Anda di halaman 1dari 16

MODUL PRAKTIKUM

PROGRAM PROFESI NERS

KEPERAWATAN JIWA

KOMUNIKASI YANG TERAPEUTIK DALAM PEMBERIAN ASUHAN


KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN JIWA

PENYUSUN:

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
VISI MISI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FKK UNPRI

Visi

Pada tahun 2030 Menjadi Rujukan Nasional Dalam bidang Paliative


Care untuk menghasilkan Perawat Profesonal Yang Inovatif dan
Adaptif Berwawasan Soio-Technopreunership

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan Profesi Ners yang


berkualitas melalui interaksi semuruh sumber daya
pembelajaran yang berkeunggulan dalam bidang
Palliative Care
2. Menyelenggarakan penelitian Profesi Ners yang
berkualitas untuk meningkatkan pengetahuan dalam
bidng palliative care
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dengan
memanfaatkan iptek dalam bidang palliative care
4. Menyelenggarakan kerjasama di bidang tri darma dengan
berbagai institusi nasional maupun internasional
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang " Komunikasi yang terapeutik
dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa.".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.

Penyusun
IDENTITAS MAHASISWA
Nama Lengkap : ........................................

Nama Panggilan : ........................................

NIM : ........................................

Jenis Kelamin : .......................................

Golongan Darah : ........................................

Suku : ........................................

Agama : ........................................

Tempat/Tgl. Lahir :......................................

Alamat Asal : ........................................

Alamat : ........................................

Medan, 20…
Mahasiswa,

( )
NIM.
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Komunikasi adalah hal terpenting dalam berhubungan dengan orang lain. Tanpa ada
komunikasi, sulit bagi manusia untuk berinteraksi. Begitupun dalam keperawatan jiwa.
Komunikasi tetap menjadi salah satu hal yang paling penting dalam upaya pengobatan dan
penyembuhan pasien.

Komunikasi dalam keperawatan sangatlah penting, sebab tanpa komunikasi pelayanan


keperawatan akan sulit diaplikasikan. Dalam proses keperawatan jiwa, komunikasi bertujuan
untuk mengubah perilaku klien guna mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Oleh karena
bertujuan untuk terapi, maka komunikasi ini disebut komunikasi terapeutik.

Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu klien
beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan psikologi dan belajar bagaimana
berhubungan dengan orang lain. Perawat harus memiliki tanggung jawab moral yang tinggi
didasari dari sikap peduli dan kasih sayang, serta ingin membantu orang lain untuk tumbuh
dan berkembang.

11. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah definisi komunikasi terapeutik?

2. Apakah manfaat komunikasi terapeutik?

3. Apakah tujuan komunikasi terapeutik?

4. Apakah syarat komuniksi terapeutik?


5. Apakah prinsip komunikasi terapeutik?
6. Apakah tingkatan komunikasi?

7. Apakah fase-fase yang ada dalam komunikasi terapeutik?

8. Jelaskan sikap yang ada dalam komunikasi terapeutik?

BAB II

ISI

1.1. Definisi Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling


memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Persoalan mendasar dan
komunikasi ini adalah adanya saling membutuhan antara perawat dan pasien, sehingga
dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan pasien,
perawat membantu dan pasien menerima bantuan (Indrawati, 2003: 48).

Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan

yang bisa dikesampingkan, namun harus direncanakan, disengaja, dan merupakan


tindakan profesional. Akan tetapi, jangan sampai karena terlalu asyik bekerja,
kemudian melupakan pasien sebagai manusia dengan beragam latar belakang dan
masalahnya (Arwani, 2003 50).
Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu klien
beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan psikologi dan belajar bagaimana
berhubungan dengan orang lain. Perawat harus memiliki tanggung jawab moral yang tinggi
didasari dari sikap peduli dan kasih sayang, serta ingin membantuorang lain untuk tumbuh
dan berkembang.

1.2. Manfaat Komunikasi Terapeutik

Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerja sama antara
perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Mengidentifikasi. mengungkap
perasaan dan mengkaji masalah dan evaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat
(Indrawati, 2003: 50).

1. Penerimaan diri dan peningkatan terhadap penghormatan diri.

2. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang superfisial dan saling


bergantungndengan orang lain.

3. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan
yang realistis.

4. Rasa integritas personal yang jelas dan meningkatkan integritas diri.

1.3. Tujuan Komunikasi Terapeutik

• Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta
dapat mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi orang lain,
lingkungan fisik dan diri sendiri.

•Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi oleh kualitas
hubungan perawat-klien. Bila perawat tidak
tidak memperhatikan hal ini, hubungan perawat klien tersebut bukanlah hubungan yang
memberikan dampak terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial
biasa.

1.4. Syarat Komunikasi Terapeutik

Semua komunikasi harus ditujukan untuk menjaga harga diri

pemberi maupun penerima pesan.

• Komunikasi yang menciptakan saling pengertian harus dilakukan terlebih dahulu sebelum
memberikan sarana, informasi maupun masukan
1.5. Prinsip Komunikasi Terapeutik

• Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati,

memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut.


•Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling

percaya dan saling menghargai.

Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.

•Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien

bebas berkembang tanpa rasa takut.


• Perawat harus mampu menciptakan suasana yang memungkinkan

pasien memiliki motivasi untuk mengubah dirinya.

• Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan
mengatasi perasaan gembira, sedih, marah,

keberhasilan maupun frustrasi.

• Mampu menentukan batas waktu yang sesuai, dan dapat mempertahankan konsistensinya,
Perhatian(Attention)

Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam
kesdaran pada saat stimuli lainnya melemah (Kenneth E. Andersen)

Memori Dalam komunikasi Intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam


memengaruhi baik persepsi maupun berpikir Memori adalah system yang sangat berstruktur,
yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan
pengetahuannya untuk membimbing perilakunya (Schlessinger dan Groves). Memory
melewati tiga proses yaitu:

1. Perekaman

2. Pencatatan

3. Pemanggilan

KOMUNIKASI INTERPERSONAL, yang terjadi antara seseorag dengan orang lain: Disini
yang terjadi adalah komunikasi yang terjalin antara perawat degan klien Unsure-unsur
komunikasi interpersonal adalah:
•Hubungan saling percaya
• Sikap saling terbuka
• Sikap saling menghargai

Sikap saling menghormati

• Dapat memberikan dukungan

KOMUNIKASI PUBLIK adalah milik umum,setiap orang mengetahui pesan- pesan


komunikasi karena komunikasi berjalan cepat maka pesan yang akan disampaikan kepada
khalayak akan silih berganti tanpa mengenaln waktu (de vito). Dalam hal ini, komunikasi
publik berjalan antara perawat, pasien dengan para tenaga medis yang lain, yang
berhubungan dengan proses penyembuhan pasien

Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1990), Szilagyi (1984), dan Tappen (1995)
dalam Purba (2003) ada tiga jenis komunikasi yaitu verbal, tertulis dan non-verbal yang
dimanifestasikan secara terapeutik.

Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit
adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka.
Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kata-kata adalah alat atau simbol
yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional,
atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan. Sering juga untuk menyampaikan arti yang
tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan
komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon
secara langsung. Komunikasi Verbal Yang Efektif Harus

-Jelas dan ringkas

-Perbendaharaan Kata (Mudah dipahami)

Arti denotatif dan konotatif

Selaan dan kesempatan berbicara

Waktu dan Relevansi

Humor

Komunikasi tertulis merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering

digunakan dalam bisnis, seperti komunikasi melalui surat menyurat, pembuatan memo,
laporan, iklan di surat kabar dan lain-lain. Prinsip-rinsipkomunikasi tertulis adalah:

1) Lengkap

2) Ringkas

3) Pertimbangan
4) Konkrit
5) Jelas
6) Sopan
7) Benar
Fungsi komunikasi tertulis adalah

Sebagai tanda bukti tertulis yang otentik, misalnya, persetujuan operasi

Alat pengingat berpikir bilamana diperlukan, misalnya surat yang telah diarsipkan.

Dokumentasi historis, misalnya surat dalam arsip lama yang digali kembali untuk

mengetahun perkembangan masa lampau

•Jaminan keamanan, umpamanya surat keterangan jalan.

Pedoman atau dasar bertindak, misalnya surat keputusan, surat perintah, surat pengangkatan

Komunikast non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata. Merupakan


cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu
menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian
sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non verbal menambah arti terhadap
pesan verbal. Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan
keperawatan. Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-
kata. Morris (1977) dalam Liliweni (2004) membagi

pesan non verbal sebagai berikut:


1) Kinesik
2) Proksemik
3) Haptik
4) Paralinguistik
5) Artifak

6) Logo dan Warna


7) Tampilan Fisik Tubuh

1.7. Fase-Fase Komunikasi Terapeutik

• Orientasi (Orientation)

Pada fase ini hubungan yang terjadi masih dangkal dan komunikasi yang tajad bersifat
penggalian informasi antara perawat dan pasien Fase ini dicirikan oleh lima kegiatan pokok
yaitu texting, building trust, identification of problems and goals, clarification of roles dan
contract formation

