Anda di halaman 1dari 15

Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan

dan Komunikasi Multidisiplin


Nama : Mohammad Rifky Hidayat
Nim : 1761336321094
Prodi : S1 Keperasawatan
1. Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan
Manusia sebagai mahluk sosial tentunya selalu
memerlukan oranmg lain dalam menjalankan dan
mengembangkan kehidupannya. Hubungan
dengan orang lain akan terjalin bila setiap individu
melakukan komunikasi diantara sesamanya.
Komunikasi dalam hal ini menjadi unsur
terpenting dalam memujudkan integeritas diri
setiap manusia sebagai bagiandari setiap social.
Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari memberikan dampak yang sangat penting
dalam kehidupan, baik secara individual maupun
kelompok. Komunikasi yang terputus akan
memberikan dampak pada buruknya hubungan
antar individu atau kelompok.
Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini
sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas
pelayanan yang akan ditawarkan oleh konsumen.
Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi
yaitu konsumen internal dan konsumen eksternal.
Konsumen internal melibatkan unsur hubungan
antar individu yang bekerja di rumah sakit, baik
hubungan secara horisontal ataupun hubungan
secara vertikal. Sedangkan konsumen eksternal
lebih mengarah pada sisi meneriama jasa pelayanan,
yaitu klien baik secara individual, kelompok,
keluarga maupun masyarakat yang ada di rumah
sakit. Seringkali hubungan buruk yang terjadi pada
suatu rumah sakit, diprediksi penyebabnya adalah
buruknya sistem komunikasi antar individu.
Ellis (2000) menyatakan jika hubungan
terputus atau menjadi sumber stres, pada
umumnya yang ditunjuk sebagai penyebabnya
adalah komunikasi yang buruk. Fokus
perhatian terhadap buruknya komunikasi juga
terjadi pada tim keperawatan. Hal ini terjadi
karena beberapa sebab diantaranya addalah :
1. Lemahnya pemahaman mengenai
penggunaan diri secara terapeutik saat
melakukan interaksidengan klien.
2. Kurangnya kesadaaran diri para perawat dalam
menjalankan komunikasi dua arah secara
terapeutik.
3. Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan
(kinerja) individual yang berdampak terhadap
lemahnya pengembangan kemampuan diri sendiri.
Modifikasi yang perlu dilakukan oleh tim
keperawatan adalah melakukan pendekatan
dengan berlandaskan pada model komseptual
sebagai dasar konsep ilmiah dalam melakukan
tindakan keperawatan.
2. Komunikasi Multidisiplin.
Multidisiplin atau multidisipliner
mengacu pada tim dimana sejumlah orang
atau individu dari berbagai disiplin ilmu
terlibat dalam suatu proyek namun masing-
masing individu bekerja secara mandiri.
Pengalaman yang dimiliki masing-masing
individu memberikan kontribusiyang besar
bagi keseluruhan upaya yang dilakukan
(madoni, 2019).
Tim multidisiplin adalah sebuah kelompok
pekerja kesehatan atau pekerja medisyang terrdiri
dari anggota-anggota dengan latar belakang atau
profesi yang berbeda dan masing-masing anggota
tim memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien (madoni, 2019).
Massing-masing anggo tim bekerja secara
mandiri dalam menangani berbagai permasalahan
yang dihadapi pasien dan mereka hanya
menitikberatkan pada permasahan yang menjadi
spesialisasinya.
Keberhasilan tim multidisiplin dalam menangani
dan merawat pasien ditentukan oleh beberapa
hal salah satunya adalah komunikasi yang
efektif . Tim multidisiplin yang baik adalah tim
saling berbagi ide atau gagasan dan informasi
dengan cepat dan dilakukan secara teratur
(madoni, 2019). Dengan demikian, komunikasi
bisa dipandang sebagai ilmu yang
multidimensional, karena dipelajari dari
berbagai disiplin ilmu bersama-sama maupun
sendiri.
Namun yang biasanya teerjadi, seorang
manusia komunikasi hanya memusatkan
perhatian dan keahliannya pada satu bidang
saja. Dengan begitu, jarang ada yang
bergerak, memahami ataupun menjadi ahli di
dua bidang atau tiga bidang komunikasi.
Hal ini membuktikan begitu luasnya
cangkupan ilmu komunikasi, hingga segala
aspek kehidupan nyaris tidak bisa lepas dari
komunikasi (Daryato, 2014).
Ciri-ciri Komunikasi Multidisiplin.
1. Setiap bagian ikut peran cukup besar,
melakukan perencanaan mengelola bersama.
2. Setia beraktivitas berdasarkan batasan ilmu.
3. Konseptual dan operasional dan terpisah-
pisah dalam pelayanan kesehatan, berbagai
bidang ilmu berupaya mengintegrasikan
pelayanan untuk kepentingan pasien. (madoni,
2019).
Cara Komunikasi Multidisiplin terhadap pasien
1. Menciptaka hubungan interpesonal yang baik
Penting dalam upaya penanganan dan perawatan pasien. Hasil
studi menunjukkan bahwa komunikasi dan hubungan baik antara
pasien dan anggota tim memberikan dampak positif pada
kepuasan pasien.
2. Bertukar Informasi
Anggota tim yakni dokter perlu memperoleh sebnyak
mungkin informasi dari pasien agar dapat mendiagnosa dengan
tepat jenis penyakit yang diderita pasien dan merumuskan
rencana penanganan dan perawatan.
3. Mendengarkan secara aktif dan perhatian
Perawat sebagai anggota tim bertanggung
jawab dalam memberikan perhatian dan
memobilisasisemua indera untuk mempersepsi
semua pensan verbal maupun nonverbal yang
diberikan oleh passien.
4. Penggunaan Bahasa yang Tepat
Bahasa sebagai alat komunikasi dalam proses
konsultasi, penanganan, dan perawatan pasien
hendaknya tidak menggunakan jargot dan istilah
teknis kecuali dijelaskan secara komprehensif.
5. Bahasa tubuh dan penampilan
Berbagai komunikasi nonverbal yang ditampilkan
seperti postur tubuh, gaya, dan perilaku dapat
berdampak pada kemajuan dan hasil konsultasi antara
pasien dan anggota tim.
6. Bersikap jujur
Anggota tim seperti perawat harus bersikap jujur
agar diskusi dan konsultasi yang dilakukan tidak
menimbulkan kecurigaan.
7. Memperhatikan kebutuhan pasien.
Beberapa pasien hanya ingin didengar tampa
banyak penjelasan .
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai