Anda di halaman 1dari 28

1

TUGAS
MAKALAH

OLEH : KELOMPOK 3 (TIGA)


1. Bella Monica
2. Maya Sri Handayani
3. Rechi Nolyfia
4. Nanik Oktamalinda
5. Handayani
6. Misia Sary
7. Heni Dartiyana Indirawati
8. Roza Kristina
9. Kartika Candra Kirana
10. Aynesia
11. Elsa Anggraini

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN FAKULTAS KEBIDANAN


INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKIT TINGGI
TAHUN 2021
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu untuk

menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlihat dalam komunikasi.

Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami

pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih

jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang, dan melatih

menggunakan bahasa nonverbal secara baik.

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan dan

dilakukan bertujuan untuk membantu penyembuhan atau pemulihan pasien.

Bidan harus memiliki keterampilan komunikasi yang bersifat prefesional dan

bertujuan untuk menyembuhkan pasien. Bidan yang memiliki keterampilan

komuniksi terapeutik akan lebih mudah menjalin hubungan saling percaya

dengan pasien, sehingga akan lebih efektif dalam mencapai tujuan asuhan

kebidanan dan memberikan kepuasan profesional dalam pelayanannya.

Komunikasi tidak bisa dipisahkan dari setiap individu yang hidup,

komunikasi juga merupakan hal yang sangat penting bagi individu dalam

melakukan interaksi. Kadangkala individu merasakan komunikasi menjadi

tidak efektif karena kesalahan yang menapsirkan pesan yang diterimanya. Hal

yang disebabkan karena setiap manusia mempunyai keterbatasan dalam


3

menelaah komunikasi yang disampaikan. Kesalahan menafsirkan pesan bisa

disebabkan karena persepsi yang berbeda-beda.

Hal ini juga sering terjadi pada institusi pelayanan kesehatan, misalnya

pasien sering komplain sehingga tenaga kesehatan yang mengerti maksud

pesan yang disampaikan pasien, sehingga pasien tersebut menjadi marah dan

tidak datang lagi mengujungi pelayanan kesehatan tersebut atau contohnya

selisih paham atau pendapat antara tenaga kesehatan karena salah

mempersepsikan informasi yang diterima yang berakibat terjadi konflik antar

tenaga kesehatan tersebut. Salah satu faktor yang memberikan pelayanan

dengan komunikasi yang terapeutik. Bidan yangmemiliki ketrampilan

berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akanmenjalin hubungan rasa

percaya pada pasien, mencegah terjadinya masalahlegal, memberikan

kepuasan profesional dalam pelayanan kebidanan danmeningkatkan citra

profesi kebidanan.

Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi

penting dan strategis dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB), oleh karena itu pengetahuan sikap dan

pendidikan serta motifasi bidan sangat diperlukan terkait dengan kinerja bidan

sebagai pelaksana, pengelola, serta pendidik. Dalam melaksanakan asuhan

kebidanan yang merupakan salah satu dari praktik tentunya seorang bidan

memiliki hak dan kewajiban. Dalam hal ini asuhan kebidanan adalah bantuan

yang diberikan bidan kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya
4

dilakukan dengan carabertahan dan sistematis dan melalui suatu proses yang

disebut menejemen kebidanan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui:

1. Konsep dasar komunikasi efektif

2. Komunikasi interpersonal

3. Hubungan bidan-ibu dan keterampilan komunikasi efektif dalam

pelayanan

4. Media sosial dan profesionalisme

1.3 Manfaat

Manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai informasi tentang hubungan bidan-ibu dan keterampilan

komunikasi efektif dalam pelayanan

2. Sebagai salah satu tugas individu dalam mata kuliah Profesionalisme

Kebidanan
5

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Pada kehidupan sehari-hari kita tidak pernah luput dari kata

komunikasi. Komunikasi merupakan media kita untuk berinteraksi.

Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang artinya membuat

kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih,

communico yang artinya memberi. Komunikasi adalah suatu proses interaksi

manusia dengan berbagai bentuk/cara untuk menyampaikan informasi atau

tujuan tertentu . Komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian

dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi adalah pernyataan manusia,

pernyataan tersebut dapat dilakukan dengan kata-kata tertulis ataupun lisan di

samping itu dapat dilakukan juga dengan isyarat-isyarat atau simbol-simbol.

Dalam perilaku manusia, komunikasi merupakan proses khusus dan

bermakna Pada profesi kebidanan komunikasi menjadi penting karena

merupakan metode utama dalam memberikan asuhan kebidanan.

Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur penting dalam

kehidupan manusia. Kegiatan komunikasi akan timbul jika seorang manusia

mengadakan interaksi dengan manusia lain, jadi dapat dikatakan bahwa

komunikasi timbul sebagai akibat dari adanya hubungan sosial. Pengertian

tersebut mengandung arti bahwa komunikasi tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.


6

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal

dari bahasa latin communis yang artinya “sama”, communico,

communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make

common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering

sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin

lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu

makna, atau suatu pesan dianut secara sama. (Mulyana, 2005)

Untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif, kita dituntut

untuk tidak hanya memahami prosesnya, tetapi juga mampu menerapkan

pengetahuan kita secara kreatif. Komunikasi dikatakan efektif apabila

komunikasi yang terjadi bersifat dua arah yaitu dimana makna yang

distimulasikan sama atau serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator

atau pengirim pesan.

Pengertian komunikasi menurut Berelson dan Starainer yang dikutip

oleh Fisher dalam bukunya Teori-Teori Komunikasi adalah penyampaian

informasi, ide, emosi, keterampilan, dan seterusnya melalui penggunaan

simbol, kata, angka, grafik dan lain-lain (Fisher, 2005).

Komunikasi adalah peristiwa penyampaian ide manusia. Dari

pengertian ini dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu

proses penyampaian pesan yang dapat berupa pesan informasi, ide, emosi,

keterampilan dan sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapat

menimbulkan efek berupa tingkah laku yang dilakukan dengan media-media

tertentu (Effendy, 2006).


7

Beberapa ahli menyampaikan pengertian atau definisi komunikasi.

Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi atau proses yang

menimbulkan dan meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi

terjadi penambahan pengertian antara pemberi informasi dengan penerima

informasi sehingga mendapatkan pengetahuan. Komunikasi adalah proses

penyampaian informasi, makna, dan pemahaman dari pengirim pesan

kepada penerima pesan. Hal ini berarti penelusuran informasi dari pengirim

pesan pada penerima pesan dalam komunikasi. Komunikasi termasuk

kegiatan yang mengajukan pengertian yang diinginkan pengirim informasi

pada penerima informasi dan menimbulkan tingkah laku yang diinginkan

penerima informasi.

Dari beberapa kesimpulan diatas initnya adalah komunikasi

merupakan seni penyampaian informasi (pesan, ide, sikap, atau gagasan)

dari komunikator atau penyampai berita, untuk mengubah serta membentuk

perilaku komunikan atau penerima berita (pola, sikap, pandangan, dan

pemahamannya) kepada dan pemahaman yang dikehendaki bersama

(Dalami, 2012).

2.1.2 Unsur Komunikasi

Adapun unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam

proses/berlangsungnya komunikasi menurut Tyastuti (2010) sebagai berikut:

1. Pihak yang Mengawali Komunikasi/Sumber/Komunikator

Pihak yang mengawali komunikasi untuk mengirim pesan disebut sender

dan ia menjadi sumber pesan (source). Pengirim yang dimaksud disini


8

adalah orang yang masuk ke dalam hubungan, baik intrapersonal dengan

diri sendiri, interpersonal dengan orang lain dalam kelompok kecil atau

dalam kelompok besar.

2. Pesan yang Dikomunikasikan/Message/Content/Information

Pesan yang dimaksud adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada

penerima. Dalam komunikasi kepada pasien sebaiknya diperhatikan

bahwa pesan yang akan disampaikan sesuai dengan kebutuhan klien,

menggunakan bahasa yang dapat dimengerti dengan mudah oleh klien

dan diusahakan dapat menarik minat klien. Pesan yang disampaikan

kepada klien dapat berupa nasihat, bimbingan, dorongan, petunjuk, dan

sebagainya.

3. Media atau saluran yang digunakan untuk komunikasi dan gangguan-

gangguan yang terjadi pada waktu komunikasi dilakukan. Media

merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber

pesan kepada penerima pesan. Setelah dikemas pesan yang disampaikan

melalui saluran (channel) atau media. Media dapat berupa lisan (oral),

tertulis atau elektronik.

a. Media lisan

Dapat dilakukan dengan menyampaikan sendiri pesan secara lisan

(oral), baik melalui telepon atau saluran yang lainnya kepada

perorangan, kelompok kecil, kelompok besar, atau masa.

Keuntungannya adalah si penerima pesan mendengar langsung

tanggapan atau pertanyaan, memungkinkan disertai nada atau warna


9

suara, gerak-gerik tubuh atau raut wajah, dan dapat dilakukan dengan

cepat.

b. Media Tertulis

Pesan disampaikan secara tertulis melalui surat, memo, handout,

gambar dan lain-lain. Keuntungannya adalah ada catatannya sehingga

data dan informasi tetap utuh untuk tidak dapat berkurang atau

tambah seperti informasi lisan, member waktu untuk dipelajari isinya,

cara penyusunannya dan rumusan kata-katanya.

c. Media Elektronik

Disampaikan melalui faksimili, email, radio, televisi. Keuntungannya

adalah prosesnya cepat, data bisa disimpan. Penggunaan media dalam

penyampaian pesan tentunya dapat mengalami gangguan atau

masalah sehingga dapat menghambat komunikasi.

4. Lingkungan/Situasi Ketika Komunikasi Dilakukan

Lingkungan atau situasi (tempat, waktu, cuaca, iklim, keadaan alam dan

psikologis) adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses

komunikasi. Oleh karena itu pada waktu berkomunikasi dengan orang

lain perlu memperhatikan situasi. Faktor ini diklasifikasikan menjadi

empat:

a. Lingkungan Fisik

Keadaan geografi, ini dapat menyebabkan kesulitan dalam

komunikasi, hal ini bisa disebabkan karena jarak yang jauh, dimana
10

tidak terdapat fasilitas komunikasi seperti telepon, faksimili, kantor

pos, dan lain-lain.

b. Lingkungan Sosial Budaya

Menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan politik bisa menjadi

hambatan untuk komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, orang yang

punya bahasa yang berbeda dan tidak saling memahami bahasa yang

digunakan maka dapat menimbulkan macetnya suatu komunikasi.

Kepercayaan masyarakat setempat atau ada istiadat dan status sosial

juga mempengaruhi kelancaran komunikasi.

c. Lingkungan Psikologi

Dimensi psikologi adalah pertimbangna kejiwaan yang digunakan

dalam komunikasi. Misalnya menghindari kritik yang menyinggung

orang lain menyajikan materi yang sesuai dengan usia khalayak.

d. Dimensi Waktu

Menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan

komunikasi.

5. Pihak yang Menerima Pesan

Penerima pesan adalah pihak yang menerima pesan atau menjadi sasaran

pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima biasa disebut juga khalayak,

sasaran, komunikan, atau audience/receiver. Penerima pesan bisa

perorangan, atau suatu kelompok, organisasi atau Negara. Satu kunci

keberhasilan komunikasi adalah mengenal karakteristik dari penerima

pesan, dengan mengetahui siapa yang akan menjadi penerima pesan


11

maka kita dapat merancang suatu pesan sebaik mungkin sesuai

karakteristik penerima sehingga tujuan komunikasi kita tercapai.

