Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

PADA IBU NIFAS

DISUSUN OLEH:

NAMA: INDRIA FITRIANI

NIM: 1713210008

STIkes BINA NUSANTARA

NS.HERLINA NASUTION S.KEP MKM

KEPERAWATAN (PSIK 2017)


A.  Identifikasi Masalah

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil, bersalin dan nifas adalah masalah besar di
negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-30% kematian wanita usia subur disebabkan
oleh kehamilan persalinan dan nifas. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor
utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tahun 1996 WHO
memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil bersalin dan nifas.
Di Asia Selatan wanita kemungkinan 1 : 18 meninggal akibat kehamilan, persalinan dan
nifas. Di negara Afrika 1 : 14, sedangkan di Amerika Utara hanya 1 : 6.366. Lebih dari 50%
kematian di negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta
biaya relatif rendah (Prawirohardjo, 2002).

Pada wanita atau ibu nifas penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya masa nifas sangat
penting dan perlu, oleh karena masih banyak ibu atau wanita yang sedang hamil atau pada
masa nifas belum mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, baik yang diakibatkan
masuknya kuman kedalam alat kandungan seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen
(kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh) dan endogen (dari jalan lahir sendiri) (Rustam
Mochtar, 1998).

Hingga saat ini penyebab infeksi nifas diantaranya adalah persalinan berlangsung lama
sampai terjadi persalinan terlantar, tindakan operasi persalinan, tertinggalnya plasenta,
selaput ketuban dan bekuan darah, ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil
melebihi 6 jam, keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum yaitu perdarahan
antepartum dan post partum, anemia pada sat kehamilan, malnutrisi, kelelahan, dan ibu hamil
dengan penyakit infeksi (Manuaba, 1998).

B.     Pengantar
1.        Bidang Studi   : Askrn Nifas dan Menyusui
2.        Topik               : masa nifas
3.        Sub Topik        : Tanda Bahaya pada masa nifas
4.        Sasaran            : Ibu-ibu Hamil
5.        Hari, Tanggal   :
6.        Jam                  : 09.00 WITA
7.        Tempat            : Kelas Ibu Hamil

C.  Tujuan Umum


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 15 menit, peserta mampu mengetahui
tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas.
D.  Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, peserta dapat mengetahui tentang:
1.      Pengertian masa nifas
2.      Tanda bahaya pada masa nifas
3.      Macam-macam tanda bahaya pada masa nifas
4.      Hal yang perlu dilakukan bila terdapat tanda bahaya pada masa nifas dan ibu nifas agar lebih
meningkatkan kesadaran terhadap perlunya pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya masa
nifas sehingga mereka dapat mengetahui dan mengenali apa yang termasuk dalam tanda-
tanda bahaya nifas dengan demikian diharapkan gangguan/komplikasi dalam masa nifas
dapat dideteksi secara dini.

E.     Materi
Terlampir

F.   Media
1.      Materi SAP
2.      Leaflet
3.      LCD
4. laptop

N KEGIATAN
TAHAPAN Waktu
o Penyuluh Peserta
Pembukaan Memberi salam Menjawab salam dan 3 Menit
1 Memperkenalkan diri mendengar
Menjelaskan pokok bahasan dan
tujuan penyuluhan
Membagi leaflet
2 penyajian Menjelaskan Pengertian masa nifas Mendengarkan dan 7 Menit
materi Menjelaskan Pengertian tanda
  menyimak
penyuluhan bahaya pada kehamilan penyuluhan dengan
Menjelaskan Macam-macam tanda
  serius
bahaya pada masa nifas
Menjelaskan penanganan yang 
harus dilakukan jika mengalami
tanda bahaya pada masa nifas
3 Penutup Tanya jawab Mengajukan 5 Menit
Mengakhiri penyuluhan pertanyaan dan
Salam penutup menjawab

G. Proses penyuluhan dan kegiatan

H.    Evaluasi
1.      Prosedur          :           Lisan
2.      Soal                 :           Essay
Pertanyaan: apa yang di maksud dengan tanda bahaya nifas?
Jawaban: Adalah suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan adanya
bahaya/komplikasi yang dapat terjadi selama masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak
terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu
Pertanyaan: apa saja tanda bahaya nifas?
Jawaban: a. Pendarahan Post Partum
b. Lochea yang Berbau Busuk (Bau dari Vagina)
c.            Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)
d. Nyeri pada Perut dan Panggul
e.            Pusing dan Lemas yang Berlebihan
f. Suhu Tubuh Ibu >380C
g. Penyulit dalam Menyusui: bendumgan ASI, mastitis,                       bendungan payudara

I.       Lampiran Materi


1.      Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-
kira 6-8 minggu (Prawirohardjo, 2010)

Puerperium berlangsung 6 minggu atau 42 hari merupakan waktu yang diperlukan untuk
pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal, dijumpai dua kejadian penting pada
puerperium, yaitu involusi uterus dan proses laktasi (Manuaba, 2007).

Masa nifas dimulai beberapa jam setelah plasenta lahir dan mencakup 6 minggu berikutnya.
(APN, 2008)
Jadi masa nifas adalah periode yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan pulih seperti keadaan sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau 42
hari.
2.      Tanda-tanda Bahaya Masa Nifas
Adalah suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan adanya bahaya/komplikasi yang
dapat terjadi selama masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa
menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2011).
Tanda-tanda bahaya masa nifas, sebagai berikut:
a.       Pendarahan Post Partum
1)      Tanda dan gejala
Pendarahan post partum adalah pendarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah
anak lahir (Prawirohardjo, 2010).
2)      Menurut waktu terjadinya dibagi atas 2 bagian:
a)      Pendarahan Post Partum Primer (Early Post Partum Hemorragie) yang terjadi dalam 24 jam
setelah anak lahir. Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta dan
robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama.
b)      Pendarahan Post Partum Sekunder (Late Post Partum Hemorragie) yang terjadi setelah 24
jam, biasanya terjadi antara hari ke 5-15 post partum. Penyebab utama adalah robekan jalan
lahir dan sisa plasenta (Prawirohardjo, 2010)
3)      Factor-faktor penyebab pendarahan post partum adalah:
a)      Grandemultipara
b)      Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
c)      Persalinan yang dilakukan dengan tindakan
4)      Penanganan
Perdarahan yang perlahan dan berlanjut atau perdarahan tiba-tiba merupakan suatu
kegawatdaruratan, segeralah bawa ibu ke fasilitas kesehatan.
b.      Lochea yang Berbau Busuk (Bau dari Vagina)
Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas sifat lochea
alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran lender waktu menstruasi dan berbau anyir
(Cairan ini berasal dari bekas melekatnya plasenta).
1)      Lochea dibagi dalam beberapa jenis (Rustam Muchtar, 2008):
a)      Lochea rubra (cruenta): Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama dua hari pasca persalinan.
b)      Lochea Sanguinolenta: Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7 pasca
persalinan.
c)      Lochea Serosa: Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca
persalinan.
d)     Lochea Alba: Cairan putih, setelah 2 minggu.
e)      Lochea Purulenta: Terjadi infeksi, cairan seperti nanah berbau busuk.
f)       Lochiostasis: Lochea tidak lancar keluarnya.
2)      Tanda dan gejala
a)      Keluarnya cairan dari vagina
b)      Adanya bau yang menyengat dari vagina
c)      Disertai dengan demam > 38oC
3)      Penanganan
Jagalah selalu kebersihan vagina anda, jika terjadi hal – hal yang tidak diinginkan segeralah
periksakan diri anda ke fasilitas kesehatan.
c.       Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)
Involusi adalah keadaan uterus yang mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari
1000 gr saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini
kurang baik atau terganggu disebut sub-involusi (Rustam Muchtar, 2008).
1)      Factor penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus, endometritis, adanya
mioma uteri (Prawirohardjo, 2010).
2)      Tanda dan gejala
a)      Uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya
b)      Fundus masih tinggi
c)      Lochea banyak dan berbau
d)     Pendarahan
3)      Penanganan
S egera periksakan diri anda ke fasilitas kesehatan.
d.      Nyeri pada Perut dan Panggul
1)      Tanda dan gejala
Peritonitis: Peradangan pada peritoneum
a)      Demam
b)      Nyeri perut bagian bawah
c)      Suhu meningkat
d)     Nadi cepat dan kecil
e)      Nyeri tekan
f)       Pucat muka cekung, kulit dingin
g)      Anoreksia terkadang muntah
2)      Penanganan
Lakukan istirahat baring, bila nyeri tidak hilang segera periksakan ke fasilitas kesehatan.
e.       Pusing dan Lemas yang Berlebihan
Menurut Manuaba (2008),  pusing dan lemas pada masa nifas dapat disebabkan karena
tekanan darah rendah, anemia, kurang istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu
kelihatan pucat.
1)      Tanda dan gejala
a)      Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala
b)      Kepala terasa berdenyut dan disertai ras mual dan muntah
c)      Lemas
2)      Penanganan
a)      Lakukan istirahat baring
b)      mineral dan vitamin yang cukup
c)      Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
d)     Meminum tablet fe selama 40 hari
e)      Minum kapsul vitamin A (200.000 unit)

f.       Suhu Tubuh Ibu >380C


Peningkatan suhu tubuh pada ibu selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi nifas.
1)      Tanda dan gejala
Biasanya terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan dengan suhu > 380C
2)      Penanganan
a)      Istirahat baring
b)      Kompres dengan air hangat
c)      Perbanyak minum
d)     Jika ada syok, segera bawa ibu ke fasilitas kesehatan.
g.      Penyulit dalam Menyusui
Untuk dapat melancarkan ASI, dilakukan persiapan sejak awal kehamilan dengan melakukan
masase, menghilangkan kerak pada putting susu sehingga duktusnya tidak tersumbat. Untuk
menghindari putting susu terbenam sebaiknya sejak hamil, ibu dapat menarik-narik putting
susu dan ibu harus tetap menyusui agar putting selalu sering tertarik. Sedangkan untuk
menghindari putting lecet yaitu dengan melakukan teknik menyusui yang benar, putting harus
kering saat menyusui. Putting lecet dapat disebabkan karena cara menyusui dan perawatan
payudara yang tidak benar, bila lecetnya luat menyusui 24-48 jam dan ASI dikeluarkan
dengan tangan atau pompa (Manuaba, 2008).
Beberapa keadaan abnormal pada masa menyusui yang mungkin terjadi:
1)      Bendungan ASI
a)      Penyebab: penyempitan duktus laktiferus, kelenjar yang tidak dikosongkan dengan
sempurna, kelainan pada putting susu.
b)      Gejala: timbul pada hari ke 3-5, payudara bengkak, keras, tegang, panas dan nyeri, suhu
tubuh meningkat.
c)      Penanganan
         Susukan payudara sesering mungkin
         Kedua payudara disusukan
         Kompres hangat payudara sebelum disusukan
         Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui, sanggah payudara.
         Kompret dingin pada payudara diantara menyusui
         Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg peroral setiap 4 jam.

2)      Mastitis
Adalah suatu peradangan pada payudara biasaya terjadi pada 3 minggu setelah melahirkan.
Penyebabnya salah satunya kuman yang menyebar melalui luka pada putting susu/peredaran
darah (Manuaba, 2008)
a)      Tanda dan gejala
         Payudara membesar dan keras
         Payudara nyeri, memerah dan membisul
         Suhu tubuh meningkat dan menggigil
b)      Penanganan
         Sanggah payudara
         Kompres dingin
         Susukan bayi sesering mungkin
         Banyak minum dan istirahat yang cukup
3)      Abses payudara
Adalah terdapat masa padat mengeras dibawah kulit yang kemerahan terjadi karena mastitis
yang tidak segera diobati. Gejala sama dengan mastitis terdapat bisul yang pecah dan
mengeluarkan pus (nanah) (Manuaba, 2008

Anda mungkin juga menyukai