I. PENGANTAR
Latihan keterampilan komunikasi dasar ini merupakan kelanjutan dari latihan komunikasi pada semester lalu
dengan perbedaan berupa penekanan pada kemampuan melakukan komunikasi pada teman sejawat dan
kolega.
KOMPETENSI PEMBELAJARAN
1. Memahami dan mengaplikasikan prinsip-prinsip dasar tentang komunikasi efektif
2. Mengetahui jenis kerjasama dokter dengan kolega
3. Berkomunikasi secara efektif dengan kolega dalam berbagai kerjasama
4. Berkomunikasi secara tertulis dengan kolega
1
Sasaran (penerima pesan atau komunikan) adalah yang menerima pesan, artinya kepada siapa pesan
tersebut ditujukan. Komunikan bisa berupa orang perorang, sekelompok orang, satu organisasi atau institusi
atau masyarakat luas.
Umpan balik (feedback) adalah reaksi dari sasaran terhadap pesan yang disampaikan, yang dimanfaatkan
oleh sumber untuk memperbaiki dan ataupun menyempurnakan komunikasi yang dilakukan. Dengan adanya
reaksi ini, sumber akan mengetahui apakah komunikasi berjalan dengan baik atau tidak. Jika hasilnya baik
disebut positif dan jika hasilnya buruk disebut negatif.
Akibat (impact) adalah hasil dari komunikasi, yakni terjadinya perubahan pada diri sasaran. Perubahan dapat
pada pengetahuan, sikap atau perilaku. Terjadinya perubahan perilaku adalah tujuan akhir komunikasi.
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Setiap kali kita melakukan
komunikasi, kita bukan hanya sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan
interpersonal. Komunikasi yang efektif bukan hanya menentukan isi tetapi juga mendefinisikan hubungan
interpersonal. Menurut segi psikologi komunikasi, hubungan interpersonal semakin baik bila seseorang
makin terbuka untuk mengungkapkan dirinya, makin cepat persepsinya tentang orang lain dan persepsi
dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan (Rahmat J, 1993).
Terdapat tiga faktor dalam komunikasi interpersonal untuk menumbuhkan hubungan interpersonal yang
baik, yaitu percaya, sikap suportif dan terbuka.
Percaya merupakan faktor yang paling penting dalam komunikasi interpersonal. Rasa percaya dapat
meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka saluran komunikasi, memperjelas penerimaan
informasi serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai maksudnya. Kepercayaan kita terhadap
orang lain dipengaruhi oleh faktor-faktor personal dan situasional. Seseorang dengan harga diri yang positif
akan cenderung mempercayai orang lain, sebaliknya seseorang dengan kepribadian otoriter cenderung sukar
mempercayai orang lain.
Di samping faktor-faktor personal tersebut terdapat pula faktor lain seperti karakteristik seseorang,
hubungan kekuasaan, sifat dan kualitas komunikasi, dan kejujuran. Seseorang akan menaruh kepercayaan
kepada seseorang yang dianggap memiliki kemampuan, keterampilan atau pengalaman di bidang tertentu.
Akhirnya sikap percaya kita dipengaruhi oleh persepsi yang sama antara kita dengan orang lain. Rasa percaya
tumbuh bila seseorang mempunyai kekuasaan terhadap orang lain. Komunikasi yang bersifat terbuka
dengan maksud dan tujuan yang jelas disertai ekspektasi yang sudah dinyatakan maka akan tumbuh rasa
percaya. Sikap percaya berkembang bila setiap komunikan menganggap komunikan lainnya berlaku jujur.
Kejujuran menyebabkan perilaku kita dapat diduga, hal ini mendorong orang lain untuk percaya pada kita
(Rahmat J, 1993).
2
dikeluarkan oleh WMA menyatakan, ”Dokter harus berusaha keras untuk menyatakan kekurangan karakter
dan kompetensi dokter ataupun yang terlibat dalam penipuan atau kecurangan”. Penerapan prinsip ini
tidaklah mudah, di satu sisi seorang dokter mungkin menyerang reputasi koleganya karena motif yang tidak
benar seperti karena rasa iri atau terhina oleh koleganya. Dokter juga merasa sungkan atau ragu untuk
melaporkan tindakan koleganya yang tidak benar karena simpati atau persahabatan. Konsekuensi pelaporan
tersebut dapat berakibat kurang baik bagi yang melapor, yang tertuduh atau bahkan dari kolega lain.
3
4. Memimpin tim
Dalam memimpin sebuah tim, seorang dokter harus memastikan bahwa :
a) Anggota tim telah mengacu pada seluruh acuan yang berkaitan dengan pelaksanaan dan
pelayanan kedokteran
b) Anggota tim telah memenuhi kebutuhan pelayanan pasien
c) Anggota tim telah memahami tanggung jawab individu dan tanggung jawab tim untuk
keselamatan pasien. Selanjutnya, secara terbuka dan bijak mencatat serta mendiskusikan
permasalahan yang dihadapi
d) Acuan dari profesi lain dipertimbangkan untuk kepentingan pasien
e) Setiap asuhan pasien telah terkoordinasi secara benar, dan setiap pasien harus tahu siapa yang
harus dihubungi apabila ada pertanyaan atau kekhawatiran
f) Pengaturan dan pertanggungjawaban pembiayaan sudah tersedia
g) Pemantauan dan evaluasi serta tindak lanjut dari audit standar pelayanan kedokteran dan audit
pelaksanaan tim dijalankan secara berkala dan setiap kekurangan harus diselesaikan segera
h) Sistem sudah disiapkan agar koordinasi untuk mengatasi setiap permasalahan dalam kinerja,
perilaku atau keselamatan anggota tim dapat tercapai
i) Selalu mempertahankan dan meningkatkan praktek kedokteran yang benar dan baik.
6. Mematuhi tugas
Seorang dokter yang bekerja pada institusi pelayanan/ pendidikan kedokteran harus mematuhi tugas yang
digariskan pimpinan institusi, termasuk sebagai dokter pengganti. Dokter penanggung jawab tim harus
memastikan bahwa pasien atau keluarga pasien mengetahui informasi tentang diri pasien akan disampaikan
kepada seluruh anggota tim yang akan memberi perawatan. Jika pasien menolak penyampaian informasi
tersebut, dokter penanggung jawab tim harus menjelaskan kepada pasien keuntungan bertukar informasi
dalam pelayanan kedokteran.
7. Pendelegasian wewenang
Pendelegasian wewenang kepada perawat, mahasiswa kedokteran, peserta program pendidikan dokter
spesialis, atau dokter pengganti dalam hal pengobatan atau perawatan atas nama dokter yang merawat,
harus disesuaikan dengan kompetensi dalam melak¬sanakan prosedur dan pemberian terapi sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Dokter yang mendelegasikan tetap menjadi penanggung jawab atas penanganan
pasien secara keseluruhan.
4
Jika sistem setempat tidak memadai atau sistem setempat tidak dapat menyelesaikan masalah dan seorang
dokter masih mengkhawatirkan mengenai keselamatan pasien, maka dokter harus menginformasikan
badan pengatur terkait.
5
2. Dokter tidak boleh merusak kepercayaan pasien akan penanganan atau penatalaksanaan yang
diterima atau dengan menyalahkan dokter lain yang memberikan terapi karena rasa dengki atau
dengan memberikan kritik yang tidak mendasar.
Daftar Pustaka
Kurtz, S., Silverman, J. & Drapper, J. 1998 . Teaching and Learning Communication Skills in Medicine. Oxon:
Radcliffe Medical Press
Lloyd M., Bor, R., 2006, Communication Skills for Medicine. Churchill Livingstone
Liliweri A. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2008. h. 2-22.
Rakhmat J. Psikologi komunikasi. Edisi revisi. Remaja Rosdakarya. Bandung. 1993. h. 129-36.
6
CHECKLIST KETERAMPILAN KOMUNIKASI DENGAN KOLEGA
Skor
No. Apek yang Dinilai
0 1 2
Mampu melakukan komunikasi secara tertulis dengan kolega
1. Membuat surat rujukan ke teman sejawat
a. Kop surat
b. Tanggal dan tujuan
c. Isi
d. Penutup dan tanda tangan
2. Membuat surat pengantar pemeriksaan penunjang
a. Kop surat
b. Tanggal dan tujuan
c. Isi
d. Penutup dan tanda tangan