6. Umpan Balik (Feedback)

Umpan balik merupakan tanggapan penerima terhadap pesan yang

diterima dari pengirim. Umpan balik bisa berupa reaksi secara verbal

maupun non verbal. Umpan balik ini dapat berupa umpan balik positif

atau negatif.

Umpan balik positif bila tanggapan penerima menunjukkan

kesediaan menerima atau mengerti pesan dengan baik, serta memberi

tanggapan sesuai yang diinginkan pengirim. Umpan balik negatif adalah

umpan balik yang menunjukkan penerima pesan tidak dapat menerima

dengan baik pesan yang diterimanya.

7. Pengaruh atau Dampak

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,

dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima

pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku

seseorang.

2.2 Konsep Dasar Komunikasi Efektif

2.2.1 Pengertian Komunikasi Efektif

Setiap manusia tentunya menginginkan apa yang di komunikasikan

dengan orang lain bisa efektif. Adapun pengertian dari komunikasi efektif

yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude

change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi. Komunikasi efektif


12

memungkinkan seseorang dapat saling bertukar informasi, ide, kepercayaan,

perasaan dan sikap antara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai

dengan harapan.

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu untuk

menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlihat dalam komunikasi.

Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami

pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih

jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang, dan melatih

menggunakan bahasa nonverbal secara baik. Ada beberapa pendapat para ahli

mengenai komunikasi efektif, antara lain:

1. Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2008)

menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya

pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap,

meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya

menimbulkan suatu tidakan.

2. Johnson, Sutton dan Harris (2001: 81) menunjukkan cara-cara agar

komunikasi efektif dapat dicapai. Menurut mereka, komunikasi efektif

dapat terjadi melalui atau dengan didukung oleh aktivitas role-playing,

diskusi, aktivitas kelompok kecil dan materi-materi pengajaran yang

relevan. Meskipun penelitian mereka terfokus pada komunikasi efektif

untuk proses belajar-mengajar, hal yang dapat dimengerti di sini adalah

bahwa suatu proses komunikasi membutuhkan aktivitas, cara dan sarana

lain agar bisa berlangsung dan mencapai hasil yang efektif.


13

3. Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp (2001) mengatakan bahwa

komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan

(accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan

komunikan dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif

terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam

pengertian, sikap dan bahasa.

Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami

pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima pesan. Sehingga

tercipta feed back yang baik antara pemberi dan penerima pesan (Anggrowati,

dkk., 2017).

3.1.2 Proses Komunkasi Efektif

Suksesnya proses komunikasi yang dilakukan sehingga dapat

menghasilkan komunikasi yang efektif tentu saja dipengaruhi oleh banyak

faktor baik itu faktor komunikator maupun dari komunikan. Faktor akan

mempengaruhi antara lain:

1. Pesan yang dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat

menarik perhatian komunikan. Untuk meracang suatu pesan yang dapat

menarik perhatian ini sebaiknya sebagai komunikator harus mencari tahu

dulu karakteristik orang yang akan kita beri pesan. Selain itu

komunikator harus mempunyai kemampuan sebagai penyampai pesan

yang menarik dan mudah dipahami.

2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman

yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama


14

mengerti. Sebaiknya pesan disampaikan dengan beberapa metode dan

tidak hanya secara lisan. Pesan yang disampaikan dengan melibatkan

beberapa panca indra misalnya dapat dilihat, didengar, diraba akan lebih

mudah dimengerti daripada pesan itu hanya disampaikan secara lisan.

3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan

menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. Jadi

pesan harus sesuai harapan atau sesuai kebutuhan penerima pesan. Pesan

yang disampaikan akan terasa membosankan dan tidak ada arti bagi

penerima pesan apabila pesan itu tidak dibutuhkan.

4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan

dimana komunikan digerakkan untuk memberikan tanggapan sesuai yang

dikehendaki. Solusi pemecahan masalah harus dikemukakan untuk dapat

membantu klien keluar dari masalahnya.

5. Pesan yang dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat

menarik perhatian komunikan. Untuk meracang suatu pesan yang dapat

menarik perhatian ini sebaiknya sebagai komunikator harus mencari tahu

dulu karakteristik orang yang akan kita beri pesan. Selain itu

komunikator harus mempunyai kemampuan sebagai penyampai pesan

yang menarik dan mudah dipahami.

Menurut Wahyunigrum (2010) komunikasi dapat dikatakan efektif apabila

memenuhi 3 hal berikut:

1. Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang

dimaksud oleh pengirimnya.


15

2. Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan

tindak lanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim.

3. Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya

dilakukan untuk menindak lanjuti pesan yang dikirim.

3.1.3 Unsur-Unsur Komunkasi Efektif

Dalam proses komunikasi untuk mendapatkan hasil yang efektif perlu

diperhatikan unsur-unsur dari komunikasi, yaitu:

1. Komunikator (pandai menggunakan bahasa, intonasi, simbol dan mimik

yang menarik, simpati dan empati dari komunikannya)

2. Pesan (cara penyampaian, isi pesan sesuai dengan kebutuhan dan diminati

oleh komunikan)

3. Media (sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan dan sesuai dengan

kebutuhan komunikan)

4. Perhatikan gangguan-gangguan yang mungkin akan menghambat proses

komunikasi

5. Komunikan (latar belakang dan lain-lain)

6. Pengaruh atau umpan balik (yang diharapkan atau tujuan penyampaian

pesan).

Keenam unsur komunikasi harus saling berhubungan dalam menyampaikan

pesan agar dapat menjadi komunikasi efektif.

3.1.4 Prinsip Dasar Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif menurut DKRI (2002) memiliki prinsip diantaranya

sebagai berikut:
16

1. Respect (respek)

Respect adalah perasaan positif atau penghormatan diri kepada lawan

bicara. Anda menghargai lawan bicara sama halnya menghargai diri

sendiri. Prinsip menghormati ini harus selalu anda pegang dalam

berkomunikasi.

2. Empaty (empati)

Empaty adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau

kondisi yang tengah dihadapi orang lain. Anda mampu merasakan apa

yang dirasakan oleh orang lain, sehingga komunikasi akan terjalin dengan

baik sesuai dengan kondisi psikologis lawan bicara anda.

3. Audible (dapat didengar)

Audible mengandung makna pesan yang harus dapat didengarkan dan

dapat dimengerti. Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus anda

perhatikan, yaitu :

a. Pertama, pesan harus mudah dipahami, menggunakan bahasa yang

baik dan benar. Hindari bahasa yang tidak dipahami oleh lawan bicara.

b. Kedua, sampaikan yang penting.pastikan yang penting. Sederhanakan

pesan anda. Langsung saja pada inti persoalan

c. Ketiga, gunakan bahasa tubuh anda. Mimik wajah, kontak mata,

gerakan tangan dan posisi badan bisa dengan mudah terbaca oleh

lawan bicara anda. Tunjukan kesejatian anda dengan mengoptimalkan

bahasa tubuh dan pesan.


17

d. Keempat, gunakan ilustrasi atau contoh, karena analogi sangat

membantu dalam menyampaikan pesan.

4. Clarity (kejelasan)

Clarity adalah kejelasan dari pesan yang kita sampaikan. Salah satu

penyebab munculnya salah paham antara satu orang dengan yang lain

adalah informasi yang tidak jelas yang mereka terima.

5. Humble (rendah hati)

Sikap rendah hati anda rendah diri, rendah hati memberi kesempatan

kepada orang lain untuk berbicara terlebih dahulu, dan anda menjadi

pendengar yang baik bentuk.

3.1.5 Bentuk Komunkasi Efektif

Kita tidak hanya membahas tentang pengertian dari komunikasi efektif,

tetapi disini juga telah dijelaskan bentuk dari komunikasi efektif. Di

antaranya sebagai berikut:

1. Komunikasi verbal efektif

a. Berlangsung secara timbal balik

b. Makna pesan ringkas dan jelas

c. Bahasa mudah dipahami

d. Cara penyampaian mudah diterima

e. Disampaikan secara tulus

f. Mempunyai tujuan yang jelas

g. Memperlihatkan norma yang berlaku

h. Disertai dengan humor


18

2. Komunikasi Nonverbal

Yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi nonverbal adalah:

a. Penampilan fisik

b. Sikap tubuh dan cara berjalan

c. Ekspresi wajah

d. Sentuhan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi efektif menurut Uripni,

C.L. (2012):

1. Berkomunikasi pada suasana yang menguntungkan

2. Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti

3. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat dipihak

komunikan

4. Pesan dapat menggugah dipihak komunikan yang dapat

menguntungkannya.

5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward dipihak

komunikan.

2.3 Komunkasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan inti dari semua hubungan antara

manusia. Berikut adalah beberapa pendapat para ahli tentang pengertian

komunikasi interpersonal:

1. Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh 2 atau

3 orang dengan jarak fisik diantara mereka yang sangat dekat, bertatap

muka atau bermedia dengan sifat umpan balik yang berlangsung cepat,
19

adaptasi pasien bersifat khusus serta memiliki tujuan/maksud komunikasi

tidak berstruktur (Liliweri, 2007).

2. Komunikasi Interpersonal adalah pertukaran informasi, perasaan atau

pemikiran antar manusia (individu) secara tatap muka (face to face),

individu dengan individu (person to person), verbal non-verbal (Depkes

RI, 2002).

3. Komunikasi interpersonal adalah interaksi orang ke orang, dua arah,

verbal dan non verbal (Saraswati dan Tarigan, 2002).

Komunikasi dapat didefinisikan sebagai penyampaian informasi antara

dua orang atau lebih. Komunikasi merupakan suatu proses yang vital dalam

organisasi karena komunikasi diperlukan bagi efektivitas kepemimpinan,

perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan, manajemen konfilk, serta

proses-proses organisasi lainnya. Komunikasi interpersonal biasanya

didefinisikan oleh komunikasi ulama dalam berbagai cara, biasanya

menggambarkan peserta yang tergantung pada satu sama lain dan memiliki

sejarah bersama. Hal ini dapat melibatkan satu pada satu percakapan atau

individu berinteraksi dengan banyak orang dalam masyarakat. Ini membantu

kita memahami bagaimana dan mengapa orang berperilaku dan

berkomunikasi dengan cara yang berbeda untuk membangun dan

menegosiasikan realitas sosial. Sementara komunikasi interpersonal dapat

didefinisikan sebagai area sendiri studi, itu juga terjadi dalam konteks lain

seperti kelompok dan organisasi.


20

Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan

penerimaan pesan antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup

semua aspek komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan,

komunikasi nonverbal, dan banyak lagi. Sebuah konsep utama komunikasi

interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu yang

terlibat tidak seperti bidang komunikasi seperti interaksi kelompok, mungkin

ada sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak komunikatif

menyatakan: “komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah

komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan

setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara

verbal ataupun nonverbal” (Mulyana, 2005)

Individu juga berkomunikasi pada tingkat interpersonal berbeda

tergantung pada siapa mereka terlibat dalam komunikasi. Sebagai contoh, jika

seseorang berkomunikasi dengan anggota keluarga, bahwa komunikasi akan

lebih dari mungkin berbeda dari jenis komunikasi yang digunakan ketika

terlibat dalam tindakan komunikatif dengan teman atau penting lainnya.

Secara keseluruhan, komunikasi interpersonal dapat dilakukan dengan baik

dan tidak langsung media komunikasi langsung seperti tatap muka interaksi,

serta komputer-mediated-komunikasi. Sukses mengasumsikan bahwa baik

pengirim pesan dan penerima pesan akan menafsirkan dan memahami pesan-

pesan yang dikirim pada tingkat mengerti makna dan implikasi.

Tujuan komunikasi boleh jadi memberikan keterangan tentang sesuatu

kepada penerima, mempengaruhi sikap penerima, memberikan dukungan


21

psikologis kepada penerima, atau mempengaruhi penerima. Komunikasi

dapat didefinisikan sebagai penyampaina informasi antara dua orang atau

lebih. Komunikasi merupakan suatu proses yang vital dalam organisasi

karena komunikasi diperlukan bagi efektivitas kepemimpinan, perencanaan,

pengendalian, koordinasi, latihan, manajemen konfilk, serta proses-proses

organisasi lainnya.

Komunikasi interpersonal biasanya didefinisikan oleh komunikasi

ulama dalam berbagai cara, biasanya menggambarkan peserta yang

tergantung pada satu sama lain dan memiliki sejarah bersama. Hal ini dapat

melibatkan satu pada satu percakapan atau individu berinteraksi dengan

banyak orang dalam masyarakat. Ini membantu kita memahami bagaimana

dan mengapa orang berperilaku dan berkomunikasi dengan cara yang berbeda

untuk membangun dan menegosiasikan realitas sosial. Sementara komunikasi

interpersonal dapat didefinisikan sebagai area sendiri studi, itu juga terjadi

dalam konteks lain seperti kelompok dan organisasi.

Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan

penerimaan pesan antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup

semua aspek komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan,

komunikasi nonverbal, dan banyak lagi. Sebuah konsep utama komunikasi

interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu yang

terlibat tidak seperti bidang komunikasi seperti interaksi kelompok, mungkin

ada sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak komunikatif dan

menyatakan “komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah


22

komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan

setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara

verbal ataupun nonverbal” (Mulyana, 2005).

Secara garis besar komunikasi interpersonal dapat disimpulkan sebagai

proses tatapan muka penyampaian informasi dan saling pengertian antara dua

atau lebih individu. Sedangkan konseling adalah proses pemberian informasi

objektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan paduan

keterampilan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasa

pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali

kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan

keluar atau upaya untuk mengatasi masalah tersebut (Saifudin, Abdul Bari.,

2001).

2.4 Hubungan Bidan-Ibu dan Keterampilan Komunikasi Efektif dalam

Pelayanan

Dalam melakukan komunikasi dan konseling dengan orang lain secara

interpersonal, penting bagi komunikator memperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

1. Memahami Diri Sendiri

Pemahaman diri bertujuan untuk mengetahui dan mengenal

siapakah diri Anda, apakah persepsi Anda dengan orang lain terhadap

diri sendiri sama. Misalnya, Anda merasa ramah, namun menurut orang

lain belum. Pemahaman diri meliputi pengetahuan tentang siapa saya,

apa kelemahan saya, bagaimana perasaan saya dan apa keinginan saya.
23

Pentingnya pemahaman diri, terutama bagi seorang Bidan, dimana

pekerjaan ini dihadapkan dengan berbagai pengalaman dan kondisi

biologis, psikologis, sosiologis dari klien.

2. Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap yang Dimiliki Konselor.

Perilaku bidan dalam melaksanakan tugas sebagai komunikator

maupun konselor dipengaruhi 3 hal, yaitu: Aspek Kognitif

(pengetahuan), Psikomotorik (keterampilan), dan Afektif (sikap).

a. Pengetahuan (Kognitif)

Meliputi pengetahuan tentang :

1) Kesehatan

2) Ilmu kebidanan dan kandungan

3) Masalah yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan

pasca persalin dan upaya pencegahan serta penatalaksanaannya.

4) Keyakinan akan adat istiadat dan norma tertentu

5) Alat dan metode kontrasepsi.

6) Hubungan antar manusia.

7) Komunikasi interpersonal dan konseling.

8) Psikologi

b. Keterampilan (Psikomotorik)

1) Membantu proses persalinan dan berbagai masalah kesehatan.

2) Menggunakan alat-alat pemeriksaan tubuh klien.

3) Melakukan komunikasi interpersonal dan konseling.


24

4) Menggunakan alat bantu visual untuk pemberian informasi pada

klien.

5) Mengatasi situasi genting yang dihadapi klien.

6) Membantu klien dalam membuat keputusan

Selain itu, seorang bidan juga harus memiliki dan menguasai kompetensi

yang meliputi:

1. Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-

ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etika.

2. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan

yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluru di masyarakat.

3. Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk

mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan. Meliputi, deteksi dini,

pengobatan atau rujukan.

4. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap

kebudayaan setempat selama persalinan (persalinan bersih, aman dan

menangani situasi kegawatdaruratan).

5. Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui.

6. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi kepada bayi baru lahir

sehat sampai dengan 1 bulan.

7. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi kepada bayi dan balita

(1 bulan – 5 tahun).

8. Bidan merupakan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada

keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.


25

9. Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan

system reproduksi.

c. Sikap (Afektif)

1) Mempunyai motivasi tinggi untuk menolong orang lain

2) Bersikap ramah, sopan dan santun

3) Menerima klien apa adanya

4) Empati terhadap klien

5) Membantu dengan tulus

6) Terbuka terhadap pendapat orang lain

Seorang bidan perlu memahami bagaiman menghadapi kecemasan,

kemarahan, kesedihan dan kegembiraan klien. Bidan harus tahu bagaimana

dirinya harus bersikap. Bidan yang tidak memahami dirinya sendiri akan

mengalami kesulitan memahami persoalan yang dialami klien (Lindawati,

2014).

2.5 Media Sosial dan Profesionalisme

2.5.1 Penggunaan Media Sosial dalam Pelayanan Kesehatan


26

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam perilaku manusia, komunikasi merupakan proses khusus dan

bermakna Pada profesi kebidanan komunikasi menjadi penting karena

merupakan metode utama dalam memberikan asuhan kebidanan

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu untuk menghasilkan

perubahan sikap pada orang yang terlihat dalam komunikasi. Tujuan

komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan

yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih

jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang, dan melatih

menggunakan bahasa nonverbal secara baik.

4.2 Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memberikan informasi

kepada bidan, ibu dan masyarakat tentang komunikasi

interpersonal/konseling.
27

DAFTAR PUSTAKA

Anggorowati, Rokhmah, A.N. 2017. “Komunikasi Efektif Dalam Praktek


Kolaborasi Interprofesi Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas
Pelayanan”. Journal of Health Studies. 1(1). 65-71.

Dalami. 2012. Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Jakarta:


Trans Info Media.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Komunikasi Efektif. Jakarta:


Depkes RI

Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Fitramaya, Uripmi. 2003. Komunikasi Kebidanan. Jakarta: EGC.

Jalaludin Rakhmat. 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

K.M., Rochmah. 2002. Komunikasi & Konseling dalam Asuhan Kebidanan.


Jakarta : EGC

Lindawati, Rita Dwi. 2014. “Komunikasi Intrapersonal Sebagai Pondasi


Komunikasi Interpersonal” (Online)
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/148-artikel-bea-dan-
cukai/19683komunikasi-intrapersonal-sebagai-pondasi-komunikasi-
interpersonal. (diakses 18 Maret 2016).

Priyanto, A. 2009. Komunikasi dan Konseling: Aplikasi dalam Sarana Pelayanan


kesehatan untuk Perawat dan Bidan. Jakarta: Salemba Medika

Rakhmat, Jalaudin.1966.Psikologi Komunikasi.Bandung:Remaja Rosdakarya.

Muhammad, Arni. 1995. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Romauli, Suryati. 2013. Komuniksi Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media


28

Anda mungkin juga menyukai