Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS MODEL KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM

PELAYANAN IGD di RUMAH SAKIT

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER


DASAR DASAR KOMUNIKASI

Dosen pengampu : Safari Hasan , S.IP.,MMRS

Disusun oleh :
Aslihatin Arifah

PRODI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN AJARAN 2023/2024
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Orang akan selalu ingin berbicara, bertukar ide, mengirim dan menerima Informasi, berbagi
pengalaman, berkolaborasi dengan orang lain untuk memenuhi Kebutuhan, dan sebagainya.Kegiatan
dalam Kehidupan sosial menunjukkan bahwa manusia mempunyai naluri hidup untuk Berkomunikasi
dan berteman dengan orang lain .

Menurut Carl I Hoveland, komunikasi adalah proses di mana seseorang Menginduksi (biasanya dalam
bentuk kata-kata) untuk mengubah tingkah laku Orang lain. Oleh karena itu, proses penyampaian
informasi ini harus Dipahami bermakna agar dapat berkomunikasi secara efektif Komunikasi
interpersonal dalam ilmu kesehatan disebut juga komunikasi Terapeutik.

Komunikasi interpersonal adalah Komunikasi yang dilaksanakan individu untuk saling bertukar
anggapan atau inspirasi Bersama individu lainnya.komunikasi interpersonal yang sehat
memungkinkan dapat menyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan
pertumbuhan personal .Oleh karena itu, komunikasi di Bidang kesehatan menjadi penting untuk
meningkatkan kualitas kesehatan dan Untuk melaksanakan program asuransi dan pelayanan
kesehatan.

Pelayanan upaya kesehatan yang di selenggarakan oleh suatu Organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan Menyembuhkan penyakit, memulihkan kesehatan, baik
perorangan, keluarga, Kelompok, maupun masyarakat. Dalam pelayanan kesehatan, komunikasi
menjadi dasar untuk memastikan Bahwa pasien mendapatkan proses perawatan yang terbaik,
menjelaskan tujuan Pengobatan dan mendiskusikan proses perawatan pasien dengan profesional
lain Yang terlibat .

Salah satu faktor yang terbesar terjadinya ketidakpuasan pasien adalah Masalah komunikasi yang
dibangun sewaktu tenaga kesehatan menggali informasi Dari pasien.
1
Beberapa hal yang sering meresahkan masyarakat adalah sikap tenaga Kesehatan yang kurang ramah,
kurang empati dan kurang mengayomi pasien-pasiennya dan Kurangnya perhatian dalam hal
komunikasi ini sedikit banyak dipengaruhi Oleh, alokasi waktu yang diberikan tenaga kesehatan
kepada pasiennya.

B. Rumusan Masalah

1.Bagaimana penerapan komunikasi interpersonal antara tenaga kesehatan dengan pasien dapat
memperbaiki pelayanan kesehatan?

2.Seberapa pentingnya interaksi interpersonal tim profesional kesehatan dalam koordinasi perawatan
dan pengambilan keputusan klinis?

3.Apakah masalah-masalah utama yang dihadapi dalam menerapkan komunikasi interpersonal yang
efektif di lingkungan pelayanan kesehatan?

4.Bagaimana cara meningkatkan tingkat komunikasi interpersonal tenaga kesehatan dalam pelayanan
kesehatan yang berkualitas?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas model komunikasi interpersonal dalam
pelayanan kesehatan IGD di Rumah Sakit dan pengaruhnya terhadap pemahaman pasien mengenai
tujuan pengobatan serta keterlibatan pasien dalam proses perawatan .

2
BAB II

ISI

1. Peran Komunikasi Interpersonal dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan

Untuk rumah sakit dan institusi perawatan kesehatan, memastikan bahwa pasien menerima
perawatan yang tepat membutuhkan lebih dari sekedar melakukan prosedur dan membuat
diagnosis. Baik itu klinik yang secara akurat berbagi informasi pasien dengan fasilitas lain, atau
sekelompok dokter, perawat, spesialis, dan staf lain di rumah sakit yang membahas cara merawat
pasien saat ini dan yang datang, kebutuhan akan komunikasi yang ringkas dan efektif selalu ada di
bidang kesehatan .

Organisasi dengan kebijakan komunikasi yang kuat dapat menyejahterakan kesehatan pasien
mereka, sementara organisasi yang tidak memiliki prosedur yang efektif dapat berdampak negatif
pada kesejahteraan pasien. Para profesional dan institusi perawatan kesehatan perlu menyadari
pentingnya komunikasi dalam perawatan kesehatan agar dapat berkembang.berikut manfaat nya

a.Manfaat Komunikasi Interpersonal Antara Tenaga kesehatan dengan pasien

1. Meningkatnya kepatuhan pasien

Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi kendala yang ditimbulkan dari kedua belah pihak, baik
dokter maupun pasien, sehingga pasien memahami dan mengikuti saran yang disampaikan oleh
dokter tersebut, serta meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan dan
menyelesaikan masalah kesehatannya.

2.Meningkatkan kepuasan pasien

Pasien yang di layani dengan baik timbul pula efek positif dari pasien tersebut

3. Meningkatkan pemahaman pasien

4. Mengurangi kecemasan

5. Meningkatkan kualitas perawatan

6. Meningkatkan kepercayaan

b. Pentingnya Interaksi Interpersonal Tim Profesional Kesehatan .

Di masa modern ini, pelayanan yang optimal dari tenaga kesehatan


3
merupakan hal yang sangat diinginkan oleh pasien. Namun apa jadinya jika pelayanan yang diberikan
justru tidak maksimal kepada pasien?

Berbagai macam masalah kesehatan yang komplek dan beragam dikeluhkan oleh pasien sehingga
dibutuhkan kerja sama serta kolaborasi yang baik antara pemberi pelayanan kesehatan.

Kurangnya komunikasi dan sikap kolaborasi yang baik antar pemberi pelayanan kesehatan, sering
membuat kesalahpahaman antara pasien dengan profesi kesehatan.Interaksi interpersonal dalam tim
profesional kesehatan memiliki banyak kepentingan dan manfaat , Menurut Undang-Undang no 36
tahun 2014 pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit dilakukan oleh berbagai profesi tenaga
kesehatan. Berbagai profesi yang terlibat dalam pelayanan kesehatan terdiri dari tenaga medis,
tenaga psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga gizi,
tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis dan teknik biomedika.

Untuk mendapatkan pelayanan yang optimal dan tujuan yang diharapkan tercapai, maka hal itu dapat
terwujud jika semua profesi kesehatan menerapkan Interprofesional Colaboration (IPC).

Kolaborasi interprofesional telah menjadi komponen penting dari sistem perawatan kesehatan saat
ini. Menurut World Health Organization: “Praktek kolaboratif terjadi ketika tenaga kesehatan dari
latar belakang profesional yang berbeda bekerja sama dengan pasien, keluarga, perawat, dan
komunitas untuk memberikan perawatan dengan kualitas terbaik.Dalam melakukan Interprofesional
Collaboration, dokter, perawat, apoteker dapat dilakukan dengan mendiskusikan kondisi pasien,
dengan mencatat status pasien sehingga kebutuhan pasien seperti perawatan, resep obat dan dan
tindakan medis lainnya sesuai dengan yang dibutuhkan pasien dengan memeriksa kembali dan
memastikan kembali indentitas pasien.

Dengan adaanya Interprofesional Collaboration dalam perawatan kesehatan, dapat meningkatkan:

1. Komunikasi yang efektif

Komunikasi yang semacam ini dapat meningkatkan anggota menjadi paham akan yang di tegaskan .

2. Kerja sama tim

Dengan adanya tim , kita dapat saling mendukung antara lain dan mencapai tujuan bersama sesuai
yang di inginkan .

3. Resolusi konflik

Interpersonal yang baik dapat menyelesaikan konflik , dengan secara saling terbuka kita dapat mencari
solusi yang memuaskan .

4. Hubungan yang kuat

4
Timbul hal – hal positif yang meningkatkan pada kepercayaan, kerja sama dan dampaknya pada
pelayanan kesehatan yang di berikan .

5. Meningkatkan kepuasan pasien

Hal ini kembali pada saat kita melakukan komunikasi yang baik maka dapat meningkatkan kepuasan
kesehatan.

6. Memberikan pelayana kesehatan optimal untuk pasien

Baik dilakukan dengan dokter maupun tenaga kesehatan lainnya , pelayanan yang optimal bagi
pasien itu sangat penting.

2. Tantangan dalam meningkatkan kualitas dalam lingkungan pelayanan kesehatan

a . Hambatan komunikasi interpersonal tenaga

menurut Eisenberg dalam Liliweri (2015) terdapat empat jenis hambatan Dalam komunikasi efektif
yaitu hambatan proses, Hambatan fisik, hambatan semantik dan hambatan psikososial. Pola
komunikasi efektif antara Tenaga kesehatan dan pasien sangat dibutuhkan Untuk membangun
pemahaman yang baik agar Tak terjadi hambatan dalam proses komunikasi Interpersonal antara
keduanya. Setiap tenaga Kesehatan harus mempunyai Keahlian dalam berkomunikasi dengan pasien
Untuk membina hubungn yang baik, komunikasi Interpersonal yang baik antara perawat dengan
Pasien sangat penting untuk menentukan kepuasan pasien dan apabila tidak tepat, akanMenimbulkan
masalah bagi pasien dan tenaga Kesehatan Aspek komunikasi memegang peranan Penting karena
pelayanan kesehatan adalah high Personnel contact (Priyanto,2009).

Hambatan komunikasi interpersonal tenaga dapat terjadi dalam berbagai situasi

1. Kurangnya keterampilan komunikasi interpersonal yaitu kesulitan dalam menyampaikan


pesan dengan jelas , kurangnya pemahaman tentang bahasa tubuh dan ekspresi wajah.
2. Perbedaan persepsi
3. Hambatan bahasa , istilah – istilah sulit yang sering di jumpai dapat juga mempengaruhi nya
4. Perbedaan budaya
5. Gangguan / kebisingan
6. Kurangnya pemahaman tentang penerimaan pesan

b. Kendala komunikasi dalam tim profesional kesehatan

Yaitu dapat terjadi karena

1. Kurangnya pemahaman tentang aturan dan alur komunikasi , Setiap Rumah Sakit memiliki
aturan dan alur yang berbeda .
5
2. Perbedaan pola komunikasi, penting untuk memastikan terjaganya informasi agar tidak
melanggar aturan .
3. Komunikasi dalam menyampaikan kompleks ( mudah di pahami ) .
4. Kesalahan dalam pembuatan laporan catatan medis , kesalahan dapat mengganggu alur
komunikasi.
5. Kurangnya komunikasi antara anggota tim , dapat menghambat kerja sama dan pemahaman
secara individu.

Hambatan dalam implementasi tersebut berasal dari berbagai faktor. Pertama, faktor individu seperti
karakter, kompetensi dan komunikasi antar profesi. Kedua, faktor kelompok seperti keterbatasan
tenaga baik secara kuantitas maupun kualitas dan hierarki/senioritas). Ketiga, faktor organisasi
meliputi leadership, motivasi, kebijakan organisasi, fasilitas pendukung dan aplikasi sistem informasi
kesehatan yang kurang user friendly.

3. Strategi Meningkatkan Komunikasi Interpersonal tenaga kesehatan

a.Pelatihan Komunikasi bagi tenaga kesehatan

Komunikasi pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk komunikasi yang terjadi antara penyedia
layanan kesehatan (seperti dokter, perawat, bidan, apoteker, dan tenaga kesehatan lainnya) dengan
pasien, keluarga pasien atau dengan tenaga kesehatan lainnya, dapat mengurangi keraguan pasien
terhadap proses pengobatan dan meningkatkan kepatuhan pasien terhadap serangkaian pengobatan,
dan pelatihan akan berdampak peningkatan pemahaman dan pengetahuan peserta pelatihan
mengenai teknik mengkomunikasikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

b. Menciptakan lingkungan kerja yang mendukung komunikasi komunikasi

lingkungan kerja dan komunikasi merupakan faktor penting untuk meningkatkan kinerja pegawai
perlu adanya komunikasi yang baik antar pegawai dan suasanan di lingkungan kerjanya. Jika tidak
dilaksanakan dengan benar maka akan mengganggu kestabilan kinerja pegawai . Dalam lingkungan
kerja di sekitar , lingkungan yang sehat akan mempengaruhi pekerjaan karyawan., memungkinkan
mereka untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah diberikan dengan benar, dan lingkungan kerja
yang bersih akan menghasilkan rasa senang yang akan mempengaruhi semangat kerja dan
tentunya mempengaruhi karyawan .

6
Lingkungan kerja menurut (Nabawi, 2019)segala sesuatu disekitar pekerja, baik fisik maupun non fisik,
yang akan mempengaruhi tugas yang diberikan, dan merupakan lingkungan kerja yang kondusif
yang akan mendorong dan akan meningkatkan semangat kerja karyawan.

Lingkungan kerja menurut (Josephine & Harjanti, 2017)merupakan kondisi kerja yang memberikan
suasana dan kondisi kerja yang nyaman bagi karyawan Untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Kondisi kerja yang buruk dapat menyebabkan karyawan jatuh sakit, mudah menanggung tekanan,
sulit berkonsentrasi dan menurunkan efisiensi kerja ,

lingkungan tersebut membuat seorang karyawan tidak nyaman memungkinkan itu dapat
mempengaruhi semangat kerja karyawan dan begitupun sebaliknya ketika lingkungan didalam
maaupun diluar kantor membuat seorang karyawan tersebut nyaman itu akan menjadikan seorang
karyawan

tersebut memiliki kinerja agar lebih efektif menciptakan lingkungan kerja yang mendukung
komunikasi dengan sharingKnowledge.

Sharing knowledge merupakan sebagian dari proses utama dalam pengelolaan pengetahuan, dan
terbukti dapat memaksimalkan penggunaan pengetahuan dengan cara mendistribusikan
pengetahuan kepada anggota yang membutuhkan (Andra & Utami, 2018). Dari penjelasan diatas
dapat disimpulkan bahwa knowledge sharingmampu memberikan gagasan, ide, pemahaman,
pengalaman dan wawasan untuk setiap karyawan dalam melakukan pekerjaannya supaya banyak
pengetahuan yang mereka dapatkan dari pengalam pribadi ataupun informasi yang disampaikan.

C.Membangun budaya organisasi yang saling berinteraksi

Budaya organisasi merupakan sistem nilai dan kepercayaan yang dianut secara bersama-sama yang
diilhami oleh keyakinan dan interaksi bersama dengan orang-orang dalam suatu perusahaan . Budaya
organisasi mempunyai beberapa fungsi dalam suatu organisasi, antara lain mempunyai peranan dalam
menentukan batas-batas, yang menimbulkan perbedaan antara satu organisasi dengan organisasi
lainnya. Budaya organisasi juga berfungsi untuk menyampaikan rasa identitas pada anggota
organisasi, memfasilitasi kelanjutan komitmen untuk menjangkau jangkauan yang lebih luas,
membantu mengikat organisasi bersama dengan memberikan standar yang sesuai tentang apa yang
harus dikatakan dan dilakukan karyawan, mantan kinerja karyawan.

Membangun budaya yang saling berinteraksi , organisasi unggul bisa juga dibangun berdasar
budayalokalyangdibentukberdasarkan unsur-unsur budaya lokal yangmerupakan warisan
budayaleluhur(turun-temurun) di daerah tertentu

7
.Beberapa unsur yang bisa dibangun menjadi budayaorgaisasi adalah nilai-nilai positif (kearifan)
dari dinamisasi masyarakat lokal, misalnyacerita (dongeng) rakyat, ritual kedaerahan, tradisi
kedaerahan,kreativitas (tari, lagu,drama), dan keunikan masyarakat setempat.

4. Pentingnya interaksi Interpersonal tim kesehatan dalam koordinasi perawatan dan


pengambilan keputusan klinis

a.Pengambilan Keputusan klinis yang tepat dan terintegrasi Konsep keputusan klinik berdasarkan
bukti terkini (evidence based medicine). Di Indonesia konsep EBM Ini merupakan paradigma baru yang
digunakan dalam Pengambilan keputusan klinik, paradigma lama dalam Pengambilan keputusan klinik
merujuk pada opini atau Pengalaman dari seorang pakar.

Evidence Based Medicine ini menuntut Para dokter atau klinisi untuk senantiasa meng-up-date
Pengetahuan dari riset terbaru, agar keputusan klinis Yang akan dilakukan tidak menghasilkan
keputusan yang keliru . Salah satu diantara kemampuan untuk menerapakan Konsep evidence based
medicine adalah kemampuan Untuk menelusur literatur terkini hasil riset yang akan Digunakan
sebagai bukti ilmiah dari sumber informasi Yang terpercaya, tersebut dapat Dilakukan untuk
berkolaborasi dengan klinisi dalam Rangka menemukan literatur yang akan digunakan Sebagai bukti
ilmiah dalam pengambilan keputusan Klinis.

5. Penerapan model komunikasi interpersonal dalam pelayanan di IGD

a . Komunikasi antara tenaga medis dan pasien / keluarga

Komunikasi antara dokter dan pasien merupakan salah satu kompetensi yang Sangat penting dan
harus dikuasai oleh dokter. Kompetensi komunikasi menentukan Keberhasilan dalam membantu
penyelesaian masalah kesehatan pasien. Pasien merasa aman dan Terlindungi jika dokter yang
menanganinya melakukan yang terbaik untuk pasiennya. Ketika saling terhubung, sang dokter dapat
mengerti dan bereaksi lebih baik pada Perubahan perilaku dan perhatiannya pada pasien setiap saat.

Komunikasi antara dokter dan pasien sangat diperlukan untuk memperoleh Hasil yang optimal, berupa
solusi masalah kesehatan yang dapat diselesaikan dan Kesembuhan pasien.Waktu dalam berbincang-
bincang antara Dokter dan pasien sangat diperlukan, jangan terburu-buru atau dibatasi waktu yang
Mengakibatkan dokter mempunyai informasi yang kurang terhadap penyakit yang Diderita pasien
sehingga mengakibatkan kesalahan diagnosis atau tindakan Selanjutnya yang harus diambil.
8
Hardjana (2003 : 45) mengatakan bahwa komunikasi efektif terjadi apabila Kedua belah pihak dapat
saling memahami antara satu dengan yang lain. Apabila Penerima pesan tidak memahami apa yang
disampaikan oleh pengirim pesan maka Komunikasi efektif tidak akan tercipta.Komunikasi
antarpribadi dokter dan pasien selain menciptakan pencapaian Tujuan kedua belah pihak, juga
membantu pengembangan rencana perawatan Pasien,untuk kepentingan pasien untuk menerima
pelayanan medis berupa obatobatan atau tindakan medis lainnya sebagai upaya menyelesaikan
masalah kesehatan , pasien agar bisa segera sembuh. Dokter dapat memberi penjelasan kepada
pasien Sehingga sampai pada pengertian yang sebenarnya tentang penyakit/masalah yang
Dihadapinya.

b. Kendala dan tantangan dalam komunikasi di IGD

Keselamatan pasien merupakan suatu sistem yang dibuat Agar asuhan perawatan terhadap pasien
menjadi lebih aman, Yang terdiri dari asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko Pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari Insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk Mengurangi timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera Yang
diakibatkan oleh kesalahan saat melaksanakan suatu Tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.

Pelayanan keselamatan pasien merupakan salah satu Komponen pelayanan rumah sakit dan dapat di
temukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Fungsi IGD adalah menyelenggarakan Pelayanan asuhan
medis dan melaksanakan asuhan keperawatan Serta pelayanan pembedahan darurat bagi pasien yang
datang Dengan gawat darurat medis , oleh karena itu pelayanan di IGD harus dikelola sebaik mungkin
sehingga pasien mendapatkan perawatan yang baik dan Aman, upaya yang dilakukan salah satunya
dengan menerapkan Patient safety yang baik di IGD.

