Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEKNIK DAN STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Komunikasi
Terapeutik
Dosen Pengampu : Ns. Alfunnafi' Fahrul Rizzal, M. Kep., Sp. Kep.J.

Disusun Oleh :
Kelompok 18
1. Athaya Bellinza Vionasari 2211137
2. Wijita 2211140
3. Dicky Chandra Wijaya 2211143
4. Erlina Febrianti 2211146
5. Nirra Riana Putri 2211153

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS dr.
SOEPRAOEN KESDAM V BRAWIJAYA MALANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya, tugas kelompok mata kuliah Komunikasi terapeutik makalah dengan
Judul “Teknik dan Strategi Komunikais Terapeutik” dapat disusun dan
diselesaikan dengan maksimal secara tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti
ulangan akhir semester III sarjana Ilmu Keperawatan tahun 2023/2024. Penulisan
makalah ini didasari oleh semangat penulis untuk lebih mengenal pengabdian
yang dilakukan profesi Keperawatan yang sedang dipelajari. Penulis makalah ini
tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak yang mendukung dan memfasilitasi
penulis dalam proses penulisan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung untuk


pembuatan karya tulis ini:

1. Bapak Ns. Alfunnafi' Fahrul Rizzal, M. Kep., Sp. Kep.J. selaku dosen
mata kuliah komunikasi terapeutik di ITSK RS dr. Soepraoen.
2. Orang tua penulis yang terus menerus memberi dukungan dan memberi
berbagai bantuan kepada Penulis baik secara material maupun teori.
3. Teman-teman dan pihak-pihak pendukung lainnya yang namanya tidak
bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
Penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
kearah kesempurnaan untuk kedepannya. Akhir kata, Penulis mengucapkan
selamat membaca, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
pembaca.

Malang, 13 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................5
C. Tujuan.......................................................................................................5
D. Manfaat....................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
A. Teknik Komunikasi Listening, Broad Openings, dan Restating.........6
B. Teknik Komunikasi Clarification, Reflection, dan Focusing..............7
C. Teknik Komunikasi Theme Identificatio and Sharing Perception.....9
D. Teknik Komunikasi Silence dan Humor.............................................11
E. Teknik Komunikasi Informing dan sugesting....................................13
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................15
A. Kesimpulan............................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat
untuk membantu klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan
psikologis, dan belajar tentang cara berhubungan dengan orang lain dan
hubungan Interpersonal antara perawat dan klien O'Gara (2004) menjelaskan
ada beberapa komponen atau strategi dalam komunikasi terapeutik yang
mampu memberikan dampak pada konsultasi pasien di emergency adalah:
bertanya (questioning), mendengarkan dan memperhatikan, komunikasi
emphaty; membangun dan menggabungkan pelayanan dan kendala pada
pasien, serta membuat kesimpulan, komunikasi terapeutik mempunyai tujuan
untuk memotivasi dan mengembangkan pribadi klien kearah yang lebih
konstruktif dan adaptif, selain itu komunikasi terapeutik juga mengarahkan
pada pertumbuhan klien (Priyanto, 2009).

Komunikasi terapeutik sangat penting digunakan, komunikasi professional


bertujuan untuk penyembuhan pasien. Kemampuan perawat untuk
berkomunikasi mempengaruhi penilaian pasien terhadap perawat dan juga yang
perawat rasakan tentang dirinya. Setiap intervensi yang dibuat oleh perawat
dilaksanakan dengan menggunakan komunikasi terapeutik. Teknik komunikasi
terapeutik merupakan keterampilan perawat yang harus dipelajari dan dilatih
setiap saat, berkomunikasi dengan pasien, perawat perlu menganalis siapa yang
akan diajak berkomunikasi, berinteraksi dengan pasien anak, remaja, tidak
akan sama teknik berkomunikasinya dengan pasien lansia, pasien jiwa maupun
dengan pasien yang dalam keadaan terminal condition. Adanya keterampilan
berkomunikasi terapeutik, perawat akan lebih mudah menjalin hubungan saling
percaya dengan klien, sehingga akan lebih efektif dalam mencapai tujuan
asuhan keperawatan yang telah diterapkan, memberikan kepuasan profesional
dalam pelayanan keperawatan dan akan meningkatkan profesi (Damayanti,
2008).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan contoh dari Teknik Komunikasi Listening, Broad
Openings, dan Restating?
2. Apa pengertian dan contoh dari Teknik Komunikasi Clarification,
Reflection, dan Focusing?
3. Apa pengertian dan contoh dari Teknik Komunikasi Theme Identificatio
and Sharing Perception?
4. Apa pengertian dan contoh dari Teknik Komunikasi Silence dan Humor?
5. Apa pengertian dan contoh dari Teknik Komunikasi Informing and
Suggesting?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan contoh dari Teknik Komunikasi Listening,
Broad Openings, dan Restating
2. Mengetahui pengertian dan contoh dari Teknik Komunikasi Clarification,
Reflection, dan Focusing
3. Mengetahui pengertian dan contoh dari Teknik Komunikasi Theme
Identificatio and Sharing Perception
4. Mengetahui pengertian dan contoh dari Teknik Komunikasi Silence dan
Humor
5. Mengetahui pengertian dan contoh dari Teknik Komunikasi Informing
and Suggesting

D. Manfaat
Dengan makalah ini, penulis berharap dapat memberi manfaat bukan hanya
bagi penulis, tetapi juga dapat dirasakan oleh banyak pihak, antara lain :
1. Bagi penulis, makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan
tambahan.
2. Bagi Mahasiswa ITSK RS dr. Soepraoen, makalah ini diharapkan dapat
membantu dalam memahami Teknik dan Strategi Komunikai Terapeutik
3. Bagi dosen ITSK RS dr. Soepraoen, makalah ini diharapkan dapat
membantu dosen dalam menyampaikan materi dengan pemahaman
mahasiswa.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teknik Komunikasi Listening, Broad Openings, dan Restating


1. Teknik komunikasi Listening (mendengarkan) adalah teknik yang
dilakukan dengan mendengarkan dan menjadi pendengar aktif. Dalam hal
ini pendengar dapat memahami perasaan dan menerima hal-hal yang
disampaikan oleh klien. Selain menerima, penerima dituntut untuk dapat
menganalisis pesan-pesan tersembunyi yang disampaikan. Sehingga
sebagai penerima pesan secara listening, perawat dituntut untuk lebih
terbuka untuk mendengarkan klien.
Contoh: klien mengatakan rasa sakit yang ia rasakan, dan perawat
mendengarkan dengan aktif untuk mengumpulkan data klien, sehingga
dapat merencanakan tindakan selanjutnya.
Contoh percakapan :
Perawat : “Selamat pagi, ibu silakan menyampaikan semua keluhannya,
saya akan mendengarkan”
Pasien : Iya sus, yang saya rasakan sekarang pusing , muntah muntah ,
perut rasanya seperti di tusuk-tusuk , muntah sudah sejak 1 hari kemarin .
Perawat : ( mendengarkan )
2. Teknik Broad openings merupakan sebuah teknik membuka komunikasi
dengan memberikan inisiatif pada klien. Dengan kata lain, komunikasi ini
dilakukan dengan sedikit mendorong atau membantu klien untuk memulai
komunikasi. Teknik ini dapat dilakukan jika klien merasa ragu untuk
menyampakan informasi yang secara terbuka dan topik pembicaraan yang
ditentukan oleh klien.
Contoh: klien terlihat ragu, perawat mencoba untuk membuka komunikasi
dengan bertanya pada pasien setelah melihat hal-hal yang membuat klien
ragu maupun tak nyaman
Contoh percakapan :
Perawat : Baik ibu ,saya telah selesai mengganti sprei tempat tidur ibu.
Apakah ibu sudah merasa nyaman ?
Pasien : iya sus, sudah nyaman.
3. Teknik Restating / reapeating merupakan teknik komunikasi dengan
mengulang kembali ucapan klien atau menyatakan kembali hal-hal yang
disampaikan klien Teknik ini dilakukan untuk menguatkan ungkapan klien
dan memberi tanda bahwa pendengar mendengarkan dengan baik. Teknik
ini juga dapat dilakukan jika pendengar kurang paham/ ragu/ kurang jelas
dengan informasi yang diberikan.
Contoh: perawat menyampaikan ulang kembali keluhan yang disampaikan
oleh klien sebelumnya dan klien membenarkan informasi yang kurang
detail dan mengetahui pesannya telah tersampaikan sebagian.
Contoh Percakapan :
Perawat : Baik ibu , ini obatnya untuk Paracetamol diminum 3x sehari
setelah makan , Amoxilin 1x sehari setelah makan , bagaimana bu apakah
penjelasan saya sudah dipahami ?
Pasien : Baik sus, sudah paham.

B. Teknik Komunikasi Clarification, Reflection, dan Focusing


1. Pengertian Teknik Komunikasi Clarification:
(penegasan pernyataan), konselor melakukan proses klarifikasi sebagai
penegasan penyataan konseli tetapi dengan persepsi konselor, ini
merupakan proses penyamaan persepsi. Clarification adalah teknik yang
digunakan untuk mengungkapkan kembali isi pernyataan klien dengan
menggunakan kata-kata baru dan segar (Supriyo dan Mulawarman, 2006:
25). Sedangkan menurut Fauzan Lutfi, dkk (2008: 34) clarification atau
penegasan pernyataan adalah pola respon atau teknik menanggapi
pembicaraan dengan cara memperjelas kata-kata yang telah diucapkan
konseli melalui pemetikan atau pengambilan inti pembicaraan yang
dianggap penting.
Sekilas teknik clarification hampir sama dengan paraphrasing.
Namun, dalam clarification ini, konselor tidak hanya mengungkapkan
kembali apa yang telah diungkapkan konseli. Tetapi juga melakukan
penegasan dan penajaman sehingg wawancara konseling menjadi lebih
jelas dan terarah. Penajaman membantu konseli dalam menggali
pernyataan-pernyataannya dan makna yang melekat dalam kata-kata yang
dipergunakannya. Hal ini akan mengarahkan konseli untuk memahami
lebih jauh pokok pembicaraan itu dan memberikan keterbukaan yang lebih
besar untuk menghadapi hal-hal yang terkait dengan masalahnya (Yeo
dalam Sugiharto & Mulawarman, 2007: 58)
Clarification merupakan teknik dasar komunikasi dalam konseling
yang berarti penegasan pernyataan. Clarification dilakukan oleh konselor
untuk menanggapi pembicaraan konseli dengan cara memperjelas kata-
kata yang telah diucapkan oleh konseli melalui pemetikan atau
pengambilan inti pembicaraan yang dianggap penting (Fauzan, 2008:34)
Contoh Percakapan :
pasien : "kepala saya nyut-nyutan sus"
perawat: "baik bu, bisa jelaskan apa yang dimaksud dengan kepala nyut-
nyutan"
pasien : "kepala saya rasanya sangat pusing dan berat"
perawat: "baik bu, lalu apa ada keluhan lain?"
pasien : "perut saya juga terasa kliyengan"
perawat : " apa bisa ibu jelaskan perut kliyengan itu bagaimana"
pasien : "rasanya kayak mules dan panas"
perawat: "baik bu"

2. Pengertian Teknik Komunikasi Reflection:


(Pemantulan Perasaan), pola respon konselor dalam menanggapi
pembicaraan konseli dengan memantulkan perasaan atau sikap yang
terkandung dalam penyataan konseli. Teknik ini bertujuan untuk
mengarahkan pembicaraan yang lebih dalam, terkait dengan perasaan
konseli. Proses ini akan membantu konseli untuk mengungkap peerasaan
atau sikap.
Reflection adalah cara yang dilakukan konselor untuk mengembalikan
kembali apa yang pasien katakan dan menanyakan kembali apakah
Tindakan pasien tersebut benar menurut pasien itu sendiri. Konselor akan
membuat pasien berfikir kembali tentang apa yang telah dia lakukan
dan apakah yang dia lakukan itu benar atau salah.
Contoh Percakapan :
Perawat: “selamat pagi ibu”
Pasien: “iya sus selamat pagi”
Perawat: “Sepertinya ibu merasa kuatir (resah)apakah ada yang ingin ibu
sampaikan?”
Pasien: “sebenarnya ada sesuatu yang ingin saya sampaikan terkait operasi
yang harus saya jalani apakah lebih harus operasi apakah tidak ada jalan
lain?”
Perawat: “mungkin jika ibu masih ragu ibu bisa membicarakan terlebih
dahulu dengan keluarga Karena operasi ini sangat penting untuk
kesehatan ibu sendiri”
Pasien: “baik kalau begitu saya mau dioperasi sus”
Perawat: “jika ibu butuh teman untuk bercerita silahkan untuk bercerita
kepada saya”
Pasien: “baik sus”

3. Pengertian Teknik Komunikasi Focusing:


Focusing, atau memfokuskan, adalah teknik yang digunakan perawat agar
pembahasan tetap dalam jalur disaat pasien menyimpang dari topik.
Penggunaan teknik memfokuskan ditujukan untuk memberi kesempatan
kepada klien untuk membahas masalah inti dan mengarahkan komunikasi
klien pada pencapaian tujuan. (Frisch dan Frisch, 2011 dalam Suryani,
2015: 63).
Dengan demikian, focusing akan menghindari pembicaraan tanpa arah dan
penggantian topik pembicaraan. Teknik focusing juga sangat bermanfaat
pada fase kerja. Teknik ini efektif untuk mengatasi pembicaraan
yang berbelitbelit.
Contoh Percakapan :
perawat : selamat pagi bapak,saya perawat X yang bertugas pada siang
hari ini
pasien : iya sus
perawat : bagaimana keadaan alergi bapak? apakah sudah membaik
pasien : iya sus,tapi kaki saya sakit
perawat :kita berbicara tentang alergi bapak terhadap seafood, coba
ceritakan bagaimana reaksi alergi bapak sekarang?
pasien :oh iya sus kalau alergi sudah membaik

C. Teknik Komunikasi Theme Identificatio and Sharing Perception


1. Pengertian Theme Identificaton
Theme Identification adalah merangkum pokok atau gagasan utama
yang dikomunikasikan secara ringkas. Cara ini berguna untuk membantu
topik yang sudah dibahas sebelum ke pembicaraan selanjutnya, penting
untuk mengikuti Teknik ini sebelum melanjutkan pembicaraan tentang
topik yang relevan.
Theme Identification adalah mengidentifikasi latar belakang
masalah yang dialami pasien yang muncul selama percakapan, intinya
meningkatkan pemahaman dan menggali isu-isu penting. Perawat harus
dapat menentukan tema percakapan yang terjadi antara pasien dengan
perawat, sehingga perawat dapat menentukan apa yang akan perawat
sampaikan kepada pasien sehingga mampu memahami dan mengerti
kondisi apa yang dialaminya.
Theme Identification adalah ketika perawat harus tanggap terhadap
cerita yang disampaikan pasien dan harus mampu menangkap tema dari
seluruh pembicaraan tersebut. Gunanya adalah untuk meningkatkan
pengertian dan menggali masalah penting.
Contoh Theme Identification
“saya paham terhadap masalah ibu, ibu merasa bahwa anak-anak dewasa
dan semua telah meninggalkan ibu sendirian di rumah. Terkait masalah ini,
apa rencana yang akan ibu lakukan untuk mengatasi masalah?” “saya lihat
dari semua hubungan yang ibu jelaskan, ibu telah disakiti. Apakah ini latar
belakang masalahnya?”
2. Pengertian Sharing Perception
Sharing Perception adalah meminta pendapat klien tentang apa
yang dipikirkan dan dirasakan perawat sehingga perawat dapat
memberikan umpan balik dan memberikan informasi dengan menanyakan
pendapat klien tentang suatu peristiwa atau pengalaman.
Sharing Perception yaitu apabila perawat ingin memahami pasien,
maka perawat harus melihat segala sesuatunya dari sudut pandang pasien.
Pasien harus merasa bebas untuk menjelaskan persepsinya kepada
perawat, dan perawat harus waspada terhadap kemungkinan gejala
kecemasan.
Contoh:
Saya perhatikan anda berkata, anda telah disakiti atau ditolak oleh pria
tersebut. Apakah menurut and aini adalah masalah mendasar?
Topik : Perawat mencari tahu apa Tindakan selanjutnya klien untuk
mengatasi masalahnya.
Suster : Saya paham terhadap masalah Bapak. Bapak merasa bahwa
kesepian karena anggota keluarga Bapak sibuk dengan urusannya
masing-masing. Terkait masalah ini, apa rencana yang akan Bapak lakukan
untuk mengatasi masalah?
Topik : Perawat perhatikan keluhan pasien
Suster : Mbak tuti tersenyum, tetapi saya merasa mbak sangat jengkel
dengan saya
Perawat : selamat siang Bu perkenalkan nama saya Perawat geby yang
bertugas di rumah sakit pada siang hari ini, apa yang perlu di identifikasi
kan Bu?
Klien A : selamat siang sus, saya ingin mengidentifikasikan masalah
penyakit saya diabetes melitus

Tentu, berikut adalah contoh percakapan yang mencakup identifikasi tema


dan berbagi persepsi:

A: Hai, apa kabar?


B: Hai, kabarku baik. Kamu sendiri?
A: Juga baik, terima kasih. Tadi saya berpikir tentang tema komunikasi.
Bagaimana menurutmu, apa tema utama dalam komunikasi?
B: Hmm, menurutku tema utama dalam komunikasi adalah pemahaman
dan saling mendengarkan. Ketika kita benar-benar mendengarkan satu
sama lain, kita bisa saling memahami dengan lebih baik.
A: Saya setuju. Saling mendengarkan sangat penting. Selain itu, saya juga
berpikir bahwa tema komunikasi mencakup ekspresi diri dan penyampaian
pesan dengan jelas.
B: Benar, ekspresi diri adalah bagian penting dari komunikasi. Saya juga
merasa bahwa kejujuran adalah tema utama lainnya. Terkadang, orang
cenderung menyembunyikan perasaan atau gagal mengungkapkan apa
yang sebenarnya mereka pikirkan.
A: Saya sepakat denganmu, kejujuran adalah kunci. Dengan saling jujur,
kita bisa membangun hubungan yang lebih kuat. Bagaimana menurutmu,
tema komunikasi ini berdampak pada kehidupan sehari-hari kita?
B: Saya pikir tema-tema ini sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari
kita. Menerapkannya dapat meningkatkan hubungan dengan orang lain,
baik itu dalam hubungan pribadi atau profesional.
A: Saya setuju, tema-tema ini memengaruhi semua aspek kehidupan kita.
Terima kasih telah berbagi pandanganmu.
B: Sama-sama, terima kasih sudah berbicara tentang ini. Semoga kita
semua dapat berkomunikasi dengan lebih baik.

D. Teknik Komunikasi Silence dan Humor


1. Teknik komunikasi silence (diam)
Menurut Lutfi Fauzan, diam adalah membiarkan keheningan berlangsung
selama beberapa saat, yang diciptakan secara sengaja dengan tujuan
tertentu yang diketahui oleh konselor.
Keheningan memungkinkan klien berkomunikasi dengan dirinya sendiri,
mengatur pikirannya, dan memproses informasi. Bagi perawat, diam
berarti memberikan kesempatan kepada klien untuk berpikir dan
mengemukakan pendapat/pernyataan. Diam adalah situasi di mana kami
dan pelanggan kami berhenti berbicara. Teknik ini harus dilakukan pada
waktu yang tepat dan dengan memperhatikan ekspresi klien.
Menggunakan keheningan saat berkomunikasi dapat memberikan
kesempatan kepada pelanggan untuk berpikir sejenak. Oleh karena itu,
pelanggan akan berbicara dengan pikirannya sendiri, mengorganisasikan,
menyaring informasi dan menyimpulkan informasi. Beberapa pasien
menarik diri, teknik diam membuat perawat menerima pasien.
Contoh Komunikasi Silence
Siang hari di taman panti jompo kasih ibu
Pasien : " hari ini saya sedih mba, anak saya 2 bulan terakhir ini
belum menjenguk saya "
Perawat : ( diam dan tersenyum sedikit sedih mendengar pernyataan
pasien yang merupakan ibu berumur 46 tahun )
Pasien : " apa mungkin anak saya udah lupa sama saya, apa
mungkin selama ini saya memang beban bagi dia " ( sambil melihat ke
arah taman depan dengan raut muka sedih )
Perawat : diam dan masih mendengarkan pasien
Pasien : " tapi kalau memang benar saya beban bagi dia, memang
lebih baik saya dititipkan disini dan menghabiskan masa tua saya disini,
yang penting anak saya bahagia tanpa adanya saya " ( dengan melamun
dan raut muka sedih )
Perawat : " ibu, mohon maaf sebelumnya, tetapi mungkin anak ibu
lagi sibuk, dan sedang mencari hari yang pas buat menjenguk ibu, ibu
harus bisa tenang dan berfikir positif bu "
Pasien : " mungkin bisa juga begitu ya mba "
Perawat : " iya bu, ibu yang sabar ya menunggu "
Pasien : " iya mbak "

2. Teknik komunikasi Humor


Dugan (1989) dalam Purba (2003) mengemukakan bahwa tertawa
membantu mengurangi stres dan rasa sakit akibat stres serta meningkatkan
keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional kepada
pasien. Sullivan dan Deane (1988) dalam Purba (2006) melaporkan bahwa
humor merangsang produksi katekolamin dan hormon yang menginduksi
perasaan sejahtera, meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit,
mengurangi kecemasan, memfasilitasi relaksasi pernafasan, dan
menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan ketidaknyamanan atau
menutupi. takut. dia tidak mampu berkomunikasi dengan pasien.
Humor yang dimaksud adalah humor yang efektif. Humor ini bertujuan
untuk menjaga keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi. Perawat
harus hati-hati dalam menggunakan teknik ini karena ketidaktepatan
penggunaan waktu dapat menyinggung perasaan klien yang berakibat pada
ketidakpercayaan klien kepada perawat.
Contoh Komunikasi Humor
Pasien : " sus tadi saya sudah minum obatnya pahit banget sus "
Perawat : " iya bu memang obatnya rasanya pahit, kan yang manis
udah ada di ibu "
Pasien : " bisa aja mba " ( sambil tertawa ringan

E. Teknik Komunikasi Informing dan sugesting


1. Pengertian teknik komunikasi informing
Memberikan informasi (informing) tambahan merupakan tindakan
penyuluhan kesehatan untuk klien. Tehnik ini sangat membantu dalam
mengajarkan kesehatan atau pendidikan pada klien tentang aspek–aspek
yang relevan dengan perawatan diri dan penyembuhan klien. Informasi
tambahan yang diberikan pada klien harus memberikan pengertian dan
pemahaman yang lebih baik tentang masalah yang dihadapi klien serta
membantu dalam memberikan alternatif pemevahan masalah (Suryani,
2005). Selain itu, hal ini akan menambah rasa percaya klien terhadap
perawat. Apabila ada informasi yang ditutupi oleh dokter, perawat perlu
mengklarifikasi alasannya. Perawat tidak boleh memberi nasehat kepada
klien ketika memberi informasi, tetapi memfasilitasi klien untuk membuat
keputusan.
Contoh Teknik Komunikasi Informing:
a. Perawat: "Bapak/ibuk akan merasa sedikit mual saat obat dimasukkan"
b. Perawat: "Anda perlu mengurangi asupan gula dan makanan berlemak
tinggi agar dapat mengendalikan kadar gula darah Anda"
c. Perawat: "Operasi akan dilakukan pukul 8 pagi besok, jadi bapak/ibuk
diharapkan berpuasa dari jam 10 malam"
d. Perawat: "Saya kurang tahu rencana tindakan berikutnya, namun akan
saya konfirmasikan dengan perawat kepala"
e. Perawat: "Langkah pertama adalah melakukan tes darah untuk menilai
tingkat kolesterol Anda. Kemudian, kami akan merancang rencana diet
yang sesuai dengan hasilnya."
f. Penjelasan prosedur medis: Menjelaskan prosedur medis
yang akan dilakukan kepada pasien, termasuk risiko,
manfaat, dan apa yang dapat diharapkan selama prosedur
tersebut.
g. Edukasi kesehatan: Memberikan informasi tentang kondisi
kesehatan pasien, cara mencegah penyakit, dan pentingnya
gaya hidup sehat.
h. Menggunakan Teknologi: Menggunakan teknologi seperti
video atau aplikasi untuk memberikan informasi visual
kepada pasien.
2. Pengertian teknik komunikasi suggesting
Memberikan saran (suggesting)
Suggesting yang berarti sugesti atau mempengaruhi. Dengan kata lain,
kalimat suggesting ini memiliki tujuan untuk memberikan sugesti ataupun
saran. Jika dijabarkan secara meluas, kalimat ini dipergunakan untuk
memberikan suatu masukan, nasihat ataupun ide kepada orang lain.

Contoh Teknik Komunikasi suggesting:


a. Perawat: "makannya banyak atau sedikit nek?"
Klien: "Cuma sedikit karena saya kurang selera makan"
Perawat: "nggak apa sedikit sedikit, tapi harus sering ya nek"
b. Perawat: "permisi ya nek. maaf ya nek, nenek tiduran saja ya
biar nenek lebih santai. Tolong tangan kirinya sedikit diangkat ya
nek."
c. Perawat: “merekomendasikan agar Anda mencoba untuk berjalan
kaki setidaknya 30 menit setiap hari untuk menjaga kesehatan jantung
Anda."
d. Perawat: "menyarankan ntuk mencegah penyakit ini, sangat penting
untuk menjalani pemeriksaan rutin setiap tahun. Saya sarankan Anda
untuk membuat janji dengan dokter Anda."
1. Perawat: “ memberikan informasi kepada pasien tentang
risiko dan manfaat berbagai tindakan yang dapat diambil
dalam perawatan mereka.
f. Perawat: “dapat mendorong pasien untuk mengikuti rencana
perawatan yang telah direkomendasikan oleh tim medis.
g. Perawat: "obatnya tetap harus diminum secara teratur, harus makan
juga biarpun sedikit tapi sering, makan buah buahan dan sayur
sayuran serta minum air putih. Nenek juga harus banyak istirahat
jangan beraktifitas yang berat berat dulu."
h. Saya mengerti bahwa berhenti merokok bisa sulit, tetapi saya yakin
Anda bisa melakukannya. Cobalah untuk mencari dukungan dan
strategi yang cocok untuk Anda."
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kelima teknik tersebut dapat disimpulkan bahwa, perawat memiliki
peran dalam memberi sedikit dorongan dalam membuka komunikasi dan
memberi inisiatif pada klien untuk menentukan alur informasi. Kemudian
dilanjutkan dengan teknik listening, dimana perawat menerima, memehami,
dan menganalisis informasi yang diberikan. Selanjutnya dilanjutkan dengan
restating untuk memastikan informasi yang diberikan oleh klien

B. Saran
Dari kesimpulan diatas dalam penulisan makalah ini penulis menyadari
seutuhnya masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen dan
teman-teman sekalian, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Dan diharapkan semoga kita dapat menjadi
perawat yang menerapkan Teknik komunikasi terapeutik dalam pelayanan
kepada pasien serta menjadi perawat yang profesional dan dapat bertanggung
jawab dalam menjalankan profesinya
DAFTAR PUSTAKA

Adim, A. K., & Ismail, O. A. (2020). Komunikasi Terapeutik Dalam Konseling


Antara Konselor dan Pasien Penyalahgunaan Narkobadi Klinik Badan
Narkotika Nasional Provinsi Jawa Barat. CoverAge: Journal of Strategic
Communication, 11(1), 38-45.
Dr. Suryani, S.Kp., MHSc, 2015. Komunikasi Terapeutik, Teori dan Praktik Edisi
2. PenerbitBuku Kedokteran EGC.
Fauzan, Lutfi dkk. 2008. Teknik-teknik Komunikasi Untuk Konselor. UM :
UPTBK
Herfira, A., & Supratman, L. P. (2017). Komunikasi Terapeutik Clinical Instructor
Di Rumah Sakit Jiwaprovinsi Jawa Barat. Jurnal Manajemen
Komunikasi, 1(2), 168-179.
http://himcyoo.wordpress.com/2011/02/18/latihan-keterampilan-dasar-
konseling/Diakses 16 November 2013.
Hermawan, A. H. (2010). Persepsi Pasien Tentang Pelaksanaan Komunikasi
Teraputik Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pada Pasien di Unit Gawat
Darurat RS. Mardi Rahayu Kudus November 2009 (Doctoral dissertation,
Universitas Diponegoro).
Hermawan, Andreas Hadi. Persepsi Pasien Tentang Pelaksanaan Komunikasi
Teraputik Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pada Pasien di Unit Gawat
Darurat RS. Mardi Rahayu Kudus November 2009. Diss. Universitas
Diponegoro, 2010.
HERMAWAN, Andreas Hadi. Persepsi Pasien Tentang Pelaksanaan Komunikasi
Teraputik Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pada Pasien di Unit Gawat
Darurat RS. Mardi Rahayu Kudus November 2009. 2010. PhD Thesis.
Universitas Diponegoro.
Jensen, S. (2019). Nursing Health Assessment: A Best Practice
Approach 3rd Edition.p.
Ni'mah Faridah, H. (2022). PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK
TERHADAP KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DENGAN TINDAKAN
ANESTESI DI RSU MULIA HATI WONOGIRI (Doctoral dissertation,
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).

Ns. Nunung Nurhasanah, S.Kep, 2010. Ilmu Komunikasi Dalam Konteks Kepera
watan.Penerbit Trans Info Media, Jakarta.
Rusmarita, R. (2018). PENGALAMAN PERAWAT DALAM PENERAPAN
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP
MAWAR RUMAH SAKIT PUSRI PALEMBANG (Doctoral dissertation,
Universitas Andalas).

Sugiharto, DYP & Mulawarman.2007.Buku Ajar Psikologi Konseling.Semarang :


Jurusan bimbingan dan konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang.
Supriyo dan Mulawarman. 2006. Keterampilan Dasar Konseling.
Semarang : UNNES PRESS.
Tarigan, handy. (2019). Pengaruh Komunikasi Terapeutik Petugas Kesehatan
Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Herna
Medan. Jurnal Ilmiah Kohesi
Transyah, H.C. (2018). Hubungan Penerapan Komunikasi Terapeutik Perawat
Dengan Kepuasan Pasien. Jurnal Endurance, 3 (1), 88-95
Wijaya, Leni. (2021). Buku Ajar Komunikasi Terapeutik Dalam Proses
Keperawatan. Banten :YPSIM
Xue, W., & Heffernan, C. (2021). Therapeutic communication within the nurse–
patient relationship: A concept analysis. International Journal of Nursing
Practice, 27(6), e12938.
Xue, Wantong, and Catrina Heffernan. "Therapeutic communication within the
nurse–patient relationship: A concept analysis." International Journal of
Nursing Practice 27.6 (2021): e12938.
XUE, Wantong; HEFFERNAN, Catrina. Therapeutic communication within the
nurse–patient relationship: A concept analysis. International Journal of
Nursing Practice, 2021, 27.6: e12938.

Anda mungkin juga menyukai