2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun sebuah makalah yang
membahas tentang “Teknik Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Gigi Pada Pasien
Rawat Inap ” meskipun bentuknya sangat jauh dari kesempurnaan.
Shalawat serta salam tiada hentinya kami lantunkan kepada satu-satunya manusia pilihan-
Nya untuk memberi petunjuk bagi seluruh manusia di muka bumi, yaitu Rasulullah SAW yang
telah memberikan tauladan terbaik dalam berukhuwah dan berkasih sayang yang kita nantikan
syafa'atnya di yaumul qiyamah nanti.
Dalam penulisan makalah, kami memberikan sejumlah materi yang terkait dengan materi
yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh pembaca.
Dan kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang membimbing
mata kuliah Komunikasi Dalam Kesehatan Gigi atas bimbingannya pada semester ini meskipun
baru memasuki awal perkuliahan. Kami juga mengharapkan agar makalah ini dapat dijadikan
pedoman apabila, pembaca melakukan hal yang berkaitan dengan makalah ini, karena apalah
gunanya kami membuat makalah ini apabila tidak dimanfaatkan dengan baik.
Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini
dengan baik, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari dosen pembimbing mau pun pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Terapeutik..............................................................................................6
B. Pengertian Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Gigi.....................................................7
C. Fungsi dari Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Gigi Pada Pasien Rawat Inap............8
D. Peran Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Pada Pasien Rawat Inap.............................9
E. Tujuan Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Gigi Pada Pasien Rawat Inap..................10
F. Fase-fase Hubungan Dalam Komunikasi Terapeutik Keperawatan Gigi......................................11
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi.
Sehingga sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu kajian ilmu komunikasi
ialah komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan timbal balik antara tingkah laku
manusia masa lalu dan masa sekarang dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa
mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut atau partisipasi
professional dalam program-program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melaui
pemahamanyang lebih besar tentang hubungan timbal balik melalui perubahan tingkah laku
sehat kearah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik. Kenyataaanya
memangkomunikasi secara mutlak merupakan bagian integral dari kehidupan kita, tidak
terkecuali perawat, yang tugas sehari-harinya selalu berhubungan dengan orang lain baik itu
pasien,keluarga pasien, maupun tim kesehatan lain. Komunikasi perawat dengan pasien
khususnyasangatlah penting. Perawat harus bisa menerapkan komunikasi terapeutik.
Komunikasiterapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannyadipusatkan untuk kesembuhan pasien (indrawati 2003, 48) .
Komunikasi terapeutik mengarah pada bentuk komunikasi interpersonal, yaitu suatu
bentuk pelayanankesehatan kepada masyarakat yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang didasarkan
pada pencapaiankebutuhan dasar manusia. Dalam hal ini asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien bersifat komprehensif, ditujukan pada indi'idu, keluarga dan
masyarakat, baik dalamkondisi sehat dan sakit yang mencakup seluruh kehidupan manusia.
Komunikasi terapeutik diterapkan tidak hanya pada pasien sadar saja, namun pada pasien
setengah sadar dan pasientidak sadar juga perlu dilakukan untuk mendukung kesembuhan
pasien.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
Menurut Stuart dan Sundeen (1995), fungsi komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut:
-Meningkatkan tingkat kemandirian klien melalui proses realisasi diri, penerimaan diri
dan rasa hormat terhadap diri sendiri.
-Kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim dan saling tergantung
dan mencintai.
Pemberian komunikasi terapeutik yang diberikan oleh perawat pada pasiennya berisi
tentang diagnosa penyakit, manfaat, urgensinya tindakan medis, resiko, komplikasi yang
mungkin dapat terjadi, prosedur alternatif yang dapat dilakukan, konsekuensi yang dapat
terjadi apabila tidak dilakukan tindakan medis, prognosis penyakit, dampak yang ditimbulkan
dari tindakan medis serta keberhasilan atau ketidakberhasilan dari tindakan medis tersebut.
E. Tujuan Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Gigi Pada Pasien Rawat Inap
2. Tahap Perkenalan
Pada tahap ini, seseorang perawat gigi harus mengawalinya dengan memperkenalkan
diri kepada pasien. Dengan demikian, seseorang perawat telah bersikap terbuka terhadap
pasien. Diharapkan, hal itu mampu membuat pasien terdorong pula untuk membuka dirinya.
Adapun tujuan dari tahap perkenalan adalah guna memvalidasi keakuratan data sekaligus
rencan yang sudah dibuat. Berikut adalah tugas yang harus dilakukan oleh seorang perawat
dalam tahap perkenalan :
a. Membina rasa saling percaya.
Rasa saling percaya dapat membantu keberhasilan dalam hubungan terapeutik. Sebab
tanpa adannya saling percaya maka keterbukaaan antara kedua belah pihak akan menjadi
suatu hal yang mustahil terjad. Dengan demikian penting bagi seorang perawat untuk
senantiasa membina hubungan saling percaya dengan pasien. Dalam hal ini perawat harus
bersikap terbuka, jujur, menerima apa adanya, menepati janji, dan menghargai pasien.
b. Merumuskan kontrak dengan pasien.
Keberadaan kontrak sangat penting guna menjamin kelangsungan interaksi antara
perawat dengan pasien. Saat merumuskan kontrak, seorang perawat harus menjelaskan
mengenai peranannya supaya pasien tidak salah paham terhadap kehadirannya. Tujuan dari
penjelasan fungsi perawat adalah menghindari harapan yang terlalu tinggi dari pasien karena
menempatkannya sebagai dewa penolong yang serba bisa dan serba tahu. Dalam
merumuskan sebuah kontrak, perawat harus menegaskan bahwa kehadirannya semata-mata
membantu, sementara kekuatan dan keinginan untuk berubah tetap sepenuhnya ada pada diri
pasien.
c. Menggali pikiran dan perasaan pasien.
Pada tahap ini, seorang perawat harus mendorong pasien guna mengekspresikan
perasaannya. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang perawat dalm tahp ini adalah
memberikan pertannyaan terbuka sehingga bisa melakukan identifikasi terhadap masalah
pasien. Efek lainnya adalah dihrapkan pasien merasa terdorong untuk mengekspresikan
pikiran dan perasaannya.
d. Merumuskan metode keperawatan bersama pasien. Pada dasarnya tanpa ada
keterlibatan pasien dalam keperawatan tujuan yang hendak dicapai mungkin menjadi sulit.
Tujuan ini dirumuskan setelah perawat melakukan identifikasi terhadap pasien.
Fase orientasi dilaksanakan pada setiap awal pertemuan. Tujuan dari fase orientasi
adalah memvalidasi keakuratan data mengenai rencana yang sebelumnnya sudah dibuat dan
mengevaluasi hasil tindakan yang sudah dilakukan.
3. Tahap Kerja
Dalam proses komunikasi terapeutik, tahap inti dari keseluruhan prosesnya adalah
tahap kerja. Pada tahap ini seorang perawat dan pasien bekerja sama mengatasi permasalahan
yang ada. Perawat dituntut memfungsikan kemampuannya dalam mendorong pasien untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaannya perawat juga dituntut memiliki kepekaan dan
tingkat analisis yang mempunyai kepekaan dan tingkat analisis yang baik terhadap
perubahan pasien.
Pada tahap kerja perawat harus melakukan active listening. Melalui active
listening perawat membantu pasien dalam mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi
sekaligus mencari solusi dan cara mengatasinnya. Diharapkan perawat memiliki kemampuan
dalam menyimpulkan kondisi pasien secara tepat dan benar. Teknik menyimpulkan adalah
satu bentuk usaha untuk memadukan dan menegaskan hal-hal penting dalam percakapan
sekaligus menyamakan pikiran dan ide dengan tujuan membantu pasien.
4. Tahap Terminasi
Tahap terminasi ialah tahap akhir dari pertemuan antara perawat dan dengan
pasien. Tahap terminasi dipetakan menjadi dua, yaitu :
a. Terminasi sementara, yaitu dilakukan saat akhir dari setiap pertemuan dengan pasien.
b. Terminasi akhir, dilakukan saat perawat menyelesaikan proses keperawatan secara
keseluruhan.
Pada tahap terminasi, terdapat beberapa tugas yang harus diperhatikan sekaligus
diaplikasikan secara sungguh-sungguh oleh perawat, yaitu :
a. Melakukan evaluasi terhadap pencapaian dari interaksi yang sudah dilaksanakan.