• Fase kerja (Working)

Pada fase ini perawal dituntut untuk bekerja keras untuk memenuhi tujuan yang telah
ditetapkan pada fase orientasi Bekerja sama dengan pasien untuk berdiskast tentang masalah-
masalah yang merintangi pencapaian tujuan. Fase ini terdiri dan dua kegiatan pokok yaitu
menyatukan proses komunikasi dengan tindakan perawatan dan membangun suasana yang
mendukung untuk proses perubahan Fase penyelesaian (Terminasi)

Pada fase ini perawat mendorong pasien untuk memberikan penilaian atas tujuan telah
dicapai, agar tujuan yang tercapai adalah kondisi yang saling menguntungkan dan
memuaskan. Kegiatan pada fase ini adalah penilaian pencapaian tujuan dan perpisahan
(Arwani, 2003 61). 1.8. Sikap yang Ada Dalam Komunikasi Terapeutik

Sikap dalam komunikasi Ditampilkan melalui perilaku- perilaku berikut: Gerakan Tubuh
sikap tubuh, ekspresi wajah, dan lain-lain. cth: senyum, kontak mata, sedikit membungkuk
saat bicara dsb. 2 Jarak saat berinteraksi pd umumnya terjadi diruang pribadi antara pasien
dgn perawat tdk dibatasi meja.

Sentuhan digunakan dlm komunikasi terapeutik, dilakukan secara tenang sambil menganalisis
kondisi pasien dan respon yg mungkin akan diberikan oleh pasien. Cth: bersalaman, menepuk
pundak, memegang tangan pasien saat bersedih. Diam utk memfasilitasi pasien dalm
mengekspresikan pikiran & perasaannya. Cth: pd pasien menarik diri perawt mengajukan
pertanyaan maka prawat diam utk memberi kesempatan pd pasien berpikir ttg jwbn
pertanyaan
Volume dan Nada suara mempengaruhi penyampaian pesan. Cth: pada pasien Perilaku
kekerasan volume dan nada suara rendah tatapi tetap tegas.
Managemen krisis adalah sebuah situasi kegawat daruratan pada klien penderita gangguan
jiwa, rata rata pasien yang masuk dalam keg managemen krisis adalah pasien yang
mengalami kondisi labil, terjadi pada pan baru, pasien yang mengalami kekambuhan, pasien
dengan regimen terapevtik tidak efektif, pasien amuk, pasien gaduh gelisah, pasien putus obat
dan beberapa

penyebab lain.

Tanda dan Gejala

1. Pasien Mondar - mandir

2 Tatapan mata tajam

3. Pasien susah tidur

4. Pasien menggangu pasien lain

5. Pasien berteriak-teriak

6. Pasien memukul benda atau tempat tidur

7 Pasien menimbulkan suasana gaduh

8. Pasien menolak instruksi

Sebenarnya ada begitu banyak gejala dari pasien krisis ini tetapi, beberapa hal diatas hanya
sebagai representasi dari sebuah situasi krisis pada klien gangguan jiwa.

Peran Perawat dalam situasi krisis


1. Kolaborasi medis pemberian psikofarmaka

2. Melakukan pemberian psikofarmaka sesuai order

3. Melakukan restrain

4. Managemen krisis
5. Pertimbangan melakukan ECT

6. Managemen lingkungan

7. Beri instruksi pada pasien lain terkait kondisi pasien kritis

8. Monitoring kondisi klien.

Beberapa pertimbangan dalam melakukan Managemen krisis

1. Keselamatan pasien lain

2. Keselamatan

pasien sendiri

3. Keselamatan pasien yang bersangkutan

4. Keselamatan Lingkungan

Managemen krisis dapat terjadi setiap saat dan setiap waktu, sehingga monitoring pada
beberapa pasien - pasien tertentu layak menjadi sebuah pertimbangan, sebelum akhirnya
timbul korban dari situasi labil pada klien tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

www.kuliahkomunikasi.com

www.wikipedia.com

http://suckangel.blogspot.com/2009/12/komunikasi-terapeutik-pada-gangguan 30.html

http://dwiherawanners.blogspot.com/2009/01/komunikasi-terapeutik-pasien-jiwa.html

http://www.authorstream.com/Presentation/husma-383531-KOMUNIKASI-DALAM-

PELAYANAN-KEPERAWATAN-JIWA-dala-Education http://pustaka unpad.ac.id/wp-


content/uploads/2009/01/kompas-membangun2.pdf

Anda mungkin juga menyukai