Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KOMUNIKASI TERAPEUTIK KEPERAWATAN

SIKAP DAN TEKNIK-TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Dosen Pengampu :
Akbar Harisa, S.Kep.,Ns.,PMNC.,MN

Disusun Oleh :
Kelompok 5 RB
1. Atikah Ramadhani Arisiah R011221102
2. Khansa Maritza Salsabila R011221118
3. Besse Batari Ayu R011221100
4. M. Syafrialdi Budiman R011221132
5. Fenny Buntu Madika R011221096
6. Shafiu Ahmad R011221173
7. Inggit Putri Wulandari R011221046

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2023
i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan penulis kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat waktu.
Atas segala limpahan rahmat dan pertolongan-Nya, penulis mampu menyelesaikan makalah
yang berjudul “KOMUNIKASI TERAPEUTIK KEPERAWATAN SIKAP DAN TEKNIK-
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK” ini dengan baik. Tidak lupa pula shalawat serta
salam tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW yang syafaatnya kita nantikan kelak.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Teraupetik Keperawatan.
Penulismengucapkan terima kasih kepada Bapak Akbar Harisa, S.Kep.,Ns.,PMNC.,MN selaku
dosen mata kuliah Komunikasi Teraupetik Keperawatan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Tanpa bimbingan beliau, penulis
bukanlah apa-apa dalam memahami materi ini, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan


dan menjadi referensi bagi para pembaca. Oleh karena itu penulis berharap kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersikap membangun, sehingga penulis
dapat memperbaiki makalah ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, tak ada jalan yang tak
berlubang. Begitu pula dengan makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
apabila ada kekeliruan kata atau kalimat, penulis memohon maaf sebesar besarnya.

Makassar 26 Agustus 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB 1 ................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 4
1.1. LATAR BELAKANG ........................................................................................................... 4
1.2. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................................... 5
1.3. TUJUAN PENULISAN ........................................................................................................ 5
BAB 2 ................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 6
2.1. SIKAP DAN TEKNIK-TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK ...................................... 6
BAB 3 ................................................................................................................................................... 9
PENUTUP ........................................................................................................................................... 9
3.1. KESIMPULAN ..................................................................................................................... 9
3.2. SARAN ................................................................................................................................. 9

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mempunyai tujuan spesifik
yaitu mencapai tujuan untuk kesembuhan, Komunikasi terapeutik dilakukan
berdasarkan rencana yang buat secara spesifik, Komunikasi terapeutik dilakukan oleh
orang-orang yang spesifik, yaitu praktisi profesional (perawat, dokter, bidan) dengan
klien / pasien yang memerlukan bantuan, sedangkan komunikasi sosial dilakukan oleh
siapa saja (masyarakat umum) yang mempunyai minat yang sama. Dalam komunikasi
terapeutik terjadi sharing informasi yang berbeda (unequal share information) (Sarfika
Riska et al., 2018) .

Komunikasi terapeutik dibangun atas dasar untuk memenuhi kebutuhan klien.


Pada dasarnya komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional yang
mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan pasien. Dari beberapa pengertian di atas
dapat dipahami bahwa komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan
seorang perawat dengan teknik- teknik tertentu yang mempunyai efek penyembuhan.
Komunikasi terapeutik merupakan salah satu cara untuk 21 membina hubungan saling
percaya terhadap pasien dan pemberian informasi yang akurat kepada pasien (Sarfika
Riska et al., 2018).

Komunkasi merupakan proses yang sangat berarti dan istemewa dalam


hubungan antar manusia. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang terjadi
antara profesi kesehatan dengan pasien. Komunikasi ini umumnya lebih terjalin akrab
secara emosional karena mempunyai tujuan berfokus pada pasien yang membutuhkan
bantuan. Profesi kesehatan secara aktif mendengarkan dan memberi respon kepada
pasien dengan cara menunjukkan sikap mau menerima dan mau memahami sehingga
dapat mendorong pasien untuk berbicara secara terbuka tentang dirinya. Selain itu,
membantu pasien untuk melihat dan memperhatikan apa yang tidak dia sadari
sebelumnya tentang kondisi kesehatannya.

