KOMUNIKASI MULTIDISIPLIN
Disusun Oleh:
PUTRI SAKINAH
(201211767)
S1 KEPERAWATAN
Kelas 1B
Dosen Pengampu
Ns.Velga Yazia, M.Kep
MERCUBAKTIJAYA PADANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan KhususnyaKomunikasi Multidisiplin
“ ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk menjelaskan tentang Komunikasi multidisiplin dalamkeperawatan. Serta
diajukan demi memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Dalam keperawatan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak sekali kekurangannya dan jauh dari kata sempurna,
maka dari itu saya membutuhkan kritik dan saran yang membangun. maka dari itu saya membutuhkan
kritik dan saran yang membangun. Agar selanjutnya saya dapat membuat makalah dengan lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita dan semoga Allah SWT. senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.LATAR BELAKANG
Komunikasi multidisiplin adalah suatu cara atau bentuk komunikasi yang dilakukanan pada saat kita
berkolaborasi dengan tenaga kerja lainnya. Maka dari itu untuk pada saat kita berkolaborasi dengan
tenaga kerja lainnya. Tujuan dari komunikasi multidisiplin adalah untuk mempermudah dalam melakukan
pekerjaan kommunikasi multidisiplin adalah untuk mempermudah dalam melakukan pekerjaan yangyang
berkolaborasi dengan tenaga kerja lainya.
Agar terciptanya komonikasi yang efektif semua tenaga kerja harus mengetahui tentang komunikasi
multidisiplin, apa yang harus tentang komunikasi multidisiplin, apa yang harus di persiapkan, kemudian
tujuan komunikasidi persiapkan, kemudian tujuan komunikasi multidisiplin, langkah-langkah yang harus
disiapkan agar tercipnya komunikasi multidisiplin baik dan benar.
Keberhasilan tim multidiplin dalam menangani dan merawat pasien ditentukan oleh beberapa hal salah
satunya adalah komunikasi yang efektif. Tim multidisiplin yang baik adalah tim yang saling berbagi ide
atau gagasan dan informasi dengan cepat dan dilakukan secara teratur (madoni, 2019). Komunikasi
multidisiplin dalam keperawatan adalah komunikasi yang melingkupi seluruh aspek jalur komunikasi
penanganan dan perawatan pasien.
III. TUJUAN
PEMBAHASAN
Komunikasi multidisiplin adalah kombinasi dari berbagai disiplin ilmu berbagai disiplin ilmu dalam tugas
tidak harus bekerja secara terkoordinasi, dimana dalam pemecahan masalah suatu masalah menggunakan
berbagai sudut pandang yang relevan penggabungan beberapa disiplin untuk untuk bersama- sama
mengatasi masalah tertentu. komunikasi sangat luas dan beraneka ragam. Hampir tidak ada aspek
kehidupan yang tidak lepas dari komunikasi. Berbagai dimensi selalu hadir dalam kehidupan manusia dan
sepanjang sejarah manusia ada, komunikasi dipastikan selalu hadir baik secara perorangan, kelompok,
bangsa maupun umat manusia sepanjang hidup di muka bumi (Daryanto, 2014).
Dalam bidang komunikasi kesehatan, komunikasi multidisiplin terjadi antara sesama anggota tim
multidisiplin dan antara anggota tim multidisiplin dengan pasien serta anggota keluarga pasien dalam
rangka penanganan dan perawatan pasien. Komunikasi multidispilin yang baik sangat penting bagi
keberhasilan tim dalam menangani dan merawat pasien. Karena itu, setiap anggota tim hendaknya
dibekali dengan pelatihan komunikasi agar setiap anggota tim memiliki keterampilan komunikasi sebagai
bagian dari upaya penanganan dan perawatan pasien(Madoni, 2019).
Komunikasi multidisiplin dalam keperawatan adalah komunikasi yang melingkupi seluruh aspek jalur
komunikasi penanganan dan perawatan pasien.
3. Konseptual dan operasional & terpisah –pisah dalam pelayanan kesehatan, berbagai bidang
ilmu berupaya mengintegrasikan pelayanan untuk kepentingan pasien.namun setiap disiplin
membatasi diri secara tegas (madoni, 2019).
Menciptakan dan memelihara hubungan yang baik adalah penting dalam upaya penanganan dan
perawatan pasien. Hasil studi menunjukkan bahwa komunikasi dan hubungan baik antara pasien dan
anggota tim memberikan dampak positif pada kepuasan pasien, pengetahuan dan pemahaman, kepatuhan
terhadap program pengobatan, dan hasil kesehatan yang terukur (Parka, 2018)
2.Bertukar informasi
Anggota tim yakni dokter perlu memperoleh sebanyak mungkin informasi dari pasien agar dapat
mendiagnosa dengan tepat jenis penyakit yang diderita pasien dan merumuskan rencana penanganan dan
perawatan. Bagi pasien, pasien perlu mengetahui, memahami, merasa dikenal, dan dipahami oleh anggota
tim. Untuk itu, kedua belah pihak sangat perlu melakukan komunikasi dua arah sebagai upaya untuk
saling bertukar informasi (Parka, 2018).
Mendengarkan secara aktif dan penuh perhatian adalah salah satu penyebab keberhasilan dalam
komunikasi. Perawat sebagai anggota tim bertanggung jawab dalam memberikan perhatian dan
memobilisasi semua indera untuk mempersespi semua pesan verbal maupun pesan nonverbal yang
diberikan oleh pasien. Dengan mendengarkan secara aktif dan penuh perhatian, perawat dapat menilai
situasi dan masalah yang dialami pasien. Selain itu perawat juga dapat meningkatkan harga diri pasien
dan mengintergrasikan diagnosa keperawatan dan proses perawatan (Parka, 2018)
Informasi yang diberikan selama proses konsultasi, penanganan, dan perawatan pasien perlu dilakukan
dengan menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh pasien dan anggota pasien. Bahasa sebagai alat
komunikasi dalam proses konsultasi, penanganan, dan perawatan pasien hendaknya tidak menggunakan
jargon dan istilah teknis kesehatan kecuali dijelaskan secara komprehensif. Yang harus dihindari juga
adalah penggunaan eufemisme karena dapat mengarah pada ambigu (Parka, 2018).
Bahasa tubuh dalam komunikasi dan penampilan juga hendaknya menjadi bahan pertimbangan dan perlu
diperhatikan dengan baik.Berbagai komunikasi nonverbal yang ditampilkan seperti postur tubuh, gaya,
dan perilaku dapat berdampak pada kemajuan dan hasil konsultasi antara pasien dan anggoa tim. Untuk
itu, bahasa tubuh yang ditampilkan selama proses konsultasi harus ditampilkan secara lengkap dan fokus
pada pasien (Parka, 2018).
6.Bersikap jujur
Bersikap jujur merupakan salah satu konsep moral dalam komunikasi keperawatan. Anggota tim seperti
perawat harus bersikap jujur agar diskusi atau konsultasi yang dilakukan tidak menimbulkan kecurigaan,
keraguan, dan kesalahpahaman. Jika ada kebutuhan untuk diskusi yang terpisah dengan anggota keluarga
pasien maka harus dilakukan dengan mengunakan teknik komunikasi terapeutik seperti hati-hati,
memperhatikan tempat diskusi, dan waktu yang tepat (Parka, 2018).
Anggota tim seperti pasien perlu mengetahui apa yang menjadi kebutuhan komunikasi pasien. Beberapa
orang pasien hanya ingin didengar tanpa banyak penjelasan dan beberapa pasien lainnya ingin
mengetahui penjelasan yang lengkap tentang penyakit yang diderita. Perawat harus dapat mendeteksi
setiap apa yang diinginkan pasien (Parka, 2018).
Empati merupakan salah satu karakteristik komunikasi terapeutik. Yang dimaksud dengan empati adalah
perawat dapat merasakan apa yang dirasakan oleh pasien. Dalam artian, perawat hendaknya dapat
memposisikan dirinya pada posisi pasien (Parka, 2018).
4.Tujuan Komunikasi Multidisiplin
Komunikasi multidisiplin adalah komunikasi yang kita gunakan dalam bidang. pasien supaya
pasien dan kaeluarga mengerti apa yang disampaikan. mencangkup keseluruhan dari tim medis,
tim kesehatan, klien, dan keluarga.
Komunikasi multidisiplin adalah komunikasi yang kita gunakan dalam bidang kesehatan, contohnya cara
kita berkomunikasi dengan kesehatan baik itu sesama perawat, bidan, ilmu gizi, farmasi, dokter, dan cara
kita menyampaikannya kepada pasien supaya pasien dan kaeluarga mengerti apa yang disampaikan.
Komunikasi multidisiplin adalah komunikasi yang kita lakukan dengan dokter, perawat, maupun pasien
untuk menyampaikan dalam hal informasi dengan menggunakan tim. Komunikasi multidisiplin
digunakan untuk berkomunikasi yang mencangkup keseluruhan dari tim medis, tim kesehatan, klien, dan
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Salisah N. 2011. komunikasi kesehatan: perlunya multidipler dalam ilmu komunikasi. Jurnal ilmu
komunikasi. Vol.1. no.2 (10 April 2019)
http://jurnalilkom.uinsby.ac.id/index.php/jurnalilkom/article/view/19/15