Anda di halaman 1dari 17

Karakteristik Perawat Yang

Memfasilitasi Hubungan Terapeutik


Kelompok : 1

rahmawati
Mutia Farida
Hamelia Zawanti
Indra Pramudiya
Nazar Hayani
Nur Fadillah
Wardatil Jannah
Yanti Mauliza
Suci Muklisa
Zulfahmi
Pengertian komunikasi terapeutik

Komunikasi terapeutik adalah suatu


pengalaman bersama antara perawat klien yang
bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien
yang mempengaruhi perilaku pasien.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi
yang direncanakan secara sadar.
Tujuan dan fungsi komunikasi terapeutik

Tujuan komunikasi terapeutik adalah :


• Membantu klien untuk memperjelas dan
mengurangi beban perasaandan pikiran serta dapat
mengambil tindakan untuk mengubah situasiyang
ada bila klien pecaya pada hal yang diperlukan.
• Mengurangi keraguan, membantu dalam hal menga
mbil tindakanyang efektif dan  mempertahankan
 kekuatan egonya.
• Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan
dirinya sendiri.
Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk
mendorong dan mengajarkan kerja sama antara
perawat dan pasien melalui hubungan perawat
dan pasien. Perawat berusaha mengungkap
perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji
mesalah serta mengevaluasi tindakan yang
dilakukan dalam perawatan, (Purwanto, 1994).
Prinsip dasar komunikasi terapeutik

1. Hubungan dengan klien adalah hubungan terapeutik yang


saling menguntungkan.
2. Perawat harus menghargai keunikan klien, dengan melihat
latar belakang keluarga, budaya dan keunikan tiap individu.
3. Komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri
baik pemberi maupun penerima pesan, dalam hal ini
perawat harus mampu menjga harga dirinya dan harga diri
klien.
4. Komunikasi yang menumbuhkan hubungan saling percaya
harus dicapai terlebih dahulu sebelum menggali
permasalahan dan memberikan alternative pemecahan
masalahnya.
Karakteristik Perawat Yang Memfasilitasi Hubungan Terapeutik

Menurut Roger dan Stuart GW (1998) ada beberapa


karakteristik seorang perawat yang dapat memfasilitasi
tumbuhnya hubungan yang terapeutik, yaitu :
1. Kejujuran.
Tanpa kejujuran mustahil akan terbina hubungan
saling percaya.
2. Tidak membingungkan dan cukup ekspresif.
Perawat sebaiknya menggunakan kata-kata yang
mudah dimengerti dan dipahami oleh klien dan
tidak berbelit-belit.
3. Bersikap positif.
Sikap yang positif terhadap klien ditunjukkan
dengan sikap hangat, penuh perhatian dan
penghargaan terhdap klien.
4. Empati bukan simpati.
Dengan sikap empati, perawat akan mampu
merasakan dan memikirkan permasalahan dan
yang dipikirkan klien.
5. Mampu melihat permasalahan dari kacamata klien.
6. Menerima klien apa adanya.
7. Sensitif terhadap perasaan klien.
Perawat harus sensitif terhadap perasaan kliennya
agar tidak menyinggung perasaanya.

8. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien


ataupun diri perawat sendiri.
Seorang perawat harus mampu melupakan kejadian
yang menyakitkan di masa lalu dan menguatkan
koping klien dalam menghadapi masalah yang
dihadapi saat ini.
Fase-fase komunikasi terapeutik

1. Tahap Persiapan (Prainteraksi)


Pada tahap ini perawat menggali perasaan dan
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Pada
tahap ini perawat juga mencari informasi tentang klien.
Tugas perawat pada tahap ini antara lain:
 Mengeksplorasi perasaan, harapan, dan kecemasan.
 Menganalisis kekuatan dan kelemanhan sendiri.
 Mengumpulkan data tentang klien.
 Merencanakan pertemuan yang pertama dengan klien.
2. Tahap Perkenalan (orientasi)
Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat
pertama kali bertemu atau kontak dengan klien
(Christina, dkk, 2002). Pada saat berkenalan, perawat
harus memperkenalkan dirinya terlebih dahulu kepada
klien.
Tugas perawat pada tahap ini antara lain:
Membina rasa saling percaya, menunjukkan
penerimaan, dan komunikasi terbuka.
Merumuskan kontrak pada klien
Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi
masalah klien.
merumuskan tujuan dengan klien.
3. Tahap Kerja
Pada tahap ini perawat dan klien bekerja bersama-
sama untuk mengatasi masalah yang dihadapi
klien. Pada tahap kerja ini dituntut kemampuan
perawat dalam mendorong klien mengungkap
perasaan dan pikirannya. Perawat juga dituntut
untuk mempunyai kepekaan dan tingkat analisis
yang tinggi terhadap adanya perubahan dalam
respons verbal maupun nonverbal klien.
Pada tahap ini perawat perlu melakukan active
listening karena tugas perawat pada tahap kerja ini
bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien.
4. Tahap Terminasi
Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan
perawat-klien, setelah terminasi sementara, perawat akan
bertemu kembali dengan klien pada waktu yang telah
ditentukan.
Terminasi akhir terjadi jika perawat telah menyelesaikan
proses keperawatan secara keseluruhan.
Tugas perawat pada tahap ini antara lain:
 Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah
dilaksanakan.
 Melakukan evaluasi subjektif.
 Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah
dilakukan.
 Membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya.
Sikap Dalam Melakukan Komunikasi Terapeutik

Berikut adalah tindakan atau sikap yang dilakukan


ketika menunjukkan kehadiran secara fisik :
1. Berhadapan dengan lawan bicara
2. Sikap tubuh terbuka; kaki dan tangan terbuka
(tidak bersilangan)
3. Menunduk/memposisikan tubuh kearah/lebih
dekat dengan lawan bicara
4. Pertahankan kontak mata, sejajar, dan natural
5. Bersikap tenang
Tehnik-tehnik komunikasi terapeutik

1. Mendengarkan
2. Pertanyaan terbuka
3. Mengulang
4. Klarifikasi
5. Refleksi
6. Memfokuskan
7. Diam
8. Memberikan pujian
9. Kata bijak
10.Memberikan informasi.
Hambatan Komunikasi Terapeutik.
1. Resisten
Resisten adalah upaya klien untuk tetap tidak
menyadari aspek penyebab ansietas yang dialaminya.
2. Transferens
Transferens adalah respon tidak sadar dimana klien
mengalami perasaan dan sikap terhadap perawat
yang pada dasarnya terkait dengan tokoh dalam
kehidupannya di masa lalu.
3. Kontertransferens
Yaitu kebuntuan terapeutik yang dibuat oleh perawat
bukan oleh klien.
Kesimpulan
Komunikasi terapeutik merupakan tanggung
jawab moral seorang perawat. Komunikasi
terapeutik bukanlah hanya salah satu upaya yang
dilakukan oleh perawat untuk mendukung proses
keperawatan yang diberikan kepada klien. Untuk
dapat melakukannya dengan baik dan efektif
diperlukan latihan dan pengasahan keterampilan
berkomunikasi sehingga efek terapeutik yang
menjadi tujuan dalam komunikasi terapeutik dapat
tercapai.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai