Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM KEPERAWATAN


GIGI PADA PASIEN RAWAT INAP’’

Dosen Pembimbing : Rena Setiana, S.ST., M.K.M

Disusun Oleh Kelompok 13 :

1. Elsya Rahma Sari ( P20625020039 )

2. Erma Tri Utami ( P20625020012 )

3. Julita Jaya Andaria ( P20625020017 )

POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN GIGI

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun sebuah makalah yang
membahas tentang “Teknik Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Gigi Pada Pasien
Rawat Inap ” meskipun bentuknya sangat jauh dari kesempurnaan.
Shalawat serta salam tiada hentinya kami lantunkan kepada satu-satunya manusia pilihan-
Nya untuk memberi petunjuk bagi seluruh manusia di muka bumi, yaitu Rasulullah SAW yang
telah memberikan tauladan terbaik dalam berukhuwah dan berkasih sayang yang kita nantikan
syafa'atnya di yaumul qiyamah nanti.
Dalam penulisan makalah, kami memberikan sejumlah materi yang terkait dengan materi
yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh pembaca.
Dan kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang membimbing
mata kuliah Komunikasi Dalam Kesehatan Gigi atas bimbingannya pada semester ini meskipun
baru memasuki awal perkuliahan. Kami juga mengharapkan agar makalah ini dapat dijadikan
pedoman apabila, pembaca melakukan hal yang berkaitan dengan makalah ini, karena apalah
gunanya kami membuat makalah ini apabila tidak dimanfaatkan dengan baik.
Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini
dengan baik, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari dosen pembimbing mau pun pembaca.

Tasikmalaya, 2 Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..............................................................................................................................4
B.     Rumusan Masalah........................................................................................................................5
C.     Tujuan Pembahasan......................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
A.  Pengertian Komunikasi Terapeutik..............................................................................................6
B. Pengertian Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Gigi.....................................................7
C.   Fungsi dari Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Gigi Pada Pasien Rawat Inap............8
D. Peran Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Pada Pasien Rawat Inap.............................9
E. Tujuan Komunikasi Terapeutik  Dalam Keperawatan Gigi Pada Pasien Rawat Inap..................10
F. Fase-fase Hubungan Dalam Komunikasi Terapeutik Keperawatan Gigi......................................11

BAB III PENUTUP


A.    Kesimpulan................................................................................................................................12
B.     Saran..........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan untuk menjalin


hubungan antar individu. Kerjasama dan koordinasi akan tercapai dengan baik ketika
komunikasi antar individu tersebut dibangun dengan baik pula. Setiap komunikasi memiliki
tujuan masing-masing, baik dari yang menyampaikan informasi maupun yang menerima
informasi. Proses penyampaian informasi dikatakan berhasil jika individu lain memberikan
respon baik secara verbal maupun non verbal (Priyanto, 2009). Seorang tenaga kesehatan
harus memiliki keterampilan komunikasi terapeutik yang baik dengan pasien maupun
dengan sesama tenaga kesehatan agar dalam proses pemeliharaan kesehatan memperoleh
hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi.
Sehingga sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu kajian ilmu komunikasi
ialah komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan timbal balik antara tingkah laku
manusia masa lalu dan masa sekarang dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa
mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut atau partisipasi
professional dalam program-program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melaui
pemahamanyang lebih besar tentang hubungan timbal balik melalui perubahan tingkah laku
sehat kearah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik. Kenyataaanya
memangkomunikasi secara mutlak merupakan bagian integral dari kehidupan kita, tidak
terkecuali perawat, yang tugas sehari-harinya selalu berhubungan dengan orang lain baik itu
pasien,keluarga pasien, maupun tim kesehatan lain. Komunikasi perawat dengan pasien
khususnyasangatlah penting. Perawat harus bisa menerapkan komunikasi terapeutik.
Komunikasiterapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannyadipusatkan untuk kesembuhan pasien (indrawati 2003, 48) .
Komunikasi terapeutik mengarah pada bentuk komunikasi interpersonal, yaitu suatu
bentuk pelayanankesehatan kepada masyarakat yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang didasarkan
pada pencapaiankebutuhan dasar manusia. Dalam hal ini asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien bersifat komprehensif, ditujukan pada indi'idu, keluarga dan
masyarakat, baik dalamkondisi sehat dan sakit yang mencakup seluruh kehidupan manusia.
Komunikasi terapeutik diterapkan tidak hanya pada pasien sadar saja, namun pada pasien
setengah sadar dan pasientidak sadar juga perlu dilakukan untuk mendukung kesembuhan
pasien.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi terapeutik?


2. Apakah yang diimaksud dengan komunikasi terapeutik dalam keperawatan gigi ?
3. Apa fungsi dari komunikasi terapeutik dalam keperawatan gigi pada pasien rawat inap?
4. Apa saja peran komunikasi terapeutik dalam keperawatan pada pasien rawat inap?
5. Apa tujuan dari komunikasi terapeutik dalam keperawatan gigi pada pasien rawat inap?
6. Apa saja fase-fase hubungan terapeutik dalam keperawatan gigi?

C. Tujuan Pembahasan

1. Mahasiswa dapat mengerti tentang pengertian komunikasi terapeutik;


2. Mahasiswa dapat memahami komunikasi terapeutik dalam keperawatan gigi;
3. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari komunikasi terapeutik dalam keperawatan gigi
pada pasien rawat inap;
4. Mahasiswa dapat memahami peran komunikasi terapeutik dalam keperawatan pada
pasien rawat inap;
5. Mahasiswa dapat memahami tujuan komunikasi terapeutik dalam keperawatan gigi pada
pasien rawat inap;
6. Mahasiswa dapat memahami fase-fase hubungan terapeutik dalam keperawatan gigi;
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik


Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dirancang dan direncanakan untuk
tujuan terapi, dalam rangka membina hubungan antara perawat dengan pasien agar dapat
beradaptasi dengan stress, mengatasi gangguan psikologis, sehingga dapat melegakan serta
membuat pasien merasa nyaman, yang pada akhirnya mempercepat proses kesembuhan
pasien.

Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling


memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Tujuan hubungan terapeutik diarahkan
pada pertumbuhan pasien meliputi: realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan
penghormatan terhadap diri. Sehingga komunikasi terapeutik itu sendiri merupakan salah
satu bentuk dari berbagai macam komunikasi yang dilakukan secara terencana dan dilakukan
untuk membantu proses penyembuhan pasien.
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien dan membina hubungan
yang terapeutik antara perawat dan klien. Komunikasi terapeutik juga dapat dipersepsikan
sebagai proses interaksi antara klien dan perawat yang membantu klien mengatasi stress
sementara untuk hidup harmonis dengan orang lain, menyesuaikan dengan sesuatu yang tidak
dapat diubah dan mengatasi hambatan psikologis yang menghalangi realisasi diri.
Berikut definisi dan pengertian komunikasi terapeutik dari beberapa sumber buku: 

1. Menurut Yubiliana (2017), komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang terjalin


dengan baik, komunikatif dan bertujuan untuk menyembuhkan atau setidaknya dapat
melegakan serta dapat membuat pasien merasa nyaman dan akhirnya mendapatkan
kepuasan. 
2. Menurut Priyanto (2009), komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan
perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan
psikologis dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain.
3. Menurut Purwanto (1994), komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan
secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. 
4. Menurut Stuart & Sundeen (1995), komunikasi terapeutik adalah cara untuk membina
hubungan yang terapeutik dimana terjadi penyampaian informasi dan pertukaran
perasaan dan pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain. 
5. Menurut Suryani (2005), komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau
dirancang untuk tujuan terapi. Seorang penolong atau perawat dapat membantu klien
mengatasi masalah yang dihadapinya melalui komunikasi.

B. Pengertian Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Gigi

Komunikasi dalam bidang keperawatan gigi merupakan proses untuk menciptakan


hubungan antara tenaga kesehatan dan pasien untuk mengenal kebutuhan pasien dan
menentukan rencana tindakan serta kerjasama dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh
karena itu komunikasi terapeutik memegang peranan penting memecahkan masalah yang
dihadapi pada dasarnya komunikasi terapeutik merupakan komunikasi proposional yang
mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan pasien pada komunikasi terapeutik terdapat dua
komonen penting yaitu proses komunikasinya dan efek komunikasinya. Komunikasi
terapeuitk termasuk komunikasi untuk personal dengan titik tolak saling memberikan
pengertian antar petugas kesehatan dengan pasien. Menurut Purwanto komunikasi terapeutik
merupakan bentuk keterampilan dasar utnuk melakukan wawancara dan penyuluhan dalam
artian wawancara digunakan pada saat petugas kesehatan melakukan pengkajian memberi
penyuluhan kesehatan dan perencaan perawatan.
Komunikasi dalam keperawatan gigi merupakan faktor pendukung pelayanan
keperawatan profesional yang dilaksanakan oleh perawat, dalam mengekspresikan peran dan
fungsinya. Salah satu kompetensi perawat yang harus dimiliki adalah kemampuan
berkomunikasi dengan efektif dan mudah dipahami 3 dalam pelayanan keperawatan.
Kemampuan berkomunikasi akan mendasari upaya pemecahan masalah pasien,
mempermudah pemberian bantuan, baik dalam pelayanan medik, maupun psikologi.
Fenomena yang sering terjadi di beberapa rumah sakit terutama yang berkaitan
dengan pelayanan perawat adalah adanya kesenjangan antara kualitas pelayanan perawat
dengan tingginya tuntutan dan harapan pasien terhadap pelayanan. Mengingat tugas perawat
sangat penting, seperti diagnosa, perawatan, mengobatan, mencegahan akibat penyakit, serta
pemulihan penyakit, maka upaya perbaikannya terutama untuk meningkatkan kualitas agar
pasien merasa terpuaskan harus terus dilakukan. Seorang perawat diharapkan memiliki
kompetensi meliputi pengetahuan, keterampilan, dan pribadi yang menunjang dan tercermin
dari perilakunya, sesuai prinsip Service Quality, yaitu bukti fisik (Tangibles), keandalan
(Reability), daya tanggap (Responsiveness), jaminan (Assurance), dan empati (Empathy).

Komunikasi dalam keperawatan gigi merupakan faktor pendukung pelayanan


keperawatan profesional yang dilaksanakan oleh perawat, dalam mengekspresikan peran dan
fungsinya. Salah satu kompetensi perawat yang harus dimiliki adalah kemampuan
berkomunikasi dengan efektif dan mudah dipahami dalam pelayanan keperawatan.
Kemampuan berkomunikasi akan mendasari upaya pemecahan masalah pasien,
mempermudah pemberian bantuan, baik dalam pelayanan medik, maupun psikologi.
Komunikasi merupakan proses yang

C. Fungsi Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Gigi Pada Pasien Rawat Inap


Komunikasi terapeutik dapat digunakan sebagai terapi untuk menurunkan tingkat
kecemasan pasien atau meningkatkan rasa percaya pasien terhadap perawatnya. Dengan
pemberian komunikasi terapeutik diharapkan dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien
karena pasien merasa bahwa interaksinya dengan perawat merupakan kesempatan untuk
berbagi pengetahuan, perasaan dan informasi dalam rangka mencapai tujuan perawatan yang
optimal, sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat.

Menurut Stuart dan Sundeen (1995), fungsi komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut: 

-Meningkatkan tingkat kemandirian klien melalui proses realisasi diri, penerimaan diri
dan rasa hormat terhadap diri sendiri. 

-Identitas diri yang jelas dan rasa integritas yang tinggi.

-Kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim dan saling tergantung
dan mencintai. 

-Meningkatkan kesejahteraan klien dengan peningkatan fungsi dan kemampuan


memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang realistik.

Pemberian komunikasi terapeutik yang diberikan oleh perawat pada pasiennya berisi
tentang diagnosa penyakit, manfaat, urgensinya tindakan medis, resiko, komplikasi yang
mungkin dapat terjadi, prosedur alternatif yang dapat dilakukan, konsekuensi yang dapat
terjadi apabila tidak dilakukan tindakan medis, prognosis penyakit, dampak yang ditimbulkan
dari tindakan medis serta keberhasilan atau ketidakberhasilan dari tindakan medis tersebut.

D. Peran Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Pada Pasien Rawat Inap

Arifah (2012) dalam hasil penelitiannya mengatakan bahwa peran komunikasi


terapeutik perawat sangat berpengaruh dalam menurunkan tingkat kecemasan pasien rawat
inap atau sebelum dilakukannya operasi. Tingkat kecemasan pasien menurun dari tingkat
berat dan sedang menjadi tidak cemas. Hal ini dapat terjadi ketika pasien mendapatkan
informasi yang jelas tentang persiapan, proses dan setelah operasi terjadi.
Roatib (2007) hasil penelitiannya mengatakan bahwa tingkat pendidikan perawat
mempengaruhi motivasi perawat dalam melakukan komunikasi terapeutik terhadap pasien
namun berbanding terbalik dengan semakin lama seorang perawat bekerja di rumah sakit
tersebut motivasinya untuk melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien semakin
menurun.
Hadi (2013) mengatakan bahwa tingkat kepuasan pasien terhdap pelayanan kesehatan
dipengaruhi oleh komunikasi terapeutik perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. Dari
hasil wawancara yang dilakukan oleh Hermawan (2010) ada 5 tema yang menjadi hambatan
perawat dalam berkomunikasi dengan keluarga pasien yaitu konflik peran, faktor demogragi
keluarga, kesalapahama, lingkungan dan situasi di ICU, dan kondisi psikologis pasien.
Pembahasan Hasil Peneliti

E. Tujuan Komunikasi Terapeutik  Dalam Keperawatan Gigi Pada Pasien Rawat Inap

Pelaksanaan komunikasi terapeutik dalam keperawatan gigi bertujuan membantu


pasien memperjelas penyakit yang dialami, juga mengurangi beban pikiran dan perasaan
untuk dasar tindakan guna mengubah ke dalam situasi yang lebih baik. Komunikasi
terapeutik diharapkan dapat mengurangi keraguan serta membantu dilakukannya tindakan
efektif, memperat interaksi kedua pihak, yakni antara pasien dan perawat secara profesional
dan proporsional dalam rangka membantu penyelesaian masalah pasien.
Menurut Indrawati (2003), tujuan komunikasi terapeutik adalah membantu pasien
memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran, membantu mengambil tindakan
yang efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri
sendiri. Sedangkan menurut Stuart & Laraia (2005), tujuan komunikasi terapeutik adalah
kesadaran diri, penerimaan diri, dan meningkatnya kehormatan diri, identitas pribadi yang
jelas dan meningkatnya integritas pribadi, kemampuan untuk membentuk suatu keintiman,
saling ketergantungan, hubungan interpersonal, dengan kapasitas memberi dan menerima
cinta, mendorong fungsi dan meningkatkan kemampuan terhadap kebutuhan yang
memuaskan dan mencapai tujuan pribadi yang realistik.
F.  Fase-fase Hubungan Dalam Komunikasi Terapeutik Keperawatan Gigi
Terdapat beberapa fase dalam hubungan terapeutik, yaitu :
1.      Tahap Persiapan (Prainteraksi)
Pada tahap ini, perawat berkewajiban mengidentifikasi pasien mengenai kelebihan
serta kekurangannnya. Tahap yang harus dilakukan oleh seorang perawat adalah memahami
keberadaan dirinnya agar siap berintreraksi dengan pasien. Adapun tugas yang harus
dilakukan oleh perawat gigi dalam tahap prainteraksi adalah :
a.  Mengeksplorasi perasaan, harapan, dan kecemasan, pasien. Sebelum kelangsungkan
komunikasi, penting bagi seorang perawat untuk melakukan pengkajian terhadap
perasaannya sendiri, yaitu berkenaaan dengan kesiapannya dalam berinteraksi dengan pasien.
b.    Melakukan analisis terhadap kekuatan sekaligus kelemahan yang terdapat dalam diri
sendiri. Semisal, seorang perawat memiliki kekuatan dalam memulai pembicaraan dan
sensitive terhadap perasaan orang lain. Tentunya, keadaan ini bisa dimanfaatkan oleh seorang
perawat guna memudahkan dirinya dalam membuka pembicaraan sekaligus membina
hubungan saling percaya dengan pasien.
c. Mengumpulkan data berkenen dengan pasien. Kegiatan tersebut berfungsi untuk
mengetahui informasi tentang pasien, sekaligus media guna memahami pasien. Paling
tidak,seorang perawat bisa mengetahui identitas pasien, yang bisa digunakan ketika hendak
melangsungkan interaksi.
d. Merencanakan pertemuan pertama dengan pasien. Tentunya, sebelum bertemu,
perawat sudah merencanakan apa yang akan dilakukan, yaitu kapan, di mana,dan strategi
yang hendak dilakukan dalam pertemuan tersebut.

2.      Tahap Perkenalan
Pada tahap ini, seseorang perawat gigi harus mengawalinya dengan memperkenalkan
diri kepada pasien. Dengan demikian, seseorang perawat telah bersikap terbuka terhadap
pasien. Diharapkan, hal itu mampu membuat pasien terdorong pula untuk membuka dirinya.
Adapun tujuan dari tahap perkenalan adalah guna memvalidasi keakuratan data sekaligus
rencan yang sudah dibuat. Berikut adalah tugas yang harus dilakukan oleh seorang perawat
dalam tahap perkenalan :
a.       Membina rasa saling percaya.
Rasa saling percaya dapat membantu keberhasilan dalam hubungan terapeutik. Sebab
tanpa adannya saling percaya maka keterbukaaan antara kedua belah pihak akan menjadi
suatu hal yang mustahil terjad. Dengan demikian penting bagi seorang perawat untuk
senantiasa membina hubungan saling percaya dengan pasien. Dalam hal ini perawat harus
bersikap terbuka, jujur, menerima apa adanya, menepati janji, dan menghargai pasien.
b. Merumuskan kontrak dengan pasien.
Keberadaan kontrak sangat penting guna menjamin kelangsungan interaksi antara
perawat dengan pasien. Saat merumuskan kontrak, seorang perawat harus menjelaskan
mengenai peranannya supaya pasien tidak salah paham terhadap kehadirannya. Tujuan dari
penjelasan fungsi perawat adalah menghindari harapan yang terlalu tinggi dari pasien karena
menempatkannya sebagai dewa penolong yang serba bisa dan serba tahu. Dalam
merumuskan sebuah kontrak, perawat harus menegaskan bahwa kehadirannya semata-mata
membantu, sementara kekuatan dan keinginan  untuk berubah tetap sepenuhnya ada pada diri
pasien.
c. Menggali pikiran dan perasaan pasien.
Pada tahap ini, seorang perawat harus mendorong pasien guna mengekspresikan
perasaannya. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang perawat dalm tahp ini adalah
memberikan pertannyaan terbuka sehingga bisa melakukan identifikasi terhadap masalah
pasien. Efek lainnya adalah dihrapkan pasien merasa terdorong untuk mengekspresikan
pikiran dan perasaannya.
d. Merumuskan metode keperawatan bersama pasien. Pada dasarnya tanpa ada
keterlibatan pasien dalam keperawatan tujuan yang hendak dicapai mungkin menjadi sulit.
Tujuan ini dirumuskan setelah perawat melakukan identifikasi terhadap pasien.
Fase orientasi dilaksanakan pada setiap awal pertemuan. Tujuan dari fase orientasi
adalah memvalidasi keakuratan data mengenai rencana yang sebelumnnya sudah dibuat dan
mengevaluasi hasil tindakan yang sudah dilakukan.

3.      Tahap Kerja
Dalam proses komunikasi terapeutik, tahap inti dari keseluruhan prosesnya adalah
tahap kerja. Pada tahap ini seorang perawat dan pasien bekerja sama mengatasi permasalahan
yang ada. Perawat dituntut memfungsikan kemampuannya dalam mendorong pasien untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaannya perawat juga dituntut memiliki kepekaan dan
tingkat analisis yang mempunyai kepekaan dan tingkat analisis  yang baik terhadap
perubahan pasien.
Pada tahap kerja perawat harus melakukan active listening. Melalui active
listening perawat membantu pasien dalam mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi
sekaligus mencari solusi dan cara mengatasinnya. Diharapkan perawat memiliki kemampuan
dalam menyimpulkan kondisi pasien secara tepat dan benar. Teknik menyimpulkan adalah
satu bentuk usaha untuk memadukan dan menegaskan hal-hal penting dalam percakapan
sekaligus menyamakan pikiran dan ide dengan tujuan membantu pasien.

4.      Tahap Terminasi
Tahap terminasi ialah tahap akhir dari pertemuan antara perawat dan dengan
pasien. Tahap terminasi dipetakan menjadi dua, yaitu :
a. Terminasi sementara, yaitu dilakukan saat akhir dari setiap pertemuan dengan pasien.
b. Terminasi akhir, dilakukan saat perawat menyelesaikan proses keperawatan secara
keseluruhan.
Pada tahap terminasi, terdapat beberapa tugas yang harus diperhatikan sekaligus
diaplikasikan secara sungguh-sungguh oleh perawat, yaitu :
a. Melakukan evaluasi terhadap pencapaian dari interaksi yang sudah dilaksanakan.
Evaluasi ini juga disebut sebagai evaluasi objektif, di mana dalam melakukan evaluasi,
seorang perawat tidak diperbolehkan menunjukkan kesan menguji kemampuan pasien. Akan
tetapi, seorang perawat menunjukkankesan sekedar mengulang atau menyimpulkan.
b. Melakukan evaluasi subjektif. Evaluasi subjektif dilakukan seusai melakukan interaksi,
yaitu dengan menanyakan perasaan pasien setelah melakukan interaksi, yaitu apakah
interaksi yang dilakukan bisa mengurangi kecemasan atau tidak ?
c. Menindaklanjuti interaksi yang sudah dilakukan. Tindakan tersebut bisa disebut
sabagai pekerjaan rumah bagi pasien. Tindak lanjut yang diberikan harus relevan dengan
rencana interaksi berikutnya.
d. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya. Kontrak pertemuan yang dibuat mencangkup
tempat, waktu, sekaligus tujuan dari interaksi yang hendak dilakukan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dirancang dan direncanakan untuk


tujuan terapi, dalam rangka membina hubungan antara perawat dengan pasien agar dapat
beradaptasi dengan stress, mengatasi gangguan psikologis, sehingga dapat melegakan serta
membuat pasien merasa nyaman, yang pada akhirnya mempercepat proses kesembuhan pasien.
Peran komunikasi terapeutik dalam keperawatan gigi pada pasien rawat inap juga berpengaruh
dalam menurunkan tingkat kecemasan pasien rawat inap atau sebelum dilakukannya operasi.
Tingkat kecemasan pasien menurun dari tingkat berat dan sedang menjadi tidak cemas. Hal ini
dapat terjadi ketika pasien mendapatkan informasi yang jelas tentang persiapan, proses dan
setelah operasi terjadi. komunikasi terapeutik dalam keperawatan gigi juga bertujuan membantu
pasien memperjelas penyakit yang dialami, juga mengurangi beban pikiran dan perasaan untuk
dasar tindakan guna mengubah ke dalam situasi yang lebih baik. Komunikasi terapeutik
diharapkan dapat mengurangi keraguan serta membantu dilakukannya tindakan efektif,
memperat interaksi kedua pihak, yakni antara pasien dan perawat secara profesional dan
proporsional dalam rangka membantu penyelesaian masalah pasien. Adapun fase-fase
hubungan terapeutik dalam keperawatan gigi yaitu tahap persiapan, tahap perkenalan, tahap
kerja dan tahap terminasi.

B. SARAN
Dengan makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami pentingnya
komunikasi terapeutik dalam proses keperawatan. Khususnya bagi pembaca yang berprofesi
sebagai seorang perawat gigi atau tenaga medis lainnya agar dapat berkomunikasi yang
baik sehingga dapat menjalin kerjasama dengan pasien dalam melakukan proses keperawatan
yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan pasien serta berkomunikasi dengan baik
terhadap rekan kerja dan siapapun yang terdapat di lingkungan kerja.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7306/e.%20BAB%20I.pdf?
sequence=5&isAllowed=y

https://id.scribd.com/doc/282168959/makalah-komunikasi-terapeutik-keperawatan-gigi

http://repository.umsu.ac.id/bitstream/123456789/2714/1/Teknik%20Komunikasi%20Teurapetik
%20Perawat%20Dalam%20Peningkatan%20Kualitas%20Pelayanan%20Pada%20Puskesmas
%20Rawat%20Inap%20Desa%20Pematang%20Johar.pdf

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/01/komunikasi_terapeutik.pdf

https://www.kajianpustaka.com/2020/06/komunikasi-terapeutik-pengertian-fungsi-karakteristik-
prinsip-dan-teknik.html

file:///C:/Users/julit/Downloads/Peran%20Komunikasi%20Terapeutik%20Perawat%20Terhadap
%20Kepuasan%20Pasien%20Dalam%20Pemberian%20Pendidikan%20Kesehatan%20Di
%20Pelayanan%20Kesehatan%20(1).pdf

https://denadenanda.blogspot.com/2014/10/makalah-komunikasi-terapeutik.html
TES FORMATIF

1. Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu


klien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis dan belajar bagaimana
berhubungan dengan orang lain. Pengertian menurut….

