Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil studi Kasus


1. Gambaran Karakteristik pasien dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi
Pendengaran
a. gambaran karakteristik demografi pasien gangguan persepsi sensori
halusinasi
Tabel 1.4 Gambaran Karakteristik pasien dengan gangguan persepsi
sensori : Halusinasi pendengaran di RSJKO Soeprapto provinsi Bengkulu
Karakteristik Ny.T Ny.M
Identitas Pasien Seorang Pasien berinisial Seorang Pasien berinisial Ny.
Ny. T Berumur 26 Tahun , M Berumur 32 Tahun , Jenis
Jenis Kelamin Perempuan , Kelamin Perempuan , Agama
Agama islam, pendidikan islam, pendidikan terakhir
terakhir lulusan SMA, status lulusan SlTA, status pasien
pasien belum menikah, dan sudah menikah, dan bersuku
bersuku lampung. Yang Rejang, alamat ps. Lubuk
bertanggung jawab Media tanjung , Yang bertanggung
Oktavia Petugas dari jawab adalah keluarga .
puskesmas talang liak.

2. Gambaran Fase Pra Interaksi pasien Gangguan persepsi sensori : Halusinasi


pendengaran.
Pada fase ini penulis melakukan :
a. Gambaran pengkajian riwayat kesehatan pasien

32
33

Tabel 4.2 Gambaran pengkajian riwayat kesehatan pasien

Fase Pra interaksi Ny. T Ny. M


Pasien dibawah oleh dinas Pasien diantar oleh keluarga
sosial ke RSKJ soeprato nya ke RSKJ soeprato kota
kota Bengkulu pada tangal Bengkulu pada tanggal 10
22 Januari 2020. Pada saat Febuari 2020. Pasien diantar
perawat melakukan oleh keluarganya
pengkajian pasien tanpak dikarenakan tidak mau
waspada, kontak mata minum obat ± 1 tahun ,
kurang , pasien melempar , rumah tetangga ,
Alasan Masuk mengatakan sering mendengar suara – suara
mendengar suara yang bisikan yang mengejek nya
mengejek dan meminta dan pasien merasa tetangga
uang, pasien sering ada yang tidak suka dengan
senyum- senyum sendiri, dirinya. klien sering tidak
pasien mengatakan ada mau bertatap muka dengan
yang membisikan sesuatu perawat dan tampak
ke telinga pasien. bingung.

Pada saat dilakukan Pada saat dilakukan


pengkajian hari senin 10 pengkajian hari senin 10
februari jam 09.00 WIB februari jam 13.30 WIB
Pasien mengatakan bahwa Pasien mengatakan bahwa
sering mendengar suara sering mendengar suara –
mintak tolong dan meminta suara yang mengejeknya.
gaji. Suara tersebut muncul Suara tersebut muncul 2-3x
3-4x sehari. Pasien lebih sehari. Pasien lebih sering
sering mendengar bisikan mendengar bisikan tersebut
Keluhan Sekarang
tersebut pada saat siang pada saat malam hari.
hari diantara jam 11.00 –
12.00 wib dan pasien juga
tampak sering mengobrol
sendiri lama nya sekitar 10
– 15 menit dan pasien
mengatakan takut jika
mendengar suara bisikan
tersebut.
Faktor Predisposisi Pasien dibawah oleh dinas Pasien dibawah oleh
sosial ke RSKJ soeprato keluarga dan ia mengatakan
kota Bengkulu pada tangal sudah 2 kali dengan yang
22 Januari 2020. pasien sekarang masuk ke rumah
34

ditemukan di daerah skait khusus jiwa (RSKJ)


lebong yang sedang Soeprapto Bengkulu. Tidak
berjalan sendiri dan klien ada anggota keluarga yang
sendiri merasa bingung mengalami ganguan jiwa,
ketika ditanya tentang pengalaman masa lalu yang
pasien. Pasien mengatakan tidak menyenangkan bagi
tidak ada keluarga yang pasien yaitu pasien pernah
pernah mengalami diperkosa oleh mantan
gangguan jiwa , pasien kekasihnya dan tidak
pernah mengalami bertanggung jawab.
kekerasan fisik yaitu pada
saat pasien bekerja sebagai
asisten rumah tangga.
Pasien mengatakan ada
trauma yang mendalam
sesudah kejadian tersebut.

