Anda di halaman 1dari 5

DISKUSI KELOMPOK

KOLABORASI MULTI DISIPLIN DALAM ILMU KEBIDANAN

Komunikasi multidisiplin dalam kebidanan adalah komunikasi yang melingkupi seluruh aspek
jalur komunikasi penanganan dan perawatan pasien. Dalam bidang komunikasi kesehatan,
komunikasi multidisiplin terjadi antara sesama anggota tim multidisiplin dan antara anggota tim
multidisiplin dengan pasien serta anggota keluarga pasien dalam rangka penanganan dan
perawatan pasien.

Komunikasi multidispilin yang baik sangat penting bagi keberhasilan tim dalam menangani dan
merawat pasien. Karena itu, setiap anggota tim hendaknya dibekali dengan pelatihan komunikasi
agar setiap anggota tim memiliki keterampilan komunikasi sebagai bagian dari upaya
penanganan dan perawatan pasien.

Pengertian

Menurut Wywialowski (2004 : 135), multidisiplin atau multidisipliner mengacu pada tim dimana
sejumlah orang atau individu dari berbagai disiplin ilmu terlibat dalam suatu proyek namun
masing-masing individu bekerja secara mandiri. Setiap individu dalam tim multidisiplin
memiliki keterampilan dan keahlian yang berbeda namun saling melengkapi satu sama lain.
Pengalaman yang dimiliki masing-masing individu memberikan kontribusi yang besar bagi
keseluruhan upaya yang dilakukan.

Tim multidisiplin dapat kita temui di bidang kesehatan atau medis. Di lingkungan kesehatan atau
medis, tim multidisiplin adalah sebuah kelompok pekerja kesehatan atau pekerja medis yang
terdiri dari anggota-anggota dengan latar belakang ilmu atau profesi yang berbeda dan masing-
masing anggota tim memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.

Masing-masing anggota tim bekerja secara mandiri dalam menangani berbagai permasalahan
yang dihadapi pasien dan mereka hanya menitikberatkan pada permasalahan yang menjadi
spesialisasinya.

Permasalahan yang ditangani dapat berkaitan ataupun tidak berkaitan dengan permasalahan lain
yang dihadapi oleh individu anggota tim.

Keberhasilan tim multidiplin dalam menangani dan merawat pasien ditentukan oleh beberapa hal
salah satunya adalah komunikasi yang efektif. Tim multidisiplin yang baik adalah tim yang
saling berbagi ide atau gagasan dan informasi dengan cepat dan dilakukan secara teratur.

Setiap catatan penting disimpan secara tertulis sebagai salah satu cara bagi tim untuk
merefleksikan diri. Terkait dengan penanganan dan perawatan pasien, keterampilan komunikasi
yang baik yang dimiliki oleh anggota tim merupakan inti bagi keselamatan pasien dan kerja tim
yang efektif.
Komunikasi yang dilakukan pun hendaknya berpusat pada pasien. Hal ini dimaksudkan untuk
mendukung perawatan yang berpusat pada pasien dan keselamatan pasien.

Untuk itu, hendaknya pasien dan keluarga pasien dianggap sebagai anggota aktif dari tim
multidisiplin. Melibatkan pasien sebagai anggota tim dapat meningkatkan keamanan dan kualitas
perawatan pasien karena pasien berperan sebagai sumber informasi utama dan satu-satunya
anggota tim yang selalu ada selama penanganan dan perawatan pasien.

Dengan menggunakan pendekatan komunikasi yang berpusat pada pasien maka pasien akan
merasa dilibatkan dalam keseluruhan proses penanganan dan perawatan.

Selain itu, perawat sebagai bagian dari anggota tim juga dapat memahami apa yang menjadi
permasalahan pasien seperti rasa cemas, rasa sakit, dan kesulitan untuk tidur. Karena itu, perawat
perlu berbagi persepsi dengan pasien, menjelaskan pemahaman perawat tentang apa yang ingin
dikomunikasikan oleh pasien. Dengan kata lain, perawat perlu mengetahui dan memahami cara
berkomunikasi dengan baik atau cara komunikasi efektif dengan pasien.

Terdapat beberapa cara komunikasi multidisiplin dalam keperawatan yang dapat diterapkan
ketika berkomunikasi dengan pasien, yaitu :

1. Menciptakan hubungan interpersonal yang baik

Menciptakan dan memelihara hubungan yang baik adalah penting dalam upaya penanganan dan
perawatan pasien. Hasil studi menunjukkan bahwa komunikasi dan hubungan baik antara pasien
dan anggota tim memberikan dampak positif pada kepuasan pasien, pengetahuan dan
pemahaman, kepatuhan terhadap program pengobatan, dan hasil kesehatan yang terukur.

2. Bertukar informasi

Anggota tim yakni dokter perlu memperoleh sebanyak mungkin informasi dari pasien agar dapat
mendiagnosa dengan tepat jenis penyakit yang diderita pasien dan merumuskan rencana
penanganan dan perawatan. Bagi pasien, pasien perlu mengetahui, memahami, merasa dikenal,
dan dipahami oleh anggota tim. Untuk itu, kedua belah pihak sangat perlu
melakukan komunikasi dua arah sebagai upaya untuk saling bertukar informasi.

3. Mendengarkan secara aktif dan penuh perhatian

Mendengarkan secara aktif dan penuh perhatian adalah salah satu penyebab keberhasilan dalam
komunikasi. Perawat sebagai anggota tim bertanggung jawab dalam memberikan perhatian dan
memobilisasi semua indera untuk mempersespi semua pesan verbal maupun pesan nonverbal
yang diberikan oleh pasien.

Dengan mendengarkan secara aktif dan penuh perhatian, perawat dapat menilai situasi dan
masalah yang dialami pasien. Selain itu perawat juga dapat meningkatkan harga diri pasien dan
mengintergrasikan diagnosa keperawatan dan proses perawatan.
4. Penggunaan bahasa yang tepat

Informasi yang diberikan selama proses konsultasi, penanganan, dan perawatan pasien perlu
dilakukan dengan menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh pasien dan anggota
pasien. Bahasa sebagai alat komunikasi dalam proses konsultasi, penanganan, dan perawatan
pasien hendaknya tidak menggunakan jargon dan istilah teknis kesehatan kecuali dijelaskan
secara komprehensif. Yang harus dihindari juga adalah penggunaan eufemisme karena dapat
mengarah pada ambigu. Dalam sebuah komunikasi tentu saja penggunaan bahasa serta etika dan
norma kesopanan haruslah diutamakan. Terlebih lagi bagi para paleku dan petus kesehatan
seperti bidan tentu harus mengedepankan hal ini sebagiaman fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi . Sebab mereka tidka hanya mewakili diri sendiri namun juga mewakili profesi serta
institusi yang menaungi. Oleh karena hal ini maka tentu saja bahsa , norma etika dan perilaku
haruslah benar benar diperhatikan dengan seksama.

5. Penampilan

Bahasa tubuh dalam komunikasi dan penampilan juga hendaknya menjadi bahan pertimbangan
dan perlu diperhatikan dengan baik.Berbagai komunikasi nonverbal yang ditampilkan seperti
postur tubuh, gaya, dan perilaku dapat berdampak pada kemajuan dan hasil konsultasi antara
pasien dan anggoa tim. Untuk itu, bahasa tubuh yang ditampilkan selama proses konsultasi harus
ditampilkan secara lengkap dan fokus pada pasien. Penampilan tentu saja dapat mewakili profesi
yang dijalani, maka tentu tidak heran jika kemudian kita dapat dengan mudah menebak profesi
seseorang dari penampilannya. Oleh sebab itu, maka tentunya bagi seorang bidan penampilan
yang menunjang akan dapat mendukung kemampuannya agar dapat berkomunikasi dengan lebih
baik lagi kepada pasien atau rekan sejawat.

6. Bersikap jujur

Bersikap jujur merupakan salah satu konsep moral dalam komunikasi . Anggota tim seperti bidan
harus bersikap jujur agar diskusi atau konsultasi yang dilakukan tidak menimbulkan kecurigaan,
keraguan, dan kesalahpahaman. Jika ada kebutuhan untuk diskusi yang terpisah dengan anggota
keluarga pasien maka harus dilakukan dengan mengunakan teknik komunikasi terapeutik seperti
hati-hati, memperhatikan tempat diskusi, dan waktu yang tepat.