Komunikasi yang baik memang dituntut menjadi kompetensi di dunia


pelayanan kesehatan. Profesi kesehatan rumah sakit dituntut 41 untuk memiliki
4
keterampilan dalam berkomunikasi dengan pasien. Komunikasi terapeutik penting agar
dapat memahami kondisi pasien yang dapat mempercepat kesembuhan pasien.
Komunikasi sangat bermakna karena menjadi salah satu metode dalam melakuka
implementasi tindakan keperawatan dan pengobatan. Komunikasi dalam profesi
kesehatan memerlukan kemampuan dan keterampilan khusus serta kepedulian sosial
yang mencakup keterampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tergambar
dalam perilaku setiap individu profesi kesehatan dengan individu, keluarga dan
masyarakat.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana sikap dan teknik-teknik perawat dalam melakukan komunikasi
terapeutik?

1.3. TUJUAN PENULISAN


1. Agar mahasiswa dapat mengetahui sikap dan teknik-teknik seorang perawat dalam
melakukan komunikasi terapeutik.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. SIKAP DAN TEKNIK-TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK


Berikut ini teknik komunikasi Stuart dan Sundeen (1998) yang dikombinasikan dengan
pendapat ahli lainnya :

1. Mendengarkan dengan penuh perhatian (listening)


Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh
pesan verbal dan nonverbal yang sedang dikomunikasikan. Keterampilan
mendengarkan dengan penuh perhatian dapat ditunjukkan dengan sikap berikut ;
a. Pandang klien ketika sedang berbicara.
b. Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengarkan.
c. Hindarkan gerakan yang tidak perlu.
d. Anggukkan kepala jika klien membicarakan hal penting atau memerlukan umpan
balik.
e. Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.

2. Menunjukkan penerimaan (accepting)


Saling menerima dari apa yang sedang dialami adalah kunci dalam komunikasi
terapeutik. Dalam hal ini sama halnya dengan saling percaya antara pasien dengan
perawat. Dengan adanya saling menerima, maka komunikasi terapeutik dapat berjalan.
Di mana adanya perawat yang memahami dengan menerima keunikan dan apa yang
dimiliki oleh pasiennya, maka ia dapat berkomunikasi dengan rasa dan logika sesuai
dengan realita yang ada. Penerimaan ini bisa secara fisik maupun mental, baik materil
maupun non materil.

Sikap perawat yang menunjukkan penerimaan dapat diidentifikasi seperti perilaku


berikut :
a. Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan
b. Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan pengertian
c. Memastikan bahwa isyarat nonverbal cocok dengan komunikasi verbal.
d. Menghindari untuk berdebat, mengekspresikan keraguan atau menghindari untuk
mengubah pikiran klien.

6
3. Mengulang (restarting/repeating)
Maksud mengulang adalah teknik mengulang kembali ucapan klien dengan bahasa
perawat. Teknik ini dapat memberikan makna bahwa perawat memberikan umpan balik
sehingga klien mengetahui bahwa pesan yang di mengerti dan mengharapkan
komunikasi berlanjut.

4. Klarifikasi (clarification)
Teknik ini dilakukan jika perawat ingin memperjelas maksud ungkapan klien.
Teknik ini digunakan jika perawat tidak mengerti, tidak jelas, atau tidak mendengarkan
apa yang dibicarakan klien. Perawat perlu mengklarifikasi untuk menyamakan persepsi
dengan klien.

5. Memfokuskan (focusing)
Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan sehingga lebih
spesifik dan dimengerti. Perawat tidak seharusnya memutus pembicaraan klien ketika
menyampaikan masalah yang penting, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa
informasi yang baru. Perawat membantu klien membicarakan topik yang telah dipilih
dan penting.

6. Merefleksikan (reflecting/feedback)
Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil
pengamatannya sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan baik dan benar.
Dengan menyampaikan hasil pengamatan perawat sering membuat klien
berkomunikasi lebih jelas tanpa harus memfokuskan atau mengklarifikasi pesan.

7. Memberi Informasi (informing)


Memberikan informasi merupakan teknik yang digunakan dalam rangka
menyampaikan informasi-informasi penting melalui pendidikan kesehatan. Apabila ada
informasi yang ditutupi oleh dokter, perawat perlu mengklarifikasi alasannya. Setelah
informasi disampaikan, perawat memfasilitasi klien untuk membuat keputusan.

7
8. Diam (silence)
Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisasikan
pikirannya. Penggunaan metode diam memerlukan keterampilan dan ketepatan waktu.
Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi terhadap dirinya sendiri,
mengorganisasi pikirannya dan memproses informasi. Bagi perawat, diam berarti
memberikan kesempatan klien untuk berpikir dan berpendapat atau berbicara.

9. Memberikan Penghargaan (reward)


Menunjukkan perubahan yang terjadi pada klien adalah upaya untuk menghargai
klien. Penghargaan tersebut jangan sampai menjadi beban bagi klien yang
mengakibatkan klien untuk melakukan segala upaya untuk mendapatkan pujian.
Contohnya ; “Saya perhatikan Ibu sudah lebih segar dan sehat. Selamat, ya bu. Semoga
ibu dapat segera sembuh”

10. Menawarkan Diri


Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain
atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Sering kali perawat hanya
menawarkan kehadirannya, rasa tertarik, dan teknik komunikasi ini harus dilakukan
tanpa pamrih.

11. Memberi Kesempatan Untuk Memulai Pembicaraan


Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik
pembicaraan. Perawat dapat berperan dalam menstimulasi klien untuk mengambil
inisiatif dalam membuka pembicaraan.
Contoh : “Adakah sesuatu yang ingin ibu sampaikan? “

12. Humor
Humor ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara ketegangan dan
relaksasi. Perawat harus hati-hati dalam menggunakan teknik ini karena ketidaktepatan
penggunaan waktu dapat menyinggung perasaan klien yang berakibat pada
ketidakpercayaan klien pada perawat.

8
BAB 3

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Seorang perawat harus menguasai sikap dan teknik-teknik berkomunikasi agar
teraupeti untuk digunakan secara efektif ketika berinteraksi dengan pasien. Adapun
Teknik komunikasi menurut Stuart dan Sundeen (1998) yang dikombinasikan dengan
pendapat pakar lainnya, yaitu mendengarkan dengan penuh perhatian (listening),
menunjukkan penerimaan (accepting), mengulang (restarting/repeating), klarifikasi
(clarification), memfokuskan (focusing), merefleksikan (reflecting/feedback), memberi
informasi (informing), diam (silence), memberikan penghargaan (reward),
menawarkan diri, memberi kesempatan untuk memulai pembicaraan, serta humor
untuk menjaga keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi.

3.2. SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kuranng jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hari dan kami ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Herfira, A., & Supratman, L. P. (2017). Komunikasi Terapeutik Clinical Instructor Di Rumah
Sakit Jiwa provinsi Jawa Barat. Jurnal Manajemen Komunikasi, 1(2), 168-179
Sarfika riska, estika, & windy. (2018). Buku Ajar Keperawatan Dasar. Andalas University
Press
Sari, A., & Saragih, R. (2019).PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM
PELAYANAN KESEHATAN (STUDI KOMUNIKASI TERAPEUTIK DOKTER
SPESIALIS OBSTETRI DAN GINEKOLOGI DENGAN PASIEN IBU HAMIL
PADA PRAKTIK DOKTER BERSAMA DI APOTEK AL- KHAIR BENGKULU).
Jurnal Kaganga,

10
11

Anda mungkin juga menyukai