b. Gambaran pengkajian kebutuhan persepsi pada pasien gangguan persepsi


sensori : Halusinasi Pendengaran
Tabel 4.3 Gambaran Pengkajian kebutuhan persepsi pada pasien
Kebutuhan Persepsi Ny. T Ny. M
Pada Ny. T didapatkan Pada Ny. M di dapatkan
bahwa pasien sering bahwa pasien sering
berbicara sendiri, senyum bicara sendiri, tidak dapat
sendiri, ketawa sendiri, membedakan yang nyata
manarik diri dari orang lain, dan tidak nyata , menarik
Tanda dan Gejala
tidak dapat membedakan diri dari orang lain, dan
yang nyata dan tidak nyata, ketakutan.
sulit berhubungan dengan
orang lain, ketakutan dan
tidak dapat mengurus diri
Pada saat dilakukan Sedangkan pada Ny. M
pengkajian kemampuan yang sudah memiliki
telah dimiliki oleh pasien kemampuan yaitu bisa
yaitu pasien sudah bisa menyebutkan
Tingkat Kemampuan menyebutkan halusinasi, halusinasi,frekuensi
frekuensi halusinasi dan halusinasi, berapa lama
berapa lama halusinasi halusinasi terjadi dan cara
terjadi menghardik halusinasi.
Isi halusinasi Pasien mengatakan sering Pasien mengatakan sering
35

mendengar suara bisikan mendengar orang yang


minta tolong dan meminta mengejeknya
gaji
Pasien mengatakan suara itu Pasien mengatakan suara
Frekuensi muncul 3-4 kali sehari itu muncl 2-3 kali sehari
Sebelum pasien mengetahui Sebelum pasien
cara menghardik respon mengetahui cara
pasien pada saat suara itu menghardik respon pasien
Respon
muncul pasien bicara dan pada saat suara itu muncul
tertawa sendiri,mulut komat pasien bicara dan tertawa
kamit, dan mondar mandir sendiri,mulut komat kamit.
Pasien mengatakan suara itu Pasien mengatakan suara
Waktu muncul pada pagi, siang dan itu muncul pada pagi dan
malam malam
Pasien mengatakan Pasien mengatakan
halusinasinya terjadi pada saat halusinasinya terjadi pada
Situasi
pasien sendiri dan melamun saat pasien sendiri dan
melamun

C. Gambaran hasil kolaborasi


Tabel 4.4 Hasil kolaborasi atau terapi medik pasien
Nama pasien Hasil Kolaborasi atau terapi medik pasien
Ny. T Terapi Medik :
Nomor rekam Medik : 1. Stelazine = 2 x 5 mg
071199  Indikasi : mengobati gangguan mental/mood
(seperti skizofrenia, gangguan psikotik). 
 Kontraindikasi : tidak boleh digunakan pada
penderita depresi, sumsum tulang, penyakit
hati, kehamilan (trimester 1) dan laktasi.
 Fungsi obat : psikosis keadaan parah atau
resisten, mual dan muntah, dan kecemasan
jangka pendek.

2. Amittriptyline = 2 x 12,5 mg
 Indikasi : obat antidepresan yang
bermanfaat untuk mengatasi depresi
 Kontraindikasi : tidak dianjurkan untuk
anak-anak berusia di bawah 12 tahun dan
penderita serangan jantung.
 Fungsi obat : memperbaiki suasana hati
36

(mood) dan meringankan kecemasan,


sehingga dapat meningkatkan energi dan
membuat orang tersebut lebih mudah
beristirahat.

Terapi Medik :
1. Resperidon (2 x 4 mg)
Ny. M  Indikasi : menangani skizofrenia dan
Nomor rekam Medik : gangguan bipolar
021640  Kontraindikasi : wanita hamil dan
menyusui
 Fungsi obat : obat penenang fikiran

d. Gambaran persiapan alat bahan untuk penerapan tehnik bercakap-cakap


Sebelum melakukan penelitian, perawat menyiapkan alat terlebih dahulu.
mempersiapkan ruangan yang aman, nyaman dan tidak membahayakan pasien
untuk bercakap-cakap, selanjutnya alat yang digunakan yaitu menyiapkan sebuah
kertas yang berisi bercakap-cakap dengan orang lain dan menyiapkan lembar
observasi.
3. Gambaran fase orientasi pasien Gangguan Persepsi sensori : Halusinasi
pendengaran
Tabel 4.5 Fase orientasi pasien
Fase orientasi Pasien 1 Pasien 2
Pada fase orientasi peneliti Pada fase orientasi peneliti
memberi salam dan memberi salam dan
Salam terapeutik memperkenalkan diri memperkenalkan diri
terlebih dahulu terlebih dahulu

Evaluasi validasi Setelah itu peneliti Setelah itu peneliti


mengidentifikasikan pasien mengidentifikasikan pasien
dengan menanyakan nama dengan menanyakan nama
pasien,umur, dan keluhan pasien,umur, dan keluhan
pasien. Kemudian peneliti pasien. Kemudian peneliti
menyanyakan kabar pasien menyanyakan kabar pasien
dan menanykan alas an dan menanykan alas an
kenapa pasien bisa masuk kenapa pasien bisa masuk ke
ke RSJK Soeprapto RSJK Soeprapto Bengkulu
37

Bengkulu

Dari hasil peneliti Dari hasil peneliti


melakukan informed melakukan informed
consent dengan consent dengan menjelaskan
menjelaskan tindakan tindakan terapi bercakap-
terapi bercakap-cakap yang cakap yang bertujuan untuk
bertujuan untuk mengalihkan halusinasi
mengalihkan halusinasi pendengaran yang terjadi
pendengaran yang terjadi pada pasien, sehingga
pada pasien, sehingga halusinasi dapat berkurang.
Informed consent
halusinasi dapat berkurang. Tehnik bercakap-cakap
Tehnik bercakap-cakap dilakukan 2 kali sehari.
dilakukan 2 kali sehari. Setelah peneliti menjelaskan
Setelah peneliti tentang penerapan tehnik
menjelaskan tentang bercakap-cakap bersedia
penerapan tehnik bercakap- menjadi responden selama
cakap bersedia menjadi satu minggu.
responden selama satu
minggu.
4. gambaran fase interaksi pasien Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
pendengaran
Tabel 4.6 fase interaksi pasien
Fase Interaksi Pasien 1 Pasien 2
Pada fase interaksi Pada fase interaksi
sebelum melakukan sebelum melakukan
tehnik bercakap-cakap tehnik bercakap-cakap
peneliti melakukan peneliti melakukan
persiapan alat terlebih persiapan alat terlebih
dahulu yaitu menyiapkan dahulu yaitu menyiapkan
Persiapan alat tempat yang aman dan tempat yang aman dan
nyaman bagi pasien, nyaman bagi pasien,
lembar yang berisi contoh lembar yang berisi contoh
bercakap-cakap dan bercakap-cakap dan
menyiapkan lembar menyiapkan lembar
observasi observasi

Persiapan pasien Pada fase ini peneliti Pada fase ini peneliti
menyiapkan pasien menyiapkan pasien
terlebih dahulu yaitu terlebih dahulu yaitu
Mengarahkan pasien Mengarahkan pasien
38

untuk memenuhi untuk memenuhi


kebutuhan dasarnya kebutuhan dasarnya
terlebih dahulu seperti terlebih dahulu seperti
mengajak pasien untuk mengajak pasien untuk
mandi dan menyikat gigi. mandi dan menyikat gigi.

Mengatur lingkungan Mengatur lingkungan


yang aman dan nyaman yang aman dan nyaman
bagi pasien, menjaga bagi pasien, menjaga
Persiapan lingkungan privasi pasien serta tidak privasi pasien serta tidak
ada yang bisa ada yang bisa
membahayakan pasien membahayakan pasien

Peneliti melakukan cuci Peneliti melakukan cuci


tangan telebih dahulu dan tangan telebih dahulu dan
menngunakan apd jika menngunakan apd jika
Persiapan petugas diperlukan dan menguasai diperlukan dan menguasai
penerapan yang akan penerapan yang akan
dilakukan dilakukan

Menyuruh pasien untuk Menyuruh pasien untuk


mengajak orang lain mengajak orang lain
mengobrol atau bercakap- mengobrol atau bercakap-
cakap pada saat halusinasi cakap pada saat halusinasi
terjadi, selanjutnya terjadi, selanjutnya
Prosedur tindakan
menanyakan perasaan dan menanyakan perasaan dan
frekuensi serta lamanya frekuensi serta lamanya
durasi setelah diajarkan durasi setelah diajarkan
tehnik bercakap-cakap tehnik bercakap-cakap

5. Gambaran fase terminasi Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi pendengaran


Tabel 4.7 fase terminasi pasien

Fase terminasi Pasien I Pasien II


Evaluasi subjektif dan Pada fase terminasi Pada fase terminasi
Objektif peneliti menanyakan perawat menanyakan
perasaan setelah perasaan pasien setelah
melakukan tehnik dilakukan tehnik
bercakap-cakap dan bercakap-cakap dan
39

mengontrak pasien. Ny.T mengontrak pasien ,


menunjukkan perasaan dimana Ny. M
lebih senang setelah mengatakan senang dan
diajarkan tehnik bercakap- rileks setalah diajarkan
cakap. Melakukan kontrak tehnik bercakap-cakap.
waktu selanjutnya Melakukan kontrak
waktu selanjutnya
Selanjutnya Perawat akan Selanjutnya Perawat
melakukan kontrak waktu akan melakukan kontrak
pada Ny.T untuk waktu pada Ny.T untuk
menanyakan perasaan dan menanyakan perasaan
frekuensi serta durasi dan frekuensi serta
Rencana tindak lanjut
setelah diajrakan tehnik durasi setelah diajrakan
bercakap-cakap minimal tehnik bercakap-cakap
2x sehari dan rencana minimal 2x sehari dan
tindak lanjut pada hari rencana tindak lanjut
selanjutnya. pada hari selanjutnya.
Perawat mengucapkan Perawat mengucapkan
Berpamitan salam dan berpamitan salam dan berpamitan
kepada pasien kepada pasien

B. Pembahasan
1. Gambaran karakteristik pasien Gangguan Persepsi sensori : Halusinasi
Pendengaran
Penelitian ini dilakukan di RSJK Soeprapto Provinsi Bengkulu, dengan
sampel yang diteliti berjumlah 2 pasien. Data pasien didapatkan dengan
melakukan pengkajian secara langsung kepada pasien atau keluarga melalui
wawancara dan observasi. Selain itu pengumpulan data sekunder juga diambil
dari bagian keperawatan guna mendukung penilitian ini. Berdasarkan jawaban
yang didaptkan melalui wawancara dan observasi diperoleh data yang kemudian
diolah sesuai dengan tujuan penelitian dan disajikan dalam bentuk tabel dan
penjelasan deskriptif.
Terdapat 2 pasien yang dilakukan pengkajian yaitu, seorang pasien
perempuan Ny.T Berumur 26 tahun ditemukan data Pasien dibawah oleh dinas
40

sosial ke RSKJ soeprato kota Bengkulu pada tangal 22 Januari 2020. Pada saat
perawat melakukan pengkajian pasien tampak waspada, kontak mata kurang ,
pasien mengatakan sering mendengar suara yang mengejek dan meminta uang,
pasien sering senyum- senyum sendiri, pasien mengatakan ada yang
membisikan sesuatu ke telinga pasien kemudian pada kasusu seorang pasien
berusia 32 tahun Pasien diantar oleh keluarga nya ke RSKJ soeprato kota
Bengkulu pada tanggal 10 Febuari 2020. Pasien diantar oleh keluarganya
dikarenakan tidak mau minum obat ± 1 tahun, melempar, rumah tetangga,
mendengar suara – suara bisikan yang mengejek nya dan pasien merasa
tetangga ada yang tidak suka dengan dirinya. klien sering tidak mau bertatap
muka dengan perawat dan tampak bingung. Kemudian Pada pasien Ny. T
gangguan halusinasi pendengaran yang ditandai dengan didapatkan bahwa
pasien sering berbicara sendiri, senyum sendiri, ketawa sendiri, manarik diri
dari orang lain, tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata, sulit
berhubungan dengan orang lain, ketakutan dan tidak dapat mengurus diri,
tekanan darah 110/90 Mmhg nadi 80 x/menit pernapasan 20 x/menit pasien
tidak mengalami demam suhu 36,5 °C pemeriksaan antropometri tinggi badan
150 cm dengan berat badan 50 Kg. Kemudian pada pasien Ny.M bicara sendiri,
tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata , menarik diri dari orang
lain, ketakutan, tekanan darah 130/70 Mmhg nadi 78 x/menit pernapasan 20
x/menit pasien tidak mengalami demam suhu 36,5 °C pemeriksaan antropometri
tinggi badan 160 cm dengan berat badan 60 Kg.
Ny. T Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang pernah mengalami
gangguan jiwa , pasien pernah mengalami kekerasan fisik yaitu pada saat pasien
bekerja sebagai asisten rumah tangga. Pasien mengatakan ada trauma yang
mendalam sesudah kejadian tersebut. Kemudian pada Ny.M Tidak ada anggota
keluarga yang mengalami ganguan jiwa, pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan bagi pasien yaitu pasien pernah diperkosa oleh mantan
kekasihnya dan tidak bertanggung jawab.
41

2. Gambaran fase pra interaksi pasien Gangguan Persepsi sensori : Halusinasi


Pendengaran
Pada fase pra interaksi perawat melakukan persiapan terlebih dahulu
sebelum bertemu pasien seperti membaca status pasien dan melihat kondisi
umum pasien. Komunikasi dalam fase pra interaksi ini adalah perawat
mengumpulkan data-data riwayat sebelumnya, agar perawat tahu apa saja
tindakan yang boleh dan tidak di lakukan oleh perawat. Perawat juga harus
mengikuti standar operasional prosedur yang berlaku agar perawat tidak
melenceng dari peraturan yang berlaku (Mahfud, 2009).
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada pasien penulis melakukan
analisa data dan merumuskan diagnoa yaitu Gangguan Persepsi sensori :
Halusinasi Pendengaran dengan data subjektif pada Ny.T dengan adanya data
yang diperkuat saat pengkajian Ny.T mengatakan,”sering mendengar suara –
suara bisikan orang minta tolong dan minta gaji”. Data objektif yang muncul
adalah pasien sering sendiri, pasien tidak rapi, pasien bicara sendiri, pasien
ketawa sendiri, mulut pasien tampak komat kamit, pasien mondar mandir. Pada
pasien kedua yaitu Ny.M di dapatkan data pasien sering mendengar suara orang
yang mengejeknya. Data objektif yang muncul berbicara sendiri, banyak
melamun, pasien sering menyendiri, halusinasi terjadi pagi dan malam,
frekuensi 2-3 kali sehari.
Menurut Keliat (2011) terapi farmakologi gangguan halusinasi adalah
dengan menggunakan obat antipsikotik seperti haloperidol, chlorpromazine,
triheksilfenidil. Terapi yang didapatkan oleh Ny.T yaitu terapi obat stelazine =
2 x 5 mg, Amittriptyline = 2 x 12,5 mg sedangkan Ny.M Mendapatkan terapi
Rispiredon 2 x 4 mg. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu
menyaipkan bahan dan alat yang digunakan untuk melakukan tindakan tehnik
bercakap-cakap pada Ny.T Dan Ny.M selama satu minggu.Bahan dan alat yang
disiapkan lingkungan yang aman, lebih kondusif dan tidak ada yang
membahayakan pasien dan lembar observasi.
42

3. Gambaran fase orientasi pasien Gangguan Persepsi sensori : Halusinasi


Pendengaran
Pada fase ini adalah fase pertama dimana awal pertemuan perawat
dengan pasien. Perawat mengucapkan salam dan memperkenalkan diri terlebih
dahulu, peneliti mengenalkan nama, nama panggilan, asal institusi, melakukan
kontrak waktu untuk merawat Ny.T dan Ny.M satu minggu kedepan setelah itu
menanyakan nama pasien dan pasien senang dipanggil apa. Selanjutnya peneliti
melakukan evaluasi dan validasi pada kedua pasien, menanyakan bagaimana
kabar Ny.T dan Ny.M hari ini, adakah keluhan yang Ny.T dan Ny.M rasakan.
Dari hasil yang didapatkan peneliti melakukan informed consent dengan
menjelaskan tindakan yang akan diberikan. Terapi ini menunjukkan efektif
untuk diberikan pada gangguan halusinasi pendengaran utnuk mengurangi
frekuensi dan durasi terjadinya halusinasi pada pasien. Pemberian terapi ini
dilakukan sebanyak 2 kali dalam satu hari dengan durasi 10-15 menit.
Pada studi kasus ini penulis menentukan waktu dan lamanya pemberian
terapi tehnik bercakap-cakap, dengan waktu yang digunakan penulis untuk
melakukan tehnik bercakap-cakap pada waktu pagi dan siang jam 09.30 Wib
dan jam 13.30 Wib dengan waktu 10-15 menit selama 7 hari berturut-turut.
Setelah peneliti menjelaskan tentang prosedur tehnik bercakap-cakap pasien
bersedia menjadi responden dalam penelitian selam 7 hari. Peneliti kemudian
memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya kepada peneliti, lalu
peneliti mengontrak waktu kembali untuk pertemuan selanjutnya.
4. Gambaran fase interaksi pasien Gangguan Persepsi sensori : Halusinasi
Pendengaran
Pada fase interaksi peneliti mengajarkan tehnik bercakap-cakap selama
15 menit. “cara untuk mencegah/mengontrol halusinasinya adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau ibu mulai mendengar suara –
suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk
ngobrol dengan ibu Contohnya begini : Tolong, saya mulai mendengar suara-
43

suara lagi. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya
suami,anak ibu katakan : pak ,ayo ngobrol dengan ibu sedang mendengar suara-
suara.Begitu ibu coba ibu lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya ,begitu. Bagus !
Coba Sekali Lagi! Bagus! Nah, latih terus ya ibu !” lakukan tehnik ini 2 kali
dalam sehari ya bu.
5. Gambaran terminasi pasien Gangguan Persepsi sensori : Halusinasi
Pendengaran
Pada fase terminasi perawat menanyakan perasaan pasien setelah
melakukan tehnik bercakap-cakap. Ny.T mengatakan perasaan lebih senang
setelah diajarkan tehnik bercakap-cakap. Selanjutnya perawat mengkontrak
waktu pada Ny. T untuk mengkaji frekuensi dan durasi halusinasi, dan rencana
tindak lanjut hari selanjutnya. Hasil akhir yang didapat pada Ny. T yaitu pada
hari ke 5 frekuensi halusinasi berkurang 2-3 kali sehari dan pada hari ke 6
Pasien sudah dapat melakukan distraksi bercakap – cakap saat terjadi halusinasi.
Pada fase terminasi perawat menanyakan perasaan pasien setelah
melakukan tehnik bercakap-cakap. Ny.T mengatakan perasaan lebih senang
setelah diajarkan tehnik bercakap-cakap.. Selanjutnya perawat mengkontrak
waktu pada Ny. T untuk mengkaji frekuensi dan durasi halusinasi, dan rencana
tindak lanjut hari selanjutnya. Ny.M Pada hari keempat pasien sudah mampu
menyebutkan pengertian terapi bercakap–cakap, mampu menyebutkan jenis
terapi yang diberikan , melakukan cara bercakap–cakap tetapi harus didampingi
perawat, frekuensi halusinasi berkurang 1-2 kali sehari. sedangkan hari kelima
dan keenam pasien sudah dapat melakukan cara bercakap–cakap jika terjadi
halusinasi.

C. Keterbatasan Studi Kasus


Pada penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang menjadi
keterbatasan penelitian ini. Keterbatasan ini dapat berasal dari peneliti sendiri
maupun pasien. Beberapa keterbatasan yang ada pada penelitian yaitu, secara
44

teoritis banyak sekali masalah yang harus diteliti pada pasien dengan gangguan
persepsi sensori pendengaran, tetapi karena keterbatasan waktu, interaksi
dengan pasien. Maka penelitian ini hanya meneliti beberapa variable yang
terkait dengan Gangguan persepsi Sensori : Halusinasi pendengaran yaitu ;
penyebab gangguan halusinasi, tanda dan gejala, frekuensi dan durasi yang
dirasakan pasien pada saat halusinasi.

Anda mungkin juga menyukai