DAN
Penerapan Strategi
komunikasi dalam
hubungan terapeutik
Nofrida Saswati, 23 September 2020
KONSEP HELPING RELATIONSHIP
Travelbee (1971) menyebutkan hubugan ini sebagai “a human to human
relationship”. Kelemahan yang ada pada perawat dank lien akan menjadi
hilang ketika masing-masing pihak yang terlibat interaksi mencoba
memahami kondisi masing-masing. Perawat menggunakan ketrampilan
komunikasi interpersonalnya untuk mengembangkan hubungan dengan
klien yang akan menghasilkan pemahaman tentang klien sebagai manusia
yang utuh. Hubungan semacam ini bersifat terapeutik yang dapat
meningkatkan iklim psikologis yang kondusif dan menfasilitasi perubahan
dan perkembangan positif pada diri klien. Hubungan ini juga di fokuskan
pada tujuan utama untuk membantu memenuhi kebutuhan klien. Peran
utama perawat adalah meyakinkan bahwa kebutuhan fisiologi pasien
benar-benar terpenuhi. Misalnya perawat mengatur posisi pasien agar
dapat bernafas dengan normal dan tidur dengan nyaman tanpa gangguan.
LANJUTAN
Helping Relationship antara perawat-klien tidak dapat begitu saja terjadi, namun
harus dibangun secara cermat dalam melakukan tehnik komunikasi yang
terapeutik.
Carl Rogers (1961) adalah orang yang secara intensif melakukan penelitian
tentang komunikasi terapeutik. Rogers berpendapat bahwa komunikasi terapeutik
bukan tentang apa yang dilakukan seseorang, tetapi bagaimana seseorang itu
melakukan komunikasi dengan orang lain. Rogers mengidentifikasi tiga factor
dasar dalam mengembangkan hubungan yang saling membantu (Helping
Relationship), yaitu :
1. Pembantu harus benar-benar ikhlas dan memahami tentang dirinya.
2. Pembantu harus menunjukkan rasa empati.
3.Individu yang dibantu hatrus merasa bebas untuk mengeluarkan segala
sesuatunya tentang dirinya dalam menjalin hubungan.
Dengan demikian aada tiga hal mendasar dalam pengembangan Helping
Relationship, yaitu : Genuineness (keikhlasan), empathy(empati), dan warmth
(kehangatan).
A. Genuineness
Untuk membantu klien, perawat harus menyadari tentang nilai, sikap, dan
perasaan yang dimiliki klien. Apa yang dipikirkan dan dirasakan perawat tentang
individu dan dengan siapa dia berinteraksi perlu selalu dikomunikasikan baik
secara verbal maupun nonverbal. Perawat yang mampu menunjukkan rasa
ikhlasnya mempunyai kesadaran mengenai sikap yang dipunyai klien sehingga
mampu belajar untuk mengkomunikasikannya secara tepat. Perawat tidak akan
menolak segala bentuk perasaan neatif yang dipunyai klien bahkan ia akan
berusaha berinteraksi dengan klien, hasilnya, perawat akan mampu
mengeluarkan segala perasaan yang dimiliki dengan cara yang tepat, bukan
dengan cara menyalahkan atau menghukum klien.
B. Empathy
Merupakan perasaan, “pemahaman”dan“penerimaan”
perawat terhadap perasaan yang dialami klien, dan kemampuan merasakan
“dunia pribadi klien”. Empathy merupakan sesuatu yang jujur, sensitive,
dan tidak dibuat-buat (objektif) yang didasarkan atas apa yang dialami
orang lain. Simpati merupakan kecenderungan berfikir atau merasakan apa
yang sedang dilakukan atau dirasakan oleh klien. Karenanya simpati lebih
bersifat subyektif dengan melihat “dunia orang lain” untuk mencegah
prespektif yang lebih jelas dari semua sisi yang ada tentang isu0isu yang
dialami seseorang. Sebagai perawat empatik, perawat harus berusaha
kerasuntuk mengetahui secara pasti apa yang sedang dipkirkan dan dialami
klien.
LANJUTAN
C. Warmth
Hubungan yang saling membantu (Helping Relationship)
dilakukan untuk memberikan kesempatan klien
mengeluarkan “uneg-uneg” (perasaan dan nilai-nilai) secara
bebas. Dengan kehangatan, perawat akan mendorong klien
untuk mengekspresiakan ide-ide dan menuangkannya
dalam bentuk perbuatan tanpa rasa takut dimaki atau
dikonfrontasi. Suasana yang hangat, permisif , dan tanpa
adanya ancaman menunjukkan adanya rasa penerimaan
perawat terhadap klien.
PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Tahap Orientasi
Salam
“Apa yang Andi rasakan?” jadi Andi saat ini usia 14 tahun?
Validasi
Kontrak
Waktu
“remaja harus mampu mencapai identitas diri meliputi peran, tujuan pribadi, keunikan dan ciri
khas diri. Bila hal ini tidak tercapai maka remaja akan mengalami kebingungan peran yang
berdampak pada rapuhnya kepribadian sehingga akan terjadi gangguan konsep diri?”.
Tindakan Keperawatan
“Baiklah, saya akan bantu untuk meningkatkan perkembangan biologis, psikologis dan sosial
Remaja?”.
Diskusikan kemampuan, karya dan prestasi yang positif dan yang kurang berikan pujian dan
diskusikan cara mempertahankan dan meningkatkannya.
Diskusikan identitas diri yang dimiliki secara fisik, psikologis (kebahagiaan, cita-cita, prestasi)
dan sosial (keluarga, sahabat).
Diskusikan norma dan peraturan yang berlaku dalam keluarga, sekolah dan tempat umum.
Diskusikan bahaya pergaulan bebas, narkoba, bullying, gadget dan cara-cara menghindarinya
Motivasi mengembangkan hal-hal positif dalam kehidupan sebagai identitas diri remaja
Berikan Pujian pada tiap keberhasilan yang diraih remaja:
Tahap Terminasi
Evaluasi subjektif
“bagaimana Andi setelah kita berbincang-bincang tadi?”
Evaluasi Objektif