Nama Anggota :
1. Siti Annisa Azzahra (20180303003)
2. Tamar Yumilke Rawai (20180303026)
3. Nadiyatussholeha (20180303046)
4. Rahma Trisya Amirah (20180303051)
5. Sindi Hariansyah (20180303053)
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Atas berkat dan rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Komunikasi Multidisiplin Keperawatan” ini
tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak sekali kekurangannya dan jauh dari
kata sempurna, maka dari itu saya membutuhkan kritik dan saran yang membangun. Agar
selanjutnya saya dapat membuat makalah dengan lebih baik lagi.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi kita dan semoga Allah SWT. senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………..........……….……..……........4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi .............…………………............………………...….…………….........5
2.2 Ciri-Ciri Multidisplin. …….…...………………………….………….…...…..........5
2.3 Pengertian interdisiplin.........................................………….……….……...........6
2.4 Ciri-Ciri Interdisiplin...................…………………………………………….........6
2.5 Cara Komunikasi Multidisiplin...........................................................................6
BAB III
PENUTUP
3.3 Kesimpulan …………………………………………………………..........…….....9
3.4 Saran …………………………………………………………………..……............9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..........…….....10
BAB I
PENDAHULUAN
Komuniasi multidisiplin adalah suatu cara atau bentuk komunikasi yang dilakukan
pada saat kita berkolaborasi dengan tenaga kerja lainnya. Maka dari itu untuk bisa
berkolaborasi dengan tenaga kerja yang lainnya terlebih dahulu kita harus mempersiapkan
diri kita sendiri agar komunikasi multidisiplin dapat terjadi dengan efektif. Tujuan dari
kommunikasi multidisiplin adalah untuk mempermudah dalam melakukan pekerjaan yang
berkolaborasi dengan tenaga kerja lainynya.
Agar terciptanya komonikasi yang efektif semua tenaga kerja harus mengetahui
tentang komunikasi multidisiplin, apa yang harus di persiapkan, kemudian tujuan komunikasi
multidisiplin, langkah-langkah yang harus disiapkan agar tercipnya komunikasi multidisiplin
yang baik dan benar.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan dan
menghantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan
menerima maksud dan tujuan pemberi pesan (Potten dan Perry , 1993).
Tim multidisplin dapat kita temui dalam bidang kesehatan atau medis. Di
lingkungan kesehatan atau medis tim multidisiplin adalah sebuah kelompok pekerja
kesehatan atau pekerja medis yang terdiri dari anggota-anggota dengan latar belakang ilmu
atau profesi yang berbeda dan masing-masing anggota tim memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien. Masing-masing anggota tim bekerja secara mandiri dalam menangani
berbagai permasalahan yang dihadapi pasien dan mereka hanya menitikberatkan pada
permasalahan yang menjadi spesialisnya.
Multidisiplin merupakan kombinasi dari berbagai disiplin ilmu dalam tugas tidak
harus bekerja secara terkoodinasi, dimana dalam pemcahan masalah menggunakan berbagai
sudut pandang yang relevan. Penggabungan beberapa disiplin ilmu untuk sama-sama
mengatasi masalah tertentu.
a. Setiap bagian ikut peran cukup besar, melakukan perencanaan pengelolaan Bersama
b. Setiap beraktivitas berdasarkan batasan ilmunya
c. Koneptual dan operasional terpisah
d. Dalam pelayanan kesehatan, berbagai bidang ilmu berupaya mengintegrasikan
pelayanan untuk kepentingan pasien. Namun setiap disiplin membatasi diri secara
tegas.
Interdisplin merupakan kombinasi dari berbagai disiplin dalam tugas, namun dalam
pememcahan suatu masalah saling bekerja sama dengan disiplin ilmu lain, saling berkaitan.
a. Peran dan tanggung jawab tidak kaku, dapat beralih sesuai dengan perkembangannya
b. Mayadari ada tumpeng tindih kompetensi dan menerapkan dalam praktik sehari-hari
c. Menemui dan mengenali keunikan peran berbagai disiplin yang tidak bias diabaikan
dan merupakan modal Bersama
d. Ranah perluasan ilmu dan keterampilan yang tidak dimiliki dan akan diterapkan
merupakan yang paling komperhensif, terdapat keinginan untuk memiliki beban berat
Bersama, adanya keinginan untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan.
e. Interdisiplin dimulai dari disiplin, setelah itu mengembangkan permasalahan seputar
disiplin tersebut.
Menciptakan dan memelihara hubungan yang baik adalah penting dalam upaya
penanganan dan perawatan pasien. Hasil studi menunjukkan bahwa komunikasi dan
hubungan baik antara pasien dan anggota tim memberikan dampak positif pada kepuasan
pasien, pengetahuan dan pemahaman, kepatuhan terhadap program pengobatan, dan hasil
kesehatan yang terukur.
2. Bertukar informasi
Anggota tim yakni dokter perlu memperoleh sebanyak mungkin informasi dari pasien
agar dapat mendiagnosa dengan tepat jenis penyakit yang diderita pasien dan merumuskan
rencana penanganan dan perawatan. Bagi pasien, pasien perlu mengetahui, memahami,
merasa dikenal, dan dipahami oleh anggota tim. Untuk itu, kedua belah pihak sangat perlu
melakukan komunikasi dua arah sebagai upaya untuk saling bertukar informasi.
Mendengarkan secara aktif dan penuh perhatian adalah salah satu penyebab
keberhasilan dalam komunikasi. Perawat sebagai anggota tim bertanggung jawab dalam
memberikan perhatian dan memobilisasi semua indera untuk mempersespi semua pesan
verbal maupun pesan nonverbal yang diberikan oleh pasien.
Dengan mendengarkan secara aktif dan penuh perhatian, perawat dapat menilai situasi
dan masalah yang dialami pasien. Selain itu perawat juga dapat meningkatkan harga diri
pasien dan mengintergrasikan diagnosa keperawatan dan proses perawatan.
Bahasa tubuh dalam komunikasi dan penampilan juga hendaknya menjadi bahan
pertimbangan dan perlu diperhatikan dengan baik.
Berbagai komunikasi nonverbal yang ditampilkan seperti postur tubuh, gaya, dan perilaku
dapat berdampak pada kemajuan dan hasil konsultasi antara pasien dan anggoa tim. Untuk
itu, bahasa tubuh yang ditampilkan selama proses konsultasi harus ditampilkan secara
lengkap dan fokus pada pasien.
6. Bersikap jujur
Bersikap jujur merupakan salah satu konsep moral dalam komunikasi keperawatan.
Anggota tim seperti perawat harus bersikap jujur agar diskusi atau konsultasi yang dilakukan
tidak menimbulkan kecurigaan, keraguan, dan kesalahpahaman. Jika ada kebutuhan untuk
diskusi yang terpisah dengan anggota keluarga pasien maka harus dilakukan dengan
mengunakan teknik komunikasi terapeutik seperti hati-hati, memperhatikan tempat diskusi,
dan waktu yang tepat.
Anggota tim seperti pasien perlu mengetahui apa yang menjadi kebutuhan komunikasi
pasien. Beberapa orang pasien hanya ingin didengar tanpa banyak penjelasan dan beberapa
pasien lainnya ingin mengetahui penjelasan yang lengkap tentang penyakit yang diderita.
Perawat harus dapat mendeteksi setiap apa yang diinginkan pasien.
3.1 Kesimpulan
Jadi, komunikasi dalam pelayanan multidisiplin sangat lah penting untuk tim
pelayanan kesehatan sebagai upaya penyembuhan pasien.
3.2 Saran