7. Memperhatikan kebutuhan pasien

Hal yang tidak kalah penting harus diperhatikan dalam komunikasi multidisiplin keperawatan
adalah jangan sampai mengabaikan kebutuhan pasien. Oleh sebab itu, maka kebutuhan pasien
haruslah menjadi prioritas utama terutama bagi anda para bidan sebagai upaya dalam
memberikan pelayanan terbaik untuk para pasien sebagai karakteristik komunikasi terapeutik.
Anggota tim seperti pasien perlu mengetahui apa yang menjadi kebutuhan komunikasi pasien.
Beberapa orang pasien hanya ingin didengar tanpa banyak penjelasan dan beberapa pasien
lainnya ingin mengetahui penjelasan yang lengkap tentang penyakit yang diderita. Bidan harus
dapat mendeteksi setiap apa yang diinginkan pasien.
9. Mengembangkan sikap empati

Empati merupakan salah satu karakteristik komunikasi terapeutik. Yang dimaksud dengan


empati adalah bidan dapat merasakan apa yang dirasakan oleh pasien. Dalam artian, bidan
hendaknya dapat memposisikan dirinya pada posisi pasien. Dalam komunikasi sikap juga
memegang peranan utama. Sebab sebagimana kita tahu yang akan berkaitan dengan banyak
pasien dengan berbagai keluhan. Tentunya tanpa sikap yang baik pastinya komunikasi tidak akan
dapat berjalan dengan baik. Sebab jangan sampai karena sikap anda dalam berkomunikasi akan
berpengaruh pada persepsi pasien terhadap anda dan profesi anda.

10.Membentuk Persepsi Positif

Dalam membangun komunikasi multidisplin, bagi perawat dangatlah penting untuk dalam
membentu persepsi yang poditif. Sebab memberikan pelayanan terhadap banyak psien dengan
karakteristik yang berbeda beda bukanlah merupakan hal yang mudah. Oleh karenanya dalam hal
ini maka tentu persepsi positif dalam komunikasi harus dikedepankan sebab bagaimanapun juga
persepsi positif akan dapat memberikan hal yang secara tidak langsung berpengaruh positif dala
sebuah komunikasi.

11.Memberi Penilaian yang Baik

Nilai atau penilaian yang baik haruslah menjadi hal utama yang dikedepankan oleh keperawatan.
Sebab penilaian inilah yang akan langsung memberikan dampak bagi bagi berlangsungnya
kmonukasi baik antara perawat dengan pasien atau juga perawat dengan para petugas medis
lainnya. Dengan hal ini maka tentu akan dapat berlaku positif terhadap jalannya komunikasi
yang akan dilakukan sebagai bentuk penyebab keberhasilan dalam komunikasi .

12.Mengendalikan Emosi

Dalam sebuah situasi yang krusial kadang kala kita tidak bisa memisahkan hal yang tentunya
bersifak emosional. Bahkan pada akhirnya emosi ini lah yang kemuda=ian memegang kendali
sehingga dalam komunikasipun bahkan hal ini dapat memberikan dampak yang buruk. Sebab
keika sudha melibatkan emosi maka tentu komunikasi akan tidak dapat diko

ntrol, maka hal tersebut akan sangat berbahaya bagi seorang perawat tentunya.

13.Berbagi Pengetahuan

Komunikasia dalam multidisiplin keperawatan merupakan sebuah cara yang efektif untuk dapat
berbagi ilmu pengetahuan, Sebab tentunya tidak semua hal dapat hanya dipeklajari melalui buku.
Karennaya pengalaman yang pernah dialami oleh satu perawat dan perawat lainnya dalam
menangani pasien juga akan berbeda, sehingga hal inilah yang kemudian akan dapat dibagi
dalam komunikasi yang dilakukan sebagai konsep moral dalam komunikasi keperawatan .

.
TUGAS KELOMPOK 1 KOLABORASI

ROMAITA SST
JUWITA KESUMAWATI SST
TITI SUNARTI SST
NELDA APRIYANA SST
MARTINA SST
MEGA SUSIANI SST
IMELDA SST
METY SYLVIANI SST
DIANA SARI SST
ANA SOFIANA SST

Anda mungkin juga menyukai