Anda di halaman 1dari 7

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER(UAS)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2022/2023

Soal Esai

1. Jelaskan Unsur-unsur proses komunikasi?


2. Sebutkan fungsi dari komunikasi teraputik?
3. Jelaskan Cara Komunikasi Multidisiplin?
4. Sebutkan faktor- faktor yg mempengaruhi komunikasi dalam
keperawatan?
5. Ceritakan 1 Trend dan issue yang terbaru terkait komunikasi dalam
pelayanan kesehatan?
6. Jelaskan perbedaan beserta contoh komunikasi verbal dan non verbal?
7. Sebutkan penghalang dari komunikasi yang efektif?
8. Sebutkan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Komunikasi
Interpersonal dalam keluarga?
9. Jelaskan Fungsi Komunikasi Interpersonal?
10. Sebutkan Ciri- ciri komunikasi multidisiplin?

------------Selamat mengerjakan-----------------
Nama : Miftakhul Aurosi
NPM : 22230113P
Kelas : Bengkulu

Jawaban

1. Unsur – unsur dari Komunikasi adalah :


a. Komunikator adalah orang yang menyatakan pesan kepada komunikan yang dapat
berupa perseorangan atau kelompok.
b. Komunikan adalah orang yang menerima pesan dari komunikator.
c. Saluran/media adalah suatu jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada
komunikan yang digunakan oleh pengirim pesan.

2. Komunikasi terapeutik dapat digunakan sebagai terapi untuk menurunkan tingkat


kecemasan pasien atau meningkatkan rasa percaya pasien terhadap perawatnya. Dengan
pemberian komunikasi terapeutik diharapkan dapat menurunkan tingkat kecemasan
pasien karena pasien merasa bahwa interaksinya dengan perawat merupakan kesempatan
untuk berbagi pengetahuan, perasaan dan informasi dalam rangka mencapai tujuan
perawatan yang optimal, sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat.

Menurut Stuart dan Sundeen (1995), fungsi komunikasi terapeutik adalah sebagai
berikut:
a. Meningkatkan tingkat kemandirian klien melalui proses realisasi diri, penerimaan
diri dan rasa hormat terhadap diri sendiri. 
b. Identitas diri yang jelas dan rasa integritas yang tinggi.
c. Kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim dan saling
tergantung dan mencintai. 
d. Meningkatkan kesejahteraan klien dengan peningkatan fungsi dan kemampuan
memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang realistik.

3. Cara komunukasi disiplin


a. Membentuk Komunikasi Interpersonal yang baik
Menciptakan dan memelihara hubungan yang baik adalah penting dalam upaya
penanganan dan perawatan pasien. Hasil studi menunjukkan bahwa komunikasi dan
hubungan baik antara pasien dan anggota tim memberikan dampak positif pada
kepuasan pasien, pengetahuan dan pemahaman, kepatuhan terhadap program
pengobatan, dan hasil kesehatan yang terukur. Komunikasi interpersonal yang
terjalin baik juga akan memberikan dampak positif tidak hanya bagi kinerja namun
juga bagi hubungan antara perawat dan pasien sebagai cara berkomunikasi yang baik.
b. Menjadi pendengar yang baik
Dalam sebuah komunikasi sangat penting untuk menjadi pendengar yang baik, sebab
tentunya dengan mndengarkan pasien maka tentu perawat akan lebih mudah
mngetahui keluhan. Tentunya hal ini merupakan hal yang baik dala upaya
memberikan pelayanan yang tepat terhadap pasien. Tentunya hal ini menjadi salah
satu upaya yang baik dalam menjadikan komunikasi yang efektif dalam multidisiplin
keperawatan.
c. Pertukaran informasi yang efektif
Anggota tim yakni dokter perlu memperoleh sebanyak mungkin informasi dari
pasien agar dapat mendiagnosa dengan tepat jenis penyakit yang diderita pasien dan
merumuskan rencana penanganan dan perawatan. Bagi pasien, pasien perlu
mengetahui, memahami, merasa dikenal, dan dipahami oleh anggota tim. Untuk itu,
kedua belah pihak sangat perlu melakukan komunikasi dua arah sebagai upaya untuk
saling bertukar informasi. Informasi yang tepat tentu akan memberikan penangganan
yang tepat sehingga kesalahan dalam upaya penanganan kesehatan akan
diminimalisir.
d. Menggunakan komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal merupakan salah satu cara yang digunakan untuk melakukan
Komunikasi Multidisiplin Dalam dunia Keperawatan. Komunikasi nonverbal adalah
upaya untuk dapat lebih mengefektifkan komunkasi dan merupakan upaya untuk
lebih sedikit menggunakan kata kata. Bahasa nonverbal juga dapat menjadikan
komunikasi berlangsung lebih akrab dan kondusif. Terlebih lagi jika dilakukan
dengan pasien yang tidak diharuskan banyak bicara. Sehingga hal ini akan sangat
memudahkan dalam komunikasi itu sendiri sebagaimana cara komunikasi efektif
dengan pasien.
e. Memberi penilaian yang baik
Nilai atau penilaian yang baik haruslah menjadi hal utama yang dikedepankan oleh
keperawatan. Sebab penilaian inilah yang akan langsung memberikan dampak bagi
bagi berlangsungnya kmonukasi baik antara perawat dengan pasien atau juga perawat
dengan para petugas medis lainnya. Dengan hal ini maka tentu akan dapat berlaku
positif terhadap jalannya komunikasi yang akan dilakukan sebagai bentuk penyebab
keberhasilan dalam komunikasi.
f. Menggunakan bahasa dan etika yang sopan
Dalam sebuah komunikasi tentu saja penggunaan bahasa serta etika dan norma
kesopanan haruslah diutamakan. Terlebih lagi bagi para paleku dan petus kesehatan
seperti perawat tentu harus mengedepankan hal ini sebagiaman fungsi bahasa sebagai
alat komunikasi . Sebab mereka tidka hanya mewakili diri sendiri namun juga
mewakili profesi serta institusi yang menaungi. Oleh karena hal ini maka tentu saja
bahsa , norma etika dan perilaku haruslah benar benar diperhatikan dengan seksama.

4. Faktor mempengaruhi komunikasi dalam keperawatan


a. Perkembangan
Perkembangan manusia mempengaruhi bentuk komunikasi dalam dua aspek, yaitu
tingkat perkembangan tubuh mempengaruhi kemampuan untuk menggunakan teknik
komunikasi tertentu dan untuk mempersepsikan pesan yang disampaikan. Agar dapat
berkomunikasi efektif seorang perawat harus mengerti pengaruh perkembangan usia
baik dari sisi bahasa, maupun proses berpikir orang tersebut. Adalah sangat berbeda
cara berkomunikasi anak usia remaja dengan anak usia balita.
b. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa.
Persepsi dibentuk oleh harapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat
mengakibatkan terhambatnya komunikasi.
c. Gender
Laki-laki dan perempuan menunjukan gaya komunikasi yang berbeda dan memiliki
interpretasi yang berbeda terhadap suatu percakapan. Tannen (1990) menyatakan
bahwa kaum perempuan menggunakan teknik komunikasi untuk mencari konfirmasi,
meminimalkan perbedaan, dan meningkatkan keintiman, sementara kaum laki-laki
lebih menunjukan indepedensi dan status dalam kelompoknya.
d. Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi perawat
untuk menyadari nilai seseorang. Perawat perlu berusaha mengklarifikasi nilai
sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam
hubungan profesionalnya diharapkan perawat tidak terpengaruh oleh nilai
pribadinya.
e. Latar belakang sosial budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya
juga akan membatasi cara bertindak dan komunikasi.
f. Emosi
Emosi merupakan perasaan subyektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah,
sedih, senang akan mempengaruhi perawat dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Perawat perlu mengkaji emosi klien agar dan keluarganya sehingga mampu
memberikan asuhan keperawatan dengan tepat. Selain itu perawat perlu
mengevaluasi emosi yang ada pada dirinya agar dalam melakukan asuhan
keperawatan tidak terpengaruh oleh emosi bawah sadarnya.
g. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi yang dilakukan. Seseorang
dengan tingkat pengetahuan rendah akan sulit merespon pertanyaan yang
mengandung bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Hal
tersebut berlaku juga dalam penerapan komunikasi terapeutik di rumah sakit.
Hubungan terapeutik akan terjalin dengan baik jika didukung oleh pengetahuan
perawat tentang komunikasi terapeutik baik tujuan, manfaat dan proses yang akan
dilakukan. Perawat juga perlu mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga
perawat dapat berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberikan asuhan
keperawatan yang tepat pada klien secara profesional.
h. Peran dan Hubungan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antar orang yang
berkomunikasi. Berbeda dengan komunikasi yang terjadi dalam pergaulan bebas,
komunikasi antar perawat klien terjadi secara formal karena tuntutan
profesionalisme,

5. Trend dam Issue


Pengaruh politik terhadap keperawatan professional Keterlibatan perawat dalam
politik sangat terbatas. Walaupun secara individu ada beberapa nama seperti
F.Nightingale, Lilian Wald, Margaret Sunger, dan Lavinia Dock telah mempengaruhi
dalam pembuatan di berbagai bidang nampaknya perawat kurang di hargai sebagai
kelompok. Gerakan wanita telah memberikan inspirasi pada perwat mengenai masalah
keperawatan komunitas. Kekuatan politik merupakan kemampuan untuk mempengaruhi
atau meyakinkan seseorang untuk memihak pada pemerintah untuk memperlihatkan
bahwa kekuatan dari pihak tersebut membentuk hasil yang diinginkan. Perawat merasa
tidak nyaman dengan politik karena mayoritas perawat adalah wanita dan poolitik
merupakan dominasi laki-laki. Keterlibatan perawat dalam politik mendapatkan perhatian
yang lebih besar dalam kurikulum keperawatan, organisasi professional, dan tempat
perawtan professional. Organisasi keperawatan mampu memgabungkan semua upaya
seperti pada Nursing Agenda For Healt Care Reform. Strategi spesifik pengintegrasian
peraturan public dalam kurikulum keperawatan, sosialisasi dini, berpartisipasi dalam
organisasi profesi, memperluas lingkungan praktik klinik, dan menjalankan tempat
pelayanan kesehatan.

6. Komunikasi verbal dan non verbal


Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang dalam bentuk lisan maupun tulisan
Sedangkan komunikasi non verbal merupakan komunikasi yang pada umumnya
menggunakan bahasa tubuh, misalnya raut wajah, gerakan tangan, tindakan, gelengan
kepala, dll.  
Contoh komunikasi verbal yaitu menulis pesan dengan menggunakan smartphone,
rapat dan diskusi, berpidato, menulis surat, membaca novel, melakukan interaksi secara
tertulis melalui sosial media, dll.
Contoh komunikasi non verbal yaitu tos dengan teman, memeluk teman saat bahagia,
menggelengkan kepala saat tidak mau, berpantomim, dll.

7. Penghalang komunikasi efektif


1. Kendala bahasa – Berbagai bahasa, kosa kata, aksen dan dialek mewakili hambatan
nasional/daerah. Kesenjangan semantik adalah kata-kata yang memiliki pengucapan yang
mirip tetapi maknanya serupa. Pesan yang diungkapkan dengan buruk, salah tafsir, dan
asumsi tanpa syarat. Penggunaan kata-kata yang sulit atau tidak pantas / pesan yang tidak
memadai atau disalahpahami dapat membingungkan.

2. Hambatan Budaya:-Usia, Pendidikan, Jenis Kelamin, Status Sosial, Status Ekonomi,


Latar Belakang Budaya, Watak, Kesehatan, Kecantikan, Popularitas, Agama, Keyakinan
Politik, Etika, Nilai, Motivasi, Asumsi, Aspirasi, Aturan/Regulasi, Standar dan prioritas
dapat memisahkan satu orang dari orang lain dan menciptakan hambatan.

3. Hambatan Pribadi: -Mungkin akibat dari persepsi pribadi dan ketidaknyamanan


pribadi. Bahkan jika dua orang mengalami peristiwa yang sama, persepsi mental mereka
mungkin sama atau tidak, yang bertindak sebagai penghalang. Gaya, persepsi selektif,
efek halo, perhatian dan retensi yang berkurang, pertahanan, kurangnya perhatian, dan
filtrasi yang tidak memadai adalah hambatan pribadi atau psikologis.

4. Hambatan Organisasi:-Termasuk budaya organisasi yang buruk, iklim, aturan ketat,


peraturan, status, hubungan, kompleksitas, fasilitas / peluang yang tidak memadai untuk
pertumbuhan dan peningkatan. Di sisi lain; sifat lingkungan internal dan eksternal, seperti
area kerja yang luas secara fisik terisolasi dari yang lain, pencahayaan yang tidak
memadai, kurangnya staf, peralatan lama, dan kebisingan latar belakang, merupakan
penghalang organisasi fisik.

5. Hambatan Interpersonal:- Hambatan dari pengusaha adalah: -Kurangnya kepercayaan


pada karyawan. Kurangnya pengetahuan tentang isyarat nonverbal seperti ekspresi wajah,
bahasa tubuh, gerak tubuh, postur dan kontak mata. Berbagai pengalaman; kurangnya
waktu bagi karyawan. Tidak mempertimbangkan kebutuhan karyawan. Ingin
mendapatkan otoritas; takut kehilangan kendali; bypass dan informasi yang berlebihan,
hambatan dari karyawan, kurangnya motivasi, kurangnya kerjasama, kepercayaan, takut
hukuman, hubungan yang buruk dengan majikan Termasuk.

6. Hambatan sikap:-Ini muncul sebagai akibat dari masalah dengan staf organisasi.
Keterbatasan kemampuan fisik dan mental, kecerdasan, pemahaman, prasangka, dan
sumber yang tidak dapat diandalkan membagi perhatian dan menciptakan hambatan
mekanis yang memengaruhi sikap dan pendapat.
7. Penghalang Saluran:-Jika komunikasi panjang atau media yang dipilih tidak tepat,
komunikasi mungkin terputus. Ini juga bisa menjadi hasil dari konflik individu antara
pengirim dan penerima. Kurangnya minat dalam komunikasi; berbagi informasi atau
masalah akses yang dapat mengganggu saluran dan mempengaruhi kejelasan, akurasi,
dan efektivitas.

8. Faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal dalam keluarga


a. Citra Diri dan Citra Orang Lain
b. Suasana Psikologis
c. Lingkungan Fisik
d. Kepemimpinan
e. Bahasa

9. Fungsi komunikasi interpersonal


a. Menjadikan terbentuk dan terpeliharanya hubungan baik antar individu.
b. Memberikan pengetahuan dan informasi
c. Merubah sikap dan perilaku
d. Memecahkan masalah hubungan antar manusia
e. Menjadikan citra diri lebih baik lagi
f. Membantu jalan untuk sukses

10. Ciri komunikasi multidisiplin


a. Mendapatkan sebanyak mungkin informasi dari pasien agar dapat mendiagnosa
dengan tepat jenis penyakit yang diderita pasien dan merumuskan rencana penanganan
dan perawatan.
b. Memandang mata dan ramah pada saat berbicara kepada pasien.
c. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien.
d. Berpenampilan rapi.
e. Bersikap jujur agar diskusi atau konsultasi yang dilakukan tidak menimbulkan
kecurigaan, keraguan dan kesalahpahaman.

Anda mungkin juga menyukai