Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KOMUNIKASI TERAPEUTIK

“Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan”


Dosen Pengampu :
Ibu Budiyati, S.Kep., Ns., M.Kep.,

Disusun Oleh :

Kelompok 3
1. ZAHRA ANISA K (NIM P1337420123308)
2. DHIVYA MAULINA PUTRI (NIM P1337420123310)
3. NAILA LATIFATUN N (NIM P1337420123335)
4. MAULIDA PASYA I (NIM P1337420123309)
5. FRISKA VELINDA (NIM P1337420123322)
6. ANITA FAJAR K N (NIM P1337420123319)
7.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


SEMARANG SEMESTER 1
PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG
KAMPUS KENDAL TAHUN 2023
KATA PENGHANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai
dengan harapan.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik baiknya.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Penyusun Makalah

Kendal, 30 Agustus 2023


i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................i
Daftar Isi ......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Prinsip Komunikasi Terapeutik...........................................................2-3
B. Faktor Penunjang Komunikasi Terapeutik........................................................3-5
C. Faktor Penghambat Dalam Komunikasi Terapeutik..........................................5-6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................................7
B. Saran...................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................8
ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi. Sehingga
sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu kajian ilmu komunikasi ialah
komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan timbal balik antara tingkah laku manusia
masa lalu dan masa sekarang dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan
perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut atau partisipasi profesional
dalam program - program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman
yang lebih besar tentang hubungan timbal balik melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah
yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik.
Kenyataaanya memang komunikasi secara mutlak merupakan bagian integral dari
kehidupan kita, tidak terkecuali perawat, yang tugas sehari-harinya selalu berhubungan
dengan orang lain. Entah itu pasien, sesama teman, dengan atasan, dokter dan sebagainya.
Maka komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang sangat efektif dalam memudahkan
perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik.
Selain berkomunikasi dengan pasien, perawat juga berkomunikasi dengan anggota tim
kesehatan lainnya. Sebagaimana kita ketahui tidak jarang pasien selalu menuntut pelayanan
perawatan yang paripurna. Sakit yang diderita bukan hanya sakit secara fisik saja, namun
psiko (jiwanya) juga terutama mengalami gangguan emosi. Penyebabnya bisa dikarenakan
oleh proses adaptasi dengan lingkungannya sehari-hari. Misalnya saja lingkungan di rumah
sakit yang sebagian besar serba putih dan berbeda dengan rumah pasien yang bisa beraneka
warna. Keadaan demikian menyebabkan pasien yang baru masuk terasa asing dan cenderung
gelisah atau takut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Prinsip Komunikasi Terapeutik ?
2. Apa Saja Faktor Penunjang Komunikasi Terapeutik?
3. Apa Faktor Yang Menghambat Dalam Komunikasi Terapeutik?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Definisi Dari Prinsip Komunikasi Terapeutik
2. Mengetahui Faktor Penunjang Komunikasi Terapeutik
3. Mengetahui Faktor Penghambat Dalam Komunikasi Terapeutik
1

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Prinsip Komunikasi Terapeutik


Prinsip komunikasi terapeutik adalah pendekatan komunikasi yang digunakan dalam
konteks terapeutik, seperti terapi psikologi atau perawatan kesehatan, untuk membangun
hubungan yang empatik, saling menghormati, dan mendukung antara penyedia layanan
dan pasien. Beberapa prinsipnya meliputi mendengarkan dengan penuh perhatian,
membangun kepercayaan, menggunakan bahasa yang jelas dan terbuka, menunjukkan
empati, dan menciptakan lingkungan yang aman bagi klien untuk berbicara tentang
perasaan dan pikiran mereka.
Prinsip-prinsip komunikasi terapeutik sangat penting dalam bidang keperawatan
untuk membangun hubungan yang baik antara perawat dan pasien, serta mencapai
tujuan perawatan yang optimal.
Berikut adalah beberapa prinsip komunikasi terapeutik dalam keperawatan:
1. Empati
Memahami perasaan dan pengalaman pasien dengan jujur dan tulus. Ini
menciptakan rasa kepercayaan dan kenyamanan, serta membantu pasien
merasa didengar dan dihargai.
2. Kehadiran
Fokus penuh pada pasien selama interaksi. Hal ini menunjukkan perhatian
dan rasa hormat terhadap pasien, serta membantu membangun hubungan
yang kuat.
3. Mendengarkan Aktif
Mendengarkan dengan seksama, mengajukan pertanyaan yang relevan, dan
memberikan tanggapan yang mendukung. Ini membantu memahami
kebutuhan pasien dengan lebih baik.
4. Menyajikan Diri Secara Profesional
Mempertahankan etika dan profesionalisme selama komunikasi. Sikap dan
bahasa tubuh yang sopan dan menghormati adalah bagian penting dari
prinsip ini.
5. Memberikan Umpan Balik Positif
Memberikan penguatan positif kepada pasien ketika mereka berbagi
informasi atau bekerja menuju tujuan perawatan. Ini memotivasi pasien
untuk berpartisipasi lebih aktif.

2
6. Keterbukaan dan Kehandalan
Mengkomunikasikan informasi dengan jujur dan akurat, serta menjaga janji
dan komitmen yang diberikan kepada pasien.
7. Pemberian Dukungan Emosional
Memberikan dukungan emosional yang sesuai terhadap perasaan dan reaksi
pasien terhadap situasi kesehatan mereka.
8. Menyediakan Penjelasan yang Dapat Dimengerti
Mengkomunikasikan informasi medis dan perawatan dengan bahasa yang
mudah dimengerti oleh pasien dan keluarga.
9. Mengajukan Pertanyaan Terbuka
Menggunakan pertanyaan terbuka yang mendorong pasien untuk berbicara
lebih dalam, sehingga memberi kesempatan bagi pasien untuk
mengungkapkan lebih banyak tentang perasaan dan pengalaman mereka.
10. Menghormati Kebutuhan Privasi
Memberi ruang untuk pasien ketika mereka ingin berbicara dalam privasi dan
merasa aman untuk berbagi.
Prinsip-prinsip ini membantu menciptakan lingkungan komunikasi yang
mendukung dan memungkinkan perawat untuk memahami dan merespon kebutuhan
pasien secara efektif.

B. Faktor Penunjang Komunikasi Terapeutik


Ada beberapa faktor penunjang komunikasi terapeutik yang sangat penting
dalam bidang keperawatan. Faktor-faktor ini membantu membangun hubungan yang
baik antara perawat dan pasien, serta memfasilitasi penyampaian informasi dan
dukungan yang diperlukan. Beberapa faktor penunjang komunikasi terapeutik dalam
bidang keperawatan termasuk:
 Kepercayaan dan Keamanan
Pasien harus merasa percaya dan aman saat berkomunikasi dengan perawat.
Ini mencakup menjaga privasi pasien, menjaga kerahasiaan informasi, dan
menunjukkan sikap yang dapat dipercaya.
 Empati dan Kehadiran Emosional
Kemampuan perawat untuk merasakan dan memahami perasaan pasien
secara empatik akan meningkatkan kualitas komunikasi. Kehadiran
emosional mengindikasikan perawat benar-benar peduli dan mendukung
pasien.

3
 Keterampilan Mendengarkan Aktif
Perawat harus mampu mendengarkan dengan penuh perhatian, mengajukan
pertanyaan yang relevan, dan memberikan tanggapan yang menunjukkan
pemahaman.
 Bahasa Tubuh dan Ekspresi Wajah
Bahasa tubuh yang positif dan ekspresi wajah yang ramah dapat membantu
membangun hubungan yang lebih baik. Hal ini juga membantu pasien merasa
nyaman dalam berkomunikasi.
 Keterbukaan dan Kejujuran
Perawat perlu berkomunikasi dengan jujur dan terbuka. Keterbukaan ini
membantu membangun kepercayaan dan memberikan informasi yang akurat
kepada pasien.
 Penggunaan Bahasa yang Dapat Dimengerti
Menghindari penggunaan istilah medis yang rumit dan menyampaikan
informasi dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien.
 Menghindari Penilaian
Perawat sebaiknya menghindari menilai atau menghakimi pasien. Ini akan
memastikan bahwa pasien merasa bebas untuk berbicara tanpa takut
dihakimi.
 Memberikan Dukungan Emosional
Menyediakan dukungan emosional kepada pasien yang sedang menghadapi
tantangan kesehatan dapat membantu mereka merasa didukung dan lebih
kuat.
 Mempertimbangkan Kebutuhan Pasien
Memahami kebutuhan, nilai, dan latar belakang pasien serta berkomunikasi
sesuai dengan preferensi mereka.
 Keterampilan Bertanya yang Efektif
Mengajukan pertanyaan yang relevan dan terbuka untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan untuk perawatan.
 Kesabaran
Memberikan waktu yang cukup untuk pasien berbicara dan berbagi informasi
tanpa merasa terburu-buru.
 Menggunakan Teknologi Komunikasi dengan Bijak
Saat menggunakan teknologi, seperti pesan teks atau email, perawat harus
tetap memastikan komunikasi yang jelas dan sesuai.

4
 Kerjasama dan Kolaborasi
Berkomunikasi dengan pasien serta anggota tim perawatan lainnya secara
efektif untuk memastikan informasi yang tepat dan koordinasi yang baik.
Faktor-faktor ini bersama-sama membentuk dasar komunikasi terapeutik yang
efektif dan berdampak positif pada perawatan dan kesembuhan pasien.

C. Faktor Penghambat Komunikasi Terapeutik


Berikut adalah beberapa faktor penghambat komunikasi terapeutik dalam asuhan
keperawatan:
1. Kurangnya Empati
Tidak merasa atau tidak memahami perasaan klien dapat menghambat
pembangunan hubungan yang kuat. Kekurangan empati dapat membuat klien
merasa tidak dihargai atau tidak dipahami.
2. Gangguan Fisik
Gangguan seperti kebisingan atau ketidaknyamanan fisik dapat mengganggu
fokus dan kualitas komunikasi antara penyedia layanan dan klien.
3. Ketidakjelasan Bahasa
Penggunaan bahasa yang sulit dimengerti atau teknis dapat menyebabkan
kebingungan dan menghalangi aliran komunikasi yang efektif.
4. Interrupsi
Menginterupsi pasien saat berbicara bisa membuat mereka merasa tidak
dihormati atau bahwa apa yang mereka katakan tidak penting.
5. Prejudice atau Prasangka
Memiliki prasangka terhadap klien berdasarkan faktor seperti latar belakang
atau pandangan dapat menghambat komunikasi yang efektif dan saling percaya.
6. Tidak Mendengarkan Aktif
Kurangnya perhatian saat klien berbicara atau hanya menunggu giliran untuk
berbicara bisa membuat klien merasa diabaikan.
7. Penilaian atau Kritik
Menilai atau mengkritik keputusan atau tindakan klien dapat membuat mereka
merasa tidak nyaman atau defensif.

5
8. Keterlambatan Tanggapan
Menunda memberikan tanggapan atau jawaban bisa memicu rasa tidak sabar
atau kebingungan pada klien.
9. Pengungkapan Diri Berlebihan
Terlalu banyak berbicara tentang diri sendiri daripada mendengarkan atau
berfokus pada klien dapat menghambat terciptanya hubungan yang seimbang.
10. Gangguan Teknologi
Penggunaan ponsel atau alat teknologi selama sesi komunikasi dapat
mengganggu aliran dan fokus interaksi.
11. Ketidakjelasan Tujuan
Tidak memiliki tujuan yang jelas dalam sesi komunikasi terapeutik bisa
membuat interaksi menjadi tidak terarah dan kurang efektif.

12. Krangnya Penghargaan dan Perhatian


Tidak menunjukkan perhatian atau apresiasi terhadap klien dapat menghambat
perkembangan hubungan yang positif

Semua faktor ini dapat mengganggu proses komunikasi terapeutik yang efektif.
Oleh karena itu, penting untuk menyadari dan mengatasi faktor-faktor
penghambat ini agar komunikasi antara penyedia layanan dan klien dapat
berjalan dengan baik.
6

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Komunikasi terapeutik adalah suatu pendekatan komunikasi yang digunakan
oleh tenaga medis atau profesional kesehatan untuk membantu pasien merasa
didengar, dimengerti, dan mendapatkan dukungan emosional dalam proses
penyembuhan atau perawatan medis. Komunikasi terapeutik melibatkan
keterampilan mendengarkan aktif, empati, pengertian, dan kerjasama antara
tenaga medis dan pasien untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam perawatan
medis.
B. Saran
1. Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap komunikasi
terapeutik dalam asuhan keperawatan di Indonesia sehingga dapat dikembangkan
dalam tatanan layanan keperawatan.
2. Semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi para pembacanya khususnya
bagi penulis dan para perawat.
7

DAFTAR PUSTAKA
8

Anda mungkin juga menyukai