Anda di halaman 1dari 17

PENTINGNYA KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN KUALITAS

PELAYANAN DIAGNOSTIK

Dosen Pengampu:

Safari Hasan, S.IP., MMRS

Disusun Oleh

Nama : Ica Randhita Octaviani

NIM : 10823019

Prodi : S1 Administrasi Rumah Sakit

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TAHUN AJARAN 2023/2024


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan yang ada di rumah sakit merupakan pelayanan yang multidisilpin


sehinga bisa berpotensi terjadinya pelayanan yang tumpang tindih, terjadinya
konflik interprofesional dan juga keterlambatan pemeriksaan dan tindakan
(Susilaningsih, 2016). Dalam pelayanan kesehatan terjadi kesalahan (error) 70-
80 % yang disebabkan oleh buruknya komunikasi dan pemahaman dalam tim,
kerjasama tim yang baik dapat membantu mengurangi masalah patient safety
(WHO, 2009).

Komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.


Perlu kita sadari bahwa sebagai makhluk sosial manusia tidak lepas dari yang
namanya komunikasi dalam melakukan segala aktivitasnya. Komunikasi
merupakan proses penyampaian atau berbagi informasi pikiran atau perasaan
melalui lisan, tulisan maupun bahasa tubuh. Komunikasi yang efektif dalam
bekerja sama antar profesi sangat penting untuk meningkatkan kualitas
pelayanan diagnostik. Komunikasi efektif antara perawat, dokter dan pasien ini
perlu agar tidak terjadi kesalahan disaat memberikan informasi tentang penyakit
yang di derita oleh pasien

Dalam sebuah rumah sakit terdiri dari berbagai profesi, yang dimana
komunikasi sangat dibutuhkan untuk tercapainya kualitas pelayanan yang baik
kepada konsumen. Pasien memiliki hak untuk memperoleh pelayanan yang
terbaik seperti yang tercantum dalam UU Pasal 32 No. 44 Tahun 2009. Pada
pelayanan kesehatan di rumah sakit banyak potensi bahaya yang timbul akibat
kelalaian tenaga medis maupun kejadian yang tak disengaja seperti kasus
sentinel yang di rilis oleh Joint Comision Internasional (JCI) sejak tahun 2004-
2013, kasus sentinel lebih banyak terjadi di rumah sakit mengakibatkan 59,1%
meninggal, 9,1% kehilangan fungsi, dan 31,4% kecacatan lainnya.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli?


2. Apa Pengertian Komunikasi Efektif?
3. Apa Unsur-Unsur Komunikasi?
4. Apa Faktor-Faktor Komunikasi
5. Bagaimana Pelayanan Diagnostik Dalam Dunia Medis
6. Bagaimana Jenis- Jenis Komunikasi Dalam Pelayanan Diagnostik
7. Bagaimana Peran Komunikasi Antara Dokter dan Pasien
8. Apa Manfaat Dari Komunikasi Efektif
9. Contoh Studi Kasus

1.3 Tujuan

Tujuan dari komunikasi efektif dalam meningkatkan kualitas pelayanan


dignostik di rumah sakit adalah memberikan kemudahan dalam memahami
pesan yang disampaikan tenaga medis kesehatan kepada pasien sehingga
pesan dapat di mengerti dengan benar dan tujuan komunikasi dapat tercapai.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli

Manusia secara fitrahnya sebagai makhluk sosial senantiasa ingin


berhubungan dengan manusia lainnya, ingin mengetahui lingkungan sekitar,
bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini
memaksa manusia untuk berkomunikasi. (pengantar ilmu komuni)

Everett M Rongers. Komunikasi adalah proses pengalihan ide dari satu sumber
ke satu penerima atau lebih dengan tujuan agar mengubah tingkah laku.

James AF Ston. Komunikasi adalah suatu proses pada seseorang yang


berusaha untuk memberikan pengertian dan informasi dengan cara
menyampaikan pesan kepada orang lain.

William F Glueck. Definisi komunikasi dapat dibagi menjadi dua bentuk yang
peetama komunikasi antar pribadi ( Interpersonal Communications ), yaitu proses
saling bertukar informasi antara dua individu di dalam suatu kelompok kecil. Yang
kedua komunikasi dalam organisasi (organization communications), yaitu proses
dimana pembicara memberikan informasi secara sistematis dan memindahkan
pengertian kepada orang-orang di dalam organisasi dan lembaga di luar
organisasi namun masih ada kaitannya dengan organisasi tersebut.

Shanono dan Weaver. Komunikasi adalah suatu bentuk interaksi manusia yang
saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja ataupun tidak
terbatas.

2.2 Pengertian Komunikasi Efektif

Komunikasi merupakan tindak dua orang atau lebih dalam menyampaikan


suatu pesan, informasi atau berita secara lisan maupun tulisan. Berdasarkan
KBBI, komunikasi adalah suatu prosea pengiriman dan penerimaan pesan atau

3
berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat
dipahami. Kamus besar Inggris Meriem-Websler mengartikan komunikasi
sebagai proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem symbol, tanda,
maupun perilaku.

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang pada prosesnya dapat


menghasilkan pemahaman, pengalaman dan perilaku yang bisa memberi
kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan oleh komunikator. Dalam
pelayanan diagnostik komunikasi efektif sangat diperlukan untuk mendapatkan
informasi yang jelas terkait masalah penyakit yang di derita. Komunikasi efektif
antara dokter dan pasien yang dilakukan secara verbal dan non verbal bertujuan
agar pasie bisa memahami keadaan kesehatannya, peluang dan kendalanya,
sehingga dapat bersama-sama mencari alternatif untuk mengatasi
permasalahannya.permasalahannya

2.3 Unsur-Unsur Komunikasi

Komunikasi dapat berjalan baik dan lancar jika pesan yang disampaikan
seseorang yang didasari dengan tujuan tertentu dapat diterima dengan baik dan
dimengerti. Suksesnya suatu komunikasi apabila dalam penyampaiannya
menyertakan unsur-unsur berikut :

1. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau


pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari
satu orang tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi
atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau source,
sender atau encoder.

4
2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang


disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya
berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat ataupun propaganda.
Sering disebut juga sebagai message, content atau informasi.

3. Media

Media yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan
dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai
saluran atau media. Media berbagai macam bentuknya yaitu, media cetak,

4. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.
Penerima biasanya terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk
kelompok, partai bahkan negara. Penerima sering juga disebut sebagai
khalayak, sasaran, komunikan, atau audience.

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan,
dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.
Pengaruh ini biasa terjadi pada pegetahuan, sikap dan tindakan seseorang
sebagai akibat penerimaan pesan.

6. Tanggapan Balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu
bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi
sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan
media, meski pesan belum sampai pada penerima.

5
7. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi


jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni
lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi
waktu. (Cangara, 2004).

Aristoteles (Cangara, 2004), mengatakan bahwa suatu pesan akan terlaksana


dengan baik dan hanya cukup dengan tiga unsur saja yaitu sumber, pesan, dan
penerima. Adapun Claude E. Shannon dan Warren Weaver menyatakan, bahwa
proses komunikasi memerlukan unsur pengirim, transmitter, sinyal, penerima,
dan tujuan.

2.4 Faktor-Faktor Komunikasi Efektif

Komunikasi bisa berlangsung efektif, perlu diperhatikan faktor-faktor yang


mempengaruhinya. Menurut Scoot M Cultip dan Allen dalam bukunya Effective
Public Relations, faktor-faktor tersebut disebut dengan The Seven
Communication, yaitu:

1. Credibility
Kredibilitas berkaitan erat dengan kepercayaan. Seorang komunikator yang
baik harus memiliki kredibilitas agar pesan yang disampaikan dapat tersasar
dengan baik. Beberapa hal yang berhubungan dengan kredibilitas misalnya
kualifikasi atau tingkat keahlian seseorang. Contoh, seorang dokter dianggap
mempunyai kredibilitas ketika ia menyampaikan hal-hal tentang kesehatan.
2. Context
Konteks berupa kondisi yang mendukung ketika berlangsungnya komunikasi.
Supaya komunikasi berjalan efektif, konteks yang tepat menjadi hal yang
menarik perhatian komunikan.

3. Content

6
Isi pesan merupakan bahan atau ,materi inti dari apa yang hendak
disampaikan kepada audiens. Komunikasi menjadi efektif apabila isi pesan
mengandung sesuatu yang berarti dan penting untuk diketahui oleh komunikan.
4. Clarity
Pesan yang jelas alias tidak menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam
adalah kunci keberhasilan komunikasi. Kejelasan informasi adalah hal penting
yang bisa mengurangi dan menghindari risiko kesalahpahaman pada
komunikan.
5. Continuity and consistency
Agar komunikasi berhasil, maka pesan atau informasi perlu disampaikan
secara berkesinambungan atau kontinyu. Misalnya, pesan pemerintah yang
menganjurkan masyarakat untuk menggunakan kendaran umum
dibandingkan kendaraan pribadi harus selalu disampaikan melalui berbagai
media secara terus menerus supaya pesan itu dapat tertanam dalam benak
dan mempengaruhi perilaku masyarakat.
6. Capability of Audience
Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila sang penerima pesan
memahami dan melakukan apa yang terdapat pada isi pesan. Dalam hal ini,
tingkat pemahaman seseorang bisa berbeda-beda tergantung beberapa faktor,
contohnya latar belakang pendidikan, usia ataupun status sosial.
7. Channels of Distributions
Selain berbicara secara langsung kepada audiens, ada cara lain untuk
berkomunikasi, yaitu menggunakan media. Bentuk-bentuk media komunikasi
yang biasa digunakan saat ini adalah media cetak ataupun elektronik.
Pertimbangkan secara matang pemilihan media yang sesuai dan tepat
sasaran agar tidak terjadi komunikasi yang sia-sia.

2.4 Pentingnya Pelayanan Diagnostik Dalam Dunia Medis

7
Menurut WHO rumah sakit adalah suatu organisasi sosial dan organisasi
kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada
masyarakat. Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam
mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan (Etildawati dan Handayani,
2017).

Instalasi diagnostik merupakan salah satu unit penunjang medik dan


dilaksanakan oleh suatu unit pelayanan yang disebut Instalasi Diagnostik, yang
memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan pemeriksaan profesional dengan
hasil berupa cek lab untuk membantu para dokter dalam mendiagnosa suatu
penyakit yang di alami oleh pasien.

Pelayanan diagnostik sangat di perlukan baik dirumah sakit maupun di


instalasi kesehatan lainnya. Pelayanan diagnostik memainkan peran yang sangat
penting dalam dunia medis karena bisa untuk mendeteksi penyakit sehingga
pengobatan bisa dimulai lebih awal agar meningkatkan peluang kesembuhan
yang lebih cepat dan efektif.

2.5 Jenis- Jenis Komunikasi Dalam Pelayanan Diagnosti

1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang langsung disampaikan
oleh dokter kepada pasien melalui percakapan, seperti wawancara medis,
penjelasan hasil tes dan diskusi mengenai pengobatan.
2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah adalah komunikasi yang pesannya dikemas
dalam bentuk simbol seperti ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan kontak mata
yang dapat memberikan informasi tambahan atau nuansa dari komunikasi
verbal.
3. Komunikasi Tertulis

8
Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang penyampaian pesan atau
informasi melalui sebuah catatan medis yang berisi hasil tes laboraturium,
dan informasi medis lainnya yang dicatat secara teetulis untuk dokumentasi
rumah sakit.
4. Komunikasi Elektronik
Komunikasi Elektronik adalah proses komunikasinya dilaksanakan dengan
bantuan pihak ketiga atau bantuan alat-alat media komunikasi. Komunikasi
elektronik biasanya menggunakan email, pesan teks atau platform telemedis
untuk berkomunikasi antara dokter dan pasien, atau antar profesional medis.
5. Komunikasi Antara Profesional Medis
Komunikasi antara profesinoal medis adalah komunikasi antar dokter,
perawat, dan tenaga medis lainnya yang terlibat dalam perawatan pasien
untuk saling bertukar informasi dan pendapat mengenai diagnosis,
pengobatan, dan perawatan pasien.
6. Komunikasi Edukatif
Komunikasi Edukatif adalah memberikan penyuluhan atau edukasi kepada
pasien mengenai kondisi medisnya.
7. Komunikasi
Semua jenis komunikasi ini sangat penting untuk memastikan informasi yang
tepat dan akurat disampaikan kepada pasien dalam memahami kebutuhan
dan kekhawatirannya, serta koordinasi yang efektif antara profesional medis
dalam proses pelayanan diagnostik.

