Anda di halaman 1dari 8

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Komunikasi adalah suatu proses pertukaran serta penyampaian dan


penerimaan berita, ide, atau informasi dari seseorang ke orang lain.
komunikasi didefinisikan sebagai pertukaran keseluruhan perilaku
komunikator kepada komunikan baik yang disadari maupun tidak
disadari, ucapan verbal atau tulisan, gerakan, ekspresi wajah, dan
semua yang ada dalam diri komunikator dengan tujuan untuk
memengaruhi orang lain.
Tujuan komunikasi adalah menyampaikan ide, memengaruhi
orang lain, mengubah perilaku orang lain, memberikan pendidikan
kesehatan, dan memahami ide orang lain
Elemen komunikasi ada lima, yaitu komunikator, informasi yang
disampaikan, komunikan, umpan balik, dan atmosfer.
Jenis komunikasi ada dua, yaitu komunikasi verbal (komunikasi
yang disampaikan melalui kata-kata atau ucapan) dan komunikasi
nonverbal (kontak mata, ekspresi wajah, sikap tubuh, gerakan,
penampilan, atau simbol-simbol yang digunakan).
Proses komunikasi merupakan urutan atau tahap-tahapan yang
kompleks meliputi gagasan (idea generation), pengolahan data
oleh komunikator (encoding), serta menyalurkan (transmitting)
melalui channels, receiving, decoding, understanding, and
responding, yang merupakan suatu siklus yang selalu berulang
Faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi ditinjau dari
prosesnya tergantung dari komunikator, pesan yang disampaikan,
komunikan, umpan balik, dan atmosfer.
KONSEP KOMUNIKASI SALAM
TERAPEUTIK TERAPEUTIK
Komunikasi terapeutik adalah Tatap
komunikasi interpersonal antara perawat
Senyum
dan klien yang dilakukan secara sadar
ketika perawat dan klien saling Bicara
memengaruhi dan memperoleh pengalaman
bersama yang bertujuan untuk membantu
mengatasi masalah klien serta memperbaiki
pengalaman emosional klien yang pada
akhirnya mencapai kesembuhan klien.

TUJUAN KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
SIKAP
Membantu mengatasi masalah klien
TERAPEUTIK untuk mengurangu beban perasaan
Pertahankan kontak mata dan pikiran
Membantu mengambil tindakan yang
Jadilah pendengar yang efektif untuk klien
baik Memperbaiki pengalaman emosional
Lakukan sentuhan lembut klien
Mencapai tingkat kesembuhan yang
diharapkan
PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM
KEPERAWATAN
Menurut Carl Rogers (1961), prinsip-prinsip komunikasi terapeutik
meliputi :
Perawat harus mengenal dirinya sendiri (self awareness) yang
berarti memahami nilai-nilai yang di anut
Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling
percaya dan saling menghargai
Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan klien baik fisik
maupun mental
Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan klien
bebas berkembang tanpa rasa takut
Perawat harus dapat menciptakan suasana yang memungkinkan
klien memiliki motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap, tingkah
lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi
Perawat harus mampu mengontrol perasaan sendiri secara bertahap
untuk mengetahui dan mengatasi perasaan emosional seperti
perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan, maupun frustasi
Perawat harus mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan
dapat mempertahankan konsistensinya
Perawat harus mampu memahami arti empati dan menggunakannya
sebagai tindakan yang terapeutik, dan mampu memahami arti
simpati yang bukan sebagai tindakan terapeutik
Perawat harus mampu memahami bahwa kejujuran dan komunikasi
terbuka merupakan dasar dari hubungan terapeutik
Perawat harus mampu menjadi role model agar dapat meyakinkan
dan sebagai contoh kepada orang lain tentang perilaku sehat.
Perawat harus mampu mengungkapkan perasaan dan menyatakan
sikap yang jelas
Lanjutan…
Perawat mampu memiliki sifat altruisme yang berarti menolong
atau membantu permasalahan klien tanpa mengharapkan imbalan
apapun dari klien
Perawat harus mampu mengambil keputusan berdasarkan prinsip
kesejahteraan manusia
Perawat harus mampu mengambil keputusan berdasarkan prinsip
kesejahteraan manusia
Bertanggung jawab pada setiap sikap dan tindakan yang dilakukan

PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM


KEPERAWATAN
Prinsip Komunikasi Terapeutik menurut Boyd & Nihart (1998)
Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi.
Tingkah laku professional mengatur hubungna terapeutik
Hubungan sosial dengan klien harus dihindari
Kerahasiaan klien harus dijaga.
Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman
Memelihara interaksi yang tidak menilai, dan hindari membuat
penilaian tentang tingkah laku klien dan memberi nasehat
Beri petunjuk klien untuk menginterpretasikan kembali
pengalamannya secara rasional.
Telusuri interaksi verbal klien melalui statemen klarifikasi dan
hindari perubahan subyek/topik jika perubahan isi topik tidak
merupakan sesuatu yang sangat menarik klien.
Implementasi intervensi berdasarkan teori.
Membuka diri hanya digunakan hanya pada saat membuka diri
mempunyai tujuan terapeutik.
TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Fase Pra-Interaksi
- Belum bertemu pasien
- Intropeksi diri (perawat)
- Harus tahu latar belakang pasien
- Persiapan materi (edukasi), persiapan alat
(tindakan)
Fase Orientasi
- Fase paling penting
- Penampilan perawat (menimbulkan trust dari
pasien)
- Salam terapeutik dipakai
- Evaluasi validasi
- Kontrak waktu
Fase Kerja
- Sikap terapeutik dipertahankan
- Edukasi/ tindakan
Fase Terminasi
- Terbagi menjadi terminasi awal/ sementara dan
terminasi akhir
- Evaluasi (menanyakan kembali kepada pasien)
HELPING RELATIONSHIP
Adalah hubungan yang terjadi antara
dua atau lebih individu maupun kelompok
yang saling memberikan dan menerima
bantuan atau dukungan untuk memenuhi
kebutuhan dasar sepanjang kehidupan.
Perawat adalah sebagai helper yang
berperan membantu klien untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia klien

TUJUAN HUBUNGAN
TERAPEUTIK
Di arahkan untuk mencapai kesembuhan klien
dan beberapa dimensi sebagai berikut :
Realisasi diri, penerimaan diri dan
menghargai diri sendiri
Mengetahui identitas diri dengan jelas dan
meningkatkan integritas diri
Mampu membentuk hubungan yang
hangat, mandiri dalam kapasitas memberi
dan menerima kasih sayang
Meningkatkan fungsi dan kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan yang realistis
KARAKTERISTIK HELPING RELATIONSHIP
Menurut Roger dalam Stuart G.W (1998), ada beberapa karakteristik
seorang helper (perawat) yang dapat memfasilitasi tumbuhnya hubungan
yang terapeutik,yaitu:
Kejujuran
Sangat penting bagi perawat untuk menjaga kejujuran saat
berkomunikasi dengan klien, karena apabila hal tersebut tidak
dilakukan maka klien akan menarik diri, merasa dibohongi,
membenci perawat atau bisa juga berpura-pura patuh terhadap
perawat.
Tidak membingungkan dan cukup ekspresif
Dalam berkomunikasi dengan klien, perawat sebaiknya
menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh klien dan tidak
menggunakan kalimat yang berbelit-belit. Komunikasi nonverbal
perawat harus cukup ekspresif dan sesuai dengan verbalnya karena
ketidaksesuaian akan menimbulkan kebingungan bagi klien.
Bersikap positif
Bersikap positif terhadap apa saja yang dikatakan dan
disampaikan lewat komunikasi nonverbal sangat penting baik dalam
membina hubungan saling percaya maupun dalam membuat rencana
tindakan bersama klien. Bersikap positif ditunjukkan dengan
bersikap hangat, penuh perhatian dan penghargaan terhadap klien.
Empati bukan simpati
Sikap empati sangat diperlukan dalam asuhan keperawatan,
karena dengan sikap ini perawat akan mampu merasakan dan
memikirkan permasalahan klien seperti yang dirasakan dan
dipikirkan klien (Brammer,1993 dalam Suryani,2005).
Mampu melihat permasalahan dari perspektif klien
Perawat harus berorientasi pada klien (Taylor, Lilis dan Le
Mone, 1993), oleh karenaya perawat harus mampu untuk melihat
permasalahan yang sedang dihadapi klien dari sudut pandang klien.
Lanjutan…
Sensitif terhadap perasaan klien
Seorang perawat harus mampu mengenali perasaan klien
untuk dapat menciptakan hubungan terapeutik yang baik dan efektif
dengan klien. Dengan bersikap sensitive terhadap perasaan klien
perawat dapat terhindar dari berkata atau melakukan hal-hal yang
menyinggung privasi ataupun perasaan klien.
Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien atau diri perawat
sendiri
Perawat harus mampu memandang dan menghargai klien
sebagai individu yang ada pada saat ini, bukan atas masa lalunya,
demikian pula terhadap dirinya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai