Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

HCN (perawatan luka kronis)

KELOMPOK 2 :

1. Rita amalia zafiri P07220121037


2. Asri P072201210
3. Novriza fitriana P072201210
4. Nazkya monalisa P072201210
5. Muhammad dhula nur qolbi P072201210

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN SAMARINDA


POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran tuhan yang maha esa atas
segala rahmat dan pelindungan-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah “home care nursing” dengan judul
“perawatan luka kronis” Makalah ini kami buat dengan sepenuh hati dengan
bantuan dari pihak lain dalam menghadapi berbagai kesulitan dalam proses
penyelesaian makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan kami pada khususnya, kami menyadari bahwa masih sangat banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun sebagai perbaikan
makalah ke arah yang baik dan benar. Akhir kata kami mengucapkan terima
kasih.

agustus 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

SAMPUL........................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................2
1.1. Latar Belakang...............................................................................2
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3. Tujuan ............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2
2.1 Perawatan luka kronis.......................................................................
2.2 Perawatan pasien DM........................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................


DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Komunikasi dalam keperawatan disebut juga dengan komunikasi terapeutik, yang merupakan
komunikasi yang dilakukan perawat pada saat melakukan intervensi keperawatan sehingga
memberikan terapi untuk proses penyembuhan pasien dan membantu pasien mengatasi
masalah yang dihadapinya melalui komunikasi. Melalui komunikasi terapeutik diharapkan
perawat dapat menghadapi, mempersepsikan, dan menghargai keunikan pasien (Nurhasanah,
2009). Dalam melaksanakan komunikasi terapeutik perawat mempunyai empat fase
komunikasi, yang yaitu fase preinteraksi, orientasi atau perkenalan, kerja dan terminasi.
Adapun tugas- tugas yang harus diselesaikan pada tiap fase adalah sebagai berikut :
a) Fase Pre interaksi
Merupakan fase persiapan sebelum terjadi kontak pertama antara perawat dan pasien. Pada
fase ini perawat harus mengeksplorasi diri terhadap perasaan – perasaan diri seperti ansietas,
ketakutan dan keraguan. Tugas perawat dalam fase ini adalah mengumpulkan informasi
tentang pasien dan mengeksplorasikan perasaan diri
b) Fase Orientasi
Pada fase orientasi, perawat dan pasien pertama kali bertemu. Pada fase ini, penting bagi
perawat untuk memperkenalkan dirinya dengan menggunakan nama, baik secara lisan
maupun tulisan. Tugas perawat dalam tahapan ini adalah mengeksplorasi perasaan,
mendefinisikan harapan dan mengidentifikasi kecemasan, mengalisis kekuatan dan
kelemahan diri, mengumpulakan data tentang pasien, serta merencanakan pertemuan
c) FaseKerja
Tugas perawat pada fase ini adalah memenuhi kebutuhan atau mengembangkan pola – pola
adaptif pasien serta melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan pada tahap
preinteraksi. Tahapkerja adalah inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik, karena
didalamnya perawat dituntut membantu dan mendukung pasien untuk menyampaikan
perasaan dan pikirannya dan kemudian menganalisa respons atau pesan komunikasi verbal
dan non verbal yang disampaikan oleh pasien.
d) FaseTerminasi
Merupakan tahap perpisahan dimana perawat akan mengakhiri interaksinya dengan pasien,
tahap ini bersifat sementara maupun menetap. Terminasi adalah satu tahap yang sulit tapi
sangat penting dari hubungan terapeutik karena rasa percaya dan hubungan intim antara
perawat dan pasien telah berlangsung optimal. Fase ini untuk merubah perasaan dan
mengevaluasi kemajuan pasien.
Perilaku Kekerasan, ancaman atau kebutuhan yang tidak terpenuhi mengakibatkan seseorang
stress berat membuat orang marah bahkan kehilangan kontrol kesadaran diri, misalnya:
memaki-maki orang di sekitarnya, membanting–banting barang, menciderai diri sendiri dan
orang lain, bahkan membakar rumah, mobil dan sepeda montor. Umumnya klien dengan
perilaku kekerasan dibawa dengan paksa ke rumah sakit jiwa. Sering tampak klien diikat
secara tidak manusiawi disertai bentakan dan “pengawalan” oleh sejumlah anggota keluarga
bahkan polisi. Perilaku kekerasan seperti memukul anggota keluarga/ orang lain, merusak alat
2
rumah tangga dan marah-marah merupakan alasan utama yang paling banyak dikemukakan
oleh keluarga.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud BHSP?
2. Bagaimana komunikasi pada pasien resiko perilaku kekerasan?
3. Bagaimana komunikasi pada pasien deficit perawatan diri?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dari BHSP
2. Untuk mengetahui cara komunikasi pada pasien resiko perilaku kekerasan
3. Untuk mengetahui cara komunikasi pada pasien deficit perawatan diri

3
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. Konsep BHSP


Komunikasi BHSP adalah komunikasi untuk bina hubungan saling percaya antara perawat
dan klien. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto,1994). Teknik
komunikasi terapeutik merupakan cara untuk membina hubungan yang terapeutik dimana
terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran dengan maksud untuk
mempengaruhi orang lain (Stuart & sundeen,1995). Berkomunikasi dengan penderita
gangguan jiwa membutuhkan sebuah teknik khusus, ada beberapa hal yang membedakan
berkomunikasi antara orang gangguan jiwa dengan gangguan akibat penyakit fisik.
Perbedaannya adalah:
1. Penderita gangguan jiwa cenderung mengalami gangguan konsep diri, penderita
gangguan penyakit fisik masih memiliki konsep diri yang wajar (kecuali pasien dengan
perubahan fisik, ex : pasien dengan penyakit kulit, pasien amputasi, pasien pentakit terminal
dll).
2. Penderita gangguan jiwa cenderung asyik dengan dirinya sendiri sedangkan
penderita penyakit fisik membutuhkan support dari orang lain.
3. Penderita gangguan jiwa cenderung sehat secara fisik, penderita penyakit fisik bisa
saja jiwanya sehat tetapi bisa juga ikut terganggu.
Komunikasi dengan penderita gangguan jiwa membutuhkan sebuah dasar pengetahuan
tentang ilmu komunikasi yang benar, ide yang mereka lontarkan terkadang melompat, fokus
terhadap topik bisa saja rendah, kemampuan menciptakan dan mengolah kata – kata bisa
saja kacau balau. Ada beberapa trik ketika harus berkomunikasi dengan penderita gangguan
jiwa :

1. Pada pasien halusinasi maka perbanyak aktivitas komunikasi, baik meminta klien
berkomunikasi dengan klien lain maupun dengan perawat, pasien halusinasi terkadang
menikmati dunianya dan harus sering harus dialihkan dengan aktivitas fisik.
2. Pada pasien harga diri rendah harus banyak diberikan reinforcement

4
3. Pada pasien menarik diri sering libatkan dalam aktivitas atau kegiatan yang
bersama – sama, ajari dan contohkan cara berkenalan dan berbincang dengan klien lain, beri
penjelasan manfaat berhubungan dengan orang lain dan akibatnya jika dia tidak mau
berhubungan dll.
4. Pasien perilaku kekerasan, khusus pada pasien perilaku kekerasan maka harus
direduksi atau ditenangkan dengan obat – obatan sebelum kita support dengan terapi – terapi
lain, jika pasien masih mudah mengamuk maka perawat dan pasien lain
bisa menjadi korban.

A. Strategi pelaksanaan dengan masalah perilaku kekerasan


Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Tujuan
1. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab kekerasan
2. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
3. Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukakan
4. Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya
5. Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasan
6. Pasien dapat mencegah / mengontrol perilaku kekerasannya secara
fisik,spiritual, social dan dengan terapi psikofarmaka.

2. Tindakan
1. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang
harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah.
 Mengucapkan salam terapeutik
 Berjabat tangan
 Menjelaskan tujuan interaksi
 Membuat kontrak topic, waktu, dan tempat setiap kali bertemu
pasien
2. Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu
3. Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan
 Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
 Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis
 Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara social
 Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual
 Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual
4. Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat
marah secara :

5
 Verbal
 Terhadap orang lain
 Terhadap diri sendiri
 Terhadap lingkungan
5. Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
6. Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:
 Fisik : pukul kasur dan bantal, tarik nafas dalam
 Obat
 Social/verbal : menyatakan secara asertif rasa marahnya
 Spiritual : sholat / berdoa sesuai keyakinan pasien
7. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik;
 Latihan nafas dalam dan pukul kasur bantal
 Susun jadwal latihan nafas dalam dan pukul kasur bantal
8. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara social/verbal
 Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal : menolak dengan baik.
Meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
 Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
9. Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual:
 Latih mengontrol marah secara spiritual: sholat, berdoa
 Buat jadwal latihan sholat, berdoa
 Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat:
10. Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat :
 Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima
benar (benar nama pasien, bena obat,benar cara minum obat,
benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai
perjalanan guna obat dan akibat berhenti minum obat
 Susun jadwal minum obat secara teratur
11. Ikut sertakan pasien dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi mengontrol perilaku kekerasan
SP 1 Pasien :

Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda dan
gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta cara
mengontrol secara fisik I

 Orientasi

“selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Nurhakim, saya perawat yang
dinas diruangan 9 ini, nama bapak siapa? Senangnya dipanggil apa?”
6
“bagaimana perasaan bapak saat ini? Masih ada perasaan kesal atau
marah?”

“baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaaan marah


bapak”

“berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10


menit? “

“dimana enaknnya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak?bagaimana


kalau diruang tamu?”

 Kerja

“apa yang menyebabkan bapak marah? Apakah sebelumnya bapak prnah


marah? Terus, penyebab nya apa? Samakah dengan yang sekarang?
Ohiyaa, apakah ad penyebab lain yang membuat bapak marah?”

“pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak stress karena pekerjaan
atau masalah uang (misal penyebab pasien marah), apa yang bapak
rasakan?” (tunggu respons pasien)

“apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar debar,


mata melotot, rahang terhatup rapat dan tangan mengepal?”

”setelah itu apa yang bapak lakukan? Ohiyaa, jadi apak marah marah,
membanting pintu dan memecahkan barang-barang, apakah dengan cara
ini stress bapak hilang? Iya, tentu tidak. Apa kerugian cara yang bapak
lakukan? Betul, istri jadi takut barang-barang pecah. Menurut bapak
adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara
mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”

“Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya


adalahlah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa
marah.”

“ada beberapa cara, begaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”

7
“begini pak, kalau tanda-tanda marah sudah bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu
tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan-lahan melalui
mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus ..
tahan.. dan tiup melalui mulut. Nah lakukan 5 kali, bagus sekali, bapak sudah bisa
melakukan nya. Bagaimana perasaannya?”

“nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-
waktu rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukan “

 Terminasi
”Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?”

”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah .. (sebutkan) dan yang bapak rasakan
(sebutkan) dan yang bapak lakukan(sebutkan) serta akibatnya (sebutkan)

”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa yang
bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan napas dalamnya
ya pak. ‘Sekarang kita buat jadual latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak mau latihan
napas dalam?, jam berapa saja pak?”

”Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak, Selamat pagi”

SP 2 pasien :

Latihan mengontrol perilaku kekerasan fisik ke 2

a. Evaluasi latihan nafas dalam


b. Latihan cara fisik ke 2 : pukul kasur dan bantal
c. Susun jadwal kegiatan harian cara kedua

 Orientasi
“selamat pagi pak, sesuai janji saya tiga jam yang lalu sekarang saya datang lagi”
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan bapak marah?”

SP 3 pasien :

Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara social/verbal :

8
a. Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik
b. Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta dengan
baik,
c. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal

 Orientasi
“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul kasur bantal?, apa
yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”
“Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.”
“Bagus. Nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri; kalau
diingatkan suster baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau diingatkan. Nah kalau tidak
dilakukan tulis T, artinya belum bisa melakukan
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat yang sama?”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?

 KERJA

“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah sudah
dusalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka
kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada

tiga caranya pak:

1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar. Kemarin Bapak bilang penyebab marahnya larena minta
uang sama isteri tidak diberi. Coba Bapat minta uang dengan baik:”Bu, saya perlu uang
untuk membeli rokok.” Nanti bisa dicoba di sini untuk meminta baju, minta obat dan lain-
lain. Coba bapak praktekkan. Bagus pak.”
9
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,
katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba bapak
praktekkan. Bagus pak”
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’. Coba
praktekkan. Bagus”

 Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah
dengan bicara yang baik?”

“Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari”

“Bagus sekal, sekarang mari kita masukkan dalam jadual. Berapa kali sehari

bapak mau latihan bicara yang baik?, bisa kita buat jadwalnya?”

“Coba masukkan dalam jadual latihan sehari-hari, misalnya meminta obat, uang, dll.
Bagus nanti dicoba ya Pak!”

“Bagaimana kalau dua jam lagi kita ketemu lagi?”

“Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu

dengan cara ibadah, bapak setuju? Mau di mana Pak? Di sini lagi? Baik sampai nanti ya”

SP 4:

Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual

a. Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik dan social/verb
b. Latihan sholat/berdoa
c. Buat jadwal sholat/berdoa

 Orientasi
10
“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya datang lagi”
Baik, yang mana yang mau dicoba?”

“Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan?Apa yang dirasakan setelah melakukan
latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya”

“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan
ibadah?”

“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat tadi?” “Berapa


lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?

 Kerja
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa Bapak lakukan! Bagus. Baik, yang mana mau
dicoba?

“Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika
tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu
kemudian sholat”.

“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.”


“Coba Bpk sebutkan sholat 5 waktu? Bagus. Mau coba yang mana?Coba sebutkan caranya
(untuk yang muslim).”

 Terminasi

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga ini?

“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”

“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadual kegiatan bapak. Mau berapa kali bapak
sholat. Baik kita masukkan sholat ....... dan(sesuai kesepakatan pasien)

“Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak merasa
marah”

“Setelah ini coba bapak lakukan jadual sholat sesuai jadual yang telah kita buat tadi”

“Besok kita ketemu lagi ya pak, nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol rasa marah,
yaitu dengan patuh minum obat.. Mau jam berapa pak? Seperti sekarang saja, jam 10 ya?”

“Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa
marah bapak, setuju pak?”

SP 5 :

11
Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat

a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah marah yang sudah dilatih.
b. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien,
benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat)
disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat
c. Susun jadwal minum obat secara teratur

 Orientasi
“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini kita ketemu lagi” “Bagaimana
pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal, bicara yang baik serta
sholat?, apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?. Coba kita lihat cek
kegiatannya”.

“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang benar
untuk mengontrol rasa marah?”

“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat kemarin?”

“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit”

 Kerja

(perawat membawa obat pasien) “Bapak sudah dapat obat dari dokter?”

Berapa macam obat yang Bapak minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa Bapak
minum? Bagus!

“Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya orange namanya CPZ gunanya agar pikiran
tenang, yang putih ini namanya THP agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP
agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang. Semuanya ini harus bapak minum 3 kali
sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”.

“Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk membantu mengatasinya
bapak bisa minum air putih yang tersedia di ruangan”. “Bila terasa mata berkunang-
kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu”

“Nanti di rumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label di kotak obat apakah benar
nama bapak tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus
diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Di sini minta obatnya pada suster
kemudian cek lagi apakah benar obatnya!”

“Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak,
karena dapat terjadi kekambuhan.”

12
“Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadwal ya pak.”

 Terminasi

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat yang
benar?”

“Coba bapak sebutkan lagijenis obat yang Bapak minum! Bagaimana cara minum obat
yang benar?

“Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?. Sekarang kita
tambahkan jadual kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua dengan
teratur ya”.

“Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauhma ana bapak melaksanakan
kegiatan dan sejauhmana dapat mencegah rasa marah. Sampai jumpa”

SP 1 Keluarga:

Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara merawat klien perilaku kekerasan di
rumah

a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien


b. Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab, tanda dan gejala,
perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut)
c. Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada
perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang lain

 ORIENTASI

“Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya A K, saya perawat dari ruang Soka ini, saya
yang akan merawat bapak (pasien). Nama ibu siapa, senangnya dipanggil apa?”

“Bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang masalah yang Ibu hadapi?” “Berapa lama
ibu kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?”

“Di mana enaknya kita berbincang-bincang, Bu? Bagaimana kalau di ruang tamu?”

 Kerja
13
“Bu, apa masalah yang Ibu hadapi/ dalam merawat Bapak? Apa yang Ibu lakukan? Baik
Bu, Saya akan coba jelaskantentang marah Bapak dan hal-hal yang perlu diperhatikan.”

“Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak disalurkan dengan benar akan
membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.

Yang menyebabkan suami ibu marah dan ngamuk adalah kalau dia merasa direndahkan,
keinginan tidak terpenuhi. Kalau Bapak apa penyebabnya Bu?”

“Kalau nanti wajah suami ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah, itu artinya
suami ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan melampiaskannya dengan
membanting-banting perabot rumah tangga atau memukul atau bicara kasar? Kalau apa
perubahan terjadi? Lalu apa yang biasa dia lakukan?””
“Nah bu, ibu sudah lihat khan apa yang saya ajarkan kepada bapak bila tanda-tanda
kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu bapak dengan cara mengingatkan jadual latihan cara
mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu secara fisik, verbal, spiritual dan obat teratur”.
Kalau bapak bisa melakukanya jangan lupa di puji ya bu”

 Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat bapak?”
“Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak”
“Setelah ini coba ibu ingatkan jadual yang telah dibuat untuk bapak ya bu”
“Bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara-cara yang telah kita bicarakan
tadi langsung kepada bapak?”
“Tempatnya disini saja lagi ya bu?”

SP 2 Keluarga :

Melatih keluarga melakukan cara-cara mengontrol Kemarahan

a. Evaluasi pengetahuan keluarga tentang mara


b. Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh
perawat
c. Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapat melakukan
kegiatan tersebut secara tepat
14
d. Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan
gejala-gejala perilaku kekerasan

 ORIENTASI

“Selamat pagi bu, sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu lagi untuk
latihan cara-cara mengontrol rasa marah bapak.”

“Bagaimana Bu? Masih ingat diskusi kita yang lalu? Ada yang mau Ibu tanyakan?”
“Berapa lama ibu mau kita latihan?“Bagaimana kalau kita latihan disini saja?, sebentar
saya panggilkan bapak supaya bisa berlatih bersama”

 KERJA

”Nah pak, coba ceritakan kepada Ibu, latihan yang sudah Bapak lakukan. Bagus sekali.
Coba perlihatkan kepada Ibu jadwal harian Bapak! Bagus!”

”Nanti di rumah ibu bisa membantu bapak latihan mengontrol kemarahan Bapak.”

”Sekarang kita akan coba latihan bersama-sama ya pak?”

”Masih ingat pak, bu kalau tanda-tanda marah sudah bapak rasakan maka yang harus
dilakukan bapak adalah.?”

”Ya.. betul, bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar lalu keluarkan/tiup
perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari
hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali, coba ibu temani dan
bantu bapak menghitung latihan ini sampai 5 kali”.

“Bagus sekali, bapak dan ibu sudah bisa melakukannya dengan baik”. “Cara yang kedua
masih ingat pak, bu?”

“ Ya..benar, kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur dan
bantal”. “Sekarang coba kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi
kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan
tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan sambil didampingi
ibu, berikan bapak semangat ya bu. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”. “Cara yang
ketiga adalah bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga caranya pak, coba praktekkan
langsung kepada ibu cara bicara ini:

1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar, misalnya: ‘Bu, Saya perlu uang untuk beli rokok! Coba
bapak praktekkan. Bagus pak”.
15
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,
katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba bapak
praktekkan. Bagus pak”

3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’. Coba
praktekkan. Bagus”

“Cara berikutnya adalah kalau bapak sedang marah apa yang harus dilakukan?

“Baik sekali, bapak coba langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga
marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian
sholat”.

“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur dengan didampingi ibu untuk meredakan
kemarahan”.

“Cara terakhir adalah minum obat teratur ya pak, bu agar pikiran bapak jadi tenang,
tidurnya juga tenang, tidak ada rasa marah” “Bapak coba jelaskan berapa macam obatnya!
Bagus. Jam berapa minum obat? Bagus. Apa guna obat? Bagus. Apakah boleh mengurangi
atau menghentikan obat? Wah bagus sekali!”

“Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan terapi pengobatan yang bapak dapatkan, ibu
tolong selama di rumah ingatkan bapak untuk meminumnya secara teratur dan jangan
dihentikan tanpa sepengetahuan dokter”

 TERMINASI

“Baiklah bu, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan cara-
cara mengontrol marah langsung kepada bapak?

“Bisa ibu sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marah?”

“Selanjutnya tolong pantau dan motivasi Bapak melaksanakan jadwal latihan yang telah
dibuat selama di rumah nanti. Jangan lupa berikan pujian untuk Bapak bila dapat
melakukan dengan benar ya Bu!”

“ Karena Bapak sebentar lagi sudah mau pulang bagaimana kalau 2 hari lagi Ibu bertemu
saya untuk membicarakan jadwal aktivitas Bapak selama di rumah nanti.”

“Jam 10 seperti hari ini ya Bu. Di ruang ini juga.

16
B. Strategi pelaksanaan dengan masalah deficit perawatan diri

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 :


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
Klien mngatakan malas mandi dan lebih enak tidak ganti baju.
Klien terlihat kotor, rambut tidak disisr, baju agak kotor, bau dan menolak
diajak mandi.
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Keperawatan Diri
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
c. Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.
d. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat.
e. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b. Menjelaskan kebersihan yang baik.
c. Membantu klien mempraktekkan cara kebersihan yang baik.
d. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orentasi.
“ Assalamu’alaikum, selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Khairil Anwar,
saya biaya dipanggil Anwar. Saya perawat yang dinas diruang Madrim ini, saya
dinas diruangan ini selama 3 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 7 sampai
jam 1 siang, jadi selama 3 minggu ini saya yang merawat ibu.
Nama ibu siapa? Dan senang nya dipanggil apa?”
“ Bagaimana perasaan ibu R saat ini?”

17
Apakah ibu sudah mandi?.
Baiklah Bu, bagaimana kalau kita mendiskusikan tentang kebersihan diri?
Berapa lama Bu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?.

2. Fase kerja.
Masalah kebersihan diri
Berapa kali ibu mandi dalam sehari? Menurut ibu apa kegunaan mandi? Apa alasan
ibu sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut ibu apa manfaatnya kalau kita
menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang merawat diri dengan
baik seperti apa? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa
menurut ibu yang bisa muncul? Sekarang apa saja alat untuk menjaga kebersihan
diri, seperti kalau kita mandi, cuci rambut, gosok gigi apa saja yang disiapkan?
Benar sekali, ibu perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sabun sikat gigi, odol,
shampo serta sisir. Wah bagus sekali, ibu bisa menyebutkan dengan benar.
Masalah berdandan
apa yang ibu lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja tina menyisir
rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa tujuan kita sisiran dan bedandan? Jadi
bisakah ibu sebutkan alat yang digunakan untuk berdandan? Betul, bagus sekali
sisir, bedak dan lipstik.
Masalah makan dan minum
Berapa kali ibu makan sehari? Iya bagus ibu makan 3 kali sehari. Kalau minum
sehari berapa gelas bu? Betul, minum 10 gelas perhari. Apa saja yang disiapkan
untuk makan? Dimana ibu makan? Bagaimana cara makan yang baik menurut ibu?
Apa yang dilakukan sebelum makan? Apa pula yang dilakukan setelah makan?
Masalah BAB dan BAK
Berapa kali ibu BAB sehari? Kalau BAK berapa kali? Dimana biasanya ibu
BAB/BAK? Bagaimana membersihkannya?
Kita sudah bicara tentang kebersihan diri, berdandan, berpakaian, makan dan
minum serta BAB dan BAK. sekarang bisakah ibu cerita bagaimana cara
melakuakn mandi, keramas dan gosok gigi. Ya benar

18
pertama ibu bisa siram seluruh tubuh ibu termasuk rambut lalu ambil shampo
gosokkan pada kepala ibu sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.selanjutnya
mabil sabun, gosokkan diseluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai
bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke
bawah. Gosok seluruh gigi ibu mulai dari depan ke belakang. Bagus lalu kumur-
kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh ibu sampai bersih lalu
keringkan dengan handuk. Ibu bagus sekali melakukannya. Selanjutnya ibu bisa
pasang baju dan sisir rambutnya dengan baik
3. Terminasi.
Bagaimana perasaan ibu setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan
diri, manfaat dan alat serta cara melakuakan kebersihan diri? Sekarang coba ibu
ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi? Apa saja alat untuk menjaga kebersihan
diri, bagaimana cara menjaga kebersihan diri? Bagus sekali ibu sudah
menjawabnya dengan benar. Bagaimana perasaan ibu setelah mandi? Coba lihat
dicermin, lebih bersih dan segar ya.
Baiklah ibu. Kalau mandi yang paling baik sehari berappa kali bu? Ya bagus mandi
2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari, keramas 2 kali seminggu. Nanti ibu
kemasukan ke jadwal ya bu. Jika ibu melakukanya secara mandiri makan ibu
menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau
teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu
mengerti? Coba ibu ulangi? Naah bagus ibu.
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang cara
berdandan. apakah ibu bersedia?
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu??
Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok ibu. saya permisi
Assalamualaikum WR,WB.

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 2 :


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
Klien mengatakan sudah mandi

19
Klien mengatakan malas menyisir rambut
Klien terlihat lebih segar
Klien rambut terlihat tidak disisir
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit perawatan diri.
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Pasien dapat mengetahui pentingnya perawatan diri (Berdandan)
b. Pasien dapat mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri (Berdandan).
c. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri (berdandan) dengan bantuan perawat.
d. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri (Berdandan) secara mandiri.
e. Pasien mendapatkan dukungan keluarga untuk meningkatkan perawatan diri
(Berdandan)
4. Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Menjelaskan cara berdandan yang benar.
c. Membantu pasien mempraktikkan cara berdandan yang benar dan memasukkan
dalam jadwal.
d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Fase Orentasi.
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah ibu sudah mandi?.Tampak bersih
sekali, rambut juga sudah disisir, kukunya sudah digunting yah? Bagus sekali.
Kalau gosok giginya bagaimana? Bagus sekali ternyata sudah ibu lakukan. Coba
saya lihat jadwalnya? Bagus sekali ibu sudah melakukannya. Mandi 2 x sehari
sudah dilakukan dengan mandiri, gosok gigi sehari juga sudah, keramas 2 minggu
sekali juga sudah mandiri, gunting kuku juga sudah 1 x seminggu, kalau ini masih
dibantu kemaren ya bu. Yang masih dibantu sama suster nanti ibu melakukannya
sendiri.

20
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini. Hari ini kita akan latihan
berdandan. Apakah ibu bersedia?
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?
2. Fase Kerja.
Baiklah ibu, sebelum berdandan alat apa saja yang harus disiapkan? Ya benar
sekali sisir, bedak dan lipstik. Bagaimana cara ibu berdandan? Apakah menyisir
rmabut dulu? Bagaimana cara ibu menyisir? Sekarang sisir rambut dulu ya. Bagus
sekali coba lihat dikaca, sudah rapi? Apa kebiasaan ibu berdandan apakah ibu
memakai bedak? Lanjutka dengan merias muka, bagus . ibu tampak cantik. Apakah
ibu mau pakai lipstik? Iya pakainya tipis saja. Coba lihat dikaca cantik ya.

3. Terminasi.
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan cara berdandan? Lebih cantik dan
rapi ya? Bisa tina sebutkan lagi apa saja alat yang diperlukan untuk berdandan?
Yah bagus sekali. Sekarang coba sebutkan caranya bagaimana? Wah tina
memang hebat.
Baiklah ibu kita sudah melakukan berdandan kita masukan kedalam jadwal
ya. Berapa kali akan ibu lakukan? Dua kali sehari? Sehabis mandi yaa? Jadi
tina bisa tulis dijadwal harian setiap habis mandi, tina bisa langsung berdandan.
Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal yah bu, mandi 2 kali
sehari, gosok gigi 2 kali sehari juga, keramas 2 kali seminggu, gunting kuku 1
kali seminggu, ganti baju dan berdandan habis mandi
Baik lah ibu besok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang kebutuhan
dan latihan cara makan dan minum yang benar, apakah ibu bersedia?
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?
? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok bu. saya
permisi Assalamualaikum WR,WB.

21
STATEGI PELAKSANAAN (SP) 3 :
MELATIH CARA MAKAN DAN MINUM YANG BAIK.
A. Proses Keperawatan.
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan sudah mandi dan menyisir rambut
Klien mengatakan tidak tahu cara makan dan minum yang baik dan benar
Klien terlihat lebih segar dan rambut terlihat rapi
Klien mengatakan tidak tahu cara makan dan minum yang baik dan benar.
Klien terlihat berserakan ketika makan dan minum
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Perawatan Diri.
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Pasien dapat mengetahui peralatan yang digunakan untuk makan.
b. Pasien dapat mengetahui cara-cara makan dan minum yang baik dan benar
c. Pasien dapat melaksanakan makan dan minum yang baik dan benar dengan
bantuan perawat.
d. Pasien dapat melaksanakan cara makan dan minum yang baik secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Menjelaskan cara makan dan minum yang baik dan benar.
c. Membantu pasien mempraktikkan cara makan dan minum yang benar dan
memasukkan dalam jadwal.
d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orentasi.
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?

22
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Hari ini saya lihat ibu sudah bersih ya,
rambut juga sudah disisir rapi, pakai bedak, kukunya sudah digunting, bajunya juga
cantik. Bagus sekali. Kalau gosok giginya bagaimana? Bagus sekali ternyata sudah
ibu lakukan. Coba saya lihat jadwalnya? Bagus sekali ibu sudah melakukannya.
Mandi 2 x sehari sudah dilakukan dengan mandiri, gosok gigi sehari juga sudah,
keramas 2 minggu sekali juga sudah mandiri, gunting kuku juga sudah 1 x
seminggu, sudah dilakukan secara mandiri. Jadi tina sudah bagus tentang
kebersihan dirinya. Kalau berdandan dilakukan sama siapa bu? Oh sudah sendiri
bagus sekali. Kalau berpakaiannya bagaimana? Dilakukan sendiri, bagus sekali.
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini. Hari ini kita akan bicara tentang
kebutuhan makan dan minum, cara makan dan minum. Apakah ibu bersedia?
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau30 menit?
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?

2. Fase Kerja.
Baiklah ibu, sekarang kita akan diskusikan tentang kebutuhan makan pada orang
dewasa sepertin ibu dalam satu hari. Kebutuhan makan perhari dewasa untuk
perempuan antara 2000-2200 kalori dan untuk laku-laki antara 2400-2800 kalori
setiap hari. Biasanya pada orang dewasa membutuhkan semua itu didapat dari
makanan seperti makanan pokok untuk memberi rasa kenyang : nasi, jagung, ubi
jalar, singkong, dll selain itu perlu juga lauk seperti : lauk hewani berupa daging
ayam, ikan dll serta lauk nabati seperti kacang-kacangan, hasil olahan tahu, dan
tempe. Sayur diberikan untuk memberikan rasa segar dan melancarkan proses
menelan makanan, karena biasanya dihidangkan dalam bentuk berkuah : sayur dan
umbian, kacang-kacangan, buah dan susu sebagai pelengkap, akan lengkap ditinjau
dari kecukupan gizi serta minum 8-10 gelas (2500ml) sehari. Bagaimana tina
apakah sudah mengerti?
Kalau kita mau makan alatnya apa saja tina? Jadi harus ada gelas piring dan sendok
yah, sekarang piring gunanya untuk apa? Ya benar sekali untuk menaruh makanan,
selanjutnya sendok untuk apa? Kalau gelas disiapkan untuk apa? Bagus sekali tina
sudah bisa menjawab dengan benar, bagaimana kebiasaan sebelum , saat maupun
sudah makan? Makan dimeja makan ya? Sebelum makan kita harus cuci tangan

23
pakai sabun. Ya mari kita praktekkan.setelah itu duduk dan ambil makanan.
Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan tina yang pimpn. Bagus. Mari kita
makan. Saat makan kita harus mnyupakan makan satu-satu dengan pelan-pelan. Ya
mari kita makan. Setelah kita mkan kita bereskan piring dan gelas yang kotor. Ya
betul dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus.

3. Terminasi.
Bagaimana perasaan ibu setelah kita belajar makan dan minum? Alat apa saja yang
kita gunakan untuk makan? Setelah makan pa saja yang kita lakuakan?.
Baiklah ibu kita sudah melakukan latihan cara makan dan minum kita masukan
kedalam jadwal ya. Berapa kali akan ibu mau makan? tiga kali sehari? Kalau pagi
jam berapa? Sianbg? Malam? Jadi tina bisa tulis dijadwal harian. Selanjutnya
jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal yah bu, mandi 2 kali sehari, gosok gigi
2 kali sehari juga, keramas 2 kali seminggu, gunting kuku 1 kali seminggu, ganti
baju dan berdandan habis mandi pagi dan sore.
Baik lah ibu besok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang BAB dan BAK,
apakah ibu bersedia?
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? ?
Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok bu. saya permisi
Assalamualaikum …

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 4 : MELATIH BAB DAN BAK YANG BAIK.


A. Proses Keperawatan.
1. Kondisi Klien.
Klien mengatakan sudah mandi dan menyisir rambur
Klien mengatakan sudah makan pagi dengan baik
Klien mengatakan tidak tahu cara BAB dan BAK yang baik dan benar.
Klien terlihat bersih dan segar. Rambut tersisir dengan rapi
Klien terlihat BAK sembarangan.
2. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Perawatan Diri.

24
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Pasien dapat mengetahui cara-cara BAB dan BAK yang baik dan benar.
b. Pasien dapat melaksanakan cara BAB dan BAK yang baik secara mandiri.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Menjelaskan cara BAB dan BAK yang baik dan benar.
c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orentasi.
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Hari ini saya lihat ibu sudah bersih
ya, rambut juga sudah disisir rapi, pakai bedak, kukunya sudah digunting,
bajunya juga cantik. Bagus sekali. Kalau gosok giginya bagaimana? Bagus
sekali ternyata sudah ibu lakukan. Bagaimana makan dan minum hari ini? Jam
berapa? Jam 8 ya. Coba saya lihat jadwalnya? Bagus sekali ibu sudah
melakukannya. Mandi 2 x sehari sudah dilakukan dengan mandiri, gosok gigi
sehari juga sudah, keramas 2 minggu sekali juga sudah mandiri, gunting kuku
juga sudah 1 x seminggu, sudah dilakukan secara mandiri. Jadi tina sudah
bagus tentang kebersihan dirinya. Kalau berdandan dilakukan sama siapa bu?
Oh sudah sendiri bagus sekali. Kalau berpakaiannya bagaimana? Dilakukan
sendiri, bagus sekali. Kalau makan dan minum masih dibantu yah. Besok harus
sudah melakukannya sendiri yah. Ibu bisa kan ibu pasti bisa karea ibu hebat.
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini. Hari ini kita akan bicara
tentang cara BAB dan BAK. Apakah ibu bersedia?
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?

2. Fase Kerja.
Baiklah ibu, ibu BAB dan BAK dikamar mandi yah? Hati-hati pakaian jangan
sampai kena ya. Lalu jongkok diwc? Bagaimana cara ibu cebok? Bagus
sebaiknya ibu cebok yang bersih setelah BAB dan BAK. yaitu dengan

25
menyiram air dari arah depan ke belakang. Jangan terbalik ya. Cara seperti ini
berguna untuk mencegah masuknya kotoran /tinja yang ada dianus kebagian
kemaluan kita. Setelah tina selesei cebok, jangan lupa tinja/air kencing tersebut
dengan air secukupnya sampai tinja / air krncing itu tidak tersisa dikaskus/
WC. Jika tina membersihkan membersihkan tinja/ air krncing seperti ini,
berarti tina ikut mencegah penyebaran kuman berbahaya yang ada pada
kotoran / air kencing. Setelah selesei membersihkan tinja/air kencing, tina perlu
merapikan pakaian sebelum keluar dari wc. Pastikan resleting sudah tertutup
dengan rapi. Dan setelah itu jangan lupa cuci tangan pakai sabun ya bu.

3. Terminasi.
Bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan cara BAB dan BAK? Apa
saja yang dilakukan saat BAB Dan BAK? Bagus sekali bu. Nahsekarang coba
ibu sebutkan cara perawatan diri yang telah kita pelajari dan latih? Bagus
sekali.
Baiklah ibu kita sudah melakukan latihan cara BAB dan BAK. masukan
kedalam jadwal ya. Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal
yah bu, mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari juga, keramas 2 kali
seminggu, gunting kuku 1 kali seminggu, ganti baju dan berdandan 2 kali
sehari habis mandi pagi dan sore, makan 3 kali sehari dan minum 8-10 gelas
sehari. BAB dan BAK ditempatnya. Bagaimana bu bisa dilakukan sesuai
jadwal. Bagus sekali ibu mau mencoba melakukannya
Baik lah ibu besok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang halusinasi,
apakah ibu bersedia?
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?
? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok bu. saya
permisi Assalamualaikum ….

26
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Komunikasi dalam keperawatan disebut juga dengan komunikasi terapeutik, yang


merupakan komunikasi yang dilakukan perawat pada saat melakukan intervensi
keperawatan sehingga memberikan terapi untuk proses penyembuhan pasien dan
membantu pasien mengatasi masalah yang dihadapinya melalui komunikasi. Melalui
komunikasi terapeutik diharapkan perawat dapat menghadapi, mempersepsikan, dan
menghargai keunikan pasien (Nurhasanah, 2009). Dalam melaksanakan komunikasi
terapeutik perawat mempunyai empat fase komunikasi, yang yaitu fase preinteraksi,
orientasi atau perkenalan, kerja dan terminasi.
Saran

Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.

27
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi ke-6.
Jakarta : EGC

https://www.academia.edu/28333210/
STRATEGI_PELAKSANAAN_DEFISIT_PERAWATAN_DIRI

diakses pukul 16.22 pada tanggal 25/07/2023

https://id.scribd.com/doc/216323764/SP-BHSP

diakses pukul 16.22 pada tanggal 25/07/2023

28

Anda mungkin juga menyukai