Jenis kesalahan umum yang dilaporkan dari studi internasional di IGD adalah kegagalan komunikasi
dapat berupa, kesenjangan Informasi, yang merupakan informasi penting pasien yang tidak

Disampaikan antara dokter atau antara pemberi perawatan. Kegagalan komunikasi di IGDdisebabkan
oleh beban komunikasi Di IGD dianggap tinggi. (Källberg, 2015)

Kendala yang di alami di IGD tentu tidak hanya sedikit , bisa meliputi kategori usia dan jenis kelamin,
keterbatasan koneksi internet atau jaringan , kurangnya tenaga IT , dan kualitas komunikasi dan
kepuasan pasien .

c. Strategi penerapan model komunikasi interpersonal yang efektif di IGD

a.Hubungan interpersonal yang efektif memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, baik itu di ranah pribadi maupun profesional.
9
Kemampuan untuk membina hubungan yang baik dengan orang lain merupakan kunci untuk
meningkatkan kualitas hidup dan mencapai kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan. Sehingga
dengan memiliki hubungan interpersonal yang kuat dan saling mendukung, individu dapat merasa
lebih terhubung, dihargai, dan didukung dalam mengatasi tantangan sehari-hari. Oleh karena itu,
penting bagi setiap individu untuk terus mengembangkan kemampuan dalam membangun dan
merawat hubungan interpersonal yang positif dan bermakna .

Penelitian terdahulu oleh (Muzarofah, 2020)komunikasi interpersonal dapat ditingkatkan dengan


cara:

-Memastikan pemahaman yang sama terhadap makna pesan

-Menggalakkan partisipasi sukarela dalam proses komunikasi

-Membangun Hubungan antarpribadi yang positif guna meningkatkan efektivitas komunikasi.

Penelitian selanjutnya oleh (Purandina, 2021)membangun strategi komunikasi interpersonal jarak


jauh, hasil penelitian Mengindikasikan bahwa pertama, ada tiga strategi .

1) Komunikasi sebagai Tindakan atau Komunikasi Satu Arah, 2) Komunikasi sebagai

Interaksi atau Komunikasi Dua Arah, dan 3) Komunikasi Banyak-Arah atau Komunikasi Transaksi.
Kedua, terdapat beberapa kendala yang ditemukan dalam Penerapan strategi komunikasi tersebut
yang paling mendasar adalah respon atau Feedback yang lambat dari siswa dan orang tua, anak cepat
bosan atau kehilangan Fokus, dan masalah teknis terkait jaringan internet.

6. Analisis Penerapan model komunikasi interpersonal di IGD

a.Dampak komunikasi interpersonal terhadap kepuasan pasien

Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan Yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan
Kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkan dengan apa yang diharapkan (Imbalo,

2007). Kepuasan adalah keadaan psikis yang menyenangkan, yang dirasakan oleh karena
terpenuhinya secara relatif semua kebutuhan secara memadai meliputi terciptanya rasa aman, kondisi

Lingkungan yang menyenangkan, menarik keadaan Sosial yang baik, adanya penghargaan, adanya

Perasaan diri diakui dan bermanfaat dalam lingkungan.

10
Pasien yang dirawat inap di rumah sakit selain Memerlukan pengobatan secara medis juga
membutuhkan pengobatan secara non-medis (sering terjadinya komunikasi yang bersifat menghibur,
memberikan semangat dan keramah-tamahan perawat, dan Lain-lain) yang dapat membantu
mempengaruhi dan Membantu proses penyembuhan. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan antara perawat dan pasien dapat pula
mempengaruhi Tingkat kesehatan pasien, yaitu pasien menuruti kata – Kata dan nasehat perawat,
anjuran dan lainnya yang Dapat membuat pasien lebih bersemangat sehingga Tercapai kepuasan
pasien.

