Anda di halaman 1dari 16

KOMUNIKASI

EFEKTIF DALAM
HUBUNGAN
INTERPERSONAL
DENGAN KLIEN
Komunikasi Interpersonal dan
Komunikasi Efektif

Aspek-Aspek Komunikasi
interpersonal menjadi Efektif

Komunikasi Efektif dalam Hubungan


Interpersonal Perawat dengan Klien
KOMUNIKASI
INTERPERSONAL
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Komunikasi interpersonal adalah penyampaian
pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh
orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan
berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk
memberikan umpan balik segera. (De Vito dalam
Suranto, 2011).
CIRI-CIRI KOMUNIKASI INTERPERSONAL
a. Keterbukaan (openess) d. Rasa positif (positivenes)
yaitu kemauan menanggapi dengan senang seseorang harus memiliki perasaan
hati informasi yang diterima di dalam positif terhadap dirinya, mendorong
menghadapi hubungan interpersonal orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan
menciptakan situasi komunikasi kondusif
b. Empati (empathy) untuk interaksi yang efektif.
yaitu merasakan apa yang dirasakan orang
lain.
e. Kesetaraan atau kesamaan (equality)
c. Dukungan (supportiveness) yaitu pengakuan secara diam-diam
bahwa kedua belah pihak
yaitu situasi yang terbuka untuk mendukung
komunikasi berlangsung efektif. menghargai, berguna, dan
mempunyai sesuatu yang penting
untuk disumbangkan
KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi efektif
Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan
sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan.
Dalam bahasa asing disebut “the communication is in tune”, yaitu
kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa
pesan yang disampaikan.

Menurut Jalaluddin dalam buku Psikolog Komunikasi


menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya
pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap,
meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya
menimbulkan suatu tindakan.
ASPEK-ASPEK KOMUNIKASI
INTERPERSONAL MENJADI
EFEKTIF
Aspek-Aspek Komunikasi interpersonal
menjadi Efektif
De Vito (dalam Sartika & Sulistyaningsih, 2012) mengatakan ada lima aspek agar
komunikasi interpersonal menjadi efektif yaitu :
1) Aspek keterbukaan
Komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang
diajak berinteraksi, mau mengungkapkan informasi tentang hal-hal yang
biasanya disembunyikan selain itu adanya kesediaan komunikator untuk
bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang tidak diam dan harus
kritis.
2) Aspek Empati
Empati Secara nonverbal yaitu, empati dapat dikomunikasikan dengan
adanya konsentrasi yang terpusat meliputi kontak mata, postur tubuh yang
penuh perhatian dan kedekatan fisik serta adanya keterlibatan aktif dengan
orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai.
3). Aspek Sikap Mendukung
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap
mendukung (supportiveness). Artinya masing-masing pihak yang berkomunikasi memiliki
komitmen untuk mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka.

4). Aspek Sikap Positif


Sikap positif ditunjukkan dalam bentuk sikap dan perilaku. Dalam bentuk sikap yakni
pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi interpersonal harus memiliki perasaan dan
pikiran positif, bukan prasangka dan curiga. Dalam bentuk perilaku yakni tindakan yang
dipilih adalah yang relevan dengan tujuan komunikasi interpersonal, yaitu secara nyata
melakukan aktivitas untuk terjalinnya kerjasama.

5) Aspek Kesetaraan
kesetaraan yang dimaksud adalah berupa pengakuan atau kesadaran serta
kerelaan untuk menempatkan diri setara. Agar membuat perbedaan karena
ketidaksetaraan tersebut maka komunikan harus bisa menghargai perbedaan yang ada
dan tidak menjatuhkan posisi lawan bicara.
KOMUNIKASI EFEKTIF
DALAM HUBUNGAN
INTERPERSONAL DENGAN
KLIEN
Komunikasi Efektif dalam Hubungan Interpersonal
Dengan Klien
1. Aspek Keterbukaan
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal.

Pertama, komunikator interpersonal harus terbuka kepada orang yang diajaknya


berinteraksi.
Tidak berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.
Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang
biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.
Kedua, mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap
stimulus yang datang.
 ketiga, menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974).
2. Aspek Empati

Kondisi empati dapat terwujud bila perawat bersedia memberikan


perhatian kepada pasien dan dapat mengetahui apa yang sedang dialami
pasien berkaitan dengan penyakitnya.
Perawat dapat mengenal pasiennya dengan baik, sehingga ketika perawat
berempatik kepada pasien segala tingkah laku ataupun ucap perawat tidak
menyinggung perasaan pasien atau membuat pasien marah.
Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam
suasana yang tidak mendukung. Sikap mendukung dapat terwujud dalam
hubungan antara perawat dengan pasien, bila perawat bersedia menghargai
ide–ide, keinginan pendapat pasien dan perawat tidak memaksakan
kehendaknya terhadap pasien.
3. Aspek Sikap Positif

Sikap positif dalam menunjang komunikasi interpersonal yang efektif


antara perawat dengan pasien dapat terwujud bila perawat dapat
berpandangan positif terhadap dirinya sendiri. Perawat dapat
menunjukkan sikap baik kepada pasien dengan semua itu pasien akan
merasa nyaman dan bisa lebih meningkatkan rasa kepercayaannya
kepada perawat, sehingga hubungan interpersonal perawat dengan
pasien bisa terjalin dengan baik.
5. Aspek Kesetaraan

Komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara di


mana adanya pengakuan secara diam–diam bahwa kedua belah sama–
sama bernilai, berharga.
perawat dalam kegiatan keperawatannya harus memperlakukan
pasien dengan sama, tidak boleh membeda-bedakan baik itu dalam segi
perhatian maupun perlakuan khusus pada pasien. Selain adil, perawat juga
harus dapat memperlakukan pasien secara manusiawi.
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai