Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

INTERPROFESSIONAL COMMUNICATION
DAN INTERPROFESSIONAL TEAM WORK

Dosen Pengampu :

Yustan Azidin, Ns., M. Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Anissa Putri Shaqqina 1814201110008


Clarissa Maharani Gandi 1814201110014
Dina Aghisna Putri 1814201110019
Hanifa Rizky Fajriani 1814201110026
Ismia 1814201110031
Maulidhan Nasir 1814201110036
Musrifah 1814201110041

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN A


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena berkat
rahmat-Nya lah penyusunan makalah ini dapat disusun hingga selesai. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Interprofesional Education (IPE). Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Makalah yang berjudul Interprofessional Communication Dan Interprofessional Team Work.
Dengan penyusunan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengalaman serta bermanfaat bagi para pembaca.

Kami mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika ada kekurangan di


dalam makalah ini. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
kesempurnaan makalah ini.

Indonesia, 5 Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Interprofessional Communication 2
B. Interprofessional Team Work 3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 6
B. Saran 6

DAFTAR PUSTAKA 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi Interprofessional menjadi sangat penting dalam pelayanan kesehatan
saat ini, di mana dapat memperluas populasi pelayanan kesehatan khususnya dalam
memberikan perawatan dalam layanan kesehatan. Komunikasi interprefessional efektif
adalah keterampilan penting yang dapat meningkatkan fungsi tim yang berkualitas tinggi,
dalam perawatan pasien dengan melibatkan beberapa disiplin ilmu seperti dokter, perawat
dan tim kesehatan lainnya. Kolaborasi interprofesional adalah bekerja bersama dengan
profesi kesehatan lain dengan melakukan kolaborasi, komunikasi, yang memastikan
bahwa perawatan yang diberikan reliable dan berkelanjutan. Kolaborasi interprofessional
dalam lingkungan kerja profesional telah diikuti oleh keperawatan, dan tim kesehatan lain
serta organisaasi profesional kesehatan sebagai komponen penting dalam keselamatan
yang mempunyai kualitas tinggi dalam memberikan pelayanan yang berpusat kepada
pasien.
Salah satu kompetensi inti dalam melakukan praktek kolaborasi interprofessional
adalah dengan melakukan komunikasi inter profesional dimana untuk melakukan
kolaborasi dan kerja tim perawat harus mampu berkomunikasi secara efektif dengan tim
kesehatan lainnya sehingga dapat mengintegrasikan perawatan yang aman dan efektif bagi
pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Komunikasi dalam kolaborasi merupakan unsur
penting untuk kualitas perawatan dan keselamatan pasien. Komunikasi adalah proses
interpersonal yang melibatkan perubahan verbal dan nonverbal dari informasi dan ide.
Sedangkan komunikasi terapeutik adalah proses dimana perawat yang menggunakan
pendekatan terencana mempelajari klien, proses memfokuskan pada klien namun
direncanakan dan dipimpin oleh seorang profesional. Komunikasi interprofessional dalam
kolaborasi interprofesi memerlukan cara atau strategi agar komunikasi berjalan dengan
efektif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Interprofessional communication ?
2. Apa itu Interprofessional Team Work ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Interprofessional Communication
Kemampuan tenaga kesehatan untuk berkomunikasi secara efektif, termasuk
mengamati, mendengarkan, menjelaskan, dan berempati, secara signifikan memengaruhi
hasil layanan kesehatan dan persepsi kepuasan pasien. Dengan demikian pembelajaran
antarprofesi dianggap sebagai modalitas pembelajaran yang berhasil untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi tingkat lanjut dan dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum
(Slota, McLaughlin, Bradford, Langley, & Vittone, 2018). Bagi tenaga kesehatan yang
bekerja di klinis atau pelayanan kesehatan, komunikasi adalah keterampilan klinis
mendasar yang, jika dilakukan secara kompeten dan efisien, dapat memfasilitasi
pembentukan hubungan kepercayaan antara staf medis dan pasien sebagai penerima
pelayanan (Chichirez & Purcărea, 2018). Sedangkan bagi mahasiswa komunikasi
merupakan keterampilan penting yang harus dikuasai mahasiswa keperawatan dan
kesehatan agar efektif dalam karier mereka pada saat bekerja (Lai, 2016).

IPE Terhadap Komunikasi IPE memainkan peran penting dalam mengembangkan


komunikasi yang efektif dengan antarprofesi dan pasien. IPE harus diterapkan dalam
pendidikan interprofesional pada awal pendidikan mereka dan terus menggunakan
keterampilan ini dalam praktik mereka (Nagelkerk, Coggan, Pawl, & Thompson, 2017).
Di pelayanan kesehatan sering terjadi miskomunikasi antara tenaga medis dengan pasien,
dan antarprofesi. Oleh sebab itu, keterampilan komunikasi interpersonal sangat penting
karena memungkinkan untuk pengembangan hubungan dokter-pasien, yang memfasilitasi
berbagi informasi, kepatuhan dengan pengobatan dan kepuasan pasien secara keseluruhan
(Ross et al., 2018). Sebagai perawat terdaftar diharapkan untuk berkomunikasi secara
efektif dengan pasien (MacLean, Kelly, Geddes, & Della, 2017). Komunikasi
interprofesional, khususnya komunikasi perawat dengan dokter menjadi perhatian utama
bagi mahasiswa keperawatan dan lulusan keperawatan baru. Komunikasi yang buruk
sangat di pelayanan kesehatan adalah kontributor terjadinya sebuah insiden kritis kepada
pasien (Yeh et al., 2019) . Oleh karena itu, perlunya penerapan interprofessional education
(IPE) diterapkan dalam kurikulum pendidikan untuk meningkatkan keterampilan dalam
berkomunikasi dan berkolaborasi dengan berbagai profesi kesehatan. Pengembang
kurikulum profesional terus dikembangkan dinegara-negara maju dan berkembang seperti
inggris. Secara umum, dalam pemebelajaran interprofessional education harus mencakup

2
3

empat bidang pembelajaran yaitu (Anderson & Kinnair, 2016). We reflect on some of the
challenges associated with assessment in interprofessional education (IPE: Nilai/etika
untuk praktik interprofesional: Rasa hormat yang ditunjukkan antara praktisi yang berbeda
dan kemampuan untuk menempatkan pasien sebagai pusat dalam semua aspek jalur
perawatan mereka . Peran/tanggungjawab: Harus ada pengetahuan tentang masing-masing
lingkup profesional dalam konteks praktik setempat. Komunikasi antarprofesional:
Bagaimana praktisi berkomunikasi dalam tim profesional, melibatkan pasien, perawat dan
keluarga dan berkolaborasi dengan para profesional di luar tim baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan sektor perawatan lainnya. Tim dan kerja tim: Memahami
teori dan praktik yang berkaitan dengan bagaimana orang bekerja bersama untuk
membentuk dan mempertahankan tim yang efektif.

Menurut berridge (2010) komunikasi interprofesi merupakan faktor yang sangat


berpengaruh dalam meningkatkan keselamatan pasien, karena melalui komunikasi
interprofesi yang berjalan efektif, akan menghindarkan tim tenaga kesehatan dari kesalah
pahaman yang dapat menyebabkan medical error. Menurut potter dan perry (2005)
keefektifan komunikasi interprofessional dipengaruhi oleh :

1. Persepsi yaitu suatu pandangan pribadi atas hal-hal yang telah terjadi. Persepsi
terbentuk apa yang diharapkan dan pengalaman. Perbedaan persepsi antar profesi yang
berinteraksi akan menimbulkan kendala dalam komunikasi.
2. Lingkungan yang nyaman membuat seseorang cenderung dapat berkomunikasi dengan
baik. Kebisingan dan kurangnya kebebasan seseorang dapat membuat kebingungan,
ketegangan atau ketidaknyamanan.
3. Pengetahuan yaitu suatu wawasan akan suatu hal. Komunikasi interprofesi dapat
menjadi sulit ketika lawan bicara kita memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda.
Keadaan seperti ini akan menimbulkan feedback negatif, yaitu pesan menjadi akan
tidak jelas jika kata kata yang digunakan tidak dikenal oleh pendengar.

B. Interprofessional Team Work


Pengalaman kepemimpinan dan team working pada rotasi klinik yang beranggotakan
profesi yang sama, tentu berbeda dengan pengalaman kepemimpinan dan team working
yang akan dipelajari oleh mahasiswa jika mereka melakukannya dengan profesi lain.
Seperti dijelaskan oleh Orchard (2005) bahwa pengalaman praktik interdisipliner
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkolaborasi dengan profesi lain,
4

