Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ANALISIS KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Disusun Oleh :

Qanita Nurul Izza (P1337420522061)

Nita Salsabila Salma (P1337420522062)

Azizah Kusumawati Yuwono (P1337420522063)

Savira Alya (P1337420522064)

Luluk Cahya K. N (P1337420522065)


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah berjudul “Analisis Komunikasi Terapeutik” dengan tepat waktu.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lulut Handayani, M.Kes selaku dosen mata
kuliah Komunikasi, karena telah memberikan tugas ini kepada penulis serta membimbing penulis
dalam menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua
rekan yang telah membantu dalam penyelesaian tugas makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan wawasan kepada pembaca mengenai hukum
Tuhan yang berhubungan dengan keperawatan. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan dan pengalaman penulis
yang cukup terbatas. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi. Terimakasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………..…..i

BAB I PENDAHULUAN……………..….ii

1.1 Latar Belakang……………….1


1.2 Rumusan Masalah……..........1
1.3 Tujuan………………………..2

BAB II PEMBAHASAN……….……….iii

BAB III PENUTUP……………………..iv

2.1 Kesimpulan………………….5

2.2 Saran…………………………5

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

komunikasi merupakan bagian penting dari kehidupan manusia. Sepanjang perjalanan hidupnya
manusia selalu berkomunikasi baik disadari maupun tidak. Kemampuan perawat dalam
melakukan komunikasi terapeutik merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan. Perawat tidak boleh terlihat bingung, pasien harus merasa bahwa dirinya adalah
fokus utama perawat selama interaksi. Agar perawat dapat berperan aktif dan terapeutik, perawat
harus menganalisis diri meliputi kesadaran diri, klarifikasi nilai, perasaan dan mampu menjadi
model yang bertanggung jawab.
Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan komunikasi terapeutik, dalam hal ini komunikasi
yang dilakukan oleh seorang perawat pada saat melakukan intervensi keperawatan harus mampu
memberikan khasiat therapi bagi proses penyembuhan  pasien. Oleh karenanya seorang perawat
harus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aplikatif komunikasi terapeutik agar
kebutuhan dan kepuasan pasien dapat dipenuhi. Northouse (1998) mendefinisikan komunikasi
terapeutik sebagai kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu klien beradaptasi
terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang
lain. Stuart G.W (1998) menyatakan bahwa komunikasi terapeutik merupakan hubungan
interpersonal antara  perawat dan klien, dalam hubungan ini perawat dan klien memperoleh
pengalaman belajar  bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien.
Sedangkan S.Sundeen (1990) menyatakan bahwa hubungan terapeutik adalah hubungan
kerjasama yang ditandai tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dalam
membina hubungan intim yang terapeutik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu komunikasi terapeutik?
2. Mengapa penting bagi perawat?
3. Bagaimana supaya terjalin komunikasi yang terapeutik?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui definisi komunikasi terapeutik
2. Mengetahui fungsi komunikasi terapeutik bagi perawat
3. Mengetahui cara terjalinnya komunikasi terapeutik
BAB II

PEMBAHASAN

Salah satu aset berharga yang dimiliki oleh manusia adalah kesehatan. Kesehatan merupakan
salah satu faktor yang sangat penting untuk melakukan aktifitas sehari hari. Maka dari itu ketika
seseorang merasa sakit mereka akan berusaha mencari cara untuk menyembuhkan rasa sakitnya
dan mengatasi keluhannya. Salah satu caranya adalah pergi ke klinik maupun rumah sakit.

Tetapi tidak semua orang yang berobat ke rumah sakit bisa hanya menjalani rawat jalan,
sebagian dari mereka disarankan untuk rawat inap ketika dirasa penyakitnya membutuhkan
perawatan dari tenaga medis yang intensif.

Bagi pasien yang dirawat inap kerap kali merasa takut, cemas, dan merasa tidak nyaman ketika
mereka menjalani rawat inap di rumah sakit, perasaan takut dan cemas tersebut biasanya
dirasakan karena pasien ketakutan terhadap penyakit yang sedang dihadapinya, mendengar dari
orang lain tentang penyakit tersebut, dan juga perasaan takut mati dan lain sebagainya sehingga
hal tersebut memicu seseorang merasakan stress.

Dari beberapa artikel terkait, seorang dokter mengatakan bahwa penyakit itu 90% berasal dari
pikiran, 10%-nya lagi dari pola makanan sehari-hari. Maka dari itu perasaan-perasaan cemas
yang dirasakan oleh pasien saat mereka sakit dan di rawat inap tentu saja membuat keadaan tidak
menjadi baik dan dapat memperburuk kondisi seseorang secara psikologis sehingga hal ini juga
dapat berpengaruh dalam menghambat proses penyembuhannya dan ditambah lagi dengan
kurangnya informasi yang memadai tentang kesehatan dan juga kurangnya komunikasi dengan
tenaga kesehatan untuk mengkonsultasikan apa yang mereka rasakan.

Dalam dunia kesehatan, pada saat proses perawatan berlangsung, seorang pasien cenderung lebih
banyak berinteraksi dengan perawat dan dokter, tetapi intensitas pertemuan pasien cenderung
lebih banyak untuk bertemu dengan perawat.

Sebuah keterampilan dalam berinteraksi atau berkomunikasi merupakan critical skill yang
memang seharusnya dikuasai oleh seorang perawat, karena perawat sendiri dalam profesinya
memiliki sebuah komunikasi yang bertujuan sebagai upaya penyembuhan pada pasien.

Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan komunikasi Terapeutik, yang merupakan


komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat pada saat melakukan intervensi keperawatan
sehingga memberikan khasiat terapi bagi proses penyembuhan pasien.

Maka komunikasi terapeutik ini juga termasuk dalam komunikasi interpersonal yaitu dengan titik
tolak saling memberi sebuah pengertian antara seorang perawat dengan seorang pasien.
Persoalan paling dasar dari komunikasi terapeutik ini yaitu adanya saling membutuhkan antar
pasien dengan perawat, sehingga hal ini dapat dikategorikan dalam komunikasi pribadi antar
perawat dengan pasien, peran perawat disini yaitu membantu dalam sebuah upaya penyembuhan
dan pasien disini menerima bantuan dari perawat.

Komunikasi terapeutik dapat digambarkan melalui situasi yang apabila dalam sebuah
komunikasi, perawat mampu mendapatkan gambaran yang jelas tentang kondisi pasien yang
dirawat, seperti keluhan yang dirasakan dan lain sebagainya. Dari hal inilah perawat akan
mendapat gambaran yang berguna untuk menentukan tindakan apa yang akan dilakukan pada
pasien, dengan tujuan agar tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai atau tepat sasaran
sehingga dapat membantu mempercepat proses kesembuhan pasien.

Saat menjalani proses komunikasi terapeutik, seorang perawat melakukan kegiatan dari mulai
pengkajian, menentukan masalah keperawatan, menentukan rencana tindakan, melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan yang telah direncanakan sampai dengan evaluasi yang
semuanya itu bisa dicapai dengan maksimal apabila terjadi proses komunikasi yang efektif dan
intensif pada pasien.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Melalui penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa bagaimana cara perawat memberikan
informasi kesehatan kepada pasiennya, dapat menjadi salah satu faktor yang mendukung ataupun
motivasi bagi kesembuhan pasien.

Pasien yang awalnya cemas terhadap penyakitnya, menjadi paham tentang penyakit yang dialami
bahkan menerima kondisinya. Sehingga pasien akan lebih menerima tindakan yang harus
diberikan untuk kesembuhan.

Ilmu komunikasi yang baik seperti ini juga sangat bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
tidak hanya perawat kepada pasien. Dapat juga diterapkan kepada keluarga terhadap pasien,
bagaimana keluarga memberi dukungan kepada pasien juga perlu dikomunikasikan dengan baik.

Saran

Perawat dan pembaca diharapkan dapat memahami materi yang dijelaskan, sehingga dapat
berkomunikasi dengan baik kepada pasien. Diharapkan juga dapat mengaplikasikan teori ini ke
dalam kehidupan sehari-hari hingga terjalin komunikasi yang terapeutik.
DAFTAR PUSTAKA

Nur, A. (2022). Pentingnya Komunikasi Terapeutik Perawat Untuk Kesembuhan Pasien. (Dosen
STIKES Banyuwangi)

Arda, D. (2019). Pengetahuan Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik Di Rumah Sakit. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 8(2), 74-78.

Anda mungkin juga menyukai