2.6 Peran Komunikasi Antara Dokter dan Pasien

Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi kendala yang ditimbulkan oleh


kedua pihak, pasien dan dokter. Opini yang menyatakan bahwa mengembangkan
komunikasi dengan pasien hanya akan menyita waktu dokter, tampaknya harus
diluruskan. Sebenarnya bila dokter dapat membangun hubungan komunikasi
yang efektif dengan pasiennya, banyak hal-hal negatif dapat dihindari. Dokter
dapat mengetahui dengan baik kondisi pasien dan keluarganya dan pasien pun
percaya sepenuhnya kepada dokter. Kondisi ini amat berpengaruh pada proses

9
penyembuhan pasien selanjutnya. Pasien merasa tenang dan aman ditangani
oleh dokter sehingga akan patuh menjalankan petunjuk dan nasihat dokter
karena yakin bahwa semua yang dilakukan adalah untuk kepentingan dirinya.
Pasien percaya bahwa dokter tersebut dapat membantu menyelesaikan masalah
kesehatannya.

Kurtz (1998) menyatakan bahwa komunikasi efektif justru tidak memerlukan


waktu lama. Komunikasi efektif terbukti memerlukan lebih sedikit waktu karena
dokter terampil mengenali kebutuhan pasien (tidak hanya ingin sembuh). Dalam
pemberian pelayanan medis, adanya komunikasi yang efektif antara dokter dan
pasien merupakan kondisi yang diharapkan sehingga dokter dapat melakukan
manajemen pengelolaan masalah kesehatan bersama pasien, berdasarkan
kebutuhan pasien.

Tujuan dari komunikasi efektif antara dokter dan pasiennya adalah untuk
mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit lebih akurat untuk dokter, lebih
memberikan dukungan pada pasien, dengan demikian lebih efektif dan efisien
bagi keduanya (Kurtz, 1998).

Menurut Kurzt (1998), dalam dunia kedokteran ada dua pendekatan komunikasi
yang digunakan:

1. Disease centered communication style atau doctor centered communication


style. Komunikasi berdasarkan kepentingan dokter dalam usaha menegakkan
diagnosis, termasuk penyelidikan dan penalaran klinik mengenai tanda dan
gejala-gejala.
2. Illness centered communication style atau patient centered communication
style. Komunikasi berdasarkan apa yang dirasakan pasien tentang
penyakitnya yang secara individu merupakan pengalaman unik. Di sini
termasuk pendapat pasien, kekhawatirannya, harapannya, apa yang menjadi
kepentingannya serta apa yang dipikirkannya.

10
Dengan kemampuan dokter memahami harapan, kepentingan, kecemasan,
serta kebutuhan pasien, patient centered communication style sebenarnya tidak
memerlukan waktu lebih lama dari pada doctor centered communication style.

2.7 Manfaat Komunikasi Efektif

1. Mendengarkan Dengan Empati


Mendengarkan secara empati lebih dari sekedar mendengarkan perkataan
pasien tetapi melibatkan komponen penting yaitu komunikasi non verbal yang
penuh perhatian memerlukan penggunaan bahasa tubuh non verbal secara
sengaja untuk mendoro pasien agar terbuka saat berkosultasi dengan dokter.
Mendengarkan dengan empati bisa dilakukan dengan cara hadapi pasien
secara langsung, gunakan postur yang santai dan terbuka. Begitupun dengan
semua tenaga medis yang bersangkutan dalam perawatan pasien harus
mendengarkan dengan sungguh-sungguh terhadap kekhawatiran dan
kebutuhan pasien.
Adapun menurut Carma L. Bylund dan Gregory Makoul dalam bukunya
tentang Emphatic Communication In Physcinian-Patient Encounter (2002),
menyatakan betapa pentingnya empati ini di komunikasikan. Empati disusun
dalam definisi berikut:
 Kemampuan kognitif seorang dokter dalam mengerti kebutuhan pasien (a
physician cognitive capacity to understand patient's needs).
 Menunjukan afektivitas/sensitifitas dokter terhadap perasaan pasien (an
affective sensitivity to patient's feelings).
 Kemampuan perilaku dokter dalam memperlihatkan/menyampaikan
empatinya kepada pasien (a behavioral ability to convey empathy to
patient).
2. Menghormati Hak Pasien
Dokter dan tenaga medis lainnya wajib menghormati hak pasien sebaliknya
pasien juga wajib menjalankan kewajibannya menjadi pasien. Dalam UU
Nomor 44 Tahun 2009 dijelaskan rumah sakit wajib memberikan pelayanan

11
kesehatan yang aman, bermutu, efektif dengan mengutamakan kepentingan
pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

2.8 Strategi Untuk Meningkatkan Komunikasi Efektif

1. Pelatihan Komunikasi Untuk Tenaga Medis

Pelatihan komunikasi bagi tenaga medis merupakan langkah penting dalam


meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Tenaga
medis sering kali berinteraksi dengan beragam pasien dan keluarga yang
memerlukan pemahaman, empati, dan informasi yang jelas mengenai kondisi
kesehatan. Dengan pelatihan yang tepat, mereka dapat mengembangkan
keterampilan komunikasi yang lebih baik, sehingga dapat memberikan
dukungan yang lebih efektif dan membangun hubungan yang positif dengan
pasien dan keluarganya.

Tujuan utama dari Pelatihan Komunikasi Efetif ini adalah untuk membina para
profesional dengan;

 pemahaman akan unsur-unsur penting dalam komunikasi efektif


 feedback langsung dalam hal kerangka bahasa, nada bicara dan nuansa
non-verbal mereka
 kemampuan untuk mengetahui kekurangan dalam gaya komunikasi
mereka sendiri
 keterampilan untuk menerapkan rekomendasi komunikasi efektif dalam
praktik lalu melakukan perbaikan terus menerus
 memahami pentingnya komunikasi efektif secara personal dan
profesional
 menyampaikan gagasan dengan fasih melalui percakapan
 teknik untuk membangun hubungan dengan mudah
 menggunakan cara asertif untuk mencapai komunikasi terbaik

Dengan demikian, pelatihan komunikasi yang komprehensif bagi tenaga


medis bukan hanya memperbaiki keterampilan interpersonal mereka, tetapi

12
juga meningkatkan pengalaman pasien dan keluarga dalam perawatan
kesehatan. Hal ini dapat berkontribusi pada terciptanya lingkungan perawatan
yang lebih manusiawi, efektif, dan berorientasi pada pasien di berbagai
fasilitas kesehatan.

2. Penggunaan Teknologi Informasi Dalam Pelayanan Diagnostik

 Sistem Informasi Kesehatan


Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi merupakan kondisi
positif yang akan sangat mendukung berkembangnya sistem informasi
kesehatan. Informasi kesehatan adalah data kesehatan yang telah di
olah atau di proses menjadi bentuk yang mengandung nilai dan makna
yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dalam mendukung
pembangunan kesehatan. Sistem informasi kesehatan dapat
mengintegrasikan data kesehatan pasien, termasuk riwayat medis. Hal
ini memungkinkan dokter untuk mengakses informasi penting secara
cepat dan akurat.
 Pencitraan Medis (Medical Imaging)
Pencitraan medis adalah teknologi umum yang digunakan oleh
penyediaan pelayanan kesehatan untuk mendiagnosis suatu penyakit
dan kondisi, memantau kondisi yang ada dan menilai apakah
pengobatan efektif. Teknologi yang digunakan seperti CT, scan, MRI,
dan usg memberikan gambaran yang mendalam tentang kondisi internal
tubuh. Dokter dapat menganalisis gamba-gambar ini untuk melakukan
diagnosa lebih tepat
 Telemedicine
Menurut WHO telemedicine adalah pengiriman layanan perawatan
kesehatan dengan mempertimbangkan jarak dan menggunakan
teknologi informasi serta komunikasi. Dengan adanya teknologi informasi,
dokter dapat melakukan konsultasi jarak jauh dan diagnosa melalui vidio
call atau platfrom telemedicine lainnya. Ini memungkinkan akses

13
kesehatan yanh lebih mudah bagi pasien yang berada di lokasi terpencil
atau sulit dijangkau.
 Rekam Medis Elektronik
Rekam medis elektronik merupakan salah satu subsistem dari sistem
informasi fasilitas pelayanan kesehatan yang terhubung dengan
subsistem informasi lainnya di fasilitas pelayanan kesehatan. Rekam
medis adalah dokumen yang berisikan data identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien. Ini membantu dokter dalam melacak riwayat
kesehatan pasien dan memahami pola penyakit.
Dengan adanya teknologi informasi dalam pelayanan dignostik,
diharapkan proses diagnosa dapat dilakukan lebih efisien, akurat, dan
terjangkau bagi banyak orang. Namun penting juga untuk memastikan
bahwa penggunaan teknologi ini dilakukakan dengan etika dan menjada
keamanan data pasien.

2.9 Studi Kasus

Seorang wanita berusia 50 tahun didiagnosis menderita rheumatoid arthritis (RA)


3 minggu sebelumnya datang ke Unit Gawat Darurat RS Patan pada bulan Juni
2018 dengan keluhan muntah berulang dan sariawan selama 5 hari. Sesuai
dengan pengobatan standar RA, ahli reumatologi yang merawatnya
meresepkan 15 mg metotreksat sekali seminggu dan 5 mg asam folat dua kali
seminggu tanpa menekankan bahwa metotreksat harus diminum setiap minggu
dan bukan setiap hari. Apoteker juga gagal menekankan jadwal dosis mingguan.
Sayangnya, dia mengonsumsi metotreksat 15 mg setiap hari selama 11 hari.

Masalah dalam komunikasi dokter-pasien hanya mendapat sedikit perhatian


karena merupakan penyebab bahaya kesehatan yang potensial namun dapat
diatasi, terutama dalam situasi seperti di Asia Selatan. Komunikasi selama
interaksi medis antara tenaga medis kesehatan dan pasien memiliki peran

14
penting dalam menciptakan dampak kesehatan yang positif yang mencakup
kepatuhan terhadap obat.

Oleh karena itu komunikasi yang efektif sangat diperlukan untuk menghindari
terjadinya kasus seperti yang terjadi di Asia Selatan.

2.10 Model Komunikasi Kesehatan

1. Model Lasswell
Salah satu model komunikasi yang tua tetapi masih digunakan orang untuk
tujuan tertentu adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold
Lasswell (Forsdale, 1981), seorang ahli ilmu politik dari Yale University. Dia
menggunakan ilmu pertanyaan yang perlu ditanyakan dan dijawab dalam
proses komunikasi, yaitu who (siapa), says what (mengatakan apa), in which
medium atau dalam media apa, to whom atau kepada siapa, dan dengan
what effect atau apa efeknya.
2. Model Shannon
Claude Elwood Shannon dan Warren Weaver (1948) mengembangkan salah
satu model komunikasi linear yang disebut dengan Model Komunikasi
Shannon dan Weaver. Model komunikasi lain yang banyak digunakan adalah
model komunikasi dari Claude Shannon atau lebih terkenal dengan model
Shannon Wever. Model ini berbeda dengan model Lasswell mengenai istilah
yang digunakan bagi masing-masing komponen.
3. Aristoteles
Model komunikasi Aristoteles adalah salah satu model komunikasi linear
yang ditujukan untuk menggambarkan atau menjelaskan proses public
speaking. Model ini merupakan model komunikasi pertama dan merupakan
model komunikasi yang diterima secara luas di antara model komunikasi
lainnya.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pelayanan diagnostik sangat di perlukan baik dirumah sakit maupun di


instalasi kesehatan lainnya. Pelayanan diagnostik memainkan peran yang sangat
penting dalam dunia medis karena bisa untuk mendeteksi penyakit sehingga
pengobatan bisa dimulai lebih awal agar meningkatkan peluang kesembuhan
yang lebih cepat dan efektif

Komunikasi efektif antara dokter dan pasien yang dilakukan secara verbal dan
non verbal bertujuan agar pasien bisa memahami keadaan kesehatannya,
peluang dan kendalanya, sehingga dapat bersama-sama mencari alternatif untuk
mengatasi permasalahannya. Aristoteles (Cangara, 2004), mengatakan bahwa
suatu pesan akan terlaksana dengan baik dan hanya cukup dengan tiga unsur
saja yaitu sumber, pesan, dan penerima. Adapun Claude E. Shannon dan Warren
Weaver menyatakan, bahwa proses komunikasi memerlukan unsur pengirim,
transmitter, sinyal, penerima, dan tujuan

16

Anda mungkin juga menyukai