menghormati nilai-nilai dan kepakaran profesi lain, saling belajar, serta berbagi dalam
membuat keputusan layanan. Hal yang tidak mungkin dilakukan dalam kegiatan team satu
profesi, apapun bentuknya.
Kesiapan pendidik juga menjadi hal yang perlu dipertimbangkan. Diketahui bahwa
mahasiswa belajar dan dosen menjadi sebagai role model. Oleh karena itu, jika pendekatan
ini hendak diterapkan, maka harus disepakati bersama pula oleh staf pengajar bahwa
merekapun hendaknya memberikan contoh perilaku kinerja multiprofesi yang benar.
Pembagian kerja, team working serta penghargaan terhadap profesi lain juga perlu
ditekankan dan dicontohkan oleh dosen. Berbagai hasil penelitian menunjukkan
pentingnya role model bagi pembelajaran profesi kedokteran (Haldet dan Stein, 2006;
Maheux et al.,2000; Matthews, 2000;Purcell, 2003). Bahkan dalam penelitiannya, Elzubair
dan Rizk (2001) menjelaskan bahwa karakteristik personal yang dipelajari dan dinilai serta
dicontoh oleh mahasiswa dari dokter sebagai pengajar antara lain adalah perilaku
penghargaan terhadap pasien, keluarga pasien, penghargaan terhadap dan kerjasama
dengan staf dan kolega. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dosen benar-benar
diposisikan oleh mahasiswa sebagai contoh, termasuk dalam konteks penghargaan
terhadap profesi lain. Untuk kepentingan ini perlu diperhatikan penyiapan khusus secara
kolaboratif oleh berbagai bidang yang akan saling bekerja sama dalam pendidikan
multiprofesi dana tau interprofesi ini.
Kerjasama dalam kolaborasi merupakan bekerja dalam tim interprofessional baik
lintas program, lembaga, disiplin ilmu maupun tatanan masyarakat dalam mencapai visi
dan tujuan bersama. Tidak hanya itu, namun termasuk kemampuan untuk :
1. Berbagi sumber daya, keahlian, dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama
dalam praktik kolaboratif
2. Membangun komitmen dan mempertahankan partisipasi dalam suatu tim
interprofessional.
3. Mengenali saat ada ketidaksesuaian dalam praktik kolaborasi tersebut
4. Mengatasi masalah dan konflik menggunakan teknik penyelesaian masalah dan
manajemen konflik yang tepat.
5. Menggunakan pengambilan keputusan yang sesuai dengan tim kolaborasi.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki mahasiswa dalam IPE adalah teamwork
skill. Kompetisi teamwork ini meliputi:
5

1. Kekompakan tim sehingga membuat anggota tim untuk tetap setia menjadi bagian dari
sebuah tim yang merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi tim.
2. Saling percaya, yaitu sebuah sikap positif dari anggota tim terhadap anggota yang
lainnya, meliputi perasaan, mood, dan lingkungan internal kelompok.
3. Berorientasi kolektif, dapat diartikan sebagai sebuah pola pikir bahwa pendekatan
secara tim merupakan cara yang lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan
pendekatan secara personal dalam penyelesaian masalah.
4. Mementingkan kerjasama, yaitu sikap positif yang ditunjukkan anggota tim dengan
mengacu pada “bekerja sebagai tim”
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Seiring berkembangnya layanan kesehatan, penting untuk mempersiapkan
mahasiswa dan tenaga kesehatan yang profesional untuk mengatasi berbagai stressor
dalam tempat kerja dan menjadi lebih tangguh. Tujuan dari interprofessional education
(IPE) ini membantu membangun kesiapan di antara mahasiswa profesional kesehatan
untuk meningkatkan komunikasi, memperkuat kerja tim, mengklarifikasi peran dan
tanggung jawab profesi, dan memperhatikan nilai-nilai dalam pengambilan keputusan etis.
Penerapan pembelajaran IPE dalam lingkungan klinis dapat membantu mahassiswa untuk
mengeksplorasi peran dan tanggung jawab perawatan kesehatan profesional melalui
pembelajaran aktif.

B. Saran
Seorang tenaga kesehatan baik perawat, dokter, farmasi dan lainnya harus dapat
melakukan komunikasi interprofesional antar profesi dan harus berkerja sama dengan baik
untuk mencapai terlaksananya keselamatan pasien yang optimal.

6
DAFTAR PUSTAKA

Endang Lestari.2011.Menumbuhakan Keterampilan Kepempinan dan Team-Building serta


Penghargaan terhadap Profesi Lain Melalui Interprofessional Education : Analisis
Kemungkinan Penerapannya pada Fakultas Kedoteran di Indonesia.vol.3(1).

Haerul Anwar, Elsye Maria Rossa.2019.Meningkatkan Komunikasi dan Kolaborasi dengan


Interprofessional Education (IPE) : iteratute review.Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah.

Yunis Veronika,Anggorowati.2017.Komunikasi Interpersonal Sebagai Upaya Pengembangn


Kolaborasi Interprofesi Di Rumah Sakit : Systematic Review.Jurnal kepemimpinan dan
managemen keperawatan.vol.1(1):2621-5047.

Anda mungkin juga menyukai