b. Peran model komunikasi interpersonal dalam mencapai hasil perawatan yang optimal

Apabila dalam berifat komunikasi kita bersifat terbuka, setiap pribadi akan bisa saling belajar. Dengan
demikian dengan prinsipnya dengan komunikasi tersebut kita akan membangun relasi antar Manusia
sekaligus prinsipnya merupakan perkembangan relasi secara umum. Bisa dikatakan merupakan
“Perkembangan pribadi”. Bila ada alasan atau motivasi,

hubungan secara pribadi,secara tertentu. Karna Secara langsung kita mendapat feedback yang
membantu kejelasan dari komunikasi yang Dilakukan,langsung memberi informasi mengenai pesan
yang diterima. Tidak selalu dengan kata-kata, Bisa dengan mimik,anggukan kepala reaksi yang muncul
sehingga kita langsung bisa menggapainya. Tiga Definisi Populer Komunikasi InterpersonalSekarang
ini hanya sendikit konsensus tentang defenisi komunikasi interpersonal,ada tiga Persfektif defenisi
umum yang kerap disebutkan:persfektif situasional,persfektif perkembangan,persfektif Interaksional.

“Ada hubungan Negatif antara komunikasi interpersonal dengan Burnout ( kelelahan ) pada perawat
IGD. Semakin efektif Komunikasi interpersonal, membuat burnout Semakin rendah. Sebaliknya,
rendahnya komunikasi interpersonal,membuat burnout semakin Tinggi pada perawat IGD”

BAB III

PENUTUPAN

A.Kesimpulan

Dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi interpersonal dalam pelayanan sangat sekali
dibutuhkan , karena untuk meningkatkan kualitas perawatan yang optimal bagi pasien .

Berikut kesimpulan :

1. Penerapan komunikasi interpersonal antara tenaga kesehatan dan pasien dapat memperbaiki
pelayanan kesehatan dengan cara
11
a. Meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalin pengobatan
b. Meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan
c. Meningkatkan pemahaman pasien tentang kondisi dan pengobatannya
d. Mengurangi kecemasan pasien
e. Meningkatkan kualitas perawatan
f. Meningkatkan kepercayaan pasien terhadap tenaga kesehatan

2. Interaksi Interpersonal Tim Profesional Kesehatan sangat penting untuk


a. Memastikan komunikasi yang efektif antara anggota tim
b. Meningkatkan kerja sama tim dalam mencapai tujuan bersama
c. Menyelesaikan konflik yang mungkin timbul
d. Membangun hubungan yang kuat antara anggota tim
e. Meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan

3. Beberapa masalah Terutama yang di Hadapi Dalam Menerapkan Komunikasi Interpersonal


yang Efektif di Lingkungan Pelayanan Kesehatan yaitu:

a. Kurangnya keterampilan komunikasi interpersonal tenaga kesehatan


b. Perbedaan persepsi, bahasa, dan budaya antara tenaga kesehatan dengan pasien
c. Gangguan/kebisingan yang menghambat komunikasi
d. Kurangnya pemahaman tentang penerimaan pasien
e. Perbedaan pola komunikasi antara anggota tim profesional kesehatan
f. Kesehatan dalam pembuatan laporan / catatan medis

4. Beberapa Cara Untuk Meningkatkan Komunikasi Interpersonal Tenaga Kesehatan Dalam


Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas

a. Memberikan pelatihan komunikasi bagi tenaga kesehatan


b. Menciptakan lingkungan kerja yang mendukung komunikasi, termasuk melalui
knowledge sharing
c. Membangun budaya organisasi yang saling berinteraksi
d. Memastikan koordinasi dan pengambilan kepada klinis yang tepat dan terintegrasi

B. Saran

1. Peningkatan komunikasi dengan pasien dengan cara pelatihan khusus bagi tenaga
kesehatan dalam berkomunikasi secara empati, mengenali bahasa tubuh pasien
dengan mengatasi hambatan-hambatan komunikasi .
12
2. Penggunaan Teknologi lebih beiknya penggunaan aplikasi atau platform tele medicine
untuk memfasilitasi komunikasi jarak jauh antara pasien dan tenaga kesehatan agar
lebih efektif dan efisien .

