Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KOMUNIKASI KEPERAWATAN
1. Mengidentifikasi tujuan komunikasi terapeutik
2.Menjelaskan kegunaan komunikasi terapeutik

Dosen pengampuh :Mira Astri Konio S.Kep.M.Kes

DISUSUN OLEH
KELOMPOK III
1. Algifarih Ismail
2. Ferlin Bahutala
3. Jihan Rahmawaty Yusuf
4. Sintia Gani
5. Siti Putri Amelia Hasan
6. Wahyudin Ladjiku

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN GORONTALO 2023
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karna Rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat Menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya, dalam makalah
ini saya membahas mengenai “TUJUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DAN KEGUNAAN
KOMUNIKASI TERAPEUTIK”
Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
kata bahasanya. oleh karnanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini
Akhir kata dari kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bdan bisa membantu pembaca
mengetahui Tujuan Komunikasi Terapeutik Dan Kegunaan Komunikasi Terapeutik.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR :……………………………………………………………………….


BAB 1
PENDAHULUAN:………………………………………………………………………
1.Latar belakang :…………………………………………………………………………….
2.Tujuan :………………………………………………………………………………………
BAB 2
PEMBAHASAN :……………………………………………………………………………..
1.Mengidentifikasi tujuan komunikasi terapeutik :………………………………………..
2.Menjelaskan kegunaan komunikasi teraupeutik :……………………………………….
BAB 3
PENUTUPAN :……………………………………………………………………………….
1.Kesimpulan :………………………………………………………………………………..
2.Saran :………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAK :………………………………………………………………………...
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau


dirancang untuk tujuan terapi. Seorang penolong atau perawat dapat
membantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya melalui komunikasi
(Suryani, 2015). Menurut Purwanto yang dikutip oleh (Mundakir, 2010)
komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Pada
dasarnya komunikasi terapeutik merupakan komunikasi professional yang
mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan klien (Fatmawati, S, 2010).
Komunikasi tidak hanya sekedar alat untuk berbicara dengan klien,
namun komunikasi antar perawat dan klien memiliki hubungan terapeutik
yang bertujuan untuk menumbuhkan motivasi dalam proses kesembuhan
klien. Adanya motivasi akan mampu mempengaruhi kesembuhan klien,
jika tidak didukung adanya motivasi untuk sembuh dari diri klien tersebut
dipastikan akan menghambat proses kesembuhan. Perawat yang memiliki
keterampilan berkomunikasi terapeutik tidak saja akan mudah membina
hubungan saling percaya dengan klien, tetapi juga dapat mencegah
terjadinya masalah legal etik, serta dapat memeberikan kepuasan
profesional dalam pelayanan keperawatan, meningkatkan citra profesi
keperawatan dan citra rumah sakit dalam memberikan pelayanan
(Nurjanah, 2009)
Akibat dari kurangnya komunikasi terapeutik perawat terhadap
klien dapat mempengaruhi motivasi sembuh. Dimana motivasi adalah
kekuatan penggerak yang membangkitkan aktifitas pada makhluk hidup,
dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan
tertentu (Rahman & Wahab, 2006).
Untuk meningkatkan motivasi pada klien dengan penyakit stroke
dapat menggunakan terapi non-farmakologi. Salah satu terapi yang bisa
dilakukan ialah komunikasi terapeutik. Pada dasarnya komunikasi
terapeutik merupakan komunikasi profesional yang mengarah pada tujuan
yaitu penyembuhan dan dapat meningkatkan motivasi klien (Fatmawati, S.
2010).
Menurut (Nurjannah, 2009) mengatakan bahwa terapeutik
merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari penyembuhan.
Hal ini menggambarkan bahwa dalam menjalani proses komunikasi
terapeutik, seorang perawat melakukan kegiatan dari mulai pengkajian,
menentukan masalah keperawatan, menentukan rencana tindakan,
melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan yang telah direncanakan
sampai dengan evaluasi yang semuanya itu bisa dicapai dengan maksimal
apabila terjadi proses komunikasi yang efektif dan intensif pada klien
dengan penyakit stroke.