A. Priyanto
B. Purwanto
C. Suryani
D. Stuart & Sundeen
2. Pada tahun berapa Priyanto mendefinisikan komunikasi terapeutik?
A. 2009
B. 1917
C. 2007
D. 1955
3. Berikut di bawah ini merupakan kompetensi yang harus di miliki seorang perawat gigi
yang sesuai dengan prinsip Service Quality, kecuali….
A. Bukti fisik (Tangibles)
B. Empati (Empathy)
C. Jaminan (Assurance),
D. Pengetahuan (Knowledge)
4. -Meningkatkan tingkat kemandirian klien melalui proses realisasi diri, penerimaan diri
dan rasa hormat terhadap diri sendiri. 

-Identitas diri yang jelas dan rasa integritas yang tinggi.


-Kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim dan saling tergantung
dan mencintai. 

-Meningkatkan kesejahteraan klien dengan peningkatan fungsi dan kemampuan


memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang realistik.

Fungsi komunikasi terapeutik di atas dikemukakan oleh….

A. Suryani
B. Purwanto
C. Stuart & Sundeen
D. Priyanto
5. Ada berapa fase dalam hubungan terapeutik?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
6. Berikut ini yang tidak termasuk fase hubungan terapeutik…
A. Tahap Pendahuluan
B. Tahap Perkenalan
C. Tahap Kerja
D. Tahap Terminasi

Menurut Indrawati (2003), tujuan komunikasi terapeutik adalah …… pasien memperjelas


dan mengurangi beban perasaan dan pikiran, membantu mengambil tindakan yang efektif
untuk pasien, membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.
7. Kalimat yang tepat untuk melengkapi di atas adalah….
A. Menolong
B. Membantu
C. Menghargai
D. Mempengaruhi
8. Ada berapa tema yang menjadi hambatan perawat dalam berkomunikasi dengan keluarga
pasien?
A. 2
B. 4
C. 7
D. 5
9. Berikut adalah tugas yang harus dilakukan oleh seorang perawat dalam tahap perkenalan,
kecuali…
A. Membina rasa saling percaya
B. Merumuskan kontrak dengan pasien
C. Mengumpulkan data berkenen dengan pasien
D. Merumuskan metode keperawatan bersama pasien

Memvalidasi keakuratan data mengenai rencana yang sebelumnnya sudah dibuat dan
mengevaluasi hasil tindakan yang sudah dilakukan.
10. Kalimat di atas merupakan tujuan dari fase…
A. Fase Orientasi
B. Fase Pra-interaksi
C. Fase Perkenalan
D. Fase Terminasi

LEMBAR JAWABAN
1. A
2. A
3. D
4. C
5. D
6. A
7. B
8. D
9. C
10. A

ESSAY
Pertanyaan :

1. Sebutkan dan jelaskan definisi komunikasi terapeutik menurut sumber buku!


2. Jelaskan fungsi komunikasi terapeutik menurut Stuart dan Sundeen (1995)!
3. Apa tujuan komunikasi terapeutik?

Jawaban :

1. -Menurut Yubiliana (2017), komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang terjalin dengan
baik, komunikatif dan bertujuan untuk menyembuhkan atau setidaknya dapat melegakan serta
dapat membuat pasien merasa nyaman dan akhirnya mendapatkan kepuasan. 

-Menurut Priyanto (2009), komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan


perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis dan
belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain.

-Menurut Purwanto (1994), komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan


secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. 

2. - Meningkatkan tingkat kemandirian klien melalui proses realisasi diri, penerimaan diri dan
rasa hormat terhadap diri sendiri. 

-Identitas diri yang jelas dan rasa integritas yang tinggi.

-Kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim dan saling tergantung dan
mencintai. 

-Meningkatkan kesejahteraan klien dengan peningkatan fungsi dan kemampuan memuaskan


kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang realistik.
3. Tujuan komunikasi terapeutik untuk membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban
perasaan dan pikiran, membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien, membantu
mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai