1906352230
Fakultas Kedokteran
Komkes-13
Pembahasan Topik
Kegiatan berkomunikasi, khususnya komunikasi kesehatan, menjadi kegiatan sentral
dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Komunikasi ini melibatkan berbagai macam
faktor yang mampu mendukung jalannya komunikasi dengan baik.
1. Sumber pesan (komunikator)
Komunikator dalam komunikasi kesehatan sekarang tidak lagi dipandang sebagai
seseorang yang menulis berita, tetapi menjadi bagian sendiri dari kesehatan masyarakat
atau kelompok industry kesehatan masyarakat. Seorang komunikator, khususnya
komunikator bidang kesehatan, harus mampu beradaptasi dan menenetukan tujuan,
strategi, dan aktivitas komunikasi yang dilakukan berdasarkan umpan balik pendengar.2
Thus Maibach dan Parrott menyarankan agar komunikator dapat menggunakan pesan
melalui novel, media, latar untuk menyampaikan pesan kesehatan, dan seorang
komunikator juga harus mampu dalam menghadapi pesan yang tidak terduga seperti
breaking bad news. Komunikator juga harus mampu dalam menjaga fokus seorang
audience agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.6 Salah satu cara
dalam menjaga fokus seorang audience dapat dilakukan melalui menepuk pundak.
2. Pesan (message)
Pesan merupakan isi dari komunikasi, sesuatu yang disampaikan dari seorang
komunikator dan diterima oleh seorang pendengar. Pesan dapat disampaikan melalui
verbal maupun nonverbal. Gerakan, lirikan mata, ekspresi merupakan contoh dari pesan
nonverbal. Sedangkan penyampaian pesan secara langsung atau lisan merupakan bagian
dari komunikasi verbal.6
3. Media
Komunikasi nonverbal memerlukan media perantara dalam menyampaikan pesan
yang ingin disampaikan oleh komunikator. Media yang dapat digunakan berupa tulisan
atau tanda tertentu. Adanya media bertujuan agar komunikasi menjadi lebih jelas dan
efektif.5 Kesuksesan dari penyampaian pesan bergantung pada media apa yang dipilih.
Contoh media yang tersedia untuk penyampaian pesan yaitu: diskusi secara langsung,
majalah, koran, radio, telepon, televise, dan memorandum.
4. Komunikan
Komunikan merupakan penerima pesan (acceptor). Seorang komunikan harus
mampu dalam menerjemahkan dan menanggapi terhadap apa yang disampaikan oleh
komunikator. Komunikasi efektif menggambarkan adanya pemahaman yang sama antara
apa yang disampaikan oleh komunikator dan yang diterjemahkan oleh komunikan agar
pesan dapat tersampaikan dengan baik.
5. Umpan balik (feedback)
Umpan balik komunikasi tertentu menunjukkan adanya respon yang terwujud dari
komunikan terhadap pesan komunikator. Respon ini dapat berupa perilaku nonverbal
seperti menguap, muka bersemu merah, maupun tertawa. Perilaku nonverbal ini
menunjukkan bahwa komunikasi tatap muka merupakan komunikasi yang bersifat dua
arah. Umpan balik juga dapat berupa umpan balik verbal seperti opini, pujian, maupun
saran.
6. Keributan (noice)
Adanya keributan dalam ruangan akan menyebabkan terjadinya interferensi
terhadap kesuksesan dari tindakan komunikasi. Segala interferensi akan menyebabkan
gangguan pada komunikasi sehingga pesan tidak dapat disampaikan dengan baik.5 Oleh
Kelvin Kohar
1906352230
Fakultas Kedokteran
Komkes-13
karena itu, penting bagi seorang komunikator dan komunikan untuk menentukan tempat
yang tepat sebelum pelaksanaan komunikasi terjadi.
Menurut Edwards dan Hugman, ketika merencanakan pelaksanaan komunikasi
kesehatan, setidaknya ada beberapa inti permasalahan yang sering muncul berupa: tujuan dari
penyampaian pesan; cara berpikir, tingkat kognitif, kemampuan, serta emosi penerima atau
komunikan; klimaks pesan yang ingin disampaikan; media komunikasi yang digunakan;
mekanisme umpan balik atas pesan yang disampaikan; evaluasi dan memperhatikan.5
Selain faktor yang menyebabkan terjadinya komunikasi, juga terdapat variabel dalam
komunikasi. Variabel ini menggambarkan sesuatu yang mampu membuat komunikasi
menjadi semakin baik jika ada, tetapi lebih bersifat opsional dan bebas. Variabel ini bahkan
juga bergantung kepada masing-masing kepribadian orang tersebut.
1. Empati
Menurut Adler dan Rodman, empati merupakan kemampuan seseorang dalam
menciptakan kondisi dimana ia menempatkan dirinya dalam sudut pandang orang lain
dengan tujuan untuk memahami dan melihat permasalahan dari sudut pandang orang lain
yang bersangkutan. Empati menjadi hal yang penting ketika diterapkan dalam
komunikasi.8
2. Kontrol
Kontrol dalam komunikasi dapat dibedakan menjadi kontrol personal dan kontrol
relasional. Kontrol personal memiliki fokus pada individu, tetapi kontrol relasional
memiliki fokus pada ciri-ciri antar manusia.8
3. Kepercayaan
Kepercayaan antar individu akan memberikan keuntungan dalam menjalin
hubungan. Rasa kepercayaan ini dapat membangun komunikasi yang baik, termasuk
kedua pihak baik komunikator dan komunikan. Rasa percaya juga dapat dipupuk dan
dibina seiring berjalannya waktu.8
4. Keterbukaan
Menurut Adler dan Rodman, keterbukaan adalah proses yang dilakukan secara
sengaja berisi informasi tertentu seputar diri sendiri yang belum diketahui oleh orang
lain. Sifat keterbukaan juga bukan merupakan hal umum karena tidak semua individu
menginginkan hal ini terjadi.8
5. Konfirmasi
Jika kedua individu telah berhasil memahami antara satu dengan yang lain secara
benar, maka proses konfirmasi dapat terjadi. Sifat konfirmasi dapat membantu orang lain
dalam menghadapi permasalahan seperti pengasingan, penolakan, serta perasaan takut.8
Penutup
Berdasarkan pemaparan dan contoh-contoh yang diberikan di atas, dapat disimpulkan
bahwa komunikasi hanya dapat terjalin dengan adanya faktor-faktor seperti: komunikator,
pesan, komunikan, media, serta umpan balik. Sementara itu, terdapat variabel tertentu yang
mempengaruhi komunikasi yang berjalan seperti sifat empati, kepercayaan seseorang,
kontrol, keterbukaan, konfirmasi, serta keributan yang mampu mengganggu proses
berjalannya komunikasi efektif. Dasar komunikasi secara umum ini juga dapat digunakan
pada komunikasi khusus seperti komunikasi kesehatan yang pada dasarnya sama.
Komunikasi kesehatan juga dapat terjalin dan dipengaruhi oleh faktor maupun variabel
tersebut.
Kelvin Kohar
1906352230
Fakultas Kedokteran
Komkes-13
Referensi
1. Lloyd M, Bor R, Noble L. Clinical communication skills for medicine. 3rd ed.
Edinburgh: Churchill Livingstone; 2004.
2. Schiavo R. Health communication: from theory to practice. 1st ed. San Fransisco:
Jossey-Bass; 2007.
3. Cambridge Advanced Learner’s Dictionary [Internet]. 4th ed. Cambridge: Cambridge
University Press; 2013. Communication. [Cited 2019 Sep 6]. Available from:
https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/communication
4. Kamus Besar Bahasa Indonesia [Internet]. 15th ed. Jakarta: Balai Pustaka; 2016. Faktor.
[Cited 2019 Sep 6]. Available from: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/faktor
5. Kamus Besar Bahasa Indonesia [Internet]. 15th ed. Jakarta: Balai Pustaka; 2016.
Variabel. [Cited 2019 Sep 6]. Available from: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/variabel
6. Berry D. Health Communication: theory and practice. 1st ed. New York: Open
University Press; 2007.
7. Adler RB, Parker C, Smith DD. Communicating for results: a guide for business and the
professions. 9th ed. New York: Oxford University Press; 2006.
8. Suarilah I. Variabel komunikasi dalam pelayanan keperawatan [internet]. 2019 [cited
2019 sep 6]. Available from: https://www.scribd.com/doc/211905598/VARIABEL-
KOMUNIKASI.