Anda di halaman 1dari 46

TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S DENGAN DIAGNOSA


HIPERTENSI DI DESA SEUNEUBOK PANTON KECAMATAN DARUL FALAH
KABUPATEN ACEH TIMUR

Di Susun

Oleh :

Nama :Rahmawati

Nim :1712210215

Dosen Pembimbing: Ns. Ns. Maulida. M.kep

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIkes)GETSEMPENA LHOKSUKON

IDI RAYEUK –ACEH TIMUR

TAHUN AJARAN 2020-2021


LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

I. Konsep Dasar Lansia

1. Definisi

Lansia atau menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi)
dan memperbaiki kerusakan yang menyebabkan penyakit degenerative misal, hipertensi,
arterioklerosis, diabetes mellitus dan kanker (Nurrahmani, 2012).

2. Batasan Lansia

Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) lanjut usia meliputi :

1) Usia pertengahan (middle age), kelompok usia 45-59 tahun.

2) Lanjut usia (elderly), kelompok 60-74 tahun.

3) Lanjut usia (old), kelompok usia 74-90 tahun

4) Lansia sangat tua (very old), kelompok usia >90 tahun.

3. Klasifikasi Lansia

Depkes RI mengklasifikasi lansia dalam kategori berikut :

1) Pralansia (prasenilis), seseorang yang berada pada usia antara 45-59 tahun

2) Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun lebih

3) Lansia yang beresiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau seseorang
lansia yang berusia 60 tahun atau lebih yang memiliki masalah kesehatan.

4) Lansia potensial, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau melakukan kegiatan
yang menghasilkan barang atau jasa

5) Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya atau tidak bisa mencari nafkah sehingga
dalam kehidupannya bergantung pada orang lain.
4. Kebutuhan Dasar Lansia

Kebutuhan lanjut usia adalah kebutuhan manusia pada umumnya, yaitu kebutuhan
makan, perlindungan makan, perlindungan perawatan, kesehatan dan kebutuhan sosial dalam
mengadakan hubunagan dengan orang lain, hubungan antar pribadi dalam keluarga, teman-
teman sebaya dan hubungan dengan organisasi-organisasi sosial, dengan penjelasan sebagai
berikut :

1. Kebutuhan utama, yaitu :

1) Kebutuhan fisiologi/biologis seperti, makanan yang bergizi, seksual, pakaian,


perumahan/tempat berteduh

2) Kebutuhan ekonomi berupa penghasilan yang memadai

3) Kebutuhan kesehatan fisik, mental, perawatan pengobatan

4) Kebutuhan psikologis, berupa kasih sayang adanya tanggapan dari orang lain,
ketentraman, merasa berguna, memilki jati diri, serta status yang jelas

5) Kebutuhan sosial berupa peranan dalam hubungan-hubungan dengan orang lain, hubungan
pribadi dalam keluarga, teman-teman dan organisasi sosial.

2. Kebutuhan sekunder, yaitu :

1) Kebutuhan dalam melakukan aktivitas

2) Kebutuhan dalam mengisi waktu luang/rekreasi

3) Kebutuhan yang bersifat kebudayaan, seperti informai dan pengetahuan

4) Kebutuhan yang bersifat politis, yaitu meliputi status, perlindungan hukum, partisipasi dan
keterlibatan dalam kegiatan di masyarakat dan Negara atau pemerintah

5) Kebutuhan yang bersifat keagamaan/spiritual, seperti memahami makna akan keberadaan


diri sendiri di dunia dan memahami hal-hal yang tidak diketahui/ diluar kehidupan
termasuk kematian.
5. Hipertensi pada lansia

Pada usia lanjut, hipertensi terutama ditemukan hanya berupa kenaikan tekanan sistolik.
Sedangkan mnurut WHO memakai tekanan diastolik tekanan yang lebih tepat dipakai dalam
menentukan ada tidaknya hipertensi. Tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya
umur yang disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar sehingga lumen
menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah kaku, sebagai peningkatan pembuluh
darah sistolik.

II. Konsep Hipertensi

1. Definisi

Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan tekanan darah


diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka morbiditas maupun mortalitas,
tekanan darah fase sistolik 140 mmHg 8 menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh
jantung dan fase diastolik 90 mmHg menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung
(Triyanto,2014).

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg
atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita
penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan
pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya (Sylvia A. Price,
2015).

Tekanan darah tinggi atau yang juga dikenal dengan sebutan hipertensi ini
merupakan suatu meningkatnya tekanan darah di dalam arteri atau tekanan systole > 140
mmhg dan tekanan diastole sedikitnya 90 mmHg. Secara umum, hipertensi merupakan suatu
keadaan tanpa gejala, di mana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan
meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan
kerusakan ginjal.

2. Etiologi

Menurut Smeltzer dan Bare (2000) penyebab hipertensi dibagi menjadi 2, yaitu :

1). Hipertensi Esensial atau Primer


Menurut Lewis (2000) hipertensi primer adalah suatu kondisi hipertensi dimana
penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditemukan. Kurang lebih 90% penderita hipertensi
tergolong hipertensi esensial sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder. Onset
hipertensi primer terjadi pada usia 30-50 tahun. Pada hipertensi primer tidak ditemukan
penyakit renovakuler, aldosteronism, pheochro-mocytoma, gagal ginjal, dan penyakit
lainnya. Genetik dan ras 9 merupakan bagian yang menjadi penyebab timbulnya hipertensi
primer, termasuk faktor lain yang diantaranya adalah faktor stress, intake alkohol moderat,
merokok, lingkungan, demografi dan gaya hidup.

2). Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain
kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar
adrenal (hiperaldosteronisme). Golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia
esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi
esensial.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :

1) Elastisitas dinding aorta menurun

2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku

3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun
kekmampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.

4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

3. Faktor Risiko

Faktor-faktor risiko hipertensi terbagi dalam 2 kelompok yaitu faktor yang tidak dapat
diubah dan faktor yang dapat diubah :

1. Faktor yang dapat diubah :


1) Gaya hidup modern

Kerja keras penuh tekanan yang mendominasi gaya hidup masa kini menyebabkan stres
berkepanjangan. Kondisi ini memicu berbagai penyakit seperti sakit kepala, sulit tidur,
gastritis, jantung dan hipertensi. Gaya hidup modern cenderung membuat berkurangnya
aktivitas fisik (olah raga). Konsumsi alkohol tinggi, minum kopi, merokok. Semua
perilaku tersebut merupakan memicu naiknya tekanan darah.

2) Pola makan tidak sehat

Tubuh membutuhkan natrium untuk menjaga keseimbangan cairan dan mengatur tekanan
darah. Tetapi bila asupannya berlebihan, tekanan darah akan meningkat akibat adanya
retensi cairan dan bertambahnya volume darah. Kelebihan natrium diakibatkan dari
kebiasaan menyantap makanan instan yang telah menggantikan bahan makanan yang
segar. Gaya hidup serba cepat menuntut segala sesuatunya serba instan, termasuk
konsumsi makanan. Padahal makanan instan cenderung menggunakan zat pengawet
seperti natrium berzoate dan penyedap rasa seperti monosodium glutamate (MSG). Jenis
makanan yang mengandung zat tersebut apabila dikonsumsi secara terus menerus akan
menyebabkan peningkatan tekanan darah karena adanya natrium yang berlebihan di dalam
tubuh.

3) Obesitas

Saat asupan natrium berlebih, tubuh sebenarnya dapat membuangnya melalui air seni.
Tetapi proses ini bisa terhambat, karena kurang minum air 11 putih, berat badan
berlebihan, kurang gerak atau ada keturunan hipertensi maupun diabetes mellitus. Berat
badan yang berlebih akan membuat aktifitas fisik menjadi berkurang. Akibatnya jantung
bekerja lebih keras untuk memompa darah.Obesitas dapat ditentukan dari hasil indeks
massa tubuh (IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi
orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.
Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT tidak
dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan (Supariasa, 2012).

2. Faktor yang tidak dapat diubah :

1) Genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai
resiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar Sodium
intraseluler dan rendahnya rasio antara Potassium terhadap Sodium, individu dengan orang
tua yang menderita hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar daripada orang yang
tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi (Anggraini dkk, 2009)

2) Usia

Hipertensi bisa terjadi pada semua usia, tetapi semakin bertambah usia seseorang maka
resiko terkena hipertensi semakin meningkat. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut
usia adalah terjadinya perubahan– perubahan pada, elastisitas dinding aorta menurun, katub
jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh darah.
Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,
meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (Smeltzer, 2009).

3) Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dan wanita sama, akan tetapi wanita
pramenopause (sebelum menopause) prevalensinya lebih terlindung daripada pria pada usia
yang sama. Wanita yang belum menopause dilindungi oleh oleh hormone estrogen yang
berperan meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolestrol HDL yang
tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis yang
dapat menyebabkan hipertensi (Price & Wilson, 2006).

4. Klasifikasi
WHO (World Health Organization) dan ISH (International Society of Hypertension)
mengelompokan hipertensi sebagai berikut:
Tabel 1.1. Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO – ISH
Kategori Tekanan darah Tekanan darah
sistol (mmHg) diastol (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Normal-tinggi 130-139 85-89
Grade 1 (hipertensi ringan) 140-149 90-99
Sub group (perbatasan) 150-159 90-94
Grade 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Grade 3 (hipertensi berat) >180 >110
Hipertensi sistolik terisolasi ≥140 <90
Sub-group (perbatasan) 140-149 <90
Sumber: (Suparto, 2010)

5. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron pre-ganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Individu dengan
hipertensi sangat sensitive terhadap 14 norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi. Medula adrenal menyekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.

Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah


menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi. Untuk pertimbangan gerontologi perubahan struktural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah
yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta
dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang
dipompa oleh jantung ( volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).

Pathway
6. Tanda dan Gejala

1. Tidak ada gejala

Tanda dan gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi
arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

2. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu :

1) Mengeluh sakit kepala, pusing

2) Lemas, kelelahan

3) Sesak nafas

4) Gelisah

5) Mual

6) Muntah

7) Epitaksis

8) Kesadaran menurun.

Menurut Crowin (2000) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul
setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang
disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intracranial. Pada pemeriksaan
fisik tidak dijumpai kelainan apapun selain 17 tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula
ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan),
penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus
optikus). Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka
merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan
lain-lain.
7. Komplikasi

1) Stroke

Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan darah tinggi di otak, atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh non otak otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi
pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi
dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-
arteri otak yang mengalami aterosklerosis dapat menjadi lemah, sehingga meningkatkan
kemungkinan terbentuknya aneurisma. Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-
tiba, seperti orang bingung, limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu
bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa
kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak.

2) Infark miokard

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri coroner yang arteroklerosis tidak dapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat
aliran darah melalui pembuluh darah tersebut. Hipertensi 18 kronik dan hipertensi ventrikel,
maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi
iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertropi ventrikel dapat
menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga
terjadi distritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan (Corwin,
2000).

3) Gagal ginjal

Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Dengan rusaknya membrane glomerulus, darah akan
mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi
hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membrane glomerulus, protein akan keluar melalui
urin sehingga tekanan osmotic koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering
dijumpai pada hipertensi kronik.

4) Gagal jantung

Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat untuk
memompa darah yang menyebabkan pembesaran otot jantung kiri sehingga jantung
mengalami gagal fungsi. Pembesaran pada otot jantung kiri disebabkan kerja keras jantung
untuk memompa darah.

5) Kerusakan pada Mata

Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan
saraf pada mata.

8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat


komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan
darah di atas 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

1. Penatalaksanaan Nonfarmakologi

Modifikasi gaya hidup dalam penatalaksanaan nonfarmakologi sangat penting untuk


mencegah tekanan darah tinggi. Penatalaksanaan nonfarmakologis pada penderita hipertensi
bertujuan untuk menurunkan tekanan darah tinggi dengan cara memodifikasi faktor resiko
yaitu :

1) Mempertahankan berat badan ideal

2) Mengurangi asupan natrium (sodium)

3) Batasi konsumsi alkohol

4) Makan K dan Ca yang cukup dari diet

5) Menghindari merokok

6) Penurunan stress

7) Terapi relaksasi progresif.

2. Penatalaksanaan Farmakologi

Penatalaksanaan farmakologi menurut Saferi & Mariza (2013) merupakan penanganan


menggunakan obat-obatan, antara lain :

1) Golongan Diuretik
Diuretik thiazide biasanya membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan
mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah.

2) Penghambat Adrenergik

Penghambat adrenergik, merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfablocker, beta-
blocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang menghambat sistem saraf simpatis. Sistem
saraf simpatis adalah istem saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap
stress, dengan cara meningkatkan tekanan darah.

3) ACE-inhibitor

Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan penurunan


tekanan darah dengan cara melebarkan arteri.

4) Angiotensin-II-bloker

Angiotensin-II-bloker menyebabkan penurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme


yang mirip ACE-inhibitor.

5) Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang


berbeda.

6) Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah.

7) Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna) memerlukan obat yang menurunkan


tekanan darah tinggi dengan cepat dan segera. Beberapa obat bisa menurunkan tekanan
darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara intravena : diazoxide,
nitroprusside, nitroglycerin, labetalol.

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral


2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
3. Curah Jantung, resiko tinggi terhadap hipertensi berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokontriksi.
Intervensi

 Dx 1 : Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral


1. Intervensi : Mempertahankan tirah baring selama fase akut
Rasional : Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi
2. Intervensi : Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kmepala,
misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan
lampu kamar, tekhnik relaksasi.
Rasional : tindakan yang menurunkan tekanan vascular serebral dan yang
memperlambat atau memblok respons simpatis efektif dalam menghilangkan sakit
kepala dan komplikasinya
3. Intervensi : Hilangkan atau minimalkan aktivitas fase kontriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala, misalnya mengejam saat bab, batuk panjang,
membungkuk
Rasional : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala
pada adanya peningkatan tekanan vascular cerebral

 Dx 2 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum


1. Intervensi : kaji respon pasien terhadap aktivitas,perhatikan frequency nadi lebih
dari 20 kali per menit diatas frequency istirahat : peningkatan tekan darah yang
nyata selama atau sesudah aktivitas ( tekanan sistolik meningkat 40 mmhg atau
tekanan diastolic meningkat 20 mmhg) dispnea atau nyeri dada : kelemahan dan
keletihan yang belebihan :pusing atau pingsan.
Rasional : menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon fisiologi
terhadap stress, aktivitas bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang
berkaitan dengan tingkat aktivitas.
2. Intervensi : instruksikan pasien tentang teknik penghematan energy, misalnya
menggunakan kursi saat mandi,duduk saat menyisir rambut atau menyikat
gigi,melakukan aktivitas dengan perlahan.
Rasional : teknik memghemat energy mengurangi penggunaan energy, juga
membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

 DX 3 : Curah Jantung, resiko tinggi terhadap hipertensi berhubungan dengan


peningkatan afterload, vasokontriksi
1. Intervensi: pantau TD. ukur pada kedua tangan atau paha untuk evaluasi
awal.gunakan ukuran manset yang tepat dan teknik yang akurat.
Rasional : perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap
tentang keterlibatan/bidang masalah vascular. Hipertensi berat diklasifikasikan pada
orang dewasa sebagai peningkatan tekanan diastolic sampai 130, hasil pengukuran
diastolic diatas 130 dipertimbangkan sebagai penigkatan pertama, kemudian
maligna. Hipertensi sistolik juga merupakan faktor resiko yang di tentukan untuk
penyakit cerebrovaskular dan penyakit iskemi jantung bila tekanan diastolic 90-115.
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani Yuli Reny. (2010). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. Jakarta : EGC

Nanda NIC NOC. (2015). Diagnosis DefinisidanKlasifikasi. PenerbitBuku Kedokteran: EGC


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S

DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI

A. Identitas Klien
Nama : Ny. S

Umur : 68 tahun

Jenis Kelamin : perempuan

Suku : Aceh

Agama : Islam

Status Perkawinan : Janda

Keluarga yang dapat dihubungi : Anaknya

Telp :

B. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama : klien mengatakan sakit kepala dan sakit ketika sewaktu waktu.

Status Kesehatan Setahun Terakhir : klien mengatakan satu tahun terakhir tekanan
darah naik.

Riwayat jatuh/injuri : (penyebab, gejala, tempat jatuh)

Riwayat penyakit dahulu : hipertensi

Riwayat penggunaan obat-obatan :

a. Nama Obat : captopril


b. Dosis : 150 mg 2 kali perhari.
Alergi : tidak ada

Makanan :-

Obat-obatan :-

Lingkungan :-
C. Aspek Psiko-Sosial-Spiritual
Psikologis :

Adakah orang yang terdekat dengan pasien : klien mengatakan orang yang dekat
keluarganya.

Masalah-masalah utama yang dialami : pusing, sakit kepala dan lemas.

Bagaimana sikap klien terhadap proses penuaan : klien mengatakan selalu bersyukur apa
yang dihadapi nya dan percaya semua
itu adalah kehendak allah.

Bagaimana cara klien menangani stress yang dialami : klien mengatakan dengan cara
bersabar dan melakukan aktivitas
seperti biasanya.

Apakah harapan klien saat ini : klien mengatakan sangat berharap untuk sembuh.

Apakah harapan klien akan datang : klien mengatakan hanya ingin bersama keluarga dan
bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.

Sosial :

Dari mana sumber keuangan klien saat ini : keluarga

Apa kegiataan klien dalam mengisi waktu luang : beraktifitas di rumah seperti biasa dan
menikmati masa tuanya.

Aktivitas klien saat ini : ibu rumah tangga.

Kegiatan / organisasi yang saat ini di ikuti : mengikuti acara pengajian.

Seberapa sering lansia berhubungan dengan orang lain diluar rumah : klien mengatakan
hampir setiap hari.
Spiritual :

Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan : klien mengatakan
selalu mengerjakan ibadah.

Apakah klien aktif terlibat dalam kegiatan keagamaan : klien mengatakan hanya pergi
jika kondisinya memungkinkan.

Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal : iya, klien terlihat sabar dan tawakal.

D. Pola Kebiasaan Sehari-hari (saat ini)


Pola Nutrisi :

Frejuensi : 3 x/hari

Nafsu makan : Baik

Jenis makan : MB

Kebiasaan sebelum makan : Mencuci tangan dan berdoa

Kesulitan mengunyah : tidak

Nyeri saat menelan : tidak

Pola eliminasi :

Buang air Kecil ;

Frekuensi : 2-3x/hari

Nyeri saat BAK : tidak

Retensi Urine : tidak

Inkotinensia : tidak

Buang Air Besar ;

Frekuensi : 1x/hari

Nyeri saat BAB : tidak

Melena : tidak

Keluhan : tidak ada


Apakah klien memakai pencahar Frekuensi : tidak

Pola personal hygine :

Mandi ;

Frekuensi : 2 x/hari

Oral Hygine ;

Frekuensi : 2x/hari

Waktu : pagi dan sore

Penggunaan pasta gigi : ya

Cuci Rambut ;

Frekuensi : seminggu 3 kali

Penggunaan shampoo : ya

Pola Istirahat dan Tidur ;

Lama tidur : 5 jam

Kebiasaan tidur siang : ya

Kebiasaan sebelum tidur : berdoa

Keluhan/masalah saat sebelum tidur : tidak merasa kesulitan.

Pola aktivitas dan latihan ;

Kegiatan dalam pekerjaan sehari-hari : sebagai IRT

Kegiatan waktu luang : berkunjung ke keluarga terdekat.

Aktivitas olah raga : tidak ada

Keluhan saat aktifitas :tidak ada

A. Pemeriksaan Fisik

1. Vital Sign :

 Tinggi badan : 153 cm Berat badan : 48 Kg


 Temperatur : 36.50C Nadi :80x/m (kuat/lemah;teratur/tidak)

 Tekanan darah : 160 mmHg

2. System :

N
KEPALA YA TIDAK KETERANGAN
O
1 Sakit kepala Ya Pusing

2 Riwayat trauma Tidak -

3 Pusing Ya Sakit kepala

4 Gatal kulit kepala Tidak

N
MATA YA TIDAK KETERANGAN
O
1 Perubahan penglihatan Ya Lanjut usia

2 Kacamata TIDAK

3 Air mata berlebihan Tidak -

4 Pruiritus Tidak -

5 Bengkak Tidak -

6 Diplopia Tidak -

7 Pandangan kabur Ya Lanjut usia

8 Fotophobia Tidak

9 Riwayat infeksi Tidak


NO TELINGA YA TIDAK KETERANGAN
1 Perubahan pendengaran Tidak -

2 Keluaran Tidak -

3 Tinitus Tidak -

4 Vertigo Ya Gangguan pergerakan

5 Sensitifitas pendengaran Tidak -

6 Riwayat infeksi Tidak -

7 Alat protesa Tidak -

NO MULUT TENGGOROKAN YA TIDAK KETERANGAN


1 Sakit tenggorokan Tidak -

2 Lesi /ulkus Tidak -

3 Serak /perubahan suara Tidak -

4 Kesulitan menelan Tidak -

5 Pendengaran gusi Tidak -

6 Caries gigi YA Gigi berlubang

NO LEHER YA TIDAK KETERANGAN


1 Kekakuan Tidak -

2 Nyeri Tidak -

3 Benjolan /massa Tidak -


4 Keterbatan gerak Tidak -

NO SSP YA TIDAK KETERANGAN


1 Sakit kepala Ya Karna pusing

2 Kejang Tidak -

3 Sinkope /serangan jatuh Tidak -

4 Paralisis Tidak -

5 Paresis Tidak -

6 Masalah koordinasi Tidak -

7 Tremor /spasme Tidak -

8 Parestesia Tidak -

9 Cedera kepala Tidak -

10 Masalah memori Tidak -

NO ENDOKRIN YA TIDAK KETERANGAN


1 Intoleransi panas Ya -

2 Intoleransi dingin Ya -

3 Goiter Tidak -

4 Pigmentasi kulit Tidak -

5 Perubahan rambut Ya Lanjut usia

6 Poliphagia Tidak -
7 Polidipsi Tidak -

8 Poliuri Tidak -
NO CARDIOVASKULER YA TIDAK KETERANGAN
1 Nyeri dada Tidak -

2 Palpitasi Tidak -

3 Sesak nafas Ya -

4 Dispnoe d’effort Tidak -

5 Dispnoe noktural Tidak -

6 Orthopnoe Tidak -

7 Murmur Tidak -

8 Edema Tidak -

9 Varises Tidak -

10 Perestesia Tidak -

11 Perubahan warna kulit Tidak -

NO GASTROINTESTINAL YA TIDAK KETERANGAN


1 Disphagia Tidak -

2 Nyeri ulu hati Tidak -

3 Mual /muntah Tidak -

4 Hematemesis Tidak -

5 Perubahan nafsu makan Tidak -


6 Intoleran makanan Tidak -

7 Ikterus Tidak -

8 Diare Tidak -

9 Konsultipasi Tidak -

10 Perdarahan rektum Tidak -

11 Haemoroid Tidak -

NO INTEGUMEN YA TIDAK KETERANGAN


1 Lesi /luka Tidak -

2 Pruitus Tidak -

3 Perubahan pigmentasi Ya Lanjut usia

4 Perubahan tekstur Ya Lanjut usia

5 Perubahan nevi Tidak -

6 Sering memar Tidak -

7 Perubahan rambut Ya Lanjut usia

8 Perubahan kuku Tidak -

9 Penonjolan tulang kalus Tidak -

NO HEMOPOETIK YA TIDAK KETERANGAN


1 Perdarahan /memar abnormal Tidak -
2 Pembengkakan kelenjar Tidak -

limfe
3 Tidak -

Anemia
4 Tidak -

Riwayat transfusi darah


5 Tidak -

NO PERKEMIHAN YA TIDAK KETERANGAN


1 Disuria Tidak -

2 Frekwensi Tidak -

3 Menetes Tidak -

4 Ragu – ragu Tidak -

5 Dorongan Ya

6 Hematoria Tidak -

7 Poliuria Tidak -

8 Oliguria Tidak -

9 Nokturia Tidak -

10 Inkotinensia Tidak -

11 Batu Tidak -

12 Infeksi -

NO MUSKULOSKELETAL YA TIDAK KETERANGAN


1 Nyeri persendian Tidak -

2 ROM Tidak -

3 Kekakuan Tidak -

4 Pembengkakan sendi Tidak -

5 Deformitas Tidak -

6 Spasme Tidak -

7 Kelemahan otot Tidak -

8 Masalah cara berjalan Tidak -

9 Nyeri pinggang Tidak -

10 Proteksi Tidak -

B. Aktifitas dan Latihan

Kemampuan perawatan diri :

Skor : 0 = mandiri,

1 = dibantu sebagian,

2 = perlu bantuan orang lain,

3 = perlu bantuan orang lain dan alat,

4 = tergantung/ tidak mampu

Aktifitas 0 1 2 3 4
Mandi 0
Berpakaian 0
Mobilisasi di tempat tidur 0
Pindah 0
Ambulasi 0
Naik tangga 1
Belanja 1
Memasak 0
Merapikan rumah 1

C. Kognitif dan Perseptual

 Status mental :

 Tingkat kesadaran : compos mentis

 Afasia : tidak

 Dimensia : ya, tidak

 Orientasi : normal,  bingung,  tidak ada respon

 Bicara :  normal, gagap, afasia,  bloking

 Bahasa yang digunakan : bahasa aceh,

 Kemampuan membaca : bisa,  tidak

 Kemampuan interaksi : sesuai, tidak. Sebutkan !

 Pendengaran :  normal, terganggu kanan/kiri, tuli kanan/kiri, alat bantu

pendengaran, tinitus

 Penglihatan : normal, kacamata,  lensa kontak,  terganggu kanan/kiri, 

buta kanan/kiri  kabur kanan/kiri,  lainnya. Sebutkan !

 Vertigo  ya,  tidak

D. Lingkungan

 Jenis lantai rumah :  tanah, tegel,  porselin lainnya. Sebutkan

 Kondisi lantai :  licin,  lembab,  kering lainnya. Sebutkan!


 Tangga rumah :

 Tidak ada

  Ada : aman (ada pegangan),  tidak aman

 Penerangan : 

  cukup, kurang

 Tempat tidur :  aman (pagar pembatas, tidak terlalu tinggi), tidak aman

 Alat dapur :  berserakan,  tertata rapi

 WC :

  Tidak ada

  Ada :  aman (posisi duduk, ada pegangan),  tidak aman (lantai licin, tidak ada

pegangan)

 Kebersihan lingkungan :  bersih (tidak ada barang membahayakan),  tidak bersih

dan tidak aman (pecahan kaca, gelas, paku, dll.)

E. Pengetahuan

Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya : klien mengatakan mengetahui tentang

penyakitnya.

INSTRUMEN PENGKAJIAN TENTANG KEAMANAN

KATZ INDEKS

Termasuk dalam kategori manakah klien anda :

A : Mandiri dalam makan, kontinen,toileting, berpakaian, berpindahdan mandi

B : Mandiri dalam semua hal, kecuali salah satu dari fungsi diatas

C : Mandiri, kecuali mandi dan satu fungsi yang lain

D : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi lain

E : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, toileting dan satu fungsi lain

F : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, toileting berpindah dan satu fungsi lain
G : Ketergantungan untuk semua fungsi

2. Barthel Indeks (Nilai 100 : Klien Mandiri)

No Kriteria Dengan Bantuan Mandiri


1 Makan 5 10
2 Berpindah dari kursi roda ke II dan sebaliknya 5 – 10 15
3 Personal toilet 0 5
4 Keluar masuk toilet 5 10
5 Mandi 5 15
6 Jalan dipermukaan datar 0 5
7 Naik turun tangga 5 10
8 Mengenakan pakaian 5 10
9 Kontrol Bowels 5 10
10 Kontrol Bladder 5 10
3. Pengkajian Individual dan lingkungan

ü Apakah klien mengalami gangguan penglihatan ?

 Ya  Tidak Kanan/Kiri/keduanya

ü Kapan terjadinya ?  Siang/malam/semua  jauh/dekat/keduanya

ü Bagaimana ?  Remang-remang/terlihat dobel/buta

ü Pakai alat bantu kacamata? Ya  Tidak

ü Jika memakai kacamata bagaimana fungsinya ? Jelas/tidak jelas

ü Apakah klien mengalami gangguan pendengaran ?  Ya  Tidak  Kaki/keduanya

 Sensori/konduksi/campuran

ü Membran Telinga?  Utuh  Cacat

ü Apakah mengalami gangguan neorimuskuler?  Ya Tidak

ü Apakah klien mengalami kelemahan fisik ?  Ya  Tidak

ü Apakah klien mengalami postural Hypertensi ?  Ya  Tidak

ü Apakah klien mengalami inkontinensia ?  Ya  Tidak

ü Yang manakah ? Defekasi/Miksi/keduanya

ü Apakah klien pernah jatuh ?  Ya  Tidak

ü Berapaka kali ?  > 3 kali/bulan  >1 kali/bulan  baru sekali


ü Kapan terjadinya ?  Siang/malam

ü Dimana terjadinya ?  Diluar rumah  Dikamar tidur  Dikamar mandi

ü Apakah masing-masing ruang/jalan/gang ada lampu ? Ya/sebagian/tidak

ü Fungsinya ?  Baik  Tidak

ü Apakah ada lampu emergensi ?  Ya  Tidak  Bertenaga baik/tidak

 Mudah dijangkau/tidak  Mencukupi/tidak

ü Apakah ada pegangan ?  Ya  Tidak

ü Apakah warna lantai dengan dinding sama? Ya  Tidak

ü Apakah ada warna gelap sebagai warna pembatas antara dinding dan lantai ? 

Ya  Tidak

ü Bagaimana kondisi lantai kamar mandi ?  Licin  Tidak rata  Kasar

 Bersih Kotor

ü Bagaimana kondisi lantai didalam rumah dan teras ?  Licin 

Tidak rata  Kasar  Bersih  Kotor

ü Adakah tangga/undak-undakan ?  Ya  Tidak

ü Dimana ?  Didalam rumah  Dluar rumah

ü Berapa sudut tangga ?  >60  30 – 60  <30

ü Berapa jarak ketinggian tiap anak tangga ? >30 cm  15 – 30 cm  <15 cm

ü Ada peganggan pada tangga?  Ya  Tidak

ü Ada jalan khusus untuk kursi roda ?  Ya  Tidak

ü Bagaimana perabotan rumah tangga?

- Tempat tidur

- Almari

- Meja

- kursi
ü Apakah rendah (< 45 cm), tinggi, stabil,goyah ?

ü Apakah kursi ada sandaran, pegangan ?

PENGKAJIAN STATUS MENTAL

Short Portable Status Questioner (SPSMQ)

Instruksi:

Ajukan pertanyaan 1 – 10 pada daftar ini dan catat semua jawaban .

Catat jumlah kesalahan total berdasarkan sepuluh pertanyaan

Benar Salah No Pertanyaan


 1 Tanggal berapa hari ini ?
 2 Hari apa sekarang ini ?
 3 Apa nama tempat ini ?
 4 Berapa nomor telepon anda ?
 5 Dimana alamat anda ?
 6 Berapa umur anda ?
 7 Kapan anda lahir ?
 8 Siapa presiden indonesia sekarang ?
 9 Siapa presiden sebelumnya ?
 10 Siapa nama ibu anda ?
 11 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka

baru, semua secara menurun

Secara total : 11

Interprestasi hasil : 10

Mini – Mental State Exam (MMSE)

Nilai Nilai
No Kriteria
Maximal Klien
1 Orientasi
5 5 Menyebutkan dengan benar :

 Tahun

 Musim
 Tanggal

 Hari

 Bulan
5 4 Dimana kita sekarang berada ?

 Negara

 Propinsi

 Kota

 PSTW

 Wisma
2 Registrasi
3 3 Sebutkan nama 3 objek oleh pemeriksa, kemudian

tanyakan kepada klien ketiga objek tadi :

 Negara apa yang sering Ny S pergi

 Apa yang sering Ny S lakukan

 Sudah berapa lama Ny S sakit hipertensi


3 Perhatian

dan kalkulasi

5 4 Minta klien untuk memulai angka 100 kemudian kurangi 7

sampai 5 kali/tingkat :

 Baiklah Ny S coba Ny S dari angka 100 di kurang 7

berapa

 Betul, jadi coba Ny S kurang 7 lagi berapa

 Di kurang 7 lagi berapa hasil nya Ny S

 Baiklah Ny.S sekarang Ny.S kurang 7 lagi

 Sekarang Ny.S kurang 7 lagi berapa hasilnya bu.


4 Mengingat
3 2 Minta klien untuk mengulang ke 3 objek pada pertanyaan

no. 2 :

 Coba Ny S ulang pertanyaan saya yang mengenai

negara

 Sekarang Ny S ulang kembali pertanyaan saya yang ke

 Baiklah bagus Ny S sekarang tinggal satu lagi coba ibu

ulangi lagi.
5 Bahasa
9 7 Tunjukkan pada klien suatu benda dan tanyakan pada klien

nama benda tersebut :

 Coba Ny S perhatikan gambar ini dan Ny S

katakan gambar apa yang Ny S lihat

 Sekarang perhatikan gambar dibawah yang satu

lagi dan katakan gambar apa yang Ny S lihat.

Minta klien untuk mengulang kata berikut : “tak ada jika,

dan, atau, tetapi” bila benar nilai 1 point

 Coba Ny S katakan tak ada jika,dan, atau, tetapi

Pernyataan benar

Minta klien untuk mengikuti perintah berikut

 Coba Ny S katakan Ambil kertas ditangan

 Coba Ny S katakan Lipat dua

 Coba Ny S katakan taruh dilantai

Perintahkan pada klien untuk satu hal (bila aktifitas sesuai

perintah nilai 1 point).


Perintahkan pada klien untuk menulis satu kalimat dan

menyalin gambar :

 Sekarang coba Ny S tuliskan satu kalimat yang paling

Ny S sukai

 Dan tuliskan satu kalimat yang Ny S benci.

F. Pemeriksaan Penunjang (Kalau Ada)

G. Analisa Data

Nama :Ny. S

Alamat :seuneubok panton

Dx :Hipertensi

N DATA ETIOLOGI MASALAH

O
1. DS : Peningkatan tekanan Resiko jatuh b/d
darah resistensi
- Ny.S mengatakan pusing pembuluh darah

sakit kepala, dan sakit di dalam otak
bagian leher. Gangguan sirkulasi meningkat

DO :
Resistensi pembuluh
- Ny. S tampak memegang darah otak
kepalanya 
- Ny.S tampak menahan rasa
sakit di lehernya Nyeri kepala
- Ny.S tampak meringis

2. DS : Tingkat pendidkan Ketidak


seimbangan

- Ny.S mengatakan tidak memelihara
menjaga pola makan, Ny.S Cemas kesehatan b/d
juga suka makan makan kurangnya
dengan tinggi garam.  pengetahuan

DO : Kurang nya
pengetahuan
- TD :160/80 mmHg 
- N :80 x / m
Ketidak mampuan
- Rep : 22 x /m
memelihrahara
- Tem : 36.5 c
kesehatan
- Tampak Bingung

H. Diagnosa Keperawatan

1) Resiko jatuh b/d resistensi pembuluh darah dalam otak meningkat.


2) Ketidak seimbangan memelihara kesehatan b/d kurangnya pengetahuan.

SKORING DAN PRIORITAS MASALAH

1.Resiko jatuh b/d resistensi pembuluh darah dalam otak meningkat

KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN


Sifat masalah : 2/3x1=2/3 Keadaan dimana harus

segera di atasi supaya


- tidak atau kurang sehat 3 1
tidak membahayakan
- ancaman kesehatan 2
lansia yang tinggal

-gangguan kesehatan 1 bersama keluarga


Kemungkinan masalah 2/2x2= 2 Penyediaan sarana

untuk diubah: yamg murah dan


2 2
mudah di dapat oleh
- Dengan mudah
1
- Hanya sebagian keluarga
- Tidak dapat 0

Potensi masalah untuk 0/2x1=0 Keluarga yamg

dicegah: mempunyai kesibukan


3 1
yang tinggi, tetapi
- Tinggi
2
- Cukup tetap merawat orang
- Rendah 1 tua lansia suatu

penghormatan dan

pengabdian bagi

keluarga.
Menonjolnya masalah 0/2x1 = 0 Keluarga merasa
bahwa keadaan
- masalah berat harus 2 tersebut telah
segera di tangani berlangsung lama dan
- ada masalah, tetapi tidak pernah ada
tidak harus segera kejadian yang
1 1
di tangani membuat lansia
- masalah tidak di cedera.
rasakan
0
Jumlah: 3 : 1/3
SKORING DAN PRIORITAS MASALAH

2. Ketidak seimbangan memelihara kesehatan b/d kurangnya pengetahuan

KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN


Sifat masalah : 2/3x1=2/3 Keadaan dimana harus

segera di atasi supaya


- tidak atau kurang sehat 3 1
tidak membahayakan
- ancaman kesehatan 2
lansia yang tinggal

-gangguan kesehatan 1 bersama keluarga


Kemungkinan masalah 2/2x1= 2 Penyediaan sarana

untuk diubah: yamg murah dan


1 2
mudah di dapat oleh
- Dengan mudah
1
- Hanya sebagian keluarga
- Tidak dapat 0

Potensi masalah untuk 0/2x1=0 Keluarga yamg


dicegah: 2 1 mempunyai kesibukan

yang tinggi, tetapi


- Tinggi 2
- Cukup tetap merawat orang
1
- Rendah tua lansia suatu

penghormatan dan

pengabdian bagi

keluarga.
Menonjolnya masalah 0/2x1 = 0 Keluarga merasa
bahwa keadaan
- masalah berat harus 2 tersebut telah
segera di tangani berlangsung lama dan
- ada masalah, tetapi tidak pernah ada
tidak harus segera kejadian yang
1 1
di tangani membuat lansia
- masalah tidak di cedera.
rasakan
0
Jumlah: 2 : ½
J. Rencana Keperawatan

Nama :Ny.S

Alamat :Seuneubok panton

Dx :Hipertensi

No Diagnosa PERENCANAAN
NOC NIC
Keperawatan
1 Resiko jatuh Tujuan : 1. kaji keadaan umum klien
2. kaji tingkat nyeri klien
b/d resistensi 3. berikan tindakan non
Setelah di lakukan tindakan
farmakologis
pembuluh
keperawatan selama 48 jam 4. berikan motivasi tentang
darah dalam meminimalkan aktivitas
di harapakan klien : 5. kaji TTV
otak meningkat 6. kolaborasy dalam
KH : pemberian terapi

- keadaan umum membaik


- TTV dalam rentang normal
- mengerti cara mengatasi
nyeri.

2 Ketidak Tujuan :

seimbangan 1. pantau frekuensi nutrisi


Setelah di lakukan tindakan
klien
memelihara 2. anjurkan klien
keperawatan selama 48 jam
kesehatan b/d di harapkan klien : mengkonsumsi makanan
rendah garam
kurangnya 3. anjurkan klien cara
KH :
mengatasi strees
pengetahuan
4. berikan pendidikan
- nutrisi terpenuhi
penting nya hidup sehat
- mengerti cara
5. berikan promkes tentang
mengatasi strees
memelihara kesehatan
- mengerti bagaiman
yang benar
hidup sehat
6. kolaborasi dalam
pemberian terapi

E. Catatan Perkembangan
Nama : Ny. S
Alamat : seuneubok Panton
Dx : Hipertensi

TGL DX IMPLEMENTASI EVALUASI


NO PARAF
WAKTU
1. 17 sep 2020 1. - Mengakaji keadaan S : klien mengatakan
umum klien sakit di bagian kepala,
/ 10.00 WIB - Mengkaji tingkat sakit di bagian lehernya
nyeri klien dan penglihatannya
- Mengajarkan teknik kabur.
relaksasi ( teknik
O : klien tampak
nafas dalam )
memegang kepalanya
- Memeriksa TTV
- Memberikan motivasi TD : 160/ 80 mmHg
tentang
- N : 80 x / m
meminimalkan
- RR : 22 x/ m
aktivitas
- T : 36.5 c
- k/u baik
- skala nyeri 6
- tampak meringis
- tampak
mengusap-
ngusap matanya
- klien tampak
mengerti teknik
relaksasi

A : maslah belum teratasi


- Resiko jatuh b/d
resistensi
peningkatan
darah dalam otak
meningkat

P : intervensi di
lanjutkan
- pantau k/u klien
- pantau TTV
- kaji skala nyeri
- anjurkan teknik
relaksasi
- kolaborasi dalam
pemberian terapi

2. 18 sep 2. - memaantau S : Ny.S mengatakan


frekuensi nutrisi tidak menjaga pola
2020/ 10.30 klien makan, Ny.S juga suka
- menganjurkan makan makan dengan
WIB
klien tinggi garam.
mengkonsumsi
makanan rendah
garam O : K/u :Tampak
- menganjurkan
klien cara bingung
mengatasi strees
- memberikan A : masalah belum
pendidikan teratasi
penting nya
P : intervensi di
hidup sehat
lanjutkan
- memberikan
promkes tentang - Anjurkan Ny.S
memelihara makan makanan
kesehatan yang rendag garam
benar - Berikan
- kolaborasi dalam pendidikan
pemberian terapi kembalitentang
penting nya
hidup sehat
- Berikan promkes
kembali tentang
memeliharakan
kesehatan

Nama : Ny. S
Alamat : Seuneubok panton
Dx : Hipertensi

No Tgl / jam Dx IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF

1. 19 sep 2020/ 1. - Memantau k/u klien S : klien mengatakan


10.30 WIB - Mengkaji skala nyeri sakit kepala berkurang ,
- Menganjurkan teknik sakit di bagian leher
relaksasi tidak di rasakan lagi
O : - k/u mulai membaik
TD :140/ 80 mmHg
- N : 80 x / m
- RR : 22 x/ m
- T : 36.5 c
- Skala nyeri 3
- Klien tampak
tenang
A : maslah resiko jatuh
b/d resistensi pembuluuh
darah dalam otak
meningkat mulai teratasi
P : Pertahankan
intervensi
- pantau k/u klien
- pantau TTV
- kaji skala nyeri
- anjurkan teknik
relaksasi
kolaborasi dalam
pemberian terapi

2 21 sep 2. - Memantau ttv S : klien mengatakan


- Menganjurkan klien
2020 / 11.00 sudah mulai
untuk melakukan
WIB mengonsumsi makanan
aktivitas untuk
rendah garam
menghindari strees
- Menberikan klaien
O : - klien tampak tenang
pendidikan kesehatan
- Klien tampak
mengenai gaya hidup
mengkonsumsi
yang sehat
makanan yang
- Menberikan klaen
rendah garam
prokes tentang
- Klaen tampak
penting nya
mulai memahami
memelihara kesehatan
mengenai gaya
hidup sehat, dan
bagaimana cara
menjaga
kesehatan
A : masalah terata
sebagian
P : intervensi di
lanjutkan
- Berikan klaen
pendikan
kesehatan gaya
hidup yang sehat
an penting nya
memelihara
kesehatan

Nama : Ny. S
Alamat : Seuneubok panton
Dx : Hipertensi

No Tgl / jam Dx IMPLEMENTASI EVALUASI

1. 22 sep 2020/ 10.30 1. - Memantau k/u klien S : klien mengatakan


WIB - Mengkaji skala nyeri sakit kepala berkurang ,
- Menganjurkan teknik sakit di bagian leher
relaksasi tidak di rasakan lagi
O : - k/u mulai membaik
TD :140/ 80 mmHg
- N : 80 x / m
- RR : 22 x/ m
- T : 36.5 c
- Skala nyeri 2
- Klien tampak
tenang
A : maslah resiko jatuh
b/d resistensi mulai
teratasi

P : intevensi di hentikan
- pantau k/u klien
- pantau TTV
- kaji skala nyeri
- anjurkan teknik
relaksasi
kolaborasi dalam
pemberian terapi

2 23 sep 2020 / 2. - Memberikan klaen S : klien mengatakan


11.00 WIB pendikan kesehatan tentang sudah bisa
gaya hidup sehat mengomsumsi makanan
- Memberikan klaen promkes rendah garam
tentang penting nya O : - k/u mulai membaik
memelihara kesehatan - Klien tampak
tenang
- Klian tampak
sudah mengerti
A : maslah teratasi
P : intevensi di hentikan
kolaborasi dalam
pemberian terapi.

Anda mungkin juga menyukai