Anda di halaman 1dari 17

KOMUNIKASI

TERAPEUTIK

KELOMPOK 3
1. SukmaNingrum (162310101191)
2. Fatimatul Munawwaroh (162310101200)
3. Meilynda Eka Novvereta W (162310101210)
4. Elma Dwi Cahyanti (162310101221)
5. Choirul Anam (162310101250)
Pengertian

Menurut Stuart & Sundeen (1995) komunikasi terapeutik merupakan


cara untuk membina hubungan yang terapeutik dimana terjadi
penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran dengan
maksud untuk mempengaruhi orang lain.
Komunikasi terapeutik juga dapat dipersepsikan sebagai proses interaksi
antara klien dan perawat yang membantu klien mengatasi stress
sementara untuk hidup harmonis dengan orang lain, menyesuaikan
dengan sesuatu yang tidak dapat diubah dan mengatasi hambatan
psikologis yang menghalangirealisasi diri (Kozier et.al, 2000)
Manfaat(Anas,2014) Tujuan

• Mendorong dan menganjurkan • Mengurangi beban pikiran dan perasaan

kerja sama antara perawat pasien

dengan pasien melalui • Membantu pasien memilih tindakan yang


efektif dan mengurangi keraguan
hubungan perawat-pasien.
• Mempengaruhi orang lain, lingkungan
• Mengidentifikasi,
fisik dan dirinya sendiri dalam hal
mengungkapkan perasaan,
peningkatanderajat kesehatan
mengkaji masalah, dan • Mempererat hubungan dan interaksi
mengevaluasi tindakan yang antara klien dan tenaga kesehatan
dilakukan oleh perawat secara profesional untuk menyelesaikan
masalah kesehatan .
Karakteristik komunikasi terapeutik
• Keikhlasan (genuiness)
Perawat yang mampu menunjukkan rasa ikhlasnya mempunyai
kesadaran mengenai sikap yang dipunyai terhadap klien sehingga mampu
belajar untuk mengkomunikasikan secara tepat
• Empati(Empathy)
Empati merupakan perasaan ”pemahaman” dan ”penerimaan” perawat
terhadap perasaan yang dialami klien dan kemampuan merasakan dunia
pribadi klien
• Kehangatan(Warmth)
Suasana yang hangat, permisif dan tanpa adanya ancaman menunjukkan
adanya rasa penerimaan perawat terhadap klien
Prinsip-prinsip komunikasi terapeutik
Perawat harus mengenali dirinya dan prinsip yang dianut

Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan
saling menghargai

Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien bebas


berkembang tanpa rasa takut dan mau mengubah dirinya

Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan terapeutik

Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin mengambil


keputusan berdasarkan prinsip kesejahteraan manusia

Mampu berperan sebagai role model agar dapat menunjukkan dan meyakinkan
orang lain tentang kesehatan

Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap diri sendiri atas
tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang lain
Bentuk-bentuk komunikasi

1. Hubungan sosial
Hubungan sosial merupakan hubungan yang terwujud antara individu dan
individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok sebagai
akibat dari hasil interaksi diantara sesama mereka.
Dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Menurut status
b. Menurut tingkat
c. Menurut waktu
d. Menurut kepentingan
e. Menurut kelompok
2. Hubungan intim
Hubungan intim yaitu sebagai kebutuhan dasar untuk mempererat jalin
hubungan berkeluarga . Selain itu juga sebagai bentuk kegiatan manusia
yang secara alamiah mulai sejak lahir. Dengan kata lain hubungan yang
intim adalah hubungan yang sangat dekat.dan bersifat personal.

3. hubungan terapeutik
Perawat dituntut untuk melakukan komunikasi terapeutik dalam
melakukan tindakan keperawatan agar pasien atau keluarganya tahu
tindakan apa yang akan dilakukan pada pasien. Kehadiran, atau sikap
benar-benar ada untuk pasien, adalah bagian dari komunikasi terapeutik.
Contoh : perawat mampu membuat pasien merasa tenang sebelum
operasinya dimulai.
Perbedaan komunikasi terapeutik dengan komunikasi sosial

Komunikasi terapeutik :
a. Terjadi antara perawat dengan pasien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
b. Komunikasi ini umumnya lebih akrab karena mempunyai tujuan,
berfokus pada pasien yang membutuhkan bantuan.
c. Perawat secara aktif mendengarkan dan memberi respon kepada
pasien dengan cara menunjukkan sikap mau menerima dan mau
memahami sehingga dapat mendorong pasien untuk secara terbuka
tentang dirinya.
Komunikasi sosial :
a. Terjadi setiap hari antar orang per orang baik dalam pergaulan
maupun lingkungan kerja.
b. Komunikasi bersifat dangkal karena tidak mempunyai tujuan
c. Lebih banyak terjadi dalam pekerjaan, aktivitas sosial, dll.
d. Pembicara tidak mempunyai fokus tertentu tetapi lebih mengarah
kebersamaan dan rasa senang.
e. Dapat direncanakan tetapi dapat juga tidak direncanakan.
Penggunaan diri secara terapeutik
Prinsip hubungan terapeuti antara perawat dan pasien
adalah perawat harus bisa menggunakan dirinya
secara terapeutik, artinya Menggunakan diri sendiri
secara terapeutik bagi klien maupun orang lain, sengga
diri sendiri tadi mampu memberikan dampak terapi
bagi orang lain / pasien.
Ada beberapa komponen dalam penggunaan diri
secara terapeutik:
1. Kesadaran diri(self Awareness)/ jendela johari

Kesadaran diri dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk


memahami dirinya sendiri, baik pikiran, perasaan maupun perilakunya
sendiri.
Selanjutnya, identifikasi model keperawatan holistik mengenai
kesadaran diri ini terdiri dari empat komponen yaitu : fisik, psikologi,
lingkungan dan filosofi.
Untuk komponen filosofi sendiri artinya adalah tentang arti hidup
seseorang, hal ini dapat ditunjukkan dengan gambaran kesadaran diri
menurut jendela johari.
Johari window terdiri dari 4 kuadran
yang bisa digunakan untuk melihat
kesadaran diri seseorang.
Kuadran 1: Terbuka/Diri secara
umum
Kualitasnya pribadi diketahui oleh
dirinya sendiri dan orang lain juga
tahu
Kuadran 2: Buta/Tidak sadar dengan
diri
Kualitasnya hanya orang lain yang
tahu
Kuadran 3: Tersembunyi/Diri pribadi
Kualitasnya hanya diri sendiri yang
tahu
Kuadran 4: Tidak diketahui
Kuadran yang kosong sebagai
simbol kualitas yang hingga kini
tidak ditemukan oleh diri sendiri
maupun orang lain.
2. Klarifikasi nilai
Perawat harus mempunyai suatu nilai yang diyakini, sehingga perawat
akan mampu untuk menghadapi keadaan yang bertentangan dengan nilai
yng di anutnya.
Salah satunya adalah nilai mengenai apa tujuannya menjadi seorang
perawat itu sendiri.

3. Eksplorasi perasaan
Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya, dan
mengontrolnya agar ia dapat menggunakan dirinya secara terapeutik
(Stuart dan Sundeen, 1987,h.102)
4. Model peran
Perawat yang mempunyai masalah pribadi, seperti ketergantungan obat,
hubungan interpersonal yang terganggu, akan mempengaruhi
hubungannya dengan klien (Stuart dan Sundeen, 1987, h.102)
Perawat yang mampu menjadi role model akan lebih mudah meyakinkan
dan membantu klien untuk menapai tujuan kesehatannya.

5. Altruisme
Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa
memperhatikan diri sendiri. Dalam konteks kini altruisme juga dapat
diasumsikan sebagai bentuk perubahan sosial yang dibuat untuk manusia
dalam bentuk kebutuhan akan kesejahteraan, termasuk juga
kesehatan.oleh karena itu perawat punya peran dalam hal ini yaitu,
bagaimana dia bisa menolong orang lain dengan maksimal untuk mencapai
tujuan kesehatan.
6. Etik dan tanggung jawab

Hubungan perawat dengan etik adalah kebutuhan akan tanggung


jawab untuk merubah perilaku. Dimana harus diketahui batasan dan
kekuatan dan kemampuan yang dimiliki. Dan perawat punya 2
tanggung jawab yaitu tanggung jawab terhadap dirinya , artinya
terhadap apa yang sudah dillakikan dan tanggung jawab terhadap
kliennya.
Refrensi
Edayana, Asep.2008. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kemampuan
Perawat Pelaksana Dalam Menerapkan Teknik Komunikasi
Terapeutik Di Rumah Sakit Jiwa Bandung Dan Cumahi,
Tesis.Jakarta: fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Liliweri,Alo. 2008. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-angilianbu-
5150-3-bab2.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/9000/6.%2
0BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y
TERIMAKASIH

Any question...???

Anda mungkin juga menyukai