3. Evaluasi tentang kepuasan pasien, dapat berbentuk survei / wawancara kepada


pasien untuk mengidentifikasi masalah yang spesifik dan mengambil tindakan
perbaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ulansari “et al “ R. Muhammad Jufri , Iskandar. EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL


ANTARA PERAWAT DAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TIPE B ANDI MAKKASAU KOTA
PAREPARE . 14

Noebeni “ et al “ R. Yermia Dj. Manafe2, Maria Yulita Nara . ( 2023) . KOMUNIKASI INTERPERSONAL
DOKTER DENGAN PASIEN DI RSUD KEFAMENANU .11

Prasetyo “et al “ M. Khoirul Anwar. (2021). Karakteristik Komunikasi Interpersonal serta


Relevansinya dengan Kepemimpinan Transformasional . Jurnal komunikasi pendidikan. Vol 5 . No 1.

13
Riadi . M. (2021). Komunikasi Interpersonal – Pengertian, Karakteristik, Komponen, Bentuk dan
Hambatan.

Faishol. A. ( 2021). Efek Komunikasi Terapeutik antara Perawat dan Pasien untuk Penyembuhan
Pasien. Universitas Airlangga.

Fourianalistyawati. E. (2012). Komunikasi yang Relevan dan Efektif antara Dokter dan Pasien.

https://www.researchgate.net/publication/320100052_Komunikasi_yang_Relevan_dan_Efektif_ant
ara_Dokter_dan_Pasien.

Sukirno. S. (2018) . KOLABORASI PUSTAKAWAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIS


BERBASIS BUKTI TERKINI (EVIDENCE BASED MEDICINE): STUDI KASUS DI FAKULTAS KEDOKTERAN,
KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS GADJAH MADA. Jurnal IPI (Ikatan
Pustakawan Indonesia .Vol.2. No 3.

Liow, D.”et al “ ., Himpong, M., & Waleleng, G.(2020) . PERAN KOMUNIKASI ANTARA DOKTER DAN
PASIEN DALAM PELAYANAN MEDIS DI KLINIK RECI DESA SINISIR KECAMATAN MODOINDING. ACTA
DIURNAKOMUNIKASI,2(1).Retrievedfrom.
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/actadiurnakomunikasi/article/view/27074

Dirdjo . N.Maridi Marsan. (2021). Hubungan Komunikasi dengan Keselamatan Pasien pada Perawat
di IGD Rumah Sakit: Literature Review. Universitas Muhammadiyah.
https://dspace.umkt.ac.id/handle/463.2017/2334.

Nurrachmah. S. ( 2024) . Analisis Strategi Komunikasi Dalam Membangun Hubungan Interpersonal


Yang Efektif. Jurnal Inovasi Global . Vol 2. No2. https://doi.org/10.58344/jig.v2i2.60.

Danirandi . (2022). Pentingnya Interprofesional Collaboration Tenaga Kesehatan Untuk Perawatan


Pasien. https://www.kanalaceh.com/2022/05/16/pentingnya-interprofesional-collaboration-tenaga-
kesehatan-untuk-perawatan-pasien/amp/.

14
Fisipol . (2021) . Apa Pentingnya Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan?. Universitas Medan Area
FAKULTAS ISIPOL PRODI ILMU KOMUNIKASI. https://ilmukomunikasi.uma.ac.id/2021/10/07/apa-
pentingnya-komunikasi-dalam-pelayanan-kesehatan/

Hasanah . U. Tuti Bahfiarti. Muhammad Farid. (2022) . Analisis Hambatan Komunikasi Interpersonal
Antara TenagalKesehatan dan Pasien Covid-19 di RSUD Kota Bima. Universitas Hasanuddin, Jurnal
Ilmiah Ilmu Pendidikan . Vol 5. No 9.

https://jiip.stkipyapisdompu.ac.id/jiip/index.php/JIIP/article/download/923/842/6152

15

Anda mungkin juga menyukai