada pasangan muda yang baru


menikah atau pelatihan parenting skill kepada pasangan yang baru
memiliki anak.

C. Tahap – Tahap Terapi Individu

Terdapat beberapa tahapan yang digunakan dalam terapi individual ini


meliputi tiga tahapan yakni tahapan orientasi, tahapan kerja, dan juga
tahapan terminasi.

A. Tahapan Orientasi

Tahapan orientasi dilaksanakan ketika perawat memulai interaksi


dengan klien. Tahap orientasi merupakan jenis terapi dalam psikologi
yang dilakukan saat perawat memulai interaksi dengan klien untuk
membina hubungan saling percaya. Setelah klien mempercayai
perawat, tahapan selanjutnya dalah klien Bersama perawat
mendiskusikan apa yang menjadi latar belakang munculnya masalah

4
pada klien, apa konflik yang terjadi, juga penderitaan yang klien
hadapi. Tahapan orientasi diakhiri dengan keseakatan antara perawat
dan klien untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai dalam
hubungan perawat-klien dan bagaimana kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut. (Nasir & Muhith,
2011)

B. Tahapan Kerja

Tahapan kerja dilakukan saat klien mulai bias mengeksplorasi diri


dan mengungkapkan apa saja yang sedang ia alami. Tugas perawat
nantinya tidak hanya untuk memperhatikan namun konteks cerita
namun juga memperhatikan perasaan klien saat bercerita. (Nasir &
Muhith, 2011)

C. Tahapan Terminasi

Tahapan terminasi dilakukan ketika terjalin hubungan terapeutik


yang sudah mereda dan terkendali yakni klien sudah merasa lebih
baik, memperlihatkan peningkatan fungsi diri, social dan pekerjaan
serta yang terpenting adalah mencapai tujuan dari terapi. (Nasir &
Muhith, 2011)

D. Dialog Terapi Individual

Disebuah ruang soka rsj Surakarta terdapat pasien gangguan jiwa


bernama tuan T, masuk ke rumah sakit jiwa karena di rumah suka
melamun, menyendiri, terlihat sedih apabila di ajak berbicara
menjawab”segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya’’.Dan pernah
mencoba menyayat-nyayat tangannya sediri hingga terluka.Keluarga
berusaha menyingkirkan benda-benda tajam seperti pisau,gunting
disekitar pasien dan selalu memantau pasien hingga memawanya ke
rumah sakit jiwa.

P: perawat

K: klien

5
Percakapan :

1. Fase Perkenalan

a). Salam terapeutik

P:’’Selamat pagi, Bapak!’’

K:’’Ya mbak’’ sambil menoleh menghindar ke klien

b). Perkenalan diri perawat dan klien

Perawat: ’’Perkenalkan, nama saya Perawat Elfina Tri Tasya.


Bapak bisa panggil saya Elfina.Kalau boleh tahu nama bapak
siapa?’’

K:’’heksa’’

P:’’Oh,dengan Bapak heksa. Bapak senang di panggil apa?’’

K:’’terserah’’

P:’’Baiklah, saya panggil mas saja boleh ya?’’

K:’’hm’’

c). Menyepakati pertemuan

P:’’Oke. Baiklah mas, bagai mana kalau kita ngobrol-ngobrol


sedikit ,ya sekitar…menit,bagai mana?’’

K:’’hm’’

P:’’Mas heksa ingin mengobrol dimana?’’

K:’’di sini aja’’

d). Melengkapi identitas

P:’’Baiklah mas heksa, kami adalah mahasiswa Polteks


Keperawatan Benkulu yang bertugas diruangan ini. Kami perawat
yang akan membantu merawat mas. Hari ini sampai 2 hari yang
akan datang, saya dan teman ini berjaga di shif pagi mulai dari jam
07.00 sampai jam 14.00 WIB nanti.’’

K:’’hm’’

6
e). Menjelaskan peran perawat dank lien

P:’’Disini saya berperan merawat mas heksa untuk memberikan


solusi agar masalah yang dialami mas heksa bisa terselesaikan.
Supaya beban masalah yang di alami mas heksa bisa hilang.’’

K:’’kamu siapa?berani-berani nya kamu ikut campur masalah


saya?’’

P:’’bukan seperti itu maksud kami, mas heksa. Kami hanya


menyelesaikan tugas kami dalam membantu meringankan beban
pasien termasuk mas heksa ini’’

K:’’Bukan urusan kamu’’

f). Menjelaskan tanggung jawab perawat dan klien

P:’’Apakah mas heksa tidak ingin keluar dari tempat ini dan
dapat melakukan aktifitas seperti biasanya?’’

K:’’iya, pengen’’

P:’’Oleh sebab itu, semua tindakan yang kami lakukan menjadi


tanggung jawab kami. Dan kami harapkan bapak juga
bertanggung jawab untuk sembuh, supaya mas heksa dapat
melakukan aktifitas seperti biasanya minimal mas heksa bisa
mereedam rasa emosinya’’

K:’’hm’’

g). Harapan perawat dan klien

P: ‘‘mas heksa, disini saya perlu tekankan bahwa apa yang


menjadi harapan mas heksa juga akan menjadi harapan kami.
Karena itu, semu hal yang menjadi keluhan mas heksa,bisa mas
heksa sampaikan kepada kami.’’

K ‘‘hm’’

h). Kerahasiaan

P:’’ Mas tak perlu kuatir ataupun cemas. Kalau mas tidak
keberatan, mas bisa sharing dengan kami tentang segala

7
permasalahan-permasalahan ataupun keluhan-keluhan yang
sedang bapak alami. Insya allah, kita bersama-sama menarikan
jalan keluarnya da saya tidak akan memberitahukannya pada
orang yang tidak berhak untuk tahu akan hal itu.’’

K: “Beneran?”

P: “ betul mas kami akan menjaga rahasia mas.

i). Tujuan Hubungan

P: ‘‘Semua tindakan tentu perlu adanya kerja sama yang baik


antara kita. Tujuannya supaya tindakan yang kami lakukan dapat
semaksimal mungkin dan memberikan hasil terbaikuntuk kami
dan terutama mas heksa. Bagaimana, mas?’’

K: “ya”

J) Pengkajian keluhan utama

P; “Kalau boleh tahu, ada keluhan apa mas saat ini atau apa yang
mas heksa rasakan saat ini?"

K: "saya ingin cepat mati saja mbak, saya capek hidup tidak ada
gunanya"

P: "memangnya yang membuat mas capek hidup dan ingin mati


apa mas?"

K: "ya pokoknya saya ingin kerja lagi dan punya uang"

P: "lho, memangnya apa yang terjadi dengan pekerjaan mas


heksa?"

K: "hilang, di telan bumi"

P: "apa mas heksa memberhentikan diri dari pekerjaan mas


heksa?"

K: "dipecat"

P: "Berarti dulu mas bekerja?"

K: "Ya,saya di pkh, dan saya tidak bisa membayar hutang dan


memberi adik saya uang"

8
P: "Oh saya mengerti. Begini mas. Umur, rejeki,dan jodoh itu
Tuhan yang mengatur. Apa mas percaya akan hal itu?"

K: "hm"

P: "Nah..bagus kalo mas heksa paham, berarti mas heksa tidak


perlu merasa capek hidup, atau mas heksa minum minuman
beracun atau berusaha menyayat nyata tangan mas heksa.. karena
itu tidak menyelesaikan mas heksa, kan nanti badan mas heksa
sendiri yang sakit. Iya tidak?"

K: "mmmmmmm... Iya juga sih"

P: " mas heksa sayang tidak sama keluarga di rumah ibuk dan
adiknya?"

K: "sayang lah.."

P: "nah..kalo mas heksa sayang, mas heksa tidak boleh untuk


bunuh diri, mas heksa harus semangat terus.. minta dan berserah
diri pada Tuhan, dan mas heksa harus yakin dan berusaha untuk
mendapatkan pekerjaan setelah keluar dari sini dan bisa
manyahur hutang ya mas?"

K: " iya mbak, saya ingin menyahur hutang tapi tidak punya
uang"

P: "nah, makanya mas heksa harus sembuh dulu.. Kalau boleh tau
mas heksa hobinya apa?"

K: "makan kerupuk,sepak bola,balap karung"

P: "oooh iya iya...nah boleh itu mas dijadikan sampingan, kalau


mas heksa sudah merasa lelah atau stresss mas heksa bisa main
bola..atau mengobrol sama teman teman."

K: "gitu?"

P: "iya, supaya fikiran mas heksa bisa rileks dan tenang"

K: " ya"

9
Kontrak yang akan datang

P: " Baiklah mas heksa, karena sudah...menit, kami pamit. Besok


kita bisa mengobrol lagi, kita sharing lgi, gimana?"

K: " hm"

Waktu

P: "mas mau sharingnya ini jam berapa?"

K: "terserah"

P: "baiklah mas heksa, besok kami akan ke sini lagi dan kami di
jam yang sama yaitu jam 09:30 WIB ya?"

K: "ya"bisa

Tempat

P: "Baik, Bapak mau kita sharing dimana?"

K: " sini"

P: " baiklah, besok kita sharingnya disini "

Validasi kontrak P: " Baiklah kalau begitu, terimakasih atas


waktunya mas heksa. Kami permisi dulu. Kami akan kembali
lagi besok di jam yang sama yaitu jam 09:30 WIB dan di tempat
ini ya."

K: " hm"

2. Fase Orientasi

a). Salam terapeutik

P: " selamat pagi, mas heksa!"

K: "pagi"

b). Validasi data

P: " bagai mana perasaan mas heksa sejak kemarin setelah kita
bertemu?"

10
K: " fine"

P: "apakah perasaan mas heksa lebih tenang?"

K: "iya, lumayan lah"

c). Meningkatkan kontrak topik

P: "bagaimana mas, apakah masih ingat dengan kegiatan yang kita


rencanakan kemarin?"

K: "ingat"

Waktu

P: "apakah mas heksa masih ingat pukul berapa kegiatan yang kita
rencanakan dimulai?"

K: "09.30"

Tempat

P: "dan dimana kita akan melakukannya mas, mas heksa masih


ingat?"

K: "disini"

P: " wahh, tampaknya mas heksa bersemangat sekali"

K: " iya dongss"

3. Fase kerja

P: "Alhamdulillah...mas heksa sudah sarapan?"

K:"sudah"

P:"gimana rasanya enak?"

K:"enak"

P:"gimana dengan keluarga dirumah?"

K:"baik,tadi sudah kesini"

P:"terus tadi ngapain aja?"

K:"ya ngobrol,terus main, jalan-jalan di taman belakang

P:"berarti sudah baikan dong?"

11
K:"iya sih sus,,,tapi saya masih kepikiran sama tanggung jawab
saya pada keluarga,nanti gimana masa depan keluarga saya,kalau
saya tidak bekerja,saya makan apa sus?"

P:"ohhh.. begitu,begini saja mas heksa jangan pesimis dulu Allah


itu sudah mengatur rejeki kita, sekarang tinggal mas heksa untuk
berusaha dan berdoa kepada Tuhan.seingat saya kemarin mas
heksa bilang kalau salah satu hobi mas heksa main Computer ya?"

K:"iya kenapa emang?"

P:"nah itu bisa dijadikan ladang pekerjaan mas heksa"

K:"gimana caranya?"

P:"kan sekarang banyak bisnis online,coba mas heksa ikutan.kalau


jual baju, peralatan bola atau mungkin mas heksa punya ide yang
lain boleh dicoba"

K:"mmmmm iya ya,, kenapa nggak kepikiran dari dulu ya?"

P:"iya mas,,,apa masih ada yang dipendam?"kalau masih ada kita


bisa sharing"

K:"nggak ada sus,,ya itu tadi aja yang bikin saya mikir dan tidak
tenang sehingga saya ingin bunuh diri"

P:"sebaiknya kali punya jangan dipendam masalah,di sharing ke


keluarga, sahabat atau teman mas. Nanti kalau bunuh diri kasian
keluarganya,nanti keluarga mas heksa malah terlantar"

K:"emmmm,,,iya sus sekarang saya menyesal atas perbuatan saya


sebelumnya"

P:"nah gitu dong,, sekarang mas heksa harus berpikiran bahwa


tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan"

4. Fase Terminasi

Salam terapeutik

P:"baiklah mas heksa, karena mas heksa sudah bisa sharing ke


kami dan masalah mas heksa sudah terselesaikan kami permisi

12
dulu, terimakasih atas kerjasamanya, dan kalau mas heksa perlu
bantuan mas heksa bisa panggil saya diruang perawat. Dan saya
doakan supaya cepat pulang dan beraktivitas"

K:"iya sus terimakasih juga atas masukan dan solusinya"

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa.


Terapi ini di berikan dalam upaya mengubah perilaku pasien dari
perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif. Terapi modalitas
mendasarkan potensi yang dimiliki pasien (modal-modality) sebagai titik
tolak terapi atau penyembuhannya. Tapi terapi ini bisa dipakai untuk
terapi keperawatan keluarga.

Terapi individual adalah penanganan klien gangguan jiwa dengan


pendekatan hubungan individual antara seorang terapis dengan seorang
klien. Suatu hubungan yang terstruktur yang terjalin antara perawat dan
klien untuk mengubah perilaku klien. Hubungan yang dijalin adalah
hubungan yang disengaja dengan tujuan terapi, dilakukan dengan
tahapan sistematis (terstruktur) sehingga melalui hubungan ini terjadi
perubahan tingkah laku klien sesuai dengan tujuan yang ditetapkan di
awal hubungan.

Hubungan terstruktur dalam terapi individual bertujuan agar klien


mampu menyelesaikan konflik yang dialaminya. Selain itu klien juga
diharapkan mampu meredakan penderitaan (distress) emosional, serta
mengembangkan cara yang sesuai dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.

B. Saran
Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian
tentang pengaruh terapi individu generalis dengan pendekatan strategi
pelaksanaan komunikasi pada pasien halusinasi terhadap kemampuan
pasien dalam mengontrol halusinasinya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Nevid.jeffery s.dkk.2005.Psikologi Abnormal.Jakarta:Erlangga


I.M.Ingram.dkk.1993.Catatan kuliah PSIKIATRI.Jakarta:buku
kedokteran EGC http://taufikners.blogspot.com/
Leksikon. (2004). Terapi individu terhadap frekuensi halusinasi Diakses
melalui http://www.google.com.
Elyani. (2011). Penelitian yang terkait dengan pengaruh terapi individu
terhadap frekuesi halusinasi. diakses melalui
http://www.google.com

15

Anda mungkin juga menyukai