Evaluasi ini juga disebut sebagai evaluasi objektif, di mana dalam melakukan evaluasi,
seorang perawat tidak diperbolehkan menunjukkan kesan menguji kemampuan pasien. Akan
tetapi, seorang perawat menunjukkankesan sekedar mengulang atau menyimpulkan.
b. Melakukan evaluasi subjektif. Evaluasi subjektif dilakukan seusai melakukan interaksi,
yaitu dengan menanyakan perasaan pasien setelah melakukan interaksi, yaitu apakah
interaksi yang dilakukan bisa mengurangi kecemasan atau tidak ?
c. Menindaklanjuti interaksi yang sudah dilakukan. Tindakan tersebut bisa disebut
sabagai pekerjaan rumah bagi pasien. Tindak lanjut yang diberikan harus relevan dengan
rencana interaksi berikutnya.
d. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya. Kontrak pertemuan yang dibuat mencangkup
tempat, waktu, sekaligus tujuan dari interaksi yang hendak dilakukan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Dengan makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami pentingnya
komunikasi terapeutik dalam proses keperawatan. Khususnya bagi pembaca yang berprofesi
sebagai seorang perawat gigi atau tenaga medis lainnya agar dapat berkomunikasi yang
baik sehingga dapat menjalin kerjasama dengan pasien dalam melakukan proses keperawatan
yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan pasien serta berkomunikasi dengan baik
terhadap rekan kerja dan siapapun yang terdapat di lingkungan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7306/e.%20BAB%20I.pdf?
sequence=5&isAllowed=y
https://id.scribd.com/doc/282168959/makalah-komunikasi-terapeutik-keperawatan-gigi
http://repository.umsu.ac.id/bitstream/123456789/2714/1/Teknik%20Komunikasi%20Teurapetik
%20Perawat%20Dalam%20Peningkatan%20Kualitas%20Pelayanan%20Pada%20Puskesmas
%20Rawat%20Inap%20Desa%20Pematang%20Johar.pdf
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/01/komunikasi_terapeutik.pdf
https://www.kajianpustaka.com/2020/06/komunikasi-terapeutik-pengertian-fungsi-karakteristik-
prinsip-dan-teknik.html
file:///C:/Users/julit/Downloads/Peran%20Komunikasi%20Terapeutik%20Perawat%20Terhadap
%20Kepuasan%20Pasien%20Dalam%20Pemberian%20Pendidikan%20Kesehatan%20Di
%20Pelayanan%20Kesehatan%20(1).pdf
https://denadenanda.blogspot.com/2014/10/makalah-komunikasi-terapeutik.html
TES FORMATIF
A. Priyanto
B. Purwanto
C. Suryani
D. Stuart & Sundeen
2. Pada tahun berapa Priyanto mendefinisikan komunikasi terapeutik?
A. 2009
B. 1917
C. 2007
D. 1955
3. Berikut di bawah ini merupakan kompetensi yang harus di miliki seorang perawat gigi
yang sesuai dengan prinsip Service Quality, kecuali….
A. Bukti fisik (Tangibles)
B. Empati (Empathy)
C. Jaminan (Assurance),
D. Pengetahuan (Knowledge)
4. -Meningkatkan tingkat kemandirian klien melalui proses realisasi diri, penerimaan diri
dan rasa hormat terhadap diri sendiri.
A. Suryani
B. Purwanto
C. Stuart & Sundeen
D. Priyanto
5. Ada berapa fase dalam hubungan terapeutik?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
6. Berikut ini yang tidak termasuk fase hubungan terapeutik…
A. Tahap Pendahuluan
B. Tahap Perkenalan
C. Tahap Kerja
D. Tahap Terminasi
Memvalidasi keakuratan data mengenai rencana yang sebelumnnya sudah dibuat dan
mengevaluasi hasil tindakan yang sudah dilakukan.
10. Kalimat di atas merupakan tujuan dari fase…
A. Fase Orientasi
B. Fase Pra-interaksi
C. Fase Perkenalan
D. Fase Terminasi
LEMBAR JAWABAN
1. A
2. A
3. D
4. C
5. D
6. A
7. B
8. D
9. C
10. A
ESSAY
Pertanyaan :
Jawaban :
1. -Menurut Yubiliana (2017), komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang terjalin dengan
baik, komunikatif dan bertujuan untuk menyembuhkan atau setidaknya dapat melegakan serta
dapat membuat pasien merasa nyaman dan akhirnya mendapatkan kepuasan.
2. - Meningkatkan tingkat kemandirian klien melalui proses realisasi diri, penerimaan diri dan
rasa hormat terhadap diri sendiri.
-Kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim dan saling tergantung dan
mencintai.