B.TUJUAN

1.Untuk mengetahui tujuan komunikasi terapeutik


2.untuk mengetahui kegunaan komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat klien yang bertujuan
untuk menyelesaikan masalah klien yang mempengaruhi perilaku pasien. Hubungan perawat klien
yang terapeutik adalah pengalaman belajar bersama dan pengalaman dengan menggunakan
berbagai tekhnik komunikasi agar perilaku klien berubah ke arah positif seoptimal mungkin.
Untuk melaksanakan komunikasi terapeutik yang efektif perawat harus mempunyai keterampilan
yang cukup dan memahami tentang dirinya.

Teori komunikasi sangat sesuai dalam praktek keperawatan (Stuart dan Sundeen, 1987, hal. 111)
karena :

Komunikasi merupakan cara untuk membina hubungan yang terapeutik. Dalam proses
komunikasi terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran.
Maksud komunikasi adalah mempengaruhi perilaku orang lain. Berarti, keberhasilan intervensi
keperawatan bergantung pada komunikasi karena proses keperawatan ditujukan untuk merubah
perilaku dalam mencapai tingkat kesehatan yang normal.
Komunikasi adalah berhubungan. Hubungan perawat dan klien yang terapeutik tidak mungkin
dicapai tanpa komunikasi.
Dalam membina hubungan terpeutik dengan klien, perawat perlu mengetahui proses komunikasi
dan keterampilan berkomunikasi dalam membantu klien memecahkan masalahnya. Elemen yang
harus ada pada proses komunikasi adalah pesan, penerima pesan, media dan umpan balik. Semua
perilaku individu pengirim dan penerima adalah komunikasi yang akan member efek pada
perilaku. Pesan yang disampaikan dapat berupa verbal dan nonverbal. Bermain merupakan cara
berkomunikasi dan berhubungan yang baik dengan klien anak.

Tanpa disadari, mungkin Anda sudah sering melihat dokter, perawat, atau tenaga kesehatan
(nakes) lainnya memberikan perhatian lebih dan menunjukkan simpatinya atas kondisi yang
dialami pasien. Nah, sebenarnya ini adalah salah satu teknik komunikasi terapeutik.

Tenaga kesehatan memang memiliki pekerjaan yang cukup kompleks dalam memberikan
perawatan kesehatan sembari berkomunikasi secara efektif dengan pasien.

Karena komunikasi merupakan bagian terpenting, mengetahui teknik dan prinsip komunikasi
terapeutik seyogianya menjadi fokus utama tenaga kesehatan. Komunikasi terapeutik adalah
teknik komunikasi langsung yang meningkatkan kesehatan fisik dan emosional pasien.

Komunikasi ini juga memungkinkan perawat untuk bisa mengatasi masalah pasien dan
memberikannya dukungan emosional serta informasi kesehatan yang bermakna.
Tenaga kesehatan bisa menggunakan berbagai pendekatan untuk bisa berkomunikasi dengan
pasien.

Untuk Anda yang berprofesi sebagai perawat, berikut ini berbagai teknik komunikasi terapeutik
yang dapat diterapkan saat berpraktik.

1. Diam
Kadang Anda perlu untuk tidak berbicara sama sekali. Ini bisa memberikan kesempatan kepada
pasien maupun perawat untuk memberikan respons, seperti membuka percakapan.

2. Menawarkan diri
Pada teknik satu ini, Anda mungkin bisa memberikan berbagai tawaran sederhana, seperti makan
siang, duduk, atau menonton TV bersama pasien. Percayalah, cara ini dapat meningkatkan mood-
nya.

3. Memberikan pengakuan
Orang yang sehat pun tanpa disadari butuh pengakuan agar kondisinya membaik kembali, apalagi
pasien yang sedang menjalani perawatan intensif.

Anda perlu mengakui perilaku baik pasien, lalu menghargainya tanpa harus memuji, misalnya
dengan mengatakan, “Bapak/Ibu rajin minum obat, ya.”

4. Menerima dan mendengarkan pasien


Anda harus mengakui apa yang pasien sampaikan, yaitu dengan mendengarkannya. Ini bisa
membuat pasien lebih serius dan tentunya bersemangat dalam menjalani pengobatan yang
diberikan.

5. Berikan kebebasan pada pasien dalam bertanya


Sekedar bertanya, “Bagaimana kondisi Bapak/Ibu pagi ini?” merupakan cara yang baik untuk
memberikan pasien kesempatan agar ia mau mendiskusikan kendalanya.

Kebebasan berekspresi merupakan prinsip penting dari terbentuknya komunikasi terapeutik yang
efektif.

6. Meminta klarifikasi
Saat pasien menyampaikan sesuatu yang ambigu atau kurang jelas, ada baiknya untuk
memintanya mengulang kembali. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah memahami apa pun yang
disampaikannya.

7. Membatasi diri
Ada kalanya Anda tidak boleh membeberkan kondisi pasien yang mungkin dapat memperburuk
kesehatannya. Sebagai contoh, ketika pasien mengulik lebih lanjut akan penyakit yang ia alami.

Sebisa mungkin, Anda perlu mengalihkan topik ini untuk menjaga perasaan dan semangatnya.

8. Coba untuk fokus


Pastinya di sela percakapan, pasien memberikan informasi yang sangat penting. Jika demikian,
Anda perlu fokus dengan pernyataan yang diberikan.

Ini akan membantunya untuk mendiskusikan kendala tersebut lebih lanjut.

9. Konfrontasi
Pada teknik konfrontasi, perawat bertanya langsung kepada pasien tentang hal-hal yang menjadi
kendalanya atau kebiasaan buruk yang masih dilakukannya.

Teknik komunikasi ini hanya boleh diterapkan setelah kepercayaan berhasil dibangun. Ini
nantinya juga bisa membantu pasien untuk menghentikan rutinitas yang sekiranya tidak baik
untuk pasien.

10. Mempelajari keterampilan komunikasi keperawatan


Agar Anda menjadi perawat yang unggul dalam berkomunikasi dengan pasien, penting untuk
mencoba berbagai program keterampilan.

Ini sekaligus membangun rasa percaya diri saat melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien.
11. Bertanya secara bertahap
Saat tiba di rumah sakit atau mulai menjalani perawatan, pasien mungkin kesulitan mengingat apa
saja yang terjadi sebelum ia sakit.

Untuk memudahkan pasien dalam mengingat, Anda bisa mengajukan pertanyaan secara bertahap.
Sebagai contoh, Anda bisa memulai dengan sejak kapan gejala muncul, apa saja obat yang
diminum pasien, dan sebagainya.
12. Melakukan pengamatan
Anda dapat mengamati perilaku pasien untuk memahami kondisinya. Ambil contoh, jika pasien
lelah, ini mungkin menandakan kalau pasien kurang tidur akhir-akhir ini atau tidak mendapatkan
asupan gizi seimbang.

13. Menyimpulkan perkataan pasien


Setelah pasien selesai mengutarakan keluhannya, coba simpulkan menggunakan pilihan kata Anda
sendiri.

Contohnya, ada pasien lansia yang sering melewatkan dosis obat karena tidak tahan dengan efek
samping mual. Dengarkan keluhan pasien, lalu Anda bisa berkata, “Berarti, Bapak/Ibu sering lupa
minum obat karena mualnya mengganggu, ya.”

Teknik komunikasi terapeutik yang satu ini bisa menunjukkan pasien kalau Anda benar-benar
mendengarkan keluhannya. Pasien tentu akan merasa lebih dihargai.
14. Menyatakan keraguan
Menyatakan keraguan bisa menarik perhatian pasien untuk mendiskusikan kendala yang
dialaminya lebih lanjut. Bahkan, pasien mungkin tidak akan ragu lagi untuk menceritakannya
secara gamblang.
15. Memberikan harapan
perawatan di rumah, home care
Karena rumah sakit bisa jadi salah satu sumber stres pasien, penting untuk memberikan pasien
harapan bahwa ia masih bisa bertahan dengan kondisinya saat ini.

Pasien tentu saja akan lebih bersemangat untuk sembuh dan berjuang mengusir penyakitnya.

16. Membandingkan kondisi pasien saat ini dengan sebelumnya


Jika dilakukan dengan cara dan situasi yang tepat, teknik komunikasi terapeutik yang satu ini bisa
meningkatkan semangat pasien untuk sembuh.
Hal ini akan memotivasi pasien untuk menjalani pengobatan dengan benar.

17. Menanyakan persepsi pasien


Bagi pasien yang sedang mengalami masalah sensori atau halusinasi, cara ini bisa membuat proses
